Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INDIVIDU

menganalisis teknologi pelayanan kebidanan


Electronic Fetal Monitoring atau Kardiotokografi (CTG)

Oleh
SEPTI MARANTIKA (2154014462210)

UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya bisa menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya akan membahas mengenai analisis jurnal tentang
Teknologi Pelayanan Kebidanan tentang Electronic Fetal Monitoring atau Cardiotocography
(CTG).
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Pelayanan
Kebidanan. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyusun makalah ini.
saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, oleh karena itu
saya mohon kepada pembaca makalah ini untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar saya bisa memperbaiki makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua, terima kasih.

Bekasi, 08 Okt 2022

Septi maratika
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 4
C. TUJUAN ......................................................................................................................... 5
D. MANFAAT ..................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................
A. CARDIOTOCOGRAPHY (CTG) ELEKTRONIC FETAL MONITOR. ...................... 6
B. ANALISIS JURNAL I.................................................................................................... 8
C. ANALISIS JURNAL II ................................................................................................ 11
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................
1. KESIMPULAN ............................................................................................................. 14
2. SARAN ......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal Monitor adalah alat yang
digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan janin. Pemeriksaan umumnya dapat
dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat persalinan. Pemeriksaan CTG
diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin (DJJ), gerakan janin dan
kontraksi rahim. Bila terdapat perlambatan maka itu menandakan adanya gawat janin
akibat fungsi plasenta yang sudah tidak baik. Pada saat bersalin kondisi janin dikatakan
normal apabila denyut jantung janin dalam keadaan reaktif, gerakan janin aktif dan
dibarengi dengan kontraksi rahim yang adekuat.
Apabila kemungkinan terdapat masalah pada janin m]aka dokter akan
melakukan pemeriksaan NST (non stress test) dengan memberikan infusoksitosin untuk
menimbulkan kontraksi rahim (his) dan denyut jantung janin diperiksa dengan CTG.
Apabila tampak kelainan pada hasil pemeriksaan CTG maka dokter kandungan akan
melakukan tindakan persalinan dengan segera. Pemeriksaan dengan CTG sanga
diperlukan pada fasilitas pelayanan persalinan. Dengan adanya kemajuan teknologi da
produksi harga peralatan CTG dapat menjadi lebih ekonomis. Dahulu hany rumah sakit
yang menyediakannya.Agar pelayanan pemantauan pada ibu hamil dan bersalin
berjalan dengan baik rumah bersalin, klinik dokter bahkan bidan praktek swasta
sebaiknya memiliki CTG agar tidak ada kasus keterlambatan dalam mendiagnosis
adanya masalah pada ibu hamil dan melahirkan.
Cara pengukuran CTG hampir sama dengan doppler hanya pada CTG yang
ditempelkan 2 alat yang satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk mendeteksi
kontraksi, alat ini ditempelkan selama kurang lebih 10-15 menit

B. RUMUSAN MASALAH
Menganalisis suatu jurnal tentang Teknologi Pelayanan Kebidanan berupa alat
yaitu Cardiotocography (CTG) atau juga disebut elektro Fetal Monitor
C. TUJUAN
Untuk mengetahui hasil dari analisis jurnal tentang Teknologi Pelayanan
Kebidanan berupa alat yaitu Cardiotocography (CTG).

D. MANFAAT
Manfaat yang ingin penulis capai adalah untuk memberikan informasi kepada
para pembaca, utamanya bagi sesama pelajar dan generasi muda tentang Teknologi
Pelayanan Kebidanan berupa alat yaitu Cardiotocography (CTG) atau juga disebut
elektro Fetal Monitor.
BAB II

PEMBAHASAN

A. CARDIOTOCOGRAPHY (CTG) ELEKTRONIC FETAL MONITOR.

1. PENGERTIAN
Elektronic fetal monitor suatu metode untuk memonitoring keadaan
janin dalam kandungan dengan mencatat setiap perubahan denyut jantung janin
dan aktivitas uterus menggunakan alat elektronik.
Pematauan DJJ secara kontinu dengan alat elektronik disarankan jika
terdapat factor resiko.

2. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI


INDIKASI
a. Indikasi ibu :
(1) Riwayat operasi SC
(2) Pre-eklampsi
(3) Diabetes
(4) Perdarahan antepartum

b. Indikasi Intrapartum
(1) Pencemaran cairan meconium
(2) Perdarahan pervaginam saat persalinan
(3) Penggunaan oxytocin
(4) Penggunaan anastesi epidural
(5) Ibu mengalami pyrexia
(6) Kehamilan post-term
(7) Ketuban pecah lama >24 jam
(8) Persalinan induksi

c. Indikasi janin :
(1) Gangguan pertumbuhan intrauterin (IUGR)
(2) Prematur
(3) Oligohydramnion
(4) Pemantauan Doppler dengan DJJ abnormal
(5) Kehamilan ganda
(6) Presentasi bokong
KONTRA INDIKASI
a. Kontraindikasi internal FHR monitoring
b. Ibu yang menderita HIV AIDS
c. Ibu yang menderita Hepatitis B atau C
d. Ibu yang menderita herpes simplex
e. Janin yang mengalami trombositopenia
f. Janin yang mengalami gangguan perdarahan, misalnya potensial
hemophilia

SYARAT PEMERIKSAAN CTG


a. Usia kehamilan 28 minggu.
b. Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan).
c. Punktum maksimum denyut jantung janin (DJJ) diketahui.
d. Prosedur pemasangan alat dan pengisian data pada komputer (pada KTG
terkomputerisasi) sesuai buku petunjuk dari pabrik

3. KOMPLIKASI EFM
a. Tali pusat dapat tertekan kuat karena terbelit dengan kateter
b. Pembuluh darah janin pada plasenta dapat rusak akibat pemasangan kateter
yang tidak tepat.
c. Terjadinya penetrasi plasenta selama pemasangan Intrauterine Pressure
Catheters (IUPCs), menyebabkan perdarahan dan kemungkinan perforasi
uterus.
d. Luka pada kulit kepala janin akibat pemasangan elektroda dapat
menyebabkan infeksi dan cranial osteomyelitis dapat terjadi.
e. Infeksi puerperal meningkat dari 12% dengan pemantauan eksternal
menjadi 18% dengan pemantauan internal
B. ANALISIS JURNAL I

1. JUDUL JURNAL
“Analisis Hasil Pemeriksaan Kardiotokografi Intrapartum Dan Kadar
Mekonium Dalam Cairan Amnion Dibandingkan Dengan Kadar Asam
Laktat Arteri Umbilikalis Bayi Baru Lahir”

2. LATAR BELAKANG
Berdasarkan WHO, setiap tahun terdapat kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120
juta bayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian
meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian bayi, sebanyak 57%
meninggal pada masa bayi baru lahir (usia di bawah 1 bulan). Setiap 6 menit
terdapat satu bayi baru lahir yang meninggal.Penyebab kematian bayi baru
lahir di Indonesia adalah bayi berat lahir rendah (29%), asfiksia (27%),
trauma lahir, tetanus neonatorum, infeksi lain dan kelainan kongenital.
Asfiksia intrapartum merupakan 1% dari komplikasi kehamilan,
mengakibatkan kematian janin pada 0,5 per 1000 kehamilan dan cerebral
palsy pada 1 per 1000 kehamilan.(Anonym, 2008, James D, 2015).
Pengawasan janin saat kelahiran bertujuan untuk memprediksi dan
mendiagnosis asfiksia janin sebelum terjadinya kerusakan otak akibatterjadi
gangguan pertukaran gas darah. Modalitas yang tersedia saat ini adalah
berupa auskultasi intermiten, kardiotokografi(KTG), penilaian warna dan
kuantitas cairan amnion, fetal blood sampling, penilaian profil
biofisik,terbentuknya caput pada kepala janin dan lain-lain. (Ojha R et al.,
2016, Dastur A, 2015, Wijayanegara H, 2014)Beberapa penelitian tentang
asam laktat untuk menilai kejadian asfiksia janin telah dilakukan di
Makassar 2016 –2018.
Di antaranya, penelitian oleh Mandang D (2016) menyimpulkan bahwa
terdapat hubungan bermakna antara peningkatan asam laktat dengan nilai
Apgar yang rendah. Pada penelitian yang dilakukan oleh Giri NMA (2018)
didapatkan hubungan bermakna antara hasil pemeriksaan pola denyut
jantung janin dengan kadar asam laktat arteri umbilikalis bayi baru lahir
pada kasus preeklamsia berat (p <0,05), namun pada penelitian yang
dilakukan oleh Khosal L (2017) pada persalinan normal tidak didapatkan
hubungan yang bermakna. (Mandang D et al., 2016, Giri NMA et al., 2017,
Khosal L et al., 2019).
Mekonium merupakan pengeluaranprodukusus pertama saat lahir, yang
berupa substansi ang kental, berwarna kehijauan, dan terdiri dari selepitel,
lanugo, mukus, dan sekresi interstinal seperti cairan empedu.Mekonium
terdiri dari bagian yang padat yaitu sekresi intestinal, sel mukosa, dan
elemen padat cairan amnion, dan 85-95% air.Intrauterine distressdapat
menyebabkan pengeluaran mekonium ke cairan amnion. Faktorfaktor yang
meningkatkan terjadinya pengeluaran mekonium in uteroyaitu
insufisiensiplasenta, hipertensi maternal, preeklamsia, oligohidramnion,
dan penggunaan obat-obat oleh ibu, terutama tembakau dan kokain. Cairan
amnion yang mengandung mekonium dapat teraspirasi saat kelahiran dan
persalinan danmenyebabkan terjadinya neonatal respiratory distress.
Mekonium jarangditemukan dalam cairan amnion pada kehamilan kurang
dari 34 minggu, sehingga aspirasi mekonium utamanya terjadi pada bayi
aterm dan postterm.(Clark M and Clark D, 2008, Cunningham F et al.,
2015).
Metode penilaian yang umum digunakan untuk menilai kepekatan dari
cairan amnion tergantung dari observasi visual klinisi saat persalinan.
Namun metode yang lebih akurat dalam menilai kepekatan cairan amnion
adalah dengan menggunakan spektrofotometer.(Sanlialp C et al., 2004)
Kardiotokografi memungkinkan dilakukannya pengawasan janin saat
kelahiran dengan cara menganalisis denyutjantung janin dan
kontraksimiometrium secara kontinyu. Dengan cara ini diharapkan dapat
mendeteksi tanda-tanda yang menunjukkan kejadian potensial merugikan
sehingga dapat dilakukan intervensi tepat waktu.Kardiotokografi
diindikasikan bila ditemukan denyut jantung janin dan kontraksi uterus yang
abnormal pada pemeriksaan secara intermiten.(Gibb D and Arulkumaran S,
2001, Spong C, 2003, Tucker S, 2005).
Rekomendasi yang diberikan oleh perkumpulan dokter ahli kebidanan
di luar negeri terhadap penggunaan kardiotokografi adalah tidak
menggunakan kardiotokografi untuk pemantauan janin secara rutin pada
wanita-wanita hamil tanpa komplikasi. Alasan yang diajukan adalah
kecenderungan persalinan yang dipantaudengan kardiotokografi untuk
berakhir dengan penggunaan alat (forseps, ekstraksi vakum) atau seksio
sesarea. (Alfirevic Z et al., 2006, Cunningham F et al., 2015)
Berdasarkan hal tersebut di atas, diperlukan penelitian untuk mencari
hubungan antara kadar mekonium dalam cairan amnion dan
hasilpemeriksaankardiotokografiintrapartum dibandingkan dengan kadar
asam laktat arteri umbilikalis bayi baru lahir.

3. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara hasil
pemeriksaan kardiotokografi intrapartum dan kadar mekonium dalam cairan
amnion dibandingkan dengan kadar asam laktat arteri umbilikalis bayi baru
lahir.

4. METODOLOGI
Metode yang digunakan adalah observasional dengan design cross
sectional dan diuji dengan uji Spearman Rho. Sampel sebanyak 50 ibu
inpartu dengan kehamilan aterm.

5. HASIL PENELITIAN
Berikut ini adalah hasil penelitian tentang hubungan antara kadar mekonium
dalam cairan amnion dan hasil pemeriksaan kardiotokografi intrapartum
dibandingkan dengan kadar asam laktat arteri umbilikalis bayi baru lahir.
Hasil penelitian uji statistik menunjukkan bahwa (1) hasil pemeriksaan
kardiotokografi intrapartum yang normal menunjukkan kadar asam laktat
arteri umbilikalis bayi baru lahir yang normal, (2) semakin tebal warna
cairan amnion, semakin tinggi kadar asam lakat arteri umbilikalis bayi baru
lahir, (3) semakin tinggi kadar mekonium dalam cairan amnion, semakin
tinggi kadar asam laktat arteri umbilikalis bayi baru lahir.

6. KESIMPULAN
Hasil pemeriksaan kardiotokografi intrapartum yang normal
menunjukkan kadar asam laktat arteri umbilikalis bayi baru lahir yang
normal.Semakin tebal warna cairan amnion, semakin tinggi kadar asam
lakat arteri umbilikalis bayi baru lahir.Semakin tinggi kadar mekonium
dalam cairan amnion, semakin tinggi kadar asam laktat arteri umbilikalis
bayi baru lahir.

7. KEKURANGAN
Jurnal ini memiliki kekurangan yaitu space penulisan kurang teratur,
terkadang mengandung istilah yang hanya berlaku pada bidang tertentu, dan
tidak mendorong dilakukannya penelitian lanjutan.

8. KELEBIHAN
Jurnal ini memiliki kelebihan pada hasilnya banyak diberikan gambaran
gambaran seperti tabel dan diagram membuat pembaca lebih mudah
memahami hasil dari penelitian jurnal tersebut. Dan juga dalam penulisan
judul sudah benar, dicetak dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal (bold)
Tidak melebihi jumlah kata maksimum 15. Penulisan nama penulis juga
sudah benar,nama penulis ditulis di bawah judul tanpa gelar, tidak boleh
disingkat, diawali dengan huruf kapital, tanpa diawali dengan kata ”oleh”,
urutan penulis adalah penulis pertama diikuti oleh penulis kedua, ketiga dan
seterusnya. Tata cara penulisan dan isi abstrak sudah baik karena penulis
dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai kegiatan penelitian
tentang “Analisis Hasil Pemeriksaan Kardiotokografi Intrapartum Dan
Kadar Mekonium Dalam Cairan Amnion Dibandingkan Dengan Kadar
Asam Laktat Arteri Umbilikalis Bayi Baru Lahir” serta menjelaskan latar
belakang jurnal penelitian yang dibuat secara ringkas, tepat dan jelas.

C. ANALISIS JURNAL II

1. JUDUL JURNAL
“Sosialisasi Pengoperasian, Uji Fungsi Dan Pemeliharaan Alat
Cardiotocograph (CTG)”

2. LATAR BELAKANG
Peralatan medis memegang peranan penting dalammenyelenggarakan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, oleh sebabitu Rumah sakit harus
memastikan bahwa perangkat medis aman,akurat, handal, dan dapat bekerja
secara optimal yaitu dengan melakukaninspeksi dan pemeliharaan. Peralatan
kesehatan sangat penting dilakukan pemeliharaan rutin.
Lemahnyapengoperasian dan kurangnya kemampuan pemeliharaan serta
tidaktersedianya biaya pemeliharaan pendeknya masapakai peralatan tersebut, dan
berdampak pada meningkatnya biaya perbaikan.
Cardiotocography(CTG) merupakan sebuah alat yang digunakan oleh dokter
kandungan untuk memantau denyut jantung dan kontraksi rahim saat bayi
berada di dalam kandungan. Bayi di dalam kandungan memiliki detak jantung
antara 110 dan 160 denyut per menit dan meningkat ketika bayi
bergerak.Pengoperasian peralatan medis sangat penting diketahui oleh
pengguna (user) sesuai dengan standart operasional prosedur penggunaan
peralatan kesehatan.Standart opersional prosedur merupakan suatu alur/cara
kerja yang sudah ter-standarisasi, Standar Operasional Prosedur ini berfungsi
sebagai suatu petunjuk acuan penggunaan peralatan.
Uji fungsi merupakan Pengujian secara keseluruhan melalui uji bagian-
bagian Alat Kesehatan menguji keluaran alat menyesuaikan dengan standart dan
difungsikan dengan baik sesuai fungsiya. Pengecekan bagian-bagian alat wajib
dilakukan terlebih dahulu sebelum dioperasikan kepada pasien. Sosialisasi
Pengoperasian, Uji Fungsi Dan Pemeliharaan Alat Cardiotodography (Ctg)
bertujuan untuk melatih user mengoperasikan alat Cardiotodography sesuai
standart, mengetahui bagian-bagian, mengetahui fungsi bagian bagian alat dan
mengetahui penempatan setiap bagian alat. Guna untuk menghindari kesalahan
dalam penggunaan peralatan.
Cardiotocography memiliki beberapa parameter yaitu Saturasi
Oksigen dalam darah (SPO2), Tekanan Darah (NIBP), Elekctrocardiograph
(EKG), Toco Transduser, Transducer UC, dan penanda gerakan janin. Setiap
parameter tersebut memiliki fungsi berbeda untuk melihat diagnose pasien.
Pemeliharaan peralatan medis yang baik danterfokus serta dijalankan
secara terencana, terorganisir, dan teraktualisasisecara sistematis sesuai dengan
prosedur yang dibuat oleh rumah sakitmaupun standar kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah, dapatmengurangi resiko terhambatnya pelayanan di
rumah sakit akibatketidaksiapan sarana dan prasarana yang dipergunakan.

3. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sosialiasi dan eskperimen
langsung ke alat medis.

4. HASIL PENELITIAN
CardiotocographyUji fungsi dilakukan untuk mengetahui hasil dari
rekaman setiap parameter pada alat cardiotocography sesuai dengan settingan
pada monitor dan keluaran alat. Hasil dilihat dari hasil print out

5. KESIMPULAN
a. ser mampu melakukan pengoperasian alat dan melakukan pemeliharaan
preventif.
b. Cardiotocography berfungsi dengan baik.
c. Penggunaan alat Cardiotocography harus memperhatikan suhu dan kelembapan
ruangan guna untuk menghindari kerusakan pada aksesoris dan modul
peralatan.
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Dalam hal kebidanan alat – alat elektronik juga menjadi suatu keharusan untuk
mendukung pelayanan kebidanan yang jauh lebih baik. Selama masa kehamilan
tentunya ibu selalu berharap yang terbaik untuk janin di dalam kandungan. Alat – alat
elektronik pun berperan penting dalam membantu selama proses kehamilan dan
pelayanan dalam kebidanan. Dalam menyatakan kecepatan denyut jantung, yang
dinyatakan dalam jumlah denyut per menit (beat per menit – bpm). Heart rate dapat
diperoleh dari EKG. Dopler adalah alat diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi
denyut jantung bayi yang menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik.
Alat ini sangat berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan janin, dan aman digunakan
dan bersifat non invasif. Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk
mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas
dengan cara mengeluarkan secret pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya
sendiri. Ekstraksi vakum merupakan tindakan obstetrik yang bertujuan untuk
mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada
bayi. Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal Monitor adalah alat yang
digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan janin. Dengan mengenal alat-alat
elektronik pelayanan kebidanan agar kita dapat mengetahui dan menggunakan alat–alat
tersebut sebagaimana mestinya.

2. SARAN
Demikian makalah ini saya susun dengan harapan dapat bermanfaat bagi semua
pembaca. Saya menyadari masih banyak kekurangan dan juga kesalahannya dalam
makalah ini. Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Clark, M. & Clark, D. (2018) Meconium aspiration syndrome emedicine.USA,


Medscape.
Cunningham, F., Leveno, K. & Bloom, S. (2015a) Fetal growth and development, New
York, Mc Graw Hill MedicalPublishing Division
Cunningham, F., Leveno, K. & Bloom, S. (2015b) Fetus and newborn: diseases and
injuries of the fetus and newborn, New York, Mc Graw Hill Medical Publishing
Division.
2015c) Labor and delivery: intrapartum assessment New York, Mc Graw Hill Medical
Publishing Division.
Fahey, J. (2016) Intrauterine asphyxia: clinical implication for providers of intrapartum
care. emedicine.USA, medscape.
Farid, I. A. (2016) Pengaruh interval waktu antara pengambilan keputusan seksio
sesarea dengan lahirnya bayi terhadap kadar asam laktat darah tali pusat. Obstetri dan
Ginekologi.Makassar, Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai