Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

PADA KELUARGA BAPAK “J” 30 TAHUN

DUSUN PANGLEMA RT/RW 009/005

DI DESA TANJUNG KECAMATAN SARONGGI

KABUPATEN SUMENEP

Laporan Individu Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Disusun oleh :

BIWI AMANDA MASYITA

NPM 717610675

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
2020
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

PADA KELUARGA BAPAK “J” 30 TAHUN

DUSUN PANGLEMA RT/RW 009/005

DI DESA TANJUNG KECAMATAN SARONGGI

KABUPATEN SUMENEP

Laporan individu Praktek Kerja Lapangan

Telah memenuhi persyaratan dan disetujui

Tanggl 13-02-2019

Menyetujui dan Mengesahkan

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

( Hj. Siti Hatijah, S.ST ) (Sri Yunita Suraida S, S.ST., M.Kes.)

Mengetahui

Ka. Prodi Kebidanan

( Dian Permatasari, S.ST., M.Kes)

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan laporan asuhan kebidanan keluarga. Penyusunan
asuhan kebidanan keluarga ini betujuan untuk memenuhi persyaratan dalam
praktek kebidanan komunitas yang dilaksanakan pada mulai tanggal 20 Januari
2020 s/d 14 Februari 2020.

Asuhan Kebidanan keluarga ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan
dukungan dari beberapa pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Dian Permatasari, S.ST.,M.Kes selaku Ka. Prodi Kebidanan


2. Hj. Siti Hatijah, S.ST. selaku pembimbing Lahan
3. Sri Yunita Suraida Salat, S.ST.,M. Kes selaku pembimbing Institusi
4. Ibu-ibu kader yang telah membantu dalam pengumpulan data
Penyusun menyadari adanya keterbatasan waktu dan tenaga serta kemampuan
sumber daya manusia, tentunya masih terdapat banyak kekurangan dalam
penyusunan asuhan kebidanan ini. Penyusun menyampaikan permohonan maaf
yang sebesar-besarnya. Untuk mencapai kesempurnaan makalah ini, maka saya
siap menerima kritik dan saran yang membangun sehingga berguna demi
perbaikan asuhan kebidanan ini. 

Saya berharap semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi penyusun dan
berbagai pihak yang berminat di bidang kesehatan.

Sumenep, 13 Februari 2020

Hormat saya

(Biwi Amanda Masyita)


DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Pengesahan.......................................................................................... ii

Kata Pengantar.................................................................................................. iii

Daftar Isi........................................................................................................... iv

Daftar Lampiran................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................. 7

1.2. Tujuan Umum dan Khusus ......................................................... 8

1.3. Metoda......................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1. Batasan Keluarga......................................................................... 9

2.2. Struktur Keluarga......................................................................... 9

2.4. Menejemen / asuhan kebidanan pada keluarga............................ 10

BAB III ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA INTENSIF

3.1.Pengkajian..................................................................................... 14

3.2.Analisa Data.................................................................................. 17

3.3.Perumusan Masalah...................................................................... 17

3.4.Prioritas Masalah.......................................................................... 18

3.5.Perencanaan.................................................................................. 19

3.6.Pelaksanaan................................................................................... 19

3.7 Evaluasi........................................................................................ 19

BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………. 20
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan................................................................................... 21

5.2 Saran............................................................................................. 21

Daftar Pustaka................................................................................................... 22

Lampiran-lampiran...........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN

1.1. Genogram.................................................................................................. 14
1.2. Denah Rumah............................................................................................ 15
1.3. Satuan Acara Penyuluhan PHBS............................................................... 23
1.4. Satuan Acara Penyuluhan Imunisasi......................................................... 34
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Meningkatnya tuntutan akan sumber daya manusia yang berkualitas demi
terciptanya pembangunan suatu negara, maka diperlukan upaya yang
maksimal dari berbagai bidang termasuk bidang kesehatan dalam upaya
pemenuhan tuntutan tersebut. Dengan berlandaskan pada kompetensi inti
bidan yang ke-8 yaitu bidan memberikan asuhan bermutu tinggi dan
komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat, dirasakan sangat
penting adanya pengaplikasian mengenai teori konsep kebidanan komunitas
pada masyarakat di lapangan. Hal ini akan mulai diterapkan dari unit terkecil
yang ada dalam suatu masyarakat yaitu keluarga yang nantinya akan
diharapkan mampu menjangkau keseluruhan masyarakat. Karena keadaan
suatu keluarga dan lingkungan sekitarnya akan berpengaruh dan memberikan
kontribusi pada kelangsungan kualitas kesehatan suatu negara yang akan
berdampak pada pembangunan nasional.
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga. Keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan
anaknya, atau ibu dan anaknya. Sasaran utama kebidanan komunitas adalah
ibu dan anak balita yang berada didalam keluarga dan masyarakat. Bidan
memandang pasiennya sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu
dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, sosial budaya dan lingkungan
sekitarnya. Unsur-unsur yang tercakup dalam kebidanan komunitas adalah
bidan, pelayanan kebidanan, lingkungan, pengetahuan serta teknologi. Dengan
demikian, melalui Praktik Kerja Lapangan mata kuliah Prodi Kebidanan yaitu
Kebidanan Komunitas, mahasiswa berusaha untuk lebih memahami masalah-
masalah kesehatan yang ada di dalam suatu keluarga sehingga dapat

7
memberikan asuhan yang komprehensif melalui proses pemecahan masalah
sesuai dengan penerapan konsep manajemen kebidanan.
1.2 Tujuan Umum dan Khusus
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga sehingga
terwujud keluarga sehat dan sejahtera.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Dapat memahami tentang pengkajian data untuk asuhan kebidanan
di tingkat keluarga.
b. Dapat memahami tentang analisa data untuk asuhan kebidanan di
tingkat keluarga.
c. Dapat memahami tentang perumusan masalah kebidanan di
tingkat keluarga.
d. Dapat memahami tentang prioritas masalah kebidanan di tingkat
keluarga.
e. Dapat memahami tentang perencanaan asuhan kebidanan di
tingkat keluarga.
f. Dapat memahami tentang pelaksanaan asuhan kebidanan di
tingkat keluarga.
g. Dapat memahami tentang evaluasi asuhan kebidanan di tingkat
keluarga.
1.3 Metoda
Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode yaitu :
1. Masukan Pembimbing
Penyelesaian laporan ini juga dilakukan dengan menerima masukan dari
dosen pembimbing.
2. Survei
3. Penyuluhan
4. Tanya jawab

8
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Batasan keluarga


Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan (Anonim, 2008).
2.2 Struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
1. Patrilineal adalah: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
2. Matrilineal adalah: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
3. Matrilokal adalah: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
4. Patrilokal adalah: sepasang suami istri yang tinggal bersama kelurga
sedarah suami.
5. Keluarga kawinan adalah: hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. (Wahid, 2006)
Ciri-ciri Struktur Keluarga
Menurut Anderson Carter ciri-ciri struktur keluarga :
1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan, antara anggota
keluarga.
2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-
masing.

9
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.
Tipe / Bentuk Keluarga
1. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu,
dan Anak-anak.
2. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga Inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi, dan sebagainya.
3. Keluarga brantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari satu
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
4. Keluarga Duda / Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5. Keluarga berkomposisi (Camposite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
6. Keluarga Kabitas (Cahabitasion) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tapi membentuk suatu keluarga.
7. Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended
family) karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari beberapa suku hidup
dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat.
2.3 Manajemen / asuhan kebidanan pada keluarga
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang dilakukan oleh bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan pemecahan
masalah (Effendy. N, 1998). Manajemen kebidanan memberikan asuhan yang
berkompherensif yaitu dari pengkajian sampai evaluasi.
a. Pengkajian
Norma yang digunakan untuk menentukan status kesehatan keluarga :
1. Keadaan kesehatan
2. Rumah dan keluarga
3. Sifat keluarga
Data yang diperoleh dari pengkajian, meliputi :
a. Struktur dan sifat keluarga

10
b. Faktor ekonomi, sosial, dan budaya
c. Faktor rumah dan keluarga
d. Riwayat kesehatan keluarga
e. Persepsi tanggapan keluarga terhadap masalah
b. Analisa Data
1. Norma kesehatan ibu, keluarga yang normal dari setiap anggota
keluarga
2. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan
3. Karakteristik keluarga
c. Perumusan masalah
Perumusan masalah mengacu pada tipologi masalah kesehatan dari
berbagai alasan dan ketidakmampuan dalam melaksanakan kesehatan
keluarga. Dalam tipologi masalah terdiri dari 2 tahap penjajakan.
1. Penjajakan tahap I
Masalah-masalah yang telah dikaji dan dikelompokkan :
a. Ancaman
Adalah keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan
penyakit, kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai potensi
kesehatan.
b. Kurang sehat atau tidak sehat
Adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan.
c. Kritis
Adalah saat-saat keadaan menuntut terlampau banyak dari
individu atau keluarga dalam hal penyesuaian ataupun dalam
hal sumber daya mereka.
2. Penjajakan tahap II
Setelah dilakukan penjajakan tahap I kemudian ditentukan masalah
kebidanannya didukung oleh data-data yang ada.
a. Ketidaksanggupan mengenal masalah
b. Ketidaksanggupan mengambil keputusan
c. Ketidakmampuan merawat atau menolong anggota keluarga
yang sehat

11
d. Ketidak mampuan memelihara lingkungan rumah
e. Ketidakmampuan menggunakan sumber daya di masyarakat
guna memelihara kesehatan
d. Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah bisa menggunakan metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth) dengan menggunakan skor nilai 1-5.
Kriteria USG tersebut mempunyai arti :
U : Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas, dikaitkan dengan
waktu yang tersedia, serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang disebabkan isu tadi.
S : Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan
isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah lain kalau masalah
penyebab isu tidak dipecahkan.
G : Seberapa kemungkinan – kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin
memburuk jika dibiarkan.
Nilai total merupakan hasil U+S+G, urutan ranking atau prioritas
adalah nilai tertinggi sampai nilai terendah.

N MASALAH U S G NILAI RANK


O
1 Masalah 1 3 2 1 6 4
2 Masalah 2 2 3 2 7 3
3 Masalah 3 3 1 3 7 3
4 Masalah 4 1 3 4 8 2
5 Masalah 5 1 2 3 6 4
6 Masalah 6 4 2 2 8 2
7 Masalah 7 5 3 1 9 1

e. Perencanaan

12
Setelah diprioritaskan masalhnya kemudian merencanakan intervensi apa
yang akan dilakukan dengan masalah-masalah yang ada. Langkah-
langkahnya :
1. Diagnosa
2. Tujuan umum dan tujuan khusus
f. Pelaksanaan
g. Evaluasi
Evaluasi terhadap respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-
hal yang perlu di evaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan(proses)
dan hasil akhir (out put).
Fokus evaluasi adalah :
1. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan
pelaksanaan.
2. Perkembangan atau kemajuan proses.
3. Efisiensi biaya.
4. Efektifitas kerja
5. Dampak :Apakah status kesehatan meningkat/ menurun, dalam
jangka waktu berapa?.

13
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA INTENSIF
3.1 Pengkajian
a. Struktur keluargayool066
Nama Kepala Keluarga : Tn. “J”
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Madura
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Alamat : RT 009 / RW 005 Dusun Panglema Desa
Tanjung
Anggota Keluarga :
No Nama Umur Sex Keluarga Pendidikan Pekerjaan Ket
1 Tn. ”J” 30 th L Suami SLTP Petani
2 Ny. ”S” 26 th P Istri SLTP IRT
3 An. “M” 8 th L Anak SD -

b. Genogram
Keterangan :
Tn. J Ny.S
: Laki-laki
:l
: : Perempuan
An. M : Hub Pernikahan

: Hub. Darah

c. Sifat Keluarga
1. Tipe keluarga
Merupakan tipe keluarga inti (Nuclear Family) yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.
2. Hubungan dengan anggota keluarga harmonis
d. Faktor ekonomi, sosial dan budaya

14
1. Penghasilan
a. Pekerjaan Kepala Keluarga adalah Petani
b. Penghasilan Rp. 850.000,-/bulan
c. Penghasilan keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
2. Hubungan keluarga dengan masyarakat
Hubungan keluarga dengan masyarakat sekitar cukup baik.
e. Faktor rumah
Denah rumah 12 m
SUMUR
KAMARM
WC
ANDI

DAPUR
KAMAR TIDUR

KAMAR TIDUR
RUANG TENGAH

RUANG TAMU

TERAS

 Sumber Air Bersih


Sumber air minum dari sumur, pengolahan air minum dimasak,
sumber air mandi dan mencuci dari sumur, jarak sumber air
dengan SPAL lebih dari 10 meter, tempat penampungan air
sementara di gentong dan bak, tempat penampungan air tertutup,
kondisi air tidak berasa dan tidak berwarna.
 Sistem Pembuangan Sampah
Mengelola sampah dengan dibakar, keluarga memiliki tempat
penampungan sampah sementara sebelum dibakar, kondisi tempat
penampungan sampah sementara tertutup, jaraknya kurang lebih
5 meter.

 Sistem Pembuangan Kotoran Rumah Tangga

15
Kebiasaan BAB di WC, kondisi bersih, sistem pembuangan air 
limbah di salurkan ke selokan tertutup.
f. Riwayat kesehatan keluarga
a. Status kesehatan keluarga 6 bulan terakhir
Dalam 6 bulan terakhir anggota keluarga Tn. J yaitu Ny. S menderita
penyakit asma.
b. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
KEHAMILAN jenis PERSALINAN NIFAS

Jenis Kelamin
Kehamilan

Penolong

Masalah
Penyulit
Tempat

Laktasi
BB/PB
Suami

UK

persalinan

1 1 38 Spontan Bidan BPM Laki- 310 - - Ya


mmg laki 0 gr/
49
cm
1 2 39 Spontan Bidan Puske Laki- 300 - - Ya
mgg smas laki 0 gr/
48
cm

c. Riwayat KB
Ibu mengatakan menggunakan KB Pil
d. Riwayat kesehatan balita
Dari data yang di dapatkan di kelurga Tn. J tida terdapat balita.
e. Persepsi tanggapan keluarga terhadap masalah
Tanggapan keluarga terhadap masalah yang dihadapi selalu
dirundingkan dengan anggota keluarga secara baik-baik terutama
anggota keluarga yang tidak sehat dibawa ke Puskesmas.

16
3.2 Analisa Data
Masalah-masalah yang di temukan dalam keluarga
1. Ibu Nifas di keluarga Tn. J menderita penyakit asma.
Masalah kesehatan yang ada di keluarga Tn. J disebabkan karena
keterbatasan pengetahuan dari seluruh anggota keluarga untuk mengatasi
permasalahan yang muncul.
3.3 Perumusan masalah
3.3.1 Penjajakan Tahap 1
No DATA Masalah
a. Ancaman 1. Kurangnya pengetahuan keluarga
tentang asma
b. Kurang sehat Salah satu anggota keluarga Tn. J
yaitu Ny. S kurang sehat karena
menderita penyakit asma yang
sewaktu-waktu bisa kambuh.
c. Situasi krisis 1. Apabila keluarga tidak
melakukan pengobatan Ny. S
pada tenaga kesehatan maka
penyakit asma NY. S akan
semakin parah dan dapat
menyebabkan kematian.
3.3.2 Penjajakan Kesehatan Tahap II
DATA MASALAH KESEHATAN
No. Urut

1 Keluarga Tn. J menangani sampah - Apabila keluarga tidak


dengan cara dibakar mengubah kebiasaan
membakar sampah
maka akan terjadi
polusi udara.

3.4 Prioritas masalah


Sesuai data yang diperoleh saat pengkajian terdapat masalah kesehatan yaitu:
a. Kurangnya pemahaman keluarga tentang penyakit Asma.

17
NO MASALAH U S G NILAI RANK
1 Kurangnya pengetahuan 5 5 5 15 1
tentang penyakit asma.
2. Pembakaran sampah 3 4 3 10 2
keluarga

Dari jumlah skor diatas maka urutan prioritas masalah adalah :


1 Tidak menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2 Kurangya pengetahuan tentang imunisasi

2.3 Perencanaan
Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan
Tujuan umum : Tn. J usia 30 th Tanggal: 13 Februari 2020 ,
mengetahui tentang penyakit Jam: 09:00 WIB
asma. Berikan penyuluhan tentang
Tujuan khusus : Tn. J mengerti penyakit asma dan dampak
dan bisa tentang cara polusi udara yang disebabkan
penanganan sampah yang benar pembakaran sampah rumah
dan dampak polusi udara. tangga.

2.4 Pelaksanaan
Tanggal : 13 Februari 20120 Jam : 09.00 WIB
1. Memberikan penyuluhan tentang penyakit asma.
2. Memberikan penyuluhan tentang dampak polusi udara yang disebabkan
pembakaran sampah rumah tangga.

18
2.5 Evaluasi
Tanggal : 13 Februari 20120 Jam : 10:00 WIB
Keluarga mengatakan sudah paham tentang penyuluhan yang diberikan,
hal itu terbukti dengan keluarga dapat menjawab beberapa pertanyaan sesuai
dengan materi yang dijelaskan.

19
BAB IV
PEMBAHASAN

Keluarga Tn.”J” tinggal dirumah dengan kondisi rumah permanen dengan


lantai ubin. Dibelakang rumah Tn. J terdapat sumur, itulah merupakan sumber air
untuk kebutuhan sehari-hari yang digunakan oleh keluarga Tn. “J” tempat
penampungan air sementara di gentong dan bak dalam keadaan tertutup. Jarak
sumber air dengan SPAL 12m. Keluarga Tn.”J” memiliki kebiasaan BAB di WC,
kondisi bersih, sistem pembuangan air  limbah dialirkan ke selokan tertutup.
Untuk masalah sampah, keluarga Tn.”J” mengelola sampah dengan dibakar,
keluarga memiliki tempat penampungan sampah sementara sebelum dibakar,
kondisi tempat penampungan sampah sementara tertutup.
Keluarga Tn.”J” merupakan kumpulan keluarga inti yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak. Tn.”J” berumur 30 tahun, istrinya yaitu Ny. “S” berumur 26 tahun
dan anaknya yaitu An. “M” berumur 8 tahun dan Neonatus berumur 22 hari.
Dalam keluarga Tn.”J” memiliki beberapa masalah yaitu kurangnya
pemahaman tentang penyakit asma serta penanganan sampah rumah tangga
dengan dibakar. Setelah dilakukan identifikasi masalah, lalu muncul masalah
utama dalam keluarga Tn.”J” yaitu kurangnya pemahaman tentang penyakit asma,
kemudian dilakukan beberapa tindakan untuk mengatasi salah satu dari masalah
tersebut dengan melakukan penyuluhan. Dan setelah dilakukan penyuluhan, maka
sekarang keluarga Tn.”J” sudah mengetahui tentang penyakit asma dan
penanganan sampah yang baik.

20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Asuhan kebidanan komunitas memfokuskan pemberian pelayanan pada
setiap keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya. Bentuk pemberian
pelayanan yang dilaksanakan adalah menyelesaikan berbagai permasalahan di
bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak. Kegiatan-kegiatan
tersebut tentunya bertujuan akhir untuk menurunkan angka kematian ibu dan
kematian bayi. Dari berbagai penyuluhan yang telah dilakukan diharapkan
akan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai permasalahan
kesehatan mereka sehingga diharapkan masyarakat akan lebih mandiri dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di lingkungannya. Begitu juga
dengan keluarga Tn.”J” setelah dilakukan beberapa tindakan untuk
menyelesaikan masalah yang ada, kini keluarga Tn.”J” sudah lebih
memahami apa dan bagaimana cara mengatasi masalah kesehatannya.
5.2 Saran
1. Kepada Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan lebih dapat menggali lebih dalam lagi mengenai
kesehatan keluarga dan meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan
kebidanan pada keluarga.
2. Kepada Keluarga
Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan keluarga dapat mengenali
masalah kesehatan serta mampu mencari penyelesaian secara mandiri.
3. Kepada Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan bimbingan yang dapat
memberikan semangat bagi para mahasiswa.

21
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,008.Pengertiankeluarga,
http://lensaprofesi.blogspot.com/2008/10/konsep keluarga.html, diakses
tanggal 16 Oktober 2015.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta
BKKBN. 2007. Kamus Istilah Program Keluarga Berencana Nasional, Jakarta
Depkes RI, 2005. Pedoman Penaggulangan Efek Samping / Komplikasi
Kontrasepsi.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Prabu,Putra.2009.SyaratRumahSehat,http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/03
/rumah-sehat/,di akses tanggal 16 Oktober 2015
Soemirati. 2004. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta :Gajah Mada University
Pres.

22
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Cabang Ilmu : D3 Kebidanan


Topik : Penyakit Asma
Hari / Tanggal : Sabtu, 13 Februari 2020
Tempat : Rumah Kerularga Tn.”J”
Waktu Pelaksanaan : 09.00 WIB
Waktu Acara : 30 menit
Pembicara : Biwi Amanda Masyita
Peserta / Sasaran : Keluarga Tn. “J”
Metode : Ceramah Tanya Jawab
Media : leaflet
Materi : Terlampir

1. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit keluarga mengetahui tentang
penyakit dan cara Perawatan Asma.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit keluarga dapat :
a.    Menyebutkan kembali pengertian dan manfaat perawatan Asthma
dengan benar tanpa diberitahu
b.    Menyebutkan kembali cara Batuk Efektif dan Postural Drainage Asthma
dengan benar tanpa diberitahu
c.    Menyebutkan kembali gejala dari penyakit Asthma denga benar tanpa
diberitahu
d.    Menyebutkan kembali penyebab dan pencetus penyakit Asthma dengan
benar tanpa diberitahu
2. SUB TOPIK

a.    Pengertian penyakit Asma

b.    Penyebab penyakit Asma

23
c.    Tanda dan gejala penyakit Asma

d.    Faktor pencetus penyakit Asma

e.    Cara perawatan penyakit Asma

f.     Cara pencegahan penyakit Asma


3. METODA PENYAMPAIAN
Ceramah tanya jawab

4. MEDIA
Leaflet
5. MATRIKS KEGIATAN
No Jenis kegiatan Waktu Materi
1 Pembukaan 2 menit Perkenalan
2 Proses 15 menit Penjelasan materi penyakit asma
3 Evaluasi 5 menit Tanya jawab
4 Penutup 3 menit Kesimpulan,salam penutup

6. EVALUASI
Seluruh anggota keluarga mengerti tentang penyakit asma serta seluruh
kalangan masyarakat dapat menerapkan pengetahuannya dengan baik.

24
MATERI
1.    Pengertian dari Asthma adalah

Suatu penyakit dengan ciri peningkatan respon trachea terhadap berbagai


rangsangan dengan manifestasi penyempitan jalan nafas dan derajatnya dapat
berubah-ubah baik secara spontan maupun sebagai rangsangan dari hasil
pengobatan .

2.    Penyebab Asthma adalah

a.    Alergi dari debu rumah

b.    Polusi udara

c.    Obat-obatan

d.    Lingkungan kerja yang normal

e.    Kegiatan jasmani yang berlebihan

f.     Peubahan cuaca yang extrim

g.    Ketegangan jiwa

h.    Emosi

i.      Infeksi saluran nafas

3.    Tanda dan gejala Asthma adalah

a.    Sesak nafas

b.    Adanya suara mengi dan wheezing

c.    Nafas cepat dan dalam

d.    Kadang disertai nyeri dada

e.    Gelisah

f.     Batuk

25
4.    Faktor pencetus  Asthma

a.    Faktor alergi                      :  Debu rumah,bulu binatang,selimut wol,jamur

b.    Faktor cemas dan emosi

c.    Faktor infeksi                     :  Infeksi saluran nafas dan virus dan bakteri

d.    Faktor zat makanan            :  Udang,susu,telor,tape,kacang2an dsb

e.    Faktor zat kimia                   : Obat nyamuk,asap rokok,asap lampu,asap     kompor

f.     Faktor zat fisik                   :  Perubahan cuaca

g.    Faktor kegiatan jasmani     :  Asthma karena latihan yang berlebihan

h.    Faktor obat-obatan              :  Aspirin,Ampicillin,Penisillin

5.    Cara perawatan Asthma

a.    Ciptakan lingkungan yang tenang

b.    Istirahat cukup

c.    Hindari faktor pencetus

d.    Nutrisi cukup

7.    Cara Pencegahan Serangan Asthma

a.    Hindari faktor pencetus

b.    Kontrol teratur

c.    Minum obat secara teratur

d.    Olah raga ringan

8.    Cara Batuk Efektif

Cara Batuk Efektif  yang pertama adalah tarik nafas sedalam mungkin dari
hidung dan buang perlahan dari mulut dengan bibir tertutup sampai tiga kali

26
berturut-turut, pada saat menarik nafas yang ketiga klien langsung batuk sekuat
mungkin supaya dahak dari dalam keluar serta jalan nafas menjadi lancar

Latihan Inhalasi
Posisi Duduk

-       Muka klien mendekat ke waskom yang sudah berisi air panas dan dicampur
Menthol Oil

-       Tutup rapat dengan handuk dari mulai kepala sampai ke leher supaya uap dari
waskom tidak keluar.

-       Menghisap dengan beraturan.

-       Berikan air hangat untuk diminum

b.   Latihan Batuk Efektif

Posisi Duduk

-       tarik nafas dalam  dari  hidung buang secara relaks sebanyak tiga kali ,waktu
menarik nafas yang ketiga tahan selang beberapa detik (1-2 detik) kemudian
batukan secara kuat hingga dahak keluar.

-       Berikan air hangat untuk diminum klien

10. Cara Pengeluaran Dahak

       a,  Pengertian

            adalah suatu cara yang digunakan untuk megeluarkan dahak di    daerah
pernafasan

       b. Kegunaan

            - Mengeluarkan dahak

- Mengurangi sesak nafas

       c.  Penepukan

27
            Tepuk-tepuk daerak punggung selama 30-60 detik. Lakukan           
pernafasan dalam lalu batukkan. Dahak ditampung ditempat tertutup.

       d.  Penggetaran

            Posisi kepala lebuh rendah dengan perut di ganjal bantal. Kedua   tangan
melakukan tindakan diatas punggung yang ditolong. Getarkan         tangan yang
melakukan tindakan selama 30-60 detik.

       e.  Pengeluaran

            Berikan air minum hangat lalu suruh nafas dalam dan batukkan.   Dahak
ditampung di tempat tertutup.

28
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta : Rineka Cipta
Setyohadi, bambang. 2006. Bukuajarilmupenyakitdalam. Jakarta: IPD FK UI.

http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=11

(Diakses pada kamis, 13 Februari 2020 pkl. 17:00 WIB)

http://www.askep-askeb.cz.cc/2009/08/askep-asthma-bronkhiale.html

(Diakses pada kamis, 13 Februari 2020 pkl. 17:00 WIB)

http://www.sabili.co.id/tibbun-nabawi/mengurangi-kekambuhan-asma

(Diakses pada kamis, 13 Februari 2020 pkl. 17:00 WIB)

29
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
IMUNISASI

Cabang Ilmu : D3 Kebidanan


Topik : Pembuangan Sampah
Hari / Tanggal : Sabtu, 13 Februari 2020
Tempat : Rumah Kerularga Tn.”J”
Waktu Pelaksanaan : 09:30 WIB
Waktu Acara : 30 menit
Pembicara : Biwi Amanda Masyita
Peserta / Sasaran : Keluarga Tn. “J”
Metode : Ceramah Tanya Jawab
Media : leaflet
Materi : Terlampir

1. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit warga diharapkan
mampu memahami tentang konsep pembuangan sampah.
2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat dapat memahami tentang pembuangan sampah yang benar.
b. Semua kalangan masyarakat dapat menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat dengan cara membuang sampah dengan benar.
2. SUB TOPIK
a. Pengertian pembuangan sampah.
b. Jenis sampah dan Sumber sampah.
c. Pembagian sampah.
d. Dampak sampah terhadap Manusia dan lingkungan.
e. Dampak negatif dan positif dari pembuangan sampah.
f. Hal – hal yang perlu di perhatikan dalam pembuangan sampah.
g. Beberapa cara pembuangan sampah secara benar dan tidak benar.

30
4. METODA PENYAMPAIAN
Ceramah tanya jawab
5. MEDIA
Leaflet
6. MATRIKS KEGIATAN
No Jenis kegiatan Waktu Materi
1 Pembukaan 2 menit Perkenalan
Penjelasan materi Pembuangan
2 Proses 15 menit
sampah
3 Evaluasi 5 menit Tanya jawab
4 Penutup 3 menit Kesimpulan, salam penutup

7. EVALUASI
Seluruh anggota keluarga dapat mengerti mengenai penanganan sampah yang
benar dan seluruh anggota keluarga dapat berperan aktif dalam menerapkan hidup
bersih dan sehat.

31
MATERI

1) Pengertian Pembuangan Sampah ( Refuse disposal )


Yang dimaksud dengan pembuangan sampah adalah semua zat/ benda yang
sudah tidak terpakai lagi baik berasal dari rumah-rumah maupun siasa-sisa
proses industri. Sedangkan sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau
dibuang dari sumber aktivitas manusia maupun proses alam yang belum
memiliki nilai ekonomis.
2) Jenis Sampah
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai Sampah
Organik dan Sampah Anorganik.

 Sampah Organik

Merupakan jenis sampah yang terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan


dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian,
perikanan atau yang lainnya. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam
proses alami.

 Sampah Anorganik

Merupakan jenis sampah yang berasal dari sumber daya alam tak terbarui
seperti mineral dan minyak bumi atau dihasilkan dari proses industri. Beberapa
bahan seperti ini tidak terdapat di alam, yaitu plastik dan aluminium. Sebagian
zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang
sebagian yang lain hanya diuraikan secara lambat. Sampah jenis ini pada
tingkat rumah tangga berupa botol, botol plastik, tas plastik, kaleng dan lain-
lain.
Kertas, koran dan karton merupakan perkecualian. Berdasarkan asalnya, kertas,
koran dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas, koran dan
karton dapat di daur ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas,
kaleng dan plastik) sehingga dapat digolongkan sampah anorganik.

32
3) Sumber Sampah
a. Sampah Pemukiman, Perdagangan dan Perkantoran yang disebabkan oleh:
1) Penduduk yang tinggal di sepanjang sungai dan pemukiman padat
langsung membuang sampah ke sungai dan saluran pembuangan.
2) Limpasan air hujan yang membawa sampah dari pasar-pasar maupun
pusat-pusat kegiatan dan pemukiman.
3) Sampah perkantoran terdiri dari kertas, alat tulis menulis, toner foto
caopy, baterai dll. Sampah Pertanian dan Perkebunan.
b. Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperto jerami
dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim
panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk.
c. Sampah Bangunan dan Gedung
Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung
dapat berupa organik maupun anorganik. Sampah organik : kayu, bambu,
triplek dll. Sampah Anorganik : semen, ubin, besi, baja, kaleng, kaca dll.
d. Sampah Khusus
Sampah khusus merupakan sampah yang memerlukan penanganan khusus
untuk menghindari bahaya yang akan ditimbulkannya. Sampah jenis ini
meliputi :
Sampah Rumah Sakit
Merupakan sampah biomedis, seperti sampah dari pembedahan, peralatan
operasi, botol infus dan sejenisnya serta obat-obatan. Semua sampah ini
terkontaminasi oleh bakteri, virus dan pembawa penyakit lainnya yang
sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan sekitarnya.
4) Pembagian Sampah
Sampah ini dibagi dalam :
a. Garbage : adalah sisa pengolahan ataupun sias makanan yang sudah
membusuk.
b. Rubbish : adalah bahan-bahan sisa pengolahan yang tidak membusuk.
Rubbish ini ada yang mudah terbakar misalnya : kayu, kertas. Ada yang
tidak terbakar misalnya kaleng, kawat dan sebagainya.

33
5) Dampak sampah terhadap Manusia dan lingkungan

 Terhadap Kesehatan

Pengelolaan sampah yang tidak memadai (pembuangan sampah sembarangan


dan tidak terkontrol) dapat menimbulkan berbagai penyakit sebagai berikut :
a. Diare, kolera, tipus dan demam berdarah dapat menyebar dengan cepat
karena sampah memasuki air minum.
b. Cacing pita yang dapat menyebar melalui rantai makanan, dimana cacing
dikonsumsi sebelumnya oleh ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan / sampah.
c. Minamata (di Jepang) disebabkan karena masyarakat mengkonsumsi ikan
yang terkontaminasi sampah beracun (limbah baterai dan akumulator yang
dibuang di perairan umum).

 Terhadap Lingkungan

Cairan yang dilepaskan sampah ke saluran drainase dan air tanah sehingga
mencemari sumber air tersebut. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam
air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik seperti metana
(dapat menimbulkan bau dan gasnya dapat menimbulkan ledakan bila
konsentrasinya cukup besar).
6) Dampak negatif dan positif dari pembuangan sampah
a. Dampak negatif antara lain :
1. Musibah fatal  contohnya burung bangkai yang terkubur di bawah
timbunan sampah akan menimbulkan bau busuk dan merusak tanah.
2. Kerusakan infrastruktur contohnya kerusakan ke akses jalan oleh
kendaraan berat yang mengangkut sampah ke TPA  menimbulkan
kerusakan pada jalan yang di laluinya.
3. Pencemaran lingkungan setempat seperti pencemaran air tanah oleh
kebocoran dan pencemaran tanah sisa selama pemakaian TPA,
begitupun setelah penutupan TPA.
4. Pelepasan gas metana yang disebabkan oleh pembusukan sampah
organik, metana adalah gas rumah kaca yang berkali-kali lebih potensial

34
daripada karbon dioksida, dan dapat membahayakan penduduk suatu
tempat.
5. Gangguan sederhana contohnya debu, bau busuk, dan kutupolusi suara.
b. Dampak positif antara lain :
Menjadi lahan Perekonomian yang sangat produktif bagi masyarakat
sekitar. Banyaknya tumpukan sampah anorganik di TPA,telah
menimbulkan inisiatif baru dalam sektor ekonomi bagi masyarakat di
sekitar TPA,mereka menganggap tumpukan sampah tersebut adalah lahan
perekonomian yang sangat produktif,dengan cara mengumpulkan sampah-
sampah anorganik,seperti plastik,atau barang-barang bekas yang tidak
mudah mudah hancur,plastik dan barang bekas tersebut telah mampu
memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari,bahkan menurut tanggapan
masyarakat yang ada di sekitar sana,penghasilan yang mereka dapatkan
dari TPA dengan cara mengumpulkan plastik dan barang bekas lebih dari
cukup. Bahkan ada masyarakat sekitar yang mau meninggalkan usaha
dagangan nya,karna mereka beranggapan TPA lebih mampu memenuhi
kebutuhan perekonomian mereka sehari-hari.
7) Hal – hal yang perlu di perhatikan dalam pembuangan sampah
Agar sampah ini tidak membahayakan kesehatan manusia, maka perlu
pengaturan pembuanagnnya. Dari sampah ini harus diperhatikan :
a. Penyimpanannya (Storage)
b. Pengumpulan (Collection)
c. Pembuanagan (Disposal)
 Penyimpanan Sampah
Untuk tempat sampah di tiap-tiap rumah isinya cukup 1 meter kubik.
Tempat sampah janganlah ditempatkan di dalam rumah atau di pojok
dapur, karena merupakan gudang makanana bagi tikus-tikus sehingga
rumah banyak tikus. Tempat sampah sebaiknya :
a. Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah rusak.
b. Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang-
binatang lainnya seperti : tikus, ayam, kucing dan sebagainya.

35
c. Ditempatkan di luar rumah. Biloa pengumpulannya tidak dilakukan
oleh pemerintah, tempatkanlah tempat sampah sedemikian rupa
sehingga karyawan pengumpul sampah mudah mencapainya.
 Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah dapat dilakukan :
a. Perorangan
Tiap-tiap keluarga mengumpulkan sampah dari rumahnya masing-
masing untuk dibuang pada tempat tertentu
b. Pemerintah
Pengumpulan sampah d iota-kota dilakukan pemerintah dengan
menggunakan truk samapah atau gerobak sampah
c. Swasta
Swasta hanya mengambil sampah-sampah tertentu sbagai bahan baku
pada perusahaannya misalnya untuk pembuatan kertas, karton dan
palstik.
 Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dapat dilakukan dengan cara :
a. Land fill
Sampah dibuang pada tanah yang rendah. Pembuangan samapah secara
ini hanya baik untuk sampah-sampah jenis rubbish, sedangkan bila jenis
garbage atau tercampur dengan garbage, tempat pembuangan sampah
ini akan menjadi tempat perkembangbiakan serangga, tikus, juga
menimbulkan bau-bauan yang tidak sedap.
b. Sanitary land fill
Sampah dibuang pada tanah yang rendah, kemudian ditutup lagi dengan
tanah paling sedikit 60 cm, untuk mencegah pengorekan oleh anjing,
tikus dan binatang-binatang lainnya. Cara ini memenuhi syarat
kesehatan.
c. Individual incineration
Sampah dari rumah dikumpulkan sendiri, kemudaian dibakar sendiri.
Pembakaran sampah ini harus dilakukan dengan baik sebab bila tiadak :

36
 Asapnya mengotori udara
 Bila tidak terbakar sempurna sisanya tercecer kemana-mana.
d. Incineration dengan incinerator khusus
Cara ini dikerjakan oleh pemerintah. Sampah-sampah yang telah
dikumpulkan dari truk / gerobak sampah dibakar dam incinerator khusus
(alat pembakar sampah). Incinerator ini mempunyai bagian-bagian :
 Tempat pengumpulan sampah
 Ruang pengeringan
 Ruang pembakaran Cerobong asap
Cara pembuangan sampah ini baik sekli tapi biayanya mahal.
e. Pulverisation
Semua sampah baik garbage maupun rubbish digiling (dihaluskan) dengan
alat khusus, kemudian dibuang ke laut. Dalam bentuk yang sudah digiling
ini, sampah menjadi tidak disukai lagi baik oleh serangga maupun tikus-
tikus.
f. Composting (dibuat pupuk)
Dari sampah yang terbuang masih dapat dibuat pupuk sebagai penyubur
tanah pertanian. Cara ini telah banyak dikerjakan di negara-negara maju
misalnya di Amerika Serikat. Pada prinsipnya :
 Mula-mula sampah-sampah dari gelas, logam dan bahan-bahan lainnya
yang tak dapat dijadikan kompos dipisahkan terlebih dahulu.
 Setelah dipisah-pisahkan, sampah yang akan dijadikan kompos digiling
menjadi halus agar proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri
pembusuk berlangsung dengan baik.
 Kemudian sampah diletakkan pada suatu tempat dimana proses
pembusukan akan terjadi. Tempat ini dilengakapi dengan alat pengatur
suhu, pengatur kelembaban dan pengaliran udara agar proses
pembusukan terjadi secra optimum.
 Kadang-kadang ditambahkan starin mikro-organisme yang dapat
mempercepat proses pembusukannya, tapi sering kali hal ini tidak
perlu, karena pada sampah sendiri telah cukup mengandung
mikrooranisema tersebut.

37
 Bila sampah yang sedang dibusukkan ini ditambahkan Lumpur dari air
limbah akan dihasiklkan kompos yang baik sekali. Lama proses
pembusukannya bervariasi antara 2 hari samapi 6 minngu. Untuk dijual
ke pasaran, kompos ini dikeringkan, digiling kemabali dan dibungkus.
g. Hogfeeding (sebagai makanan ternak)
Yang dapat dipergunakan yaitu jenis garbage misalnya sisa sayuran ,
ampas pembuatan tapioca,ampas pembuatan tahu dan sabagainya.
Diberikan kepada ternak sebagai makanannya.
h. Recycling
Dengan cara ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sampah, maka
bagian-bagian sampah yang masih dapat dipakai/ digunakan, diambil lagi
misalnya kertas-kertas, gelas-gelas, logam-logam dan sebagainya. Dari
benda-benda ini dapat dihasilkan benda-benda baru yang berguna misalnya
karton, plastik alat-alat dari gelas dan sebagainya.
Sangat berbahaya untuk kesehtan bila kertas-kertas dari tempat sampah
yang dikumpulkan kaum tuna-wisma, dipergunakan sebagi kantong
pembungkus makanan. Karena itu sebaiknya sampah-sampah dari kertas
segera dibakar setelah dibuang.
8) Beberapa cara pembuangan sampah secara benar dan tidak benar
Beberapa cara membuang sampah yang tidak benar antara lain :
a. Membuang sampah sembarangan tak peduli tempat sampah
b. Membuang sampah di sungai / kali
c. Meletakkan sampah di pinggir jalan dengan harapan diambil
tukang sampah
d. Mengumpulkan/mengoleksi sampah hingga banyak lalu dibakar
e. Menumpang buang sampah di tempat sampah pribadi orang lain Menggali
tanah lalu mengubur sampah
Cara buang sampah yang baik dan benar, yaitu antara lain :
a. Memisahkan antara sampah yang bisa didaur ulang dan
yang tidak bisa didaur ulang
b. Memisahkan antara sampah organik (basah) dengan sampah non organik
(kering)

38
c. Membuang sampah pada tempatnya baik milik publik/umum maupun
pribadi
d. Memberikan sampah yang masih bernilai secara cuma-cuma (gratis)
pada tukang beling/tukang loak barang bekas
e. Sampah basah/sampah organik bisa dijadikan pupuk, olah sendiri atau
serahkan kepada ahlinya
f. Jika malas untuk melakukan apa-apa, kita tinggal bungkus saja
sampah yang ada di kantong plastik dan buang di tempat yang benar
yang nantinya akan diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA).

39
DAFTAR PUSTAKA

http://mufrikaamaliah.blogspot.co.id/2014/04/satuan-acara-penyuluhan-sap-
pembuangan.html

(Diakses pada kamis, 13 Februari 2020 pkl. 18:00 WIB)

40

Anda mungkin juga menyukai