DISUSUN OLEH :
NIM ; P07120219091
TINGKAT : 2 B
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga kami dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari seluruh komponen yang telah membantu dalam penyelesaian tugas mata kulia keperawatan
MATERNITAS berjudul “pemantaun persalinan dalam partograf dan asuhan keperawatan pada ibu bersalin
kala IV” Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca,. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin dalam pembuatan
makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN………………………………………………………………………………………i
KATA PENGANATAR…………………………………………………………………………………..ii
1.3. TUJUAN………………………………………………………………………………………………
2.1. PARTOGRAF…………………………………………………………………………………………
PERSALINAN NORMAL………………………………………………………………………………….
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………………………………
4.1.KESIMPULAN ………………………………………………………………………..……………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..…………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk membuat
keputusan klinik (JNPKKR, 2007). Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan
(Sarwono,2008).Partograf atau partogram adalah metode grafik untuk merekam kejadian-kejadian
1)Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan
dalam.
2)Mendeteksi apakah proses persalinan bejalan secara normal. Dengan demikian dapat pula mendeteksi
secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.
Data pelengkap yang terkait dengan pemantuan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan proses
persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik
dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam
medik ibu bersalin dan bayi baru lahir ( JNPK-KR, 2008)
Negara berkembang masih sangat perlu diperhatikan terutama terkait masalah kesehatan ibu. Tingginya
kasus kematian masih menjadi topik hangat yang selalu dibicarakan untuk upaya penurunannya. Angka
kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu 228 ibu meninggal per100.000 kelahiran. Angka
ini lebih 20–30 kali lipat dibanding dengan AKI di Negara tetangga. Singapura mencatat paling rendah angka
ibu melahirkan, hanya 3 ibu meninggal per100.000 kelahiran. Kemudian disusul Malaysia (5 ibu meninggal
per100.000 kelahiran), Thailand (8-10 per 100.000), Vietnam (50 per100.000). Indonesia tertinggi di kawasan
Asia Tenggara untuk jumlah AKI (UNICEF, 2012).
1.3. Tujuan
1.Tujuan umum
2.Tujuan khusus
a.Menggambarkan penggunaan Partograf oleh bidan pada persalinan normal di Poliklinik Bhayangkara
Polresta Surakarta.
b.Menggambarkan pengetahuan tentang partograf pada persalinan normal
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PARTOGRAF
A.Definisi Partograf
Partograf atau partogram adalah metode grafik untuk merekam kejadian-kejadian pada perjalanan persalinan
(Farrer, 2001). Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi
untuk membuat keputusan klinik.
Partograf adalah catatan grafik kemajuan persalinan untuk memantau keadaan ibu dan janin, menemukan
adanya persalinan abnormal, yang menjadi petunjuk untuk melakukan tindakan bedah kebidanan dan
menemukan disproporsi kepala panggul jauh sebelum persalinan menjadi macet (Sumapraja, 1993).
Partograf merupakan alat untuk mencatat informasi berdasarkan observasi, anamnesa dan pemeriksaan fisik
ibu dalam persalinan dan sangat penting khususnya untuk membuat keputusan klinis selama kala I persalinan
(PUSDIKNAKES-WHO, 2003).
Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam mengambil
keputusan dalam penatalaksanaan. Partograf dimulai pada pembukaan 4 cm (fase aktif) yang digunakan pada
setiap ibu bersalin tanpa memandang apakah persalinan itu normal atau komplikasi (Saifuddin, 2002)
Partograf merupakan lembaran form dengan berbagai grafik dan kode yang menggambarkan berbagai
parameter untuk menilai kemajuan persalinan Gambaran partograf dinyatakan dengan garis tiap parameter
(vertikal) terhadap garis perjalanan waktu (horisontal).
B.Tujuan Partograf
1.Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan
dalam.
2.Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian, juga dapat melakukan
deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama (Depkes RI, 2007).
3.Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan proses
persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan k1inik
dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam
medik ibubersalin dan bayi baru 1ahir.Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf akan
membantu penolong persalinan untuk:
4.Menggunakan informasi yang tercatat untuk secara dini mengidentifikasi adanya penyulit.
5.Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu Dengan
menggunakan partograf, semua hasil pemeriksaan berkala dicatat pada bentuk grafik. Partogaf membantu
bidan atau perawat memonitor proses persalinan dan kelahiran serta mendeteksi dengan cepat komplikasi-
komplikasi agar petugas kesehatan dengan cepat dapat membuat intervensi yang perlu serta memastikan
kesejahteraan ibu dan bayi (PUSDIKNAKES-WHO, 2003).
2.Rupture uteri
4.Perdarahan postpartum
5.Fistel
C.Penggunaan Patograf
1.Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan sebagai elemen penting asuhan persalinan. Partograf
harus digunakan, baik tanpa ataupun adanya penyulit. Partograf akan membantu penolong persalinan dalam
memantau, mengevaluasi dan membuat keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang diserai dengan
penyulit.
2.Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit, dll).
3.Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama persalinan dan
kelahiran (Spesialis Obgin, bidan, dokter umum, residen dan mahasiswa kedokteran).
4.Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman
dan tepat waktu. Selain itu, juga mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa
mereka (Prawirohardjo, 2002).
D.Pengisian partograf
Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi yang dimulai pada fase aktif persalinan; dan
menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil – hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan, meliputi:
(4) Tanggal dan waktu mulai dirawat ( atau jika di rumah : tanggal dan waktu penolong persalinan mulai
merawat ibu)
c) Kondisi janin:
d) Kemajuan persalinan
(1) Pembukaan serviks
(1) Oksitisin
h) Kondisi ibu :
i) Asuhan, pengamatan, dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom tersedia di sisi partograf atau di
catatan kemajuan persalinan) (Sarwono,2009).
A. Pengertian
Beberapa pengertian dari persalinan adalah sebagai berikut Persalinan adalah proses membuka dan
menipisnya serviks dan janin ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses di mana janin dan ketuban
didorong keuluar melalui jalan lahir (Sarwono, 2008:100).Persalinan adalah rangakian proses yang berakhir
dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini di mulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang
ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney,
2007:672).Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan ketuban keluar dari uterus (JNPK-KR,
2208:52).
Berdasarkan Manuaba (2009) teori tentang dimulainya persalinan setelah janin cukup bulan, masih
merupakan teori yang kompleks dan sulit dicari mana sebenarnya paling dominan. Besar kemungkinan adalah
semua teori yang dikemukakan para ahli, merupakan satu kesatuan dengan hasil persalinan dapat dimulai.
Beberapa teori persalinan adalah:
2) Teori oksitosin
4) Teori janin
5) Teori prostaglandin
Dikemukakan pula bahwa dalam proses persalinan terdapat upaya kerja sama tiga kekuatan vital, yaitu
sebagai berikut:
2) Passage: Jalan lahir terdiri atas jalan lahir tulang dan jalan lahir lunak..
3) Passenger: Bentuk, besarnya, dan posisinya bayi harus normal sehingga mampu beradaptasi dengan baik
terhadap jalan lahir dan kekuatan pendorong sehingga proses persalinan dapat berjaln dengan lancar dan
normal. Selain ketiga faktor di atas Jenny (2013) menambahkan pula faktor yang dapat memengaruhi jalannya
proses persalinan adalah:
C. Tahapan Persalinan
Tahapan persalinan terdiri atas kala I (kala pembukaan), kala II (kala pengeluaran janin), kala III (pelepasan
plasenta), dan kala IV (kala pengawasan/observasi/pemulihan) (Jenny, 2013:5).
1) Kala I
Kala I atau kala pembukaan adalah periode yang dimulai dari his persalinan yang persalinan yang pertama
sampai pembukaan cervix menjadi lengkap. Berdasarkan kemajuan pembukaan maka kala I dibagi menjadi
fase laten dan fase aktif (Yanti, 2009:6). a) Fase laten
Menurut Varney (2004) fase laten adalah periode waktu dari awal persalinan hingga ke titik pembukaan
dimulai sejak kontraksi muncul hingga pembukaan tiga sampai ke empat sentimeter atau permulaan fase aktif.
b) Fase aktif
Fase aktif adalah periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan hingga pembukaan menjadi komplet
dan mencangkup fase transisi (Varney, 2004. Menurut Yanti (2009) fase aktif, yaitu fase pembukaan yang
lebih cepat yang terbagi lagi menjadi:
(1)Fase accelerasi (fase percepatan) dari pembukaan 3 cm sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam.
(2)Fase dilatasi maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang dicapai dalam 2 jam.
2) Kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika dilatasi servix sudah lengkap, dan berakhir saat janin sudah lahir. Kala II
disebut juga sebagai stadium ekspulsi janin (Sarwono, 2009).
3)Kala III
Kala tiga persalinan disebut juga sebagai stadium pemisahan dan ekspulsi plasenta (Sarwono, 2009). Kala III
atau kala uri adalah persalinan uang dimulai dar lahirnya bayi sampai dengan lahirnya plasenta (Yanti, 2009).
4) Kala IV
Menurut Yanti (2009), kala IV merupakan masa 1-2 jam setelah plasenta lahir. Kala IV persalinan yaitu sejak
uri lahir sampai 2 jam pasca persalinan. Kala IV disebut juga dengan kala pengawasan.
Menurut Varney (2009) ada sejumlah tanda dan gejala peringatan yang akan meningkatkan kesiagaan bahwa
seorang wanita sedang mendekati waktu bersalin. Tanda dan gejala menjelang persalinan antara lain:
1) Lightening
Lightening adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor. Hal-hal spesifik berikut akan
dialami ibu:
2)Perubahan serviks
Servik masih melunak, dengan konsistensi seperti pudding, dan mengalami sedikit penipisan (effacement) dan
kemungkinan sedikit dilatasi. Perubahan servik diduga terjadi akibat peningkatan intensitas kontraksi Braxton
hicks (Varney, 2009:673).
3) Persalinan palsu
Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap
serviks. (Varney, 2009:673).
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu persalinan.
5) Bloody show
Plak lendir disekresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir serviks pada awal kehamilan. Plak sawar
ini menjadi pelindung dan menutup jalan lahir selama kehamilan (Varney, 2009:673).
6) Lonjakan energi
Banyak wanita mengalami lonjakan energi kurang lebih 24 sampai 48 jam sebelum awal persalinan (Varney,
2009:674).
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan mencerna, mual, muntah, diduga hal-hal tersebut
merupakan gejala menjelang persalinan walaupun belum ada penjelasan untuk hal ini (Varney, 2009:674).
e. Mekanisme persalinan
1)Bagian presentasi asuk pintu atas panggul (engangement)- diameter biparetal melewati pintu atas panggul
2)Penuruan lengkap
3)Fleksi
4)Rotasi internal
6)Restitusi-rotasi 45° pertama setelah pelahiran kepala, yang mengembalikan kepala ke sudut yang tepat
terhadap bahu
7)Rotasi eksternal
8)Pelahiran bahu dan badan dengan fleksi lateral melalui sumbu Carus (Varney, 2010:349).
Asuhan Persalinan Normal (APN) adalah persalinan yang bersih dan aman serta mencegah terjadinya
komplikasi. Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan pascapersalinan
terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir. APN bertujuan untuk menjaga
kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang
terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan
kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (Depkes, 2008, hal. 3).
BAB III
PERSALINAN NORMAL
1. PENGKAJIAN
A. Biodata
B. Anamnesa
Tanggal 12 juni 2020
Jam 01.00 wit
Keluhan
Nyeri perut melingkar samapi kebelakang disertai keluar lendir bercampur darah dari vagina sejak jam
06.00 wit
Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan ibu mengatakan tidak pernah abortus
Riwayat Kehamilan (G : 1 P : 0 A : 0)
HPHT : 9 September 2019
TP : 12 Juni 2020
Jumlah ANC : 6x di puskesmas tual
Imunisasi TT : 2x selesai
USG : 2x di RSUD Karel Sadsuitubun
Istrahat cukup
Pola seksual : 2x seminggu
Pola Nutrisi : baik, makan dan minum porsi sedang di habiskan
Pola eliminasi : BAK sedikit-sedikit di trimestr lll, BAB 1 x sehari
E. Pemeriksaan Fisik
Head to toe
o Kepala : Bentuk kepala mesochepal, rambut hitam, panjang dan bersih,ekspresi wajah
menahan nyeri.
o Mata : Kedua mata simetris, sklera tidak ikterik, konjuntiva tidak anemis,fungsi penglihatan
masih cukup baik.
o Hidung : Bentuk hidung normal, tidak ada polip.
o Telinga : Bentuk telinga normal, kedua telinga simetris, fungsi pendengaran cukup baik.
o Mulut : Bentuk mulut normal, bibir dan mukosa lembab, tidak ada stomatitis
o Leher :Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan JVP.
o Dada
Inspeksi : bentuk dada normal, simetris
Palpasi : Pengembangan dada simetris, tidak ada thrill pada jantung
Perkusi : Bunyi sonor terdengar di semua lapang paru, bunyi redup terdapat di area jantung.
Auskultasi : Suara paru vesikuler, bunyi jantung regular.
Payudara: payudara simetris , tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan,Puting susu
menonjol, areola mamae kehiitaman, serta adanya kolestrum dari payudara.
o Ektremitas atas dan bawah
Kedua kaki dan tangan tidak edema, tangan kanan terpasang infus.
Reflek patella +
F. Pemeriksaan Khusus obsetri
o Abdomen
Leopold I : TFU 30 cm, teraba bagian besar,lunak dan kurang melenting (bokong)
Leopold II : tahanan terbesar berada di sebalah kanan ( punggung kanan ) dan
bagian –bagian kecil teraba di sebelah kiri.
Leopold III : teraba bagian besar, bulat, keras dan melenting ( kepala ), kepala sudah
masuk pintu atas panggal
Leopold IV : kepala sudah masuk PAP (3/5)
Tafsiran berat janin : 3.100gr
Kontraksi his : 1x dalam 10 mnit lamanya 10 detik
Askultasi DJJ : (+) teratur frekwensi 140x/m
Kandung kemih: kosong
Inpeksi anogenetal : vulva tidak ada varises, tidak odem,tidak ada benjolan.
Pengeluaran pervaginam ada lendir bercampur darah, anus tidak ada hemoroid
Vagina touch : pembukaan 2 cm, ketuban positif utuh, portio tebal dan lunak.
Diagnosa G1P0A0 umur 31 tahun hamil 40 minggu, inpartu kala 1 fase laten janin intra uterin
tunggal hidup, letak kepala
Masalah : ibu gelisah menahan rasa sakit, cemas dalam menghadapi persalinan
Kebutuhan : menganjurkan ibu untuk jalan-jalan di sekitar ruanagn di dampingi keluarga.
3. DIAGNOSA POTENSIAL
Dasar ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama, kontraksi uterus 1x dalam 10 menit
lamanya 10 detik, dilakukan pemeriksaan dalam pembukaan 2cm, serta rasa sakit yang hilang timbul.
4. TINDAKAN SEGERA
kaloborasi dengan dokter tentang kala l lama
5. INTERVENSI
Observasi setiap 4 jam keadaan umum ,TTV, pembukaan serviks dan penurunan kepala serta
observasi setiap ½ jam kontraksi uterus dan DJJ serta cairan ketuban.
anjurkan ibu untuk jalan – jalan disekitar ruangan di dampingi keluarga.
anjurkan ibu makan dan minum apabila tidak ada his
ajarkan ibu teknik relaksasi.
jelaskan pada ibu teknik mengejan
6. IMPLEMENTASI
Pukul : 17:00
Mengobservasi keadaan ibu dan hasil yang didaptkan
KU : Baik TD :110/80mmhg Nadi : 80x/m R: 22x/m
S : 36,5˚c
Menganjurkan ibu untuk minum air putih, Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih,
pengeluaran urin 50cc, Mengobservasi his 3x dam 10 menit lamanya 30 detik, DJJ 147x/m, pembukaan
4cm, ketuban utuh prtiao tipis lunak tidak ada penyusupan kepala ibu kala satu fase aktif memantau
persalinan dengan menggunakan partograf
Mengobservasi his 3x dalam 10 menit lamanya 35 detik DJJ 140x/m Nadi 84x/m
Ibu dan keluarga tahu dan mengerti tentang hasil pemeriksaan, ibu bersedia untuk jalan-jalan ibu sudah
