Anda di halaman 1dari 7

Borang Portofolio Kasus Non Bedah

Topik :
Makrosomia
Tanggal (kasus) :
1 Januari 2016
Presenter :
dr. Hafis Widakdo S
Tanggal Presentasi :
Pendamping : dr. Anita Dini Rianti
Tempat Presentasi :
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran

Tinjauan Pustaka
X
Diagnostik
Manajemen
X Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
X
Deskripsi :
Bayi lahir di rumah sakit dengan berat badan 5000 gram dengan distosia bahu
Tujuan :
Faktor resiko dan pengaruh makrosmia bagi ibu dan bayi
Bahan
X Tinjauan Pustaka Riset
Kasus
Audit
Bahasan :
Cara
Diskusi
Presentasi dan Diskusi
E-mail
Pos
Membahas :
Nama : Bayi Ny Sahini, ,
Data Pasien :
No. Registrasi : 604912
1 hari , BB : 5000 g, PB : 60cm
Nama Klinik : RSUD Patut Patuh Patju
Telp :
Terdaftar sejak : 1-1-2016
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis : Pasien lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju
secara spontan pervaginam belakang kepala dengan teknik mc Robert atas indikasi distosia
bahu. Pasien lahir dengan Apgar Score 8-9, langsung menangis, tangisan kuat, sisa ketuban
jernih, bergerak aktif dan downscore 0. Pada pemeriksaan tidak ditemukan kelainan pada
pernafasan dan gerak motorik(pasien bergerak aktif aktif dan tidak ada hambatan gerak)
2. Riwayat Pengobatan : Pasien belum mendapat pengobatan sebelumnya
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit: Ibu pasien tidak memiliki riwayat melahirkan bayi besar dan
diabetes sebelumnya
4. Riwayat Keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang lahir sebesar pasien
5. Riwayat Pekerjaan : Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : Tidak ada yang berhubungan.
7. Riwayat Imunisasi : Pasien belum diberikan imunisasi
8. Lain-lain : Gula darah sewaktu 89 mg/dl
Daftar Pustaka :
1. Alatas, Dr. Husein et al : Ilmu Kesehatan Anak, edisi ke 7, buku 2, Jakarta; Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia 1997, hal 573 761.
2. Behrman, Kliegman, Arvin, editor Prof. Dr. dr. A. Samik Wahab, SpA(K) et al : Nelson, Ilmu
Kesehatan Anak, edisi 15, buku 2, EGC 2000, hal 1028 1042.
3. Wiknjosastro. Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawiroharjo
Hasil Pembelajaran :
1. Etiologi Makrosomia
1

2. Penegakkan Diagnosis Makrosomia


3. Pengaruh Makrosomia terhadap Ibu
4. Pengaruh Makrosomia terhadap Bayi
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subjektif :
Keluhan Utama:
Pasien lahir dirumah sakit umum daerah Patuh Patut Patju secara spontan pervaginam
dengan teknik mc Robert atas indikasi disotia bahu. Pasien mengalmi hambatan
dalam proses persalinan dan menyebabkan robekan perineum derajat 2 pada ibu
pasien. Pasien dilahirkan dengan apgar score 8-9, langsung menangis, bergerak aktif
dan sisa air ketuban jernih. Pasien dikhawatirkan mengalami perburukan akibat berat
badan lahir yang besar (berat badan lahir 5000 gram) yang dapat mendasari berbagai
keluhan.Pasien tidak dikeluhkan sesak, demam dan biru. Pasien belum buang air kecil
dan belum buang besar.

2. Objektif :
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Baik, bergerak aktif dan menangis kuat

Nadi

Frekuensi Nafas : 49 x/ menit

Suhu

: 36.50 C

Berat Badan

: 5000 gram

Panjang Badan : 60 cm

Lingkar Kepala : 35 cm

Lingkar Dada

Lingkar Lengan Atas : 15 cm

Apgar Score

: 144x/menit

: 38 cm

:8-9

Status Internus

Kepala : Tidak ada kelainan


Mata

: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Kulit

: Turgor kulit baik

Thoraks
o Paru
Inspeksi : Gerakan nafas simetris kiri dan kanan
Palpasi

: Fremitus kiri sama dengan kanan

Perkusi

: Sonor di kedua lapangan paru

Auskultasi : Vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/o Jantung


Inspeksi : Iktus jantung tidak terlihat
Palpasi

: Iktus jantung teraba di linea midclavicula sinistra RIC V

Perkusi

: Batas jantung normal

Auskultasi : Bising tidak ada, bunyi jantung tambahan tidak ada


Abdomen
Inspeksi : Tampak membuncit
Palpasi

: Hepar dan lien tidak teraba

Perkusi

: Timpani

Auskultasi : Bising usus (+) meningkat


Ekstremitas : Refilling capiller baik
Laboratorium:
Tanggal 3 Januari 2016
Gula Darah Seaktu 89 mg/dl
3. Assesment (penalaran klinis) :
Definisi Makrosomia
Makrosomia adalah bayi yang berat badannya pada saat lahir lebih dari 4.000 gram..
Berat neonatus pada umumnya kurang dari 4000 gram dan jarang melebihi 5000 gram.
3

Frekuensi berat badan lahir lebih dari 4000 gram adalah 5,3% dan yang lebih dari 4500 gram
adalah 0,4%. 1
Etiologi Makrosomia
Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan timbulnya kelahiran bayi besar.
Faktor pertama yang menyebabkan bayi besar adalah Bayi dan ibu yang menderita diabetes
sebelum hamil dan bayi dari ibu yang menderita diabetes selama kehamilan. Sering memiliki
kesamaan, mereka cenderung besar dan montok akibat bertambahnya lemak tubuh dan
membesarnya organ dalam, mukanya sembab dan kemerahan (plethonic) seperti bayi yang
sedang mendapat kortikosteroid. Bayi dari ibu yang menderita diabetes memperlihatkan
insiden sindrom kegawatan pernafasan yang lebih besar dari pada bayi ibu yang normal pada
umur kehamilan yang sama. Insiden yang lebih besar mungkin terkait dengan pengaruh
antagonis antara kortisol dan insulin pola sintesis surfakton. Faktor kedua yang mungkin
menyebabkan bayi lahir besar karena terjadi obesitas pada ibu saat dan sebelum kehamilan
sehingga dapat menyebabkan kelahiran bayi besar. Faktor ketiga yang mungkin
menyebabkan bayi lahir besar karena pola makan ibu yang tidak seimbang atau berlebihan
sehingga mempengaruhi kelahiran bayi yang besar.1,2
Tanda dan Gejala
Bayi dapat digolongkan sebagai bayi yang lahir besar apabila ditemukan tanda-tanda
sebagai berikut: (1) Berat badan lebih dari 4000 gram pada saat lahir, (2) Wajah
menggembung, pletoris (wajah tomat), (3)Besar untuk usia gestasi dan (4)Riwayat intrauterus
dari ibu diabetes dan polihidramnion. 1,3

Pengaruh Makrosomia terhadap Ibu dan komplikasi yang dapat terjadi


Kemungkinan komplikasi makrosomia janin bagi ibu terfokus pada masalah dan
komplikasi yang muncul saat kelahiran bayi. Makrosomia janin dapat menyebabkan masalah
kelahiran berupa terjepitnya bayi di jalan lahir,

dan mengalami cedera lahir, atau

memerlukan penggunaan forsep atau perangkat vakum selama persalinan (persalinan


pervaginam operatif), dan kadang-kadang C-section juga diperlukan. Cedera lahir berupa
laserasi saluran kelamin dapat terjadi pada ibu yang melahirkan bayi dengan makrosomia.
Karena selama persalinan, makrosomia janin dapat menyebabkan bayi melukai jalan lahirnya
- seperti dengan merobek jaringan vagina dan otot-otot antara vagina dan anus (perineum
4

otot). Selain itu juga perdarahan juga dapat muncul bukan hanya dari kesulitan pengeluaran
dan robekan jalan lahir tapi juga ketidaksempurnaan kontraksi otot rahim sang ibu pasca
melahirkan (atonia uteri) yang dapat menyebabkan pendarahan yang serius setelah
melahirkan. Pada ibu yang melahirkan bayi dengan makrosomia dan memiliki riwayat csection atau operasi rahim besar sebelumnya, kelahiran saat ini dengan makrosomia
meningkatkan resiko pecahnya rahim. Walaupun ini merupakan komplikasi yang jarang,
tetapi memungkinkan terjadi karena bayi besar mudah untuk menggores rahim sehingg
menyebabkan luka dapat terbuka. Bila kondisi seperti ini ditemukan, biasanya operasi csection darurat diperlukan untuk mencegah komplikasi yang mengancam jiwa.

Pengaruh Makrosomia terhadap Bayi dan komplikasi yang dapat terjadi


Kemungkinan komplikasi yang dapat timbul pada bayi dengan makrosomia yang
paling mudah dilihat pada awal kelahiran adalah Kadar gula darah yang lebih tinggi dari
ukuran normal. Seorang bayi yang didiagnosis makrosomia janin lebih mungkin dilahirkan
dengan tingkat gula darah yang lebih tinggi (toleransi glukosa menjadi terganggu). 2
Hipoglikemi sering terjadi pada bayi dari ibu yang menderita penyakit DM karena cadangan
glukosa rendah. Pada ibu DM terjadi transfer glukosa yang berlebihan pada janin sehingga
respon insulin juga meningkat pada janin. Saat lahir di mana jalur plasenta terputus maka
transfer glukosa berhenti sedangkan respon insulin masih tinggi (transient hiperinsulinisme)
sehingga terjadi hipoglikemi.2
Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat menimbulkan
kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat bahkan sampai kematian.

Glukosa

merupakan sumber kalori yang penting untuk ketahanan hidup selama proses persalinan dan
hari-hari pertama pasca lahir. Setiap stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang
ada karena meningkatkan penggunaan cadangan glukosa, misalnya pada asfiksia, hipotermi,
hipertermi, gangguan pernapasan. Istilah hipoglikemia digunakan bila kadar gula darah bayi
secara bermakna dibawah kadar rata-rata. Dikatakan hipoglikemia bila kadar glukosa darah
kurang dari 30 mg/dl pada semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya
gejala hipoglikemia. Umumnya hipoglikemia terjadi pada neonatus umur 1 2 jam. 2
Bayi yang lahir dengan makrosomia lebih mudah untuk menyebabkan timbulnya
obesitas anak seiring dengan pertumbuhannya. Penelitian menunjukkan bahwa risiko
5

obesitas meningkat seiring dengan meningkatnya berat badan saat lahir.2 Bayi dengan
makrosomia juga mudah untuk jatuh ke dalam kondisi sindrom metabolik. Sindrom
metabolik merupakan sekelompok kondisi peningkatan tekanan darah, peningkatan gula
darah, kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang, atau kadar kolesterol abnormal- yang
terjadi bersama-sama, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke dan diabetes.
Jika bayi anda didiagnosis dengan makrosomia janin, dia berada pada risiko untuk
mengembangkan sindrom metabolik selama masa kanak-kanak.2 Tetapi masih diperlukan
penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah efek ini bisa meningkatkan risiko diabetes
dewasa, obesitas, dan penyakit jantung di kemudian harinya.
Bayi makrosomia yang lahir sangat rentan terhadap berbagai macam komplikasi yang
timbul sebagai usaha untuk melahirkan bayi diantaranya (1)Terjadinya distosia bahu yaitu
kepala bayi telah lahir tetapi bahu tersangkut di jalanlahir akibat ukuran bayi yang besar
sehingga sulit keluar dari jalan lahir. (2) Asfiksia dapat muncul pada bayi, asfiksia dapat
muncul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan untuk melahirkan bahu. (3) Brachial
Palsy (kelumpuhan syaraf di leher)dapat muncul akibat usaha yang dilakukan ketika
melahirkan bayi, kelainan ini ditandai dengan adanya gangguan motorik pada lengan.(4)
Patah tulang selangka (clavicula) dapat timbul sebagai konsekuinsi yang dilakukan untuk
dapat melahirkan bahu. (5) Kematian dapat menjadi mucul apabila dalam usaha persalinan
bayitidakdapatdilahirkan.2,3

4. Plan :
DIAGNOSIS KERJA
BBLC, CB, Makrosomia spontan belakang kepala dengan teknik mac Robert a/i
distosia bahu
TERAPI
Rencana Rawat Gabung
Jaga Kehangatan
Asi Ad lib
Observasi Tanda Tanda Vital/8 jam
Observasi Gula Darah Sewaktu/ 12 jam
Follow Up Pukul 09.30 WITA Tanggal 2 Januari 2016 (Hari Rawatan I)
6

S/

Pasien sudah buang air kecil dan buang air besar, serta pasien tidak dikeluhkan apaapa (tidak ada sesak maupun kejang)

O/

A/

KU = baik, menangis kuat dan bergerak aktif


Kulit

: teraba hangat

Thorax

: cor dan pulmo dalam batas normal.

Abdomen

: distensi (-), p, BU (+)

Ekstremitas

: akral hangat, sianosis (-)

BBLC, CB, Makrosomia spontan belakang kepala dengan teknik mac Robert a/i
distosia bahu

P/

Rencana Rawat Gabung


Jaga Kehangatan
Asi Ad lib
Observasi Tanda Tanda Vital/8 jam
Observasi Gula Darah Sewaktu/ 12 jam (Gula darah sewaktu 2-1-2016 pukul 06.13
senilai 92)
Pasien Boleh Pulang

Pendidikan :
Kepada keluarga dijelaskan penyebab timbulnya kondisi yang diderita pasien dan
menjelaskan tindakan yang seharusnya diambil jika terjadi perburukan kondisi
Konsultasi :
Pasien sempat disarankan untuk melakukan konsultasi ke dokter spesialis anak tapi
pasien menolak
Kontrol :
Kegiatan

Periode

Hasil yang Diharapkan

Kontrol

Lima hari setelah pulang


Tidak ada perburukan
dari rumah sakit, dan jika kondisi pasien
diperlukan kunjungan lagi
tiga hari berikutnya

Nasihat

Setiap kali kunjungan

Kualitas hidup pasien


membaik

Anda mungkin juga menyukai