DENGAN FEBRIS
DI PUSKESMAS PAMOLOKAN
DI SUSUN OLEH:
NPM: 718.6.1.0687
TTD MAHASISWA
Mengetahui Mengetahui
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan Praktek
(Iva Gamar Dian Pratiwi, S.ST., M.Kes) (Indah Sunarsih Putri, Amd.Keb)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahNya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan asuhan kebidanan tentang
asuhan kebidanan pada bayi.
Asuhan Kebidanan ini kami susun agar kita lebih mengenal tentang konsep dasar
asuhan pada bayi, konsep dasar dokumentasi asuhan kebidanan varney dan penerapan
dokumentasi askeb varney.
Dengan segala keterbatasan yang kami miliki, kami menyadari bahwa ASUHAN
KEBIDANAN PADA BAYI ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Febris atau demam adalah panas yang ditandai dengan kenaikan suhu tubuh diatas
(38C) yang disebabkan oleh ekstranium (shulman, 2001, 25)
Demam masih bnyak menjangkit anan-anak (balita) pada umur 2 sampai 5 tahun
berkisar 64% hamipir 25% terjadi pada anak-anak. Demam merupakan salah sayu
pnyebab kematian pada anak-anak. Demam relatif sangat capat awalnya hanya sekitar
suhu normal tapi tiba-tiba mencapai suhu lebih dari 38oC adanya demam atau panas
dikarenakan badan atau tubuh melawan kuman penykit yang akan masuk kedalam tubuh
reaksi tubuh akan melawan dan akan terjadi panas.
Tingginya angka kejadian demem mencapai hampir 50% maka penulis tertarik
mengambil judul “Asuhan kebidanan pada bayi M usia 4 bulan dengan febris di
Puskesmas Pamolokan”
1.1 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan kebidanan Bayi dengan menggunakan 7 langkah Varney pada
bayi sakit ?
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu melaksanankan Asuhan kebidanan pada Anak “M”
Usia 4 bulan dengan febris Puskesmas Pamolokan
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada bayi “M” Usia 4 bulan
dengan’’FEBRIS’’ di Puskesmas Pamolokan
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah kebidanan pada bayi “M”
Usia 4 bulan dengan’’FEBRIS’’ di Puskesmas Pamolokan
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial yang mungkin
dapat terjadi pada pada bayi “M” Usia 4 bulan dengan’’FEBRIS’’ di Puskesmas
Pamolokan
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera (kolaborasi) jika
timbul diagnosa atau masalah potensial pada bayi “M” Usia 4 bulan
dengan’’FEBRIS’’ di Puskesmas Pamolokan
5. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada bayi “M” Usia
4 bulan dengan’’FEBRIS’’ di Puskesmas Pamolokan
5
6. Mahasiswa mampu melaksanakan seluruh rencana asuhan secara evisien dan aman pada
bayi “M” Usia 4 bulan dengan’’FEBRIS’’ di Puskesmas Pamolokan
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi seluruh asuhan yang telah diberikan pada bayi “M”
Usia 4 bulan dengan’’FEBRIS’’ di Puskesmas Pamolokan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Lesi mulut hipetik
Kehilanhan nafsu makan (jika demam memanjang)
Kelemahan dan keletihan dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein
Fase II : Pemulihan
Kulit tampak merah dan hangat
Berkeringat
Menggigil ringan
Kemungkinan mengalami dehidrasi
Pada mekanisme tubuh alamiah demam yang terjasdi dari dalam diri manusia
bermanfaat berbagai proses umum. Suhu tinggi (demam) juga berfungsi
meningkatkan keaktifan (kerja) sel + dan B terhadap organisme patogen
namun konsekuensi demam secara umum timbul segera setelah pembangkitan
demam (peningkatan suhu) juga peningkatan kadar sisa metabolisme selain itu,
pada keadaan tertentu demam dapat mengakibatkan kejang.
C. Etiologi
suhu linkungan
adanya infeksi
pneumonia
malaria
imunisasi
D. Tandan dan gejala
Demam
Suhu meningkat >38oC
Menggigil
Lesu, gelisah, rewel susah tidur
Berkeringat, Wajah merah dan mata berair
E. Komplikasi
Dapat terjadi kejang
Resiko kearah keseriusan penyakit
F. Penatalaksanaan
Cari penyebab demam dan berikan terapi atau pengobatan yang sesuai
(paracetamol)
Kompres daerah dahi, ketiak, dan selakangan
9
Kenakan pakaian tipis dan mudah menyerap keringat
Berikan anak banyak minum agar tidak terjadi dehidrasi
Istirahat cukup dan makan makanan yang bergizi
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Helen Varney
Proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah dalam bidang
kebidanan, manajemen asuhan ini terdiri dari 7 langkah, yaitu:
I. Pengkajian data
Adalah pengumpulan data lengkap dan mempermudah seluruh data yang dibutuhkan untuk
penilaian secara sempurna.
a) Data Subjektif
1. Identitas anak
· Nama anak
Untuk memberi identitas agar mengenal dan agar anak tidak tertukar dengan anak lain.
· Umur anak
Untuk mengetahui jumlah dosis obat yang diberikan pada anak.
· Tanggal/Jam lahir
Untuk mengetahui umur anak
· Jenis kelamin
Untuk membedakan dari anak lain, antara anak perempuan dan anak laki-laki.
2. Identitas keluarga
· Nama ibu/ayah
Untuk mengisi nama anak, sehingga dapat membedakan dengan anak yang lain
· Umur
Untuk mengetahui apakah ada faktor resiko pada ibu atau tidak.
· Pendidikan
Penting, karena berkenaan dengan motivasi yang diberikan petugas agar dapat diterima sesuai
dengan tingkat pengetahuannya
· Pekerjaan
Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi klien.
· Alamat
Untuk mengetahui tempat tinggal anak
3. Keluhan utama
Untuk mengetahui keluhan yang saat ini dirasakan oleh pasien sehingga mudah dalam
memberikan asuhan dan menegakkan diagnosa.
9
4. Riwayat persalinan
a. Jenis persalinan : spontan, Vacum ekstraksi, atau SC
b. Ditolong oleh : Bidan atau Dokter
c. Lama persalinan :
o Kala I normal pada primi 12 jam, pada multi 8 jam.
o Kala II normal pada primi < 2 jam, pada multi < 1 jam
d. Ketuban pecah : spontan saat inpartu, jernih, tidak bau, jumlah ± 1000-1500 cc
e. Komplikasi persalinan
o Ibu : tidak ada komplikasi
o Bayi : tidak ada komplikasi
f. Keadaan bayi baru lahir
oNilai APGAR : 7 – 10
5. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Ibu tidak mempunyai penyakit menurun, menular, menahun. Contoh: DM, asma, TBC,
hepatitis, jantung, hipertensi, dll.
6. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menurun, menular, menahun. Contoh: DM,
asma, TBC, hepatitis, jantung, hipertensi, dll.
7. Pola kebiasaan anak
Bagaimana pola nutrisi, eliminasi, istirahat, aktifitas, dan personal hygiene.
8. Riwayat imunisasi
Anak usia 9 bulan, sudah mendapatkan imunisasi lengkap.
b) Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Suhu : 36,50C-37,50C
RR : 40-60 kali per menit
HR : 120-160 kali per menit
Berat badan : 2500-4000 gram
Panjang badan : 48-52 cm
2. Pemeriksaan fisik (Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi)
· Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada moulage,
· Muka : simetris, tidak pucat, warna merah muda, tidak ada ikterus, tidak ada
oedema.
10
· Mata : bersih, simetris, conjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna
putih.
· Hidung : tidak ada polip, bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung
· Mulut : bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak ada oral trush.
· Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen.
· Leher : tidak ada laserasi, tidak ada pembengkakan pada vena jugularis, kelenjar
limfe, dan kelenjar tiroid
· Dada : bentuknya silindris, tidak ada tarikan dinding dada saat bernafas, tidak
ada bunyi tambahan saat bernafas (ronki, stridor, weezing), respirasi 40
kali per menit
· Abdomen : bentuk silindris, tidak kembung.
· Ekstrimitas : simetris, akral hangat..
