Anda di halaman 1dari 18

ANALISA KASUS HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Ny.T umur 23 tahun di rawat di ruang AT-TIN 2, Ny T hamil 9 minggu,


G1P0A0, Ny T mengatakan mual kurang lebih 2 minggu dan muntah 15 kali 3hari
ini .Ny T mengatakan mual dan muntah setiap mau makan ,dari hasil pemeriksaan di
dapatkan mata cekung,bibir kering,wajah pucat,tidak ada pengeluaran pervagina.TD
100/60, N 98X/mnt,RR 20X/mnt,HB 13,8 gr/dl,leukosit 9,8ul,BB 47 kg.Ny T merasa
cemas terhadap kehamilannya karena sering mual dan muntah.

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

A. Definisi
Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada
kehamilan trimester pertama.Mual biasanya terjadi pada pagi hari ,tetapi ada yang
timbul setiap saat dan malam hari. Gejala -gejala ini biasanya terjadi 6 minggu setelah
hari pertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih 6 minggu.
(Wiknjosastro,2007)
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10
kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan
,penurunan berat badan ,atau gangguan elektrolit ,sehingga mengganggu aktivitas
sehari-hari dan membahayakan janin dalam kandungan. Mual dan muntah berlebihan
yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan
kadar elektrolit , penurunan berat badan ( lebih dari 5% berat badan awal ), dehidrasi,
ketosis, dan kekurangan nutrisi. Hal tersebut mulai terjadi pada minggu keempat
sampai kesepuluh kehamilan dan selanjutnya akan membaik pada usia kehamilan 20
minggu, namun pada beberapa kasus dapat terus berlanjut sampai pada kehamilan
tahap berikutnya (Buku saku kebidanan kemenkes RI).

B. Tingkat Hiperemesis Gravidarum


Runiari (2010) menyatakan bahwa tidak ada batasan yang jelas antara mual
yang bersifat fisiologis dengan hiperemesis gravidarum , tetapi bila keadaan umum
ibu hamil terpengaruh sebaiknya dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
Menurut berat ringannya gejala hiperemesis gravidarum dapat dibagi ke dalam tiga
tingkatan sebagai brtikut:

1. Tingkat I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Pada tingkatan ini
ibu hamil merasa lemah,nafsu makan tidak ada,berat badan menurun dan merasa
nyeri pada epigastrum. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah
sistolik menurun , dapat disertai penigkatan suhu tubuh ,turgor kulit berkurang,lidah
kering dan mata cekung.
2. Tingkat II
Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah
kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, suhu kadang-
kadang naik, mata lebih cekung dan sedikit ikterus,berat badan turun,
hemokonsentrasi, oligiria, dan konstipasi. Aseton dapat tercium dari hawa
pernafasan karena mempunyai aroma yang khas, dan dapat pula ditemukan dalam
urine.
3. Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari
samnolen sampai koma, nadai kecil dan cepat, tekanan darah menurun, serta suhu
meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf yang dikenal sebagai
wenickle ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti nistagmus, diplopia, dan
perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat
makanan,termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan terjadinya
payah hati. Pada tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari esofagus, lambung dan
retina.

C. Akibat Hiperemesis Gravidarum


Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan klien, namun
dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, berat badan bayi lahir
rendah, kelahiran prematur, dan malformasi pada bayi lahir (Gross dalam
Runiari,2010). Penelitian yang dilakukan oleh paawi (2005)didapatkan bahwa
hiperemesis gravidarum merupakan fator yang signifikan terhadap memanjangnya
hari rawat bagi bayi yang dilahirkan. Ada peningkatan angka kematian intauterin
Grouth Retardation (IUGR) pada klien hiperemesis gravidarum yang mengalami
penurunan berat badan lebih dari 5%.
Dampak fisiologi pada kehidupan klien dan janinnya,hiperemesis gravidarum
juga memberikan dampak secara fisiologis, sosial, spiritual, dan pekrjaan. Secara
psikologis dapat menimbulkan dampak kecemasaan, rasa bersalah dan marah. Jika
mual dan muntah menghebat, maka timbul self pity dan dapat terjadi kokonflik antara
ketergantungan dan kehilangan kontrol. Berkurangnya pendapatan akibat berhenti
bekerja mengakibatkan timbulnya ketergantungan terhadap pasangan (simpson, et.
Al., 2001 ).
Kontak sosial dengan orang lain juga berubah karena klien mengalami
perubahan yang sangat kompleks terhadap kehamilannya. Media yang berkembang
menjelaskan bahwa kehamilan merupakan keadaan fisiologis dan psikoemosional
yang optimal, sehingga jika wanita mengalami mual dan muntah yang menghebat
dianggap sebagai kegagalan perkembangan wanita (Runiri, 2010).

D. Etiologi Hiperemesis Gravidarum


Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Dulu
penyakit ini dikelompokkan ke dalam pnyakit toksomia gravidarum karena diduga
adanya semacam ‘’ racun’’ yang berasal dari janin atau kehamilan. Penyakit ini juga
digolongkan ke dalam gestosis bersama pre-eklamsi. Nama gestosis dini diberikan
untuk hiperemesis gravidarum dan gestosis lanjut untuka hipertensi (pre-eklamsi dan
eklamsi) dalam kehamilan (Runiari,2010).
Runiari (2010) dan Guyton (2004) menjelaskan beberapa teori penyebab
terjadinya hiperemesis gravidarum namun tidak ada satupun yang dapat menjelaskan
proses terjadinya secara tepat. Teori tersebut antara lain adalah (Runiari,2010):
1. Teori Endokrin
Teori endokrin menyatakan bahwa peningkatan kadar progesteron, esterogen, dan
Human Gonadotropin (HCG) dapat menjadi faktor pencetus mual dan muntah.
Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal
mengalami relaksasi, hal ini mengakibatkan penurunan motilitas lambung sehingga
pengosongan lambung melambat. Refleks esofagus, penurunan motilitas lambung dan
penurunan sekresi dari asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya tiroid
yang dapat mengakibatkan mual dan muntah.
Hormon progesteron ini dihasikan oleh korpus luteum pada masa awal kehamilan dan
mempunyai fungsi menenangkan tubuh ibu hamil selama kehamilan, termasuk syaraf
ibu hamil sehingga perasaan ibu hamil menjadi tenang. Hormon ini berfungsi untuk
membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga plasenta di dalam rahim.
Hormon ii juga dapat berfungsi untuk mencegah gerakan kontraksi atau pengerutan
otot-otot rahim. Hormon ini dapat “mengembangkan” pembuluh darah sehingga
menurunan tekanan darah, itu penyebab mengapa anda sering pusing saat hamil.
Hormon ini juga membuat sistem pencernaan menjadi lambat, perut menjadi
kembung atau sembelit. Hormon ini juga mempengaruhi perasaan dan suasana hati
ibu, meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan pernafasan, mual, dan menurunnya
gairah berhubungan intim selama hamil.
Seseorang dalam kondisi strees akan meningkatkan aktifitas saraf simpatis, untuk
melepaskan hormon strees berupa adrenalin dan kortisol (Guyton, 2004).Sistem imun
merupan komponen penting dan responden adaptif stress secara fisiologis.
Stress menggunakan adrenalin dalam tubuh untuk meningkatkan kepekaan, prestasi
dan tenaga. Peningkatan adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu,
menyempitkan pembulu darah perifer, meluaskan pembulu darah koroner,
meningkatkan tekanan darah terial dan menambah volume darah ke jantung dan
jumlah detak jantung. Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol dari lemak
protein berkepadatan rendah(Guyton,2004).
Tekanan darah yang tinggi dan peningkatan denyut jantung akan dapat meningkatkan
HCG. HCG (Humman chorionic Gonadotrophin) adalah hormone yang dihasilkan
selama kehamilan, yang dapat dideteksi dari darah atau air seni wanita hamil sesudah
kurang lebih 10 hari setelah pembuahan. HCG ini dapat menstimulus terjadinya mual
dan muntah pada ibu hamil (Guyton,2004)
2. Teori Metabolik
Teori metabolik menyatakan bahwa kekurangan vitamin B dapat
mengakibatkan mual dan muntah pada kehamilan.
3. Teori Alergi
Adanya histamin sebagai pemicu dari mual dan muntah mendukung
ditegakkannya teori alergi sebagai etiologi hiperemesis gravidararum. Mual dan
muntah berlebihan juga dapat terjadi pada ibu hamil yang sangat sensitif terhadap
sekresi dan korpus luteum.
4. Teori Infeksi
Hasil penelitian menemukan adanya hubungan antara infeksi
Helicobacterpykori dengan terjadinya hiperemesis gravidarum , sehingga dijadikan
dasar dikemukakannya teori infeksi sebagai penyebab hiperemesis gravidarum.

5. Teori Psikosomantik
Menurut teori psikomatk, hiperemesis gravidarum merupakan keadaan
gangguan psikologis yang dirubah dalam bentuk gejala fisik. Kehamilan yang tidak
direncanakan dan tidak diinginkan serta tekanan pekarjaan dan pendapatan
menyebabkan terjadinya perasaan berduka, ambivalen, serta konflik dan hal tersebut
dapat menjadi faktor psikologis penyebab hiperemesis gravidarum.
Gejala mual dan muntah dapat juga disebabkan oleh gangguan traktus digesti
seperti pada penderita diabetes melitus(gastroperesis diabeticarum).Hal ini disebabkan
oleh gangguan motilitas usus atau keadaan pasca operasi vagotomi. Selain merupakan
refleksi gangguan yang bersifat sentral pada pusat muntah (chemoreceptor trigger
zone). Perubahan metabolisme hati juga dapat menjadi penyebab penyakit ini, oleh
karena it pada kasus yang berat harus dipikirkan kemungkinan akibat gangguan fungsi
hati, kantung empedu, pankreatitis, atau ulkus peptikum (Runiari, 2010)

Mitayani (2009) menyebutkan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap


kejadian hiperemesis gravidarum meliputi:
a) Faktor Predisposisi terdiri dari primigravida, molahidatidosa, dan kehamilan
ganda.
b) Faktor Organik seperti alergi masuknya vilikohirialis sirkulasi, perubahan
metabolik akibat kehamilan dan resistensi ibu yang menurun.
c) Faktor Psikologis meliputi pengetahuan, sikap, umur, paritas, pekerjaan, stress,
peningkatan hormon progesteron, estrogen, dan HCG, alergi, infeksi dan
diabetes melitus.

E. Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum


Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan
Hormon choriaonic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor mual dan muntah.
Peningkatan kadar hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem
gastrointestinal mngalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi
kosong.Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil muda bila
terjadi terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, ketidak seimbangan elektrolit,
serta dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. (Winkjosastro, 2007)
Menurut Winkjosastro dalam Rukiah ( 2010 ), dampak yang ditimbulkan
dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan
sehingga keaadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah dapat pula mengakibatkan
gangguan asam basa, pnemonia aspirasi, robekan mukosa pada hubungan
gastroesofagus yang menyebabkan perdarahan ruptur esofagus, kerusakan hepar dan
kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan
kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah janin berkurang. Pada bayi, jika
hiperemesis ini terjadi hanya di awal kehamilan tidak berdampak terlalu serius, tetapi
jika sepanjang kehamilan si ibu menderita hiperemesis gravidarum, maka
kemungkinan bayinya mengalami BBLR ( Berat Badan Lahir Rendah ), IUGR
( Intraunterine Growht Retardation ), prematur hingga terjadi abortus.
Gross et al menyatakan bahwa ada peningkatan peluang retradasi
pertumbuhan intrauterus jika ibu mengalami penurunan berat badan sebesar 5% dari
berat badan sebelum kehamilan, karena pola pertumbuhan janin terganggu oleh
metabolisme maternal. Terjadi pertumbuhan janin terhambat sebagai akibat
kurangnya pemasukan oksigen dan makanan yang kurang adekuat dan hal ini
mendorong terminasi kehamilan lebih dini ( Rukiah, 2010 )

F. Pencegahan Hiperemesis Gravidarum


Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan
jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologi, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala yang fisiologi pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan
dengan jumlah kecil tapi sering. Waktu bangun pagi, jangan segera turun dari tempat
tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang
berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari. Makanan seyogyanya disajikan
dalam keadaan panas atau sangat dingin. Defekasi teratur, menghindari kekurangan
karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung
gula, ( Rahmawati, 2011 )
Diet hiperemesis gravidarum adalah penenkanan karbohidrat komplek
terutama pada pagi hari, serta menghindari makanan yang berlemak dan goreng-
gorengan untuk menekan rasa mual dan muntah, sebaiknya diberi jarak dalam
pemberian makan dan minum. Diet bertujuan untukmengganti persediaan glikogen
tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makanan berebergi dan
zat gizi yang cukup.
Syarat diet hiperemesis gravidarum adalah karbohidrat tinggi yaitu 75-80%
dari kebutuhan energi total, lemak rendah yaitu <10% dari kebutuhan energi total,
protein sedang yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total. Makanan diberikan dalam
bentuk kering, pemberian cairan disesuaikan dengan keaadan pasien yaitu 7-10
gelas /hari, makanan mudah dicerna, tidak merangsang saluran penernaan dan
diberikan sering dalam porsi kecil, bila makan pagi dan sulit diterima, pemberian
dioptimakan pada makan malam dan selingan malam, makanan yang berangsur
ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi
pasien ( Rukiah, 2010 ). Ada tiga macam diet pada hiperemesis gravidarum yaitu :

1) Diet hieremesis tingkat I diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan.


Diet diberikan secara berangsur dan mulai dengan memberikan bahan makanan
yng bernilai gizi tinggi. Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan,
makanan ini kurang mengandung zat gizi, kecuali Vitamin C. Minuman tidak
diberikan bersamaan dengan makanan tetapi 1 sampai 2 jam sesudahnya.
Pemilihan bahan makanan yang tepat dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali
kebutuhan energi.
2) Diet hiperemesis gravidarum tingkat II diberikan pada pasien hiperemesis
gravidarum sedang. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien dan minuman tidak
boleh diberikan bersamaan makanan. Makanan mencukupi kebutuhan energi dan
semua zat gizi kecuali vitamin A dan D.
3) Diet hiperemesis tingkat III diberikan pada pasien hiperemesis gravidarum berat.
Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong atau ubi bakar atau rebus dan
buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi satu sampaidua jam
sesudahnya karena zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak
diberikan dalam waktu lama.
Makanan yang tidak dianjurkan untuk hiperemesis I,II, dan III adalah
makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbau tajam. Bahan
makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yng mengandung zat tambahan
( pengawet, pewarna, dan bahan penyedap ) juga tidak dianjurkan.

G. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum Grade II

1. Tatalaksana Umum
a) Sedapat mungkin, pertahankan kecukupan nutrisi ibu, termasuk suplementasi
vitamin dan asam folat
b) Anjurkan istirahat yang cukup dan hindari kelelahan
2. Tatalaksana Umum
a) Pasang infus untuk memberikan larutan dextrose 5% dengan kecepatan aliran
200ml/jam untuk liter yang pertama, larutan yang diberikan akan membantu
mengembalikan cairan yang hilang
b) Obat anti muntah yang sering digunakan adalah :
1) Prometazin ( Phenergan ) 25 ml IV
2) Klorpromazin melalui suppositoria 25-50 mg setiap 6-8 jam atau melalui IM
25-50 mg setiap 3-4 jam
3) Proklorperazin 10 mg IM atau 2,5-10 mg IV setiap 3-4 jam atau 25 mg
suppositoria 2 kali sehari.
4) Metoklorpramide 10 mg PO 4 kai sehari ( jangan dikombinasi dengan
fenotiazin di atas sehubungan dengan efek ekstrapiramidal yang mungkin
timbul ).
5) Methilprednisolon 16 mg 3 x sehari selama 3 hari, kemudian dikurangi
bertahap selama dua minggu.
c) Setelah beberapa jam, tawarkan minum per oral sedikit demi sedikit, apabila
mual dan muntah muncul lagi minta ibu untuk berpuasa.
d) Lakukan pemeriksaan sample urine untuk mendeteksi keton.
e) Begitu keton tidak ada lagi di dalam urine, kaji status maternal untuk rumatan.
ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL TRIMESTER 1 PADA NY. T UMUR
23 TH G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 9 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM GRADE II
DI RS PKU MUHAMMADIYAH SUKOHARJO

I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. BIODATA
1. Klien
Nama : Ny. T
Nama : .....................................................
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tangkisan,Sukoharjo
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Status : Menikah

2. Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hubungan : Suami
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Tangkisan , Sukoharjo

B. Diagnosa Medis
Hyperemesis Gravidarum

C. Keluhan Utama
Pasien mengatakan mual kurang lebih 2 minggu dan muntah kurang lebih 15x

D. RIWAYAT PENYAKIT
1. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengatakan mual kurang lebih 2 minggu dan muntah kurang lebih 15x

2. Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien mengatakan belum pernah mondok Rumah Sakit sebelumnya, bila sakit
atau masuk angina periksa keklinik terdekat
3. Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengatakan baik dari keluarganya maupun dari keluarga suaminya tidak
ada riwayat penyakit menular (TBC,HIV/AIDS), tidak ada riwayat penyakit
menurun (DM) dan tidak ada riwayat penyakit menahun.

E. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL


1. Riwayat Pola Persepsi Kesehatan dan manajemen kesehatan
Pasien mengatakan saat sakit tidak langsung periksa ke dokter,diatasi dengan
bahan alami terdahulu misalnya batuk diobati dengan jeruk nipis dahulu jika
1-2 hari belum sembuh baru periksa ke klinik terdekat.
2. Pola Pemenuhan Nutrisi Metabolik
Kebiasaan makan sebelum sakit:
Pasien mengatakan makan 3-4 kali sehari teratur,dengan menu sehari hari :
nasi, lauk,sayur, kadang buah-buahan,Makanan yang disukai biscuit,tidak
ada pantangan, dan tdak ada alergi makanan
Pola makan saat sakit :
Pasien mengatakan makan 3 kali/hari dengan kwalitas 3 sendok sudah mual
jadi makanan tidak pernah habis karna takut mutah,Diet dari RS: ½ porsi dan
teh hangat, makanan dari luar rumah sakit buah-buahan, tidak merokok,tidak
minum alcohol,minum air putih 7-8 gelas per hari, Jenis minuman disukai
jus.
3. Pola Eliminasi
Kebiasaan BAB sebelum sakit
Pasien mengatakan BAB 1 x/hari teratur pagi hari saat bangun
tidur,Karakteristik feses lunak, bau khas, tidak menggunaan obat pencahar
Kebiasaan BAB saat sakit :
Pasien mengatakan BAB frekwensi : 1 x / hari, tidak menggunakan alat
bantu, BAB terakhir tadi pagi, karakteristik feses lunak/lembek
Kebiasaan BAK sebelum sakit
Pasien mengatakan BAK frekwensi : 5-6 x / hari, karakterikstik jernih, bau
khas
Kebiasaan BAK saat sakit :
Pasien mengatakan BAK frekwensi : 3-4 x / hari,karakteristik agak pekat
4. Pola Aktifitas dan Latihan
Pasien mengatakan masih biasa beraktifitas, tidak sesak nafas saat/setelah
aktifitas, tidak Nyeri saat bernapas
5. Pola Tidur dan Istirahat
Pasien mengatakan bisa tidur
Kebiasaan tidur sebelum sakit : 8 jam/hari
Waktu tidur : 21.00 WIB
6. Pola Persepsi Kognitif
Pasien mengatakan sakitnya saat ini dikarenakan bawaan bayi,sehingga ada
reflek mual dan reflek muntah saat makan, tetapi pasien cemas dengan
kondisi perkembangan janinnya jika terus mual dan muntah
7. Pola Persepsi Konsep Diri
Respon terhadap keadaan saat ini Menerima
Adakah keinginan untuk mengubah diri : pasien mengatakan ingin tahu cara
untuk mengurangi mual mutah
Sikap atau tingkah laku saat ini :Aktif
Harga diri : pasien mengatakan menerima segala kekurangan dan kelebihan
yang ada pada dirinya
Peran : pasien mengatakan senang akan menjadi calon ibu bagi anaknya
nanti
Postur tubuh : sedang
Kontak mata : ada kontak mata
Ekspresi wajah : antusias
Adakah gangguan bentuk fisik/cacat : tidak ada
8. Pola Peran dan Hubungan
Pasien mengatakan peran sebagai seorang istri dan pekerja swasta tidak
terganggu, serta hubungan pasien dengan keluarga dan kerabat baik
9. Pola Seksualitas dan Reproduksi
Pasien mengatakan dirinya sebagai seorang wanita sudah sewajarnya
mengalami hal seperti ini (mual, muntah) saat hamil apalagi ini kehamilan
yang pertama, pasien mengatakan mengalami haid pertama kali pada usia 13
tahun,siklus ±28 hari, lama 5-6 hari ganti pembalut 1-2x/hari.
10. Pola Koping dan Toleransi Stres
Pasien mengatakan jika ada masalah tidak dipendam sendiri tapi bercerita
dengan suami dan pasrah dengan Allah SWT
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Pasien mengatakan sebagai seorang muslim, sholat 5 waktu tetap dijalankan
meski sedang sakit untuk memohon kepada Allah SWT agar diberi
kemudahan, kesehatan serta keselamatan selama mengandung dan bisa
melahirkan dengan lancar.

F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
a. Keadaan Umum : Sedang
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : TD : 100/60
HR : 98x / menit
RR : 20 x/ menit
S : 36
d. TB : 160 kg
e. BB sebelum hamil : 47 kg
f. BB sekarang : 47 kg
g. LILA : 23,5 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
1) Rambut : bersih, tidak berketombe dan tidak rontok
2) Muka : pucat, tidak ada oedema dan tidak ada cloasma
gravidarum
3) Mata : tampak cekung, tidak ada oedema, conjungtiva merah
muda tidak anemis, sclera putih tidak ada kesan kuning
4) Hidung : simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada polip
5) Telinga : simetris, tidak ada serumen
6) Mulut/gigi/gusi: bibir kering, tidak ada stomatitis, tidak ada caries,
bersih
b. Leher
1) Kelenjar Tyroid : tidak ada pembesaran
2) Tumor : tidak ada massa
3) Pembesaran kelenjar limfe: tidak ada pembesaran
4) Vena Jugularis : tidak ada pembesaran
c. Dada dan axilla
1) Dada : simetris, tidak ada retraksi
2) Mammae
a) Membesar : pembesaran dalam batas normal
b) Tumor : tidak ada benjolan/massa
c) Simetris : simetris kanan dan kiri
d) Areola : hiperpigmentasi
e) Puting susu : menonjol
f) Kolostrum : belum keluar
3) Axilla
a) Benjolan : tidak ada benjolan
b) Nyeri : tidak ada rasa nyeri
d. Punggung
1) Pembengkakan : tidak ada pembengkakan
2) Deformitas tulang belakang : tidak tampak kelainan
3) CVAT : tidak dilakukan
e. Ekstremitas
1) Varices : tidak ada
2) Oedema : tidak ada pembengkakan
3) Reflek patella: tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis)
a. Abdomen
1) Inspeksi
a) Pembesaran perut : Normal
b) Bentuk perut : belum terlihat
c) Linea alba/ nigra : linea alba
d) Strie albican/ livide : tidak ada strie
e) Kelainan : tidak ada
f) Pergerakan janin : belum ada
2) Palpasi
a) Kontraksi : belum ada
b) Leopold I : belum dapat dikaji
c) Leopold II : belum dapat dikaji
d) Leopold III : belum dapat dikaji
e) Leopold IV ; belum dapat dikaji
f) TFU Mc Donald : belum dapat dikaji
g) TBJ : belum dapat dikaji
3) Auskultasi
DJJ: Punctum maximum : belum dapat dikaji
Frekuensi : belum dapat dikaji
Teratur/tidak : belum dapat dikaji
b. Pemeriksan Panggul
1) Kesan panggul : normal
2) Distantia Spinarum : tidak dilakukan
3) Distantia Kristarum : tidak dilakukan
4) Conjugata eksterna ( Boudelque) : tidak dilakukan
5) Lingkar Panggul : 84 cm
c. Anogenital
1) Vulva Vagina
a) Varices : tidak ada
b) Luka : tidak ada
c) Kemerahan : tidak ada
d) Nyeri : tidak ada
e) Pengeluaran pervaginam : tidak ada
2) Perinium
a) Bekas luka : tidak ada
b) Lain-lain : tidak ada
3) Anus
a) Haemoroid : tidak ada
b) Lain-lain : tidak ada
4) Inspekulo
a) Vagina : tidak dilakukan
b) Portio : tidak dilakukan
5) Vaginal Toucher : tidak dilakukan
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Haemoglobin : 13,8 gr/dl
Leukosit : 9,8 uL
Eritrosit : 4,57 10^6/uL
GDS : 93 mg/dl
HbsAg : non reaktif
HIV/AIDS : non reaktif
b. Pemeriksaan penunjang lainnya: tidak ada

II. Diagnosa Keperawatan


No Data Fokus Diagnosa Keperawatan
1. DS: Defisien volume cairan berhubungan
Pasien mengatakan mual dan dengan asupan cairan kurang
muntah ± 15 x
DO: muka tampak pucat, mata
tampak cekung

2. DS: pasien mengatakan cemas Ansietas berhubungan dengan ancaman


dengan kondisi perkembangan pada status terkini
janinnya jika terus mual dan
muntah
DO: Pasien tampak cemas
III. INTERVENSI

NO DATA SUBJEKTIF DAN DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI


OBJEKTIF
1  DS: Pasien mengatakan Defisien volume cairan Setelah dilakukan tindakan  Pertimbangkan frekuensi dan durasi muntah .
mual kurang lebih 2 minggu berhubungan dengan asupan keperawatan selama 3x 24 jam  Identifikasi faktor faktor yang dapat menyebabkan
dan muntah 15kali 3 hari cairan kurang keparahan mual dan muntah berkurang atau berkonstribusi terhadap muntah(misalnya
ini. dengan kriteria hasil frekuensi mual obat obatan dan prosedur).
 DO: Dari hasil pemeriksaan ringan(skor 4) dan frekuensi muntah  Pastikan obat antiemetik yang efektif diberikan
didapatkan mata ringan (skor 4). Intesitas muntah untuk mencegah muntah bila memungkinkan.
cekung,bibir kering , wajah ringan (skor 4)  Kendalikan faktor -faktor lingkungan yang
pucat. hidrasi dapat teratasi dengan kriteria mungkin bisa membangkitkan keinginan untuk
hasil membran mukosa lembab(skor muntah(misalnya bau yang menyengat,suara dan
4),bola mata cekung dan lunak (skor stimulasi visual yang tidak menyenangkan).
4).  Kurangi atau hilangkan faktor- faktor yang
bersifat personal yang memicu atau
membangkitkan keinginan untuk
muntah(kecemasan, ketakutan).
2  DS: pasien mengatakan Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan  Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
cemas dengan ancaman pada status terkini keperawatan selama 3x 24 jam kontrol .
perkembangan janinnya kecemasan diri dapat teratasi ditandai  Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang
 DO: Pasien Tampak Sangat dengan kriteria hasil mengurangi akan dirasakan yang mungkin akan di alami klien
cemas terhadap penyebab kecemasan sering dilakukan selama prosedur.
kehamilannya karena mual (skor 4) ,kontrol pernafasan saat  Ciptakan atmosfir rasa aman untuk meningkatkan
dan muntah. cemas sering dilakukan ( skor 4 ). kepercayaan.
 Atur penggunaan obat-obatan untuk mengurangi
kecemasan secara tepat
IV. IMPLEMENTASI
NO TANGGAL/J DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
AM
1. 18/2/2021 Defisien  Mengkaji frekuensi dan durasi mual dan S: pasien mengatakan mual, muntah 15 kali
Jam 08.00 volume cairan muntah O:wajah pasien tampak pucat, mata cekung, bibir kering
berhubungan  Mengidentifikasi factor-faktor penyebab A: Defisien volume cairan berhubungan dengan asupan cairan
dengan asupan muntah kurang
cairan kurang  Memberi terapi antiemetic P: Intervensi dilanjutkan

2. 18/2/2021 Ansietas  Gunakan pendekatan yang tenang dan S: pasien mengatakan cemas dengan kehamilannya
Jam 16.00 berhubungan meyakinkan O: pasien tampak cemas
dengan  Ciptakan atmosfir rasa aman untuk A: Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
ancaman pada meningkatkan kepercayaan P: intervensi lanjut
status terkini
3. 18/2/2021 Defisien  Kendalikan faktor -faktor lingkungan yang S: pasien mengatakan masih mual, muntah berkurang sehari ini
Jam 00.00 volume cairan mungkin bisa membangkitkan keinginan 10 kali
berhubungan untuk muntah(misalnya bau yang O: pasien wajahnya masih tampak pucat, mata cekung, bibir
dengan asupan menyengat,suara dan stimulasi visual yang kering
cairan kurang tidak menyenangkan). A: Defisien volume cairan berhubungan dengan asupan cairan
 Kurangi atau hilangkan faktor- faktor yang kurang
bersifat personal yang memicu atau P: intervensi lanjut
membangkitkan keinginan untuk
muntah(kecemasan, ketakutan)
4. 19/2/2021 Ansietas  Ciptakan atmosfir rasa aman untuk S: pasien mengatakan masih cemas dengan kehamilannya
Jam 08.00 berhubungan meningkatkan kepercayaan karena masih muntah
dengan  Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi O: pasien tampak cemas
ancaman pada yang akan dirasakan yang mungkin akan di A: Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
status terkini alami klien selama prosedur P: intervensi lanjut
5. 19/2/2021 Defisien  Mengkaji frekuensi dan durasi mual dan S: pasien mengatakan masih sedikit mual, muntah 8 kali
Jam 20.00 volume cairan muntah O: pucat berkurang, mata masih sedikit cekung, mukosa bibir
berhubungan  Mengidentifikasi factor-faktor penyebab masih kering
dengan asupan muntah A: Defisien volume cairan berhubungan dengan asupan cairan
cairan kurang  Memberi terapi antiemetic kurang
P: intervensi lanjut
6. 19/2/2021 Ansietas  Gunakan pendekatan yang tenang dan S: pasien mengatakan cemas sedikit berkurang
Jam 00.00 berhubungan meyakinkan O: pasien tampak sedikit tenang
dengan  Ciptakan atmosfir rasa aman untuk A: Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
ancaman pada meningkatkan kepercayaan P: intervensi lanjut
status terkini  Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi
yang akan dirasakan yang mungkin akan di
alami klien selama prosedur
7. 20/2/2021 Defisien  Kendalikan faktor -faktor lingkungan yang S: pasien mengatakan mual berkurang, muntah 5 kali
Jam 08.00 volume cairan mungkin bisa membangkitkan keinginan O: pucat berkurang, mukosa bibir sedikit lembab, mata cekung
berhubungan untuk muntah(misalnya bau yang berkurang
dengan asupan menyengat,suara dan stimulasi visual yang A: Defisien volume cairan berhubungan dengan asupan cairan
cairan kurang tidak menyenangkan). kurang
 Kurangi atau hilangkan faktor- faktor yang P: intervensi lanjut
bersifat personal yang memicu atau
membangkitkan keinginan untuk
muntah(kecemasan, ketakutan)
8. 20/2/2021 Ansietas  Ciptakan atmosfir rasa aman untuk S: pasien mengatakan sudah sedikit tenang karena mual dan
Jam 20.00 berhubungan meningkatkan kepercayaan muntah sudah berkurang sedikit-sedikit
dengan  Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi O: pasien tampak lebih tenang
ancaman pada yang akan dirasakan yang mungkin akan di A: Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
status terkini alami klien selama prosedur P: intervensi lanjut
9. 20/2/2021 Defisien  Mengkaji frekuensi dan durasi mual dan S: pasien mengatakan mual berkurang, muntah 3x
Jam 06.00 volume cairan muntah O: pasien tampak tidak pucat, mukosa bibir lembab, mata tidak
berhubungan  Mengidentifikasi factor-faktor penyebab cekung
dengan asupan muntah A: Defisien volume cairan berhubungan dengan asupan cairan
cairan kurang  Memberi terapi antiemetic kurang
P: intervensi lanjut

V. EVALUASI
NO DIAGNOSA EVALUASI TTD
1. Defisien volume cairan S: pasien mengatakan mual berkurang, muntah 3x
berhubungan dengan asupan O: pasien tampak tidak pucat, mukosa bibir lembab,
cairan kurang mata tidak cekung
A: Defisien volume cairan berhubungan dengan
asupan cairan kurang
P: intervensi lanjut
2. Ansietas berhubungan dengan S: pasien mengatakan sudah sedikit tenang karena
ancaman pada status terkini mual dan muntah sudah berkurang sedikit-sedikit
O: pasien tampak lebih tenang
A: Ansietas berhubungan dengan ancaman pada
status terkini
P: intervensi lanjut
DAFTAR PUSTAKA

Varney, H.2007. Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

Wiknjosastro, h.2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan bina pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan rujukan. 2013.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai