Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS JURNAL TEKNOLOGI PELAYANAN KEBIDANAN

CARDIOTOCOGRAPHY (CTG)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Pelayanan Kebidanan

Disusun oleh :

Jenuarista Merdinarizky (195401426091)


Devi Susanti (195401426094)
Ana Rosiani (195401426138)
Adinda Eka Meilinda (195401426210)
Deby Aginta Dwi PS (195401426257)
Monika Septiana Putri (195401426321)
Wayan Arniyawati (195401426336)
Nur Fitriyani (195401426369)

UNIVERSITAS NASIONAL

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas
mengenai analisis jurnal tentang Teknologi Pelayanan Kebidanan tentang
Cardiotocography (CTG).
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Pelayanan
Kebidanan. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, oleh
karena itu kami mohon kepada pembaca makalah ini untuk memberikan kritik dan
saran yang bersifat membangun agar kami bisa memperbaiki makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, terima kasih.

Jakarta, 15 Mei 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………. 4
B. Rumusan Masalah……………………………………………… 4
C. Tujuan…………...……………………………………………… 4
D. Manfaat………….……………………………………………… 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Judul Jurnal………….………………………………………… 4
B. Latar Belakang……………….………….……………………… 5
C. Tujuan…………………………………………………………… 8
D. Metodologi……………….……………………………………… 8
E. Hasil……………………………………………………………… 8
F. Kesimpulan……………..………….…………………………… 8
G. Kelebihan ………….…………………………………………… 9
H. Kekurangan………….………………………………………… 9
I. Analisis Video………….………………………………………… 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan………..………………………………………...….. 11
B. Saran………..…………………………………………………... 11
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal Monitor adalah alat yang
digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan janin. Pemeriksaan umumnya
dapat dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat persalinan.
Pemeriksaan CTG diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin
(DJJ), gerakan janin dan kontraksi rahim. Bila terdapat perlambatan maka itu
menandakan adanya gawat janin akibat fungsi plasenta yang sudah tidak baik.
Pada saat bersalin kondisi janin dikatakan normal apabila denyut jantung janin
dalam keadaan reaktif, gerakan janin aktif dan dibarengi dengan kontraksi rahim
yang adekuat.
Apabila kemungkinan terdapat masalah pada janin maka dokter akan
melakukan pemeriksaan NST (non stress test) dengan memberikan infus oksitosin
untuk menimbulkan kontraksi rahim (his) dan denyut jantung janin diperiksa
dengan CTG. Apabila tampak kelainan pada hasil pemeriksaan CTG maka dokter
kandungan akan melakukan tindakan persalinan dengan segera.
Pemeriksaan dengan CTG sangat diperlukan pada fasilitas pelayanan
persalinan. Dengan adanya kemajuan teknologi dan produksi harga peralatan
CTG dapat menjadi lebih ekonomis. Dahulu hanya rumah sakit yang
menyediakannya.Agar pelayanan pemantauan pada ibu hamil dan bersalin
berjalan dengan baik rumah bersalin, klinik dokter bahkan bidan praktek swasta
sebaiknya memiliki CTG agar tidak ada kasus keterlambatan dalam mendiagnosis
adanya masalah pada ibu hamil dan melahirkan.
Cara pengukuran CTG hampir sama dengan doppler hanya pada CTG yang
ditempelkan 2 alat yang satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk mendeteksi
kontraksi, alat ini ditempelkan selama kurang lebih 10-15 menit

4
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah rumusan yang disusun untuk memahami apa dan
bagaimana masalah yang diteliti. Adapun rumusan masalah dari makalah ini
adalah:
1. Menganalisis suatu jurnal tentang Teknologi Pelayanan Kebidanan berupa alat
yaitu Cardiotocography (CTG).

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hasil dari analisis jurnal tentang Teknologi Pelayanan
Kebidanan berupa alat yaitu Cardiotocography (CTG).

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang ingin penulis capai adalah untuk memberikan informasi
kepada para pembaca, utamanya bagi sesama pelajar dan generasi muda tentang
Teknologi Pelayanan Kebidanan berupa alat yaitu Cardiotocography (CTG).

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Jurnal
2.1 Judul Jurnal
“Analisis Hasil Pemeriksaan Kardiotokografi Intrapartum Dan Kadar
Mekonium Dalam Cairan Amnion Dibandingkan Dengan Kadar Asam Laktat
Arteri Umbilikalis Bayi Baru Lahir”

2.2 Latar Belakang


Berdasarkan WHO, setiap tahun terdapat kira-kira 3% (3,6 juta) dari
120 juta bayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian
meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian bayi, sebanyak 57%
meninggal pada masa bayi baru lahir (usia di bawah 1 bulan). Setiap 6 menit
terdapat satu bayi baru lahir yang meninggal.Penyebab kematian bayi baru
lahir di Indonesia adalah bayi berat lahir rendah (29%), asfiksia (27%), trauma
lahir, tetanus neonatorum, infeksi lain dan kelainan kongenital. Asfiksia
intrapartum merupakan 1% dari komplikasi kehamilan, mengakibatkan
kematian janin pada 0,5 per 1000 kehamilan dan cerebral palsy pada 1 per
1000 kehamilan.(Anonym, 2008, James D, 2015).
Pengawasan janin saat kelahiran bertujuan untuk memprediksi dan
mendiagnosis asfiksia janin sebelum terjadinya kerusakan otak akibatterjadi
gangguan pertukaran gas darah. Modalitas yang tersedia saat ini adalah berupa
auskultasi intermiten, kardiotokografi(KTG), penilaian warna dan kuantitas
cairan amnion, fetal blood sampling, penilaian profil biofisik,terbentuknya
caput pada kepala janin dan lain-lain. (Ojha R et al., 2016, Dastur A, 2015,
Wijayanegara H, 2014)Beberapa penelitian tentang asam laktat untuk menilai
kejadian asfiksia janin telah dilakukan di Makassar 2016 –2018.

6
Di antaranya, penelitian oleh Mandang D (2016) menyimpulkan
bahwa terdapat hubungan bermakna antara peningkatan asam laktat dengan
nilai Apgar yang rendah. Pada penelitian yang dilakukan oleh Giri NMA
(2018) didapatkan hubungan bermakna antara hasil pemeriksaan pola denyut
jantung janin dengan kadar asam laktat arteri umbilikalis bayi baru lahir pada
kasus preeklamsia berat (p<0,05), namun pada penelitian yang dilakukan oleh
Khosal L (2017) pada persalinan normal tidak didapatkan hubungan yang
bermakna. (Mandang D et al., 2016, Giri NMA et al., 2017, Khosal L et al.,
2019).
Mekonium merupakan pengeluaranprodukusus pertama saat lahir,
yang berupa substansi ang kental, berwarna kehijauan, dan terdiri dari
selepitel, lanugo, mukus, dan sekresi interstinal seperti cairan
empedu.Mekonium terdiri dari bagian yang padat yaitu sekresi intestinal, sel
mukosa, dan elemen padat cairan amnion, dan 85-95% air.Intrauterine
distressdapat menyebabkan pengeluaran mekonium ke cairan amnion. Faktor-
faktor yang meningkatkan terjadinya pengeluaran mekonium in uteroyaitu
insufisiensiplasenta, hipertensi maternal, preeklamsia, oligohidramnion, dan
penggunaan obat-obat oleh ibu, terutama tembakau dan kokain. Cairan
amnion yang mengandung mekonium dapat teraspirasi saat kelahiran dan
persalinan danmenyebabkan terjadinya neonatal respiratory distress.
Mekonium jarangditemukan dalam cairan amnion pada kehamilan kurang dari
34 minggu, sehingga aspirasi mekonium utamanya terjadi pada bayi aterm dan
postterm.(Clark M and Clark D, 2008, Cunningham F et al., 2015).
Metode penilaian yang umum digunakan untuk menilai kepekatan dari
cairan amnion tergantung dari observasi visual klinisi saat persalinan. Namun
metode yang lebih akurat dalam menilai kepekatan cairan amnion adalah
dengan menggunakan spektrofotometer.(Sanlialp C et al., 2004)
Kardiotokografi memungkinkan dilakukannya pengawasan janin saat
kelahiran dengan cara menganalisis denyutjantung janin dan
kontraksimiometrium secara kontinyu. Dengan cara ini diharapkan dapat

7
mendeteksi tanda-tanda yang menunjukkan kejadian potensial merugikan
sehingga dapat dilakukan intervensi tepat waktu.Kardiotokografi
diindikasikan bila ditemukan denyut jantung janin dan kontraksi uterus yang
abnormal pada pemeriksaan secara intermiten.(Gibb D and Arulkumaran S,
2001, Spong C, 2003, Tucker S, 2005).
Rekomendasi yang diberikan oleh perkumpulan dokter ahli kebidanan
di luar negeri terhadap penggunaan kardiotokografi adalah tidak
menggunakan kardiotokografi untuk pemantauan janin secara rutin pada
wanita-wanita hamil tanpa komplikasi. Alasan yang diajukan adalah
kecenderungan persalinan yang dipantaudengan kardiotokografi untuk
berakhir dengan penggunaan alat (forseps, ekstraksi vakum) atau seksio
sesarea. (Alfirevic Z et al., 2006, Cunningham F et al., 2015)
Berdasarkan hal tersebut di atas, diperlukan penelitian untuk mencari
hubungan antara kadar mekonium dalam cairan amnion dan
hasilpemeriksaankardiotokografiintrapartum dibandingkan dengan kadar asam
laktat arteri umbilikalis bayi baru lahir.

2.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara
hasil pemeriksaan kardiotokografi intrapartum dan kadar mekonium dalam
cairan amnion dibandingkan dengan kadar asam laktat arteri umbilikalis bayi
baru lahir.

2.4 Metodologi
Metode yang digunakan adalah observasional dengan design cross
sectional dan diuji dengan uji Spearman Rho. Sampel sebanyak 50 ibu inpartu
dengan kehamilan aterm.

8
2.5 Hasil Penelitian
Berikut ini adalah hasil penelitian tentang hubungan antara kadar
mekonium dalam cairan amnion dan hasil pemeriksaan kardiotokografi
intrapartum dibandingkan dengan kadar asam laktat arteri umbilikalis bayi
baru lahir.
Hasil penelitian uji statistik menunjukkan bahwa (1) hasil pemeriksaan
kardiotokografi intrapartum yang normal menunjukkan kadar asam laktat
arteri umbilikalis bayi baru lahir yang normal, (2) semakin tebal warna cairan
amnion, semakin tinggi kadar asam lakat arteri umbilikalis bayi baru lahir, (3)
semakin tinggi kadar mekonium dalam cairan amnion, semakin tinggi kadar
asam laktat arteri umbilikalis bayi baru lahir.

2.6 Kesimpulan
Hasil pemeriksaan kardiotokografi intrapartum yang normal
menunjukkan kadar asam laktat arteri umbilikalis bayi baru lahir yang
normal.Semakin tebal warna cairan amnion, semakin tinggi kadar asam lakat
arteri umbilikalis bayi baru lahir.Semakin tinggi kadar mekonium dalam
cairan amnion, semakin tinggi kadar asam laktat arteri umbilikalis bayi baru
lahir.

2.7 Kekurangan Jurnal


Jurnal ini memiliki kekurangan yaitu space penulisan kurang teratur,
terkadang mengandung istilah yang hanya berlaku pada bidang tertentu, dan
tidak mendorong dilakukannya penelitian lanjutan.

2.8 Kelebihan Jurnal


Jurnal ini memiliki kelebihan pada hasilnya banyak diberikan
gambaran gambaran seperti tabel dan diagram membuat pembaca lebih mudah
memahami hasil dari penelitian jurnal tersebut. Dan juga dalam penulisan
judul sudah benar, dicetak dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal (bold)

9
tidak melebihi jumlah kata maksimum 15. Penulisan nama penulis juga sudah
benar,nama penulis ditulis di bawah judul tanpa gelar, tidak boleh disingkat,
diawali dengan huruf kapital, tanpa diawali dengan kata ”oleh”, urutan penulis
adalah penulis pertama diikuti oleh penulis kedua, ketiga dan seterusnya. Tata
cara penulisan dan isi abstrak sudah baik karena penulis dapat memberikan
gambaran menyeluruh mengenai kegiatan penelitian tentang “Analisis Hasil
Pemeriksaan Kardiotokografi Intrapartum Dan Kadar Mekonium Dalam
Cairan Amnion Dibandingkan Dengan Kadar Asam Laktat Arteri Umbilikalis
Bayi Baru Lahir” serta menjelaskan latar belakang jurnal penelitian yang
dibuat secara ringkas, tepat dan jelas.

B. Analisis Video
1. Link Video
https://youtu.be/rDHm9lcDE5E

2. Kekurangan Cardiotocography (CTG)


a. Hanya dapat digunakan untuk bayi dengan kondisi fetal distress, ibu
demam tinggi, mengalami perdarahan, infeksi (HIV, hepatitis B/C), bayi
kembar, kehamilan letak sungsang, adanya kelainan plasenta, dan ketuban
pecah dini (KPD).

3. Kelebihan Cardiotocography (CTG)


a. Dapat memantau denyut jantung janin, apakah mengalami fetal distres
atau tidak.
b. Dapat memantau kontraksi rahim, apakah kekuatan dan frekuensi
kontraksi normal dan cukup kuat.
c. Memantau gerakan janin.

10
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Dalam hal kebidanan  alat – alat elektronik  juga menjadi suatu keharusan untuk
mendukung pelayanan kebidanan yang jauh lebih baik. Selama masa kehamilan
tentunya ibu selalu berharap yang terbaik untuk janin di dalam kandungan. Alat – alat
elektronik pun berperan penting dalam membantu selama proses kehamilan dan
pelayanan dalam kebidanan. Dalam menyatakan kecepatan denyut jantung, yang
dinyatakan dalam jumlah denyut per menit (beat per menit – bpm). Heart rate dapat
diperoleh dari EKG. Dopler adalah alat diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi
denyut jantung bayi yang menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik.
Alat ini sangat berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan janin, dan aman
digunakan dan bersifat non invasif. Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan
untuk mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses
pertukaran gas  dengan cara mengeluarkan secret pada klien yang tidak mampu
mengeluarkannya sendiri. Ekstraksi vakum merupakan tindakan obstetrik yang
bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu
dan ekstraksi pada bayi. Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal
Monitor adalah alat yang digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan janin.
Dengan mengenal  alat-alat elektronik  pelayanan kebidanan agar kita dapat
mengetahui dan menggunakan alat–alat tersebut sebagaimana mestinya.

B Saran
Demikian makalah ini kami susun dengan harapan dapat bermanfaat bagi semua
pembaca. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan juga kesalahannya dalam
makalah ini. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Blauch, D. N. (2011) Basic principles spectrophotometry.

Clark, M. & Clark, D. (2018) Meconium aspiration syndrome emedicine.USA,


Medscape.

Cunningham, F., Leveno, K. & Bloom, S. (2015a) Fetal growth and development,
New York, Mc Graw Hill MedicalPublishing Division

Cunningham, F., Leveno, K. & Bloom, S. (2015b) Fetus and newborn: diseases and
injuries of the fetus and newborn, New York, Mc Graw Hill Medical Publishing
Division.

Cunningham, F., Leveno, K. & Bloom, S. (

2015c) Labor and delivery: intrapartum assessment New York, Mc Graw Hill
Medical Publishing Division.

Dastur, A. (2015) Intrapartum fetal distress. J Obstet Gynecol India,

Fahey, J. (2016) Intrauterine asphyxia: clinical implication for providers of


intrapartum care. emedicine.USA, medscape.

Farid, I. A. (2016) Pengaruh interval waktu antara pengambilan keputusan seksio


sesarea dengan lahirnya bayi terhadap kadar asam laktat darah tali pusat. Obstetri
dan Ginekologi.Makassar, Universitas Hasanuddin.

Gibb, D.& Arulkumaran, S. (2011) Cardiotocographic interpretation : clinical


scenarios, Oxford, Butterworth-Heinemann.

Gibb, D. & Arulkumaran, S. (2011) Contraction assessment in fetal monitoring on


practice, Oxford, Butterworth-Heinemann.

Giri, N. M. A., Manoe, I. M. & Lukas, E. (2017) Hubungan pola denyut jantung janin
pada preeklamsia berat dengan hasil luarannya. Obstetri dan
Ginekologi.Makassar, Universitas Hasanuddin.

James, D. (2011) Cesarean section for fetal distress.

12
Khosal, L., Moeljono, E. & Lukas, E. (2016) Analisis kadar mekonium cairan amnion
dan kadar asam laktat pada persalinan normal. Obstetri dan Ginekologi.Makassar,
Universitas Hasanuddin.

13

Anda mungkin juga menyukai