3. Pemeriksaan penunjang
Untuk mengetahui hasil pemakaian laboratorium, hasil konsultasi data kehamilan dan
persalinan sekarang sebagai data yang menunjang diagnose dan intervensi.
II. Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah
dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data – data yang telah di
kumpulkan.
III.Identifikasi Diagnosa/ masalah Potensial
Diagnosa Potensial : Yang mungkin terjadi dalam diagnose dan dasar kita untuk
mengetahui tingkat keparahan klien tersebut
Masalah Potensial : Masalah yang timbul dan berhubungan dengan penyulit.
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
Tindakan yang dilakukan segera mungkin terhadap klien agar masalah atau penyulit
yang dihadapi dapat terselesaikan dengan baik dan tidak bisa ditangani bisa dilakukan
kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lain.
V.Intervensi
Menyusun rencana sistematis untuk memberikan pengobatan secara tepat, baik dan
sesuai dengan kebutuhan.
VI. Implementasi
Pelaksanaan diagnose yang telah diterapkan sehingga petugas kesehatan memberikan
pengobatan tepat, benar sesuai dengan kebutuhan.
11
VII. Evaluasi
Kesimpulan dari semua data diatas yang telah dikaji ulang untuk mengetahui tindakan apa
saja yang telah dilakukan dan diberikan kepada pasien.
Subjektif :Hal- hal yang dikatakan oleh klien yang berhubungan
dengan kehamilan atau keluhan utama.
Obyektif : Dari hasil pemeriksaan petugas meliputi: pemeriksaan umum, obstetri, fisik,
penunjang, dan khusus.
Asessment : Pernyataan gangguan yang terjadi atas data subjektif dan objektif
Planning : Rencana tindakan yang akan diberikan pada pasien.
11
BAB III
TINJAUAN TEORI
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI “M” USIA 4 BULAN DENGAN FEBRIS
DI PUSKESMAS PAMOLOKAN
17
· Lain-lain : tidak ada
17
Ibu mengatakan bahwa ia tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit menular,
menurun, menahun seperti TB, jantung, hepatitis, jantung, Diabetes Milletus, asma,
HIV/AIDS, dll.
17
1. Pemeriksaan Umum
· Keadaan umum : Baik
· Kesadaran : Composmentis
· Suhu : 38,50C
· Pernafasan : 40x / menit
· Nadi : 115x / menit
· Berat badan : 6,3 kg
· Panjang badan : 60 cm
2. Pemeriksaan Fisik
· Kepala
Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada rambut rontok.
· Muka
Simetris, tidak pucat, tidak ada oedema.
· Mata
Bersih, conjungtiva merah muda, sklera berwarna putih, tidak ada kelainan pada mata.
· Hidung
Tidak ada sumbatan.
· Mulut
Tidak pucat, tidak ada stomatitis, lidah bersih, gigi tidak ada caries.
· Telinga
Simetris, bersih, tidak ada serumen.
· Leher
Tidak ada pembengkakan pada vena jugularis, kelenjar limfe, dan kelenjar tiroid.
· Dada
Bentuknya silindris, tidak ada tarikan dinding dada saat bernafas, tidak ada suara tambahan
seperti wheezing, stridor, ronki.
· Abdomen
Tidak ada Pembesaran abnormal
· Ekstrimitas
Simetris, tidak ada odema, akral hangat.
17
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
V. INTERVENSI
Tanggal : 04 – 12 – 2020 Jam : 10.20 WIB
1. Beri ibu informasi tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan
2. Anjurkan ibu untuk memberikan minum banyak (nutrisi kurang karena anaknya tidak mau
makan)± 8 gelas perhari diberi multivitamin
3. Anjurkan ibu mengompres air hangat pada anaknya
4. Anjurkan ibu kunjungan ulang bila panas anaknya tidak turun
17
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 04-12-2020 Jam : 10.25 WIB
1. Memberi informasi pada ibu hasil pemeriksaan pada anaknya S= 38,9oC, N=
110x/menit, R= 40x/menit
2. Menganjurkan ibu untuk memberikan minum air putih (8 gelas/hari)
3. Anjurkan ibu untuk mengompres anaknya dengan air hangat
4. Menganjurkan ibu untuk kembali bila masih anaknya panas
VII. EVALUASI
Tanggal : 04 – 12 - 2020 Jam : 10.30 WIB
Ku : baik kesadaran : Composmentis
S= 38,5oC N= 115x/menit R= 40x/menit BB= 6,3 kg
Ibu mengatakan paham dengan penjelasan dari bidan dan bersedia untuk melakukan
semua nasehat atau pun anjuran yang sudah di jelaskan oleh bidan, hal tersebut terbukti
saat ibu dapat menjelaskan kembali secara singkat namun jelas dari apa yang sudah
dijelaskan oleh bidan.
17
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan kasus ini penulis menguraikan tentang proses asuhan kebidanan
pada By. M usia 4 bulan dengan FEBRIS dengan menggunakan 7 langkah Varney.
Pembahasan inidimaksudkan agar diambil suatu kesimpulan dan pemecahan masalah dari
kesenjangan yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan
asuhan kebidanan yang tepat,efektif dan efisien.
1. Pengkajian
Pada langkah pertama ini melakukan pengkajian dengan mengumpulkan data dasar, data
subyektif, dan obyektif semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien. Data subjektif didapatkan keluhan utama badannya panas (Nelson,
2005). Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum anak rewel (Nursalam, 2007),
kesadaran somnolen (Matondang, 2007), tanda-tanda vital : pernafasan >50 x/menit, suhu
390C (Nelson, 2007). Sedangkan pada kasus By. M dengan FEBRIS sedang diperoleh data
subjektif dengan keluhan utama ibu mengatakan anaknya sejak 1 hari yang lalu badannya
terasa panas. Pada peeriksaan fisik (data objektif) diperoleh keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, respirasi 40 x/menit, suhu 38,5ºC, N : 115 x/menit. Pada langkah ini penulis
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek yaitu pada
pernafasan > 50 x/menit sedangkan pada kasus pernafasan 40 x/menit.
2. Interpretasi Data
Interpretasi data adalah dasar merupakan rangkaian, menghubungkan data yang diperoleh
dengan konsep teori, prinsip relevan untuk mengetahui kesehatan pasien (Varney, 2007).
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek
kebidanan dan memenuhi standar diagnosa kebidanan (Nursalam, 2007). Masalah adalah hal-
hal yang berkaitan dengan pengalaman klien dari hasil pengkajian (Varney, 2007). Masalah
yang muncul pada balita dengan FEBRIS umumnya anak panas, pilek, dan nafsu makan
berkurang (WHO, 2006). Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah (Varney, 2007). Kebutuhan pada balita FEBRIS
menurut Nelson (2005), meliputi : pemberian makanan, pemberian cairan, pemberian obat
pereda batuk dan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi (antibiotic,
paracetamol). Sedangkan pada kasus By.M dengan FEBRIS sedang diperoleh diagnose
kebidanan By. M, umur 4 bulan dengan FEBRIS, masalah yang muncul yaitu panas dan
kebutuhan yang diperlukan adalah pemberian asupan nutrisi berupa makanan dan cairan.
20
3. Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi dengan hati-hati tanda dan gejala yang
memerlukan tindakan kebidanan untuk membantu pasien mengatasi atau mencegah masalah-
masalah yang spesifik (Varney, 2007). Diagnosa potensial yang muncul pada teori adalah
terjadinya FEBRIS berat. Diagnosa pada bayi dengan FEBRIS sedang dibuat jika terjadi
gejala atau tanda bahaya pada anak (Matondang, 2007). Sedangkan pada kasus By. M dengan
FEBRIS diagnosa potensial tidak muncul dikarenakan adanya antisipasi yang baik. Pada
langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada
dilahan praktek.
4. Tindakan segera
Tindakan segera muncul jika diagnosa potensial muncul kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan segera. Langkah yang perlu dilaksanakan menurut WHO (2006) yaitu : pemberian
cairan tergantung keadaan pasien, pemberian obat pereda batuk contohnya Paracetamol 500
mg dan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi antibiotik contohnya benzil
penicillin. Sedangkan pada kasus By. M dengan FEBRIS tindakan segera yang diberikan
adalah pemberian paracetamol. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek.
5. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah atau kebutuhan
pasien berfungsi untuk menuntun perawatan yang diberikan kepada pasien sehingga tercapai
tujuan dan hasil yang optimal atau yang diharapkan (Varney, 2007). Menurut WHO (2007),
rencana yang diberikan kepada bayi dengan FEBRIS sedang adalah suportif : meningkatkan
daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian multivitamin. Antibiotik : idealnya
berdasarkan jenis kuman penyebab, utama ditujukan pada pneumonia, influenza dan aureus,
pneumonia rawat jalan yaitu kontrimoksasol 1 mg, amoxillin 3 x ½ sendok teh, ampisilin (500
20
mg) 3 tab puyer/x bungkus/3x sehari/8 jam, penisilin prokain 1 mg, pneumonia berat yaitu benzil
penicilin 1 mg, klorampenikol (4 mg) 3 tab puyer/x bungkus /3x sehari/8 jam, kloksasilin 1
mg,gentamisin (100 mg) 3 tab puyer/x bungkus/3x sehari/8 jam, antibiotik baru lain yaitu
sefalosforin 3 x 1 ½ sendok teh, quinolon 5 mg dan lain-lain, beri obat penurun panas seperti
paracetamol 500 mg, asetaminofen 3 x ½ sendok teh. Sedangkan pada kasus By. M dengan
FEBRIS perencanaan yang dilakukan adalah jalin komunikasi baik degan ibu, cuci tangan ,
observasi TTV , memberikan HE tentang FEBRIS. Pada langkah ini penulis tidak menemukan
adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan.
6. Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh seperti telah diuraikan
pada langkah kelima secara efisien dan aman (Varney, 2007). Pada kasus By. M dengan FEBRIS
sedang pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat seperti diatas. Pada
langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasusyang ada dilahan
praktek.
7. Evaluasi
Langkah ini merupakan evaluasi apakah rencana asuhan tersebut yang meliputi pemenuhan
kebutuhan benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney,
2007). Dan pada kasus By. M dengan FEBRIS sudah dilakukan rencana asuhan sesuai dengan
kebutuhan .Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan
kasus yang ada dilahan praktek.
20
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Semakin tinggi kemajuan teknologi yang telah dicapai semakin tinggi pula derajat
kesehatan yang diperoleh sesuai dengan kemajuan zaman, timbul berbagai macam
penyakit yang menyerang seluruh kehidupan tanpa mengenal tempat, waktu dan usia.
Oleh karena itu peran nakes sangat dibutuhkan dalam mengatasi masalah yang
dihadapi pasien dengan memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan
pasien, menjaga kebersihan lingkungan, tenaga kesehatan juga berkolaborasi dengan
dokter spesialis dalam memberi terapi dan juga memberikan beberapa informasi yang
penting.
5.2. Saran
1. Bagi Mahasiswa
· Mampu beradaptasi terhadap lingkungan yang di tempati.
· Mahasiswa lebih aktif dalam melakukan pelayanan.
· Mahasiswa hendaknya berhati-hati dalam bertindak.
· Mahasiswa mampu memberikan tindakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan sesuai
dengan standart dan tata tertib dari lahan praktek yang di tempati.
· Mahasiwa lebih tanggap terhadap adanya suatu kejadian atau masalah kesehatan yang
membutuhkan adanya pelayanan atau tindakan segera.
2. Bagi Institusi
Supaya lebih banyak memberikan bimbingan terhadap mahasiswa agar mahasiswa
mampu mempraktikkan ilmu yang telah diperolehnya di kampus hingga ke lahan
praktiknya masing-masing sehingga mampu memberikan pelayanan yang bermutu.
23
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III vol. 1. Jakarta: Media
Aesculapius.
Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan AnakBagian II. Jakarta: EGC.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
Sulman . 2001. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak jilid 2. Jakarta: Salemba Medika
Suriadi, Yuliana R. 2010. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi I. Jakarta: PT.Fajar
Interpratama
Suriadi & Yuliani, Rita. 2001. Buku Pegangan Praktek Klinik: Asuhan Keperawatan pada
Anak. Jakarta: Sagung Seto
23