Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN VARNEY DAN SOAP

(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Dokumentasi


Kebidanan Semester VII Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Tasikmalaya)

Dosen Pembimbing:
Siti Patimah, SST,M.Keb

Disusun Oleh:
Widya Apriliani Utami
P2.06.24.5.17.040

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN TASIKMALAYA
2020
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


1. Definisi Manajemen Kebidanan
Manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu proses pemecahan
masalah dalam kasus kebidanan yang dilakukan secara sistematis. Sebagai
seorang profesi bidan harus memanfaatkan kompetensinya, sumber daya
pikirnya untuk berpikir kritis agar menegakkan suatu diagnosa kebidanan
yang tepat sehingga tercapai pengambilan keputusan dan menghasilkan
asuhan yang bermutu. (Aldina et al 2016)
Manajemen kebidanan merupakan penerapan dari unsur, system
dan fungsi manajemen secara umum. Manajemen kebidanan menyangkut
pemberian pelayanan yang utuh dan meyeluruh dari bidan kepada
kliennya, untuk memberikan pelayanan yang berkualitas melalui tahapan
dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan
data, memberikan pelayanan yang benar sesuai keputusan klinik yang
dilakukan dengan tepat. (Kementerian Kesehatan RI, 2017)
2. Proses Manajemen Kebidanan Menurut Helen Varney (1997)
Proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang
ditemukan oleh perawat-bidan pada awal th 1970-an. Proses ini
memperkenalkan sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan
tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik
bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan.
Kepmenkes No.938/Menkes/SK/VIII/2007 menjelaskan bahwa
pencatatan asuhan kebidanan terkini menggunakan format penulisan yang
mencakup data Subjektif, data Objektif, Analisis, penatalaksanaan
(SOAP) yang dituliskan dalam catatan perkembangan, dimana pola pikir
asuhan tetap berpedoman pada 7 langkah Varney. (LG et al 2014)
Terdapat 7 langkah manajemen kebidanna menurut Varney, meliputi:
a. Langkah I : Pengumpulan data dasar Dilakukan pengkajian dengan
pengumpulan semua data yang diperlukan untuk megevaluasi
keadaan klien secara lengkap. Mengumpulkan semua informasi
yang akurat dari sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
b. Langkah II: Interpretasi data dasar Dilakukan identifikasi yang
benar terhadap diagnosa atau masalah klien atau kebutuhan
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Kata “masalah dan diagnose” keduanya digunakan
karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa
tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana
asuhan kebidanan terhadap klien. Masalah bisa menyertai diagnose.
Kebutuhan adalah suatu bentuk asuhan yang harus diberikan kepada
klien, baik klien tahu ataupun tidak tahu.
c. Langkah III: mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
Membutuhkan antisipasi, bila mungkin dilakukan pencegahan.
Penting untuk melakukan asuhan yang aman.
d. Langkah IV: Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan
segera. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan atau untuk dikonsultaikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
klien.
e. Langkah V: Merencanakan asuhan yang menyeluruh Merencanakan
asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Rencana asuhan yg menyeluruh meliputi apa yang
sudah diidentifikasi dari klien dan dari kerangka pedoman antisipasi
terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi
berikutnya.
f. Langkah VI: Melaksanakan perencanaan Melaksanakan rencana
asuhan pada langkah ke lima secara efisien dan aman. Jika bidan
tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaanya.
g. Langkah VII: Evaluasi Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasikan didalam masalah dan diagnosa.
3. Penerapan Manajemen Varney
Berdasarkan intisari asuhan kebidanan ibu hamil trimester iii pada ny.
T umur 40 tahun g3p2a0ah2 29+2minggu di puskesmas sedayu bantul
tahun 2017 oleh Yuli dkk didapatkan hasil contoh penerapan manajemen
varney, yaitu:
a. Pengkajian Hasil pengkajian daridata yang diperoleh dari pasien
Ny.T umur 40 tahun G3P2A0Ah2keluhan pasien merasakan
sesak nafas, sedangkan data obyektif yang didapatkan dari pasien
di dapatkan semua dalam batas normal, TFU Mc.Donal : 29
cm TBJ : (TFU-11) x 15 : (25-12) x 155 = 2015 gram, R :
27x/menit.
b. Interpretasi Interpretasi data yang di peroleh yaitu Ny. T umur 40
tahun G3P2A0Ah2 UK 32+3minggu dengan ketidaknyamanan
trimester III. Masalah yang timbul adalah ibu merasakan sesak
nafas, serta di peroleh data obyektif yang didapatkan dari
pasien di dapatkan semua dalam batas normal
c. Diagnosa Potensial Diagnosa potensial yang ditetapkan adalah
pada ibu dapat melemahkan fisiknya yang pada akhirnya dapat
menyebabkan perdarahandan infeksi. Pada janin bisa
menyebabkan kematian janin dalam rahim, BBLR, dan cacat
bawaan.
d. Tindakan segeraMenganjurkan ibu untuk mengatur
pernafasannya (kecepatan dan kedalaman) dalam kondisi
ketika ibu menyadari terjadinya hiperventilasi (sesak nafas)
e. PerencanaanPerencanaan yang diberikan yaitu menjelaskan
kepada ibu hasil pemeriksaan, menjelaskan KIE tentang gizi
pada ibu hamil dan pengaruh terhada janin, menganjurkan ibu
untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas, memberikan
terapi vitamin sesuai advice bidan ferosus (SF) dengan dosis 300
mg diminum 1x1 licokalk 500 mg diminum 1x1, memberitahu
ibu melakukan beberapa cara untuk mengatasi sesak nafas,
memberitahu ibu tanda bahaya pada ibu hamil trimester III,
menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi.
f. PelaksanaanPada tahap pelaksanaan penulis tidak menemukan
kesenjangan antara teori dan lahan.
g. EvaluasiSetelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. T 40
tahun G3P2A0Ah2 UK 32+3minggu sebanyak 3 kali ibu tidak
mengalami ketidaknyamanan trimester III lagi, ibu dalam keadaan
sehat dan tidak ada masalah. Dengan diterapkan asuhan kebidanan
pada ibu hamil diharapkan asuhan yang diberikan dapat
bermanfaat dan terlaksana dengan baik dan tepat sehingga
kelainan maupun komplikasi dapat terdeteksi sedini mungkin dan
petugas kesehatan khususnya bidan dapat segera memberikan
tindakan dengan baik dan tepat.
B. PENDOKUMENTASIAN KEBIDANAN DENGAN METODE SOAP
Di dalam metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah data objektif,
A adalah analysis, P adalah penatalaksanaan. Metode ini merupakan
dokumentasi yang sederhana akan tetapi mengandung semua unsur data dan
langkah yang dibutuhkan dalam asuhan kebidanan, jelas, logis.
1. S (Subjektif)
Data subjektif berhubungan dengan masalah dari sudut pandang
klien. Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang
dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan
langsung dengan diagnosis. Pada klien yang menderita tuna wicara,
dibagian data dibagian data dibelakang huruf “S”, diberi tanda huruf “O”
atau”X”. Tanda ini akan menjelaskan bahwa klien adalah penederita tuna
wicara. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan
disusun.
2. O (Objektif)
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang
jujur, hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium.
Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat
dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data penunjang. Data ini akan
memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan
diagnosis.
3. A (Analisis)
Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
intrepretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan
klien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan
informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses
pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Di dalam analisis
menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis
tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan klien. Analisis yang
tepat dan akurat mengikuti perkembangan data klien akan menjamin
cepat diketahuinya perubahan pada klien, dapat terus diikuti dan diambil
keputusan/tindakan yang tepat. Analisis data adalah melakukan
intrepretasi data yang telah dikumpulkan, mencakup diagnosis, masalah
kebidanan, dan kebutuhan.
4. P (Penatalaksanaan)
Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,
tindakan segera, tindakan secara komprehensif; penyuluhan, dukungan,
kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan. Tujuan penatalaksanaan
untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan
mempertahankan kesejahteraanya.

DAFTAR PUSTAKA

Aldina et al. 2016. Berpikir Kritis Dasar Bidan dalam Manajemen Asuhan
Kebidanan. Journal of Midwifery Volume 1, Nomor 2
LG dewi et al. 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan Bidan Terhadap
Penerapan Pendokumentasian Dengan Metode Soap. Journal Of Midwifery
Volume 2, Nomor 1
Yuli et al.201. intisari asuhan kebidanan ibu hamil trimester iii pada ny. T
umur 40 tahun g3p2a0ah2 29+2minggu di puskesmas sedayu bantul tahun 2017
Handayani Sih Rini dan Mulyati Triwik Sri. 2017. Bahan Ajar Kebidanan:
Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Widan & Hidayat .2011. Dokumentasi kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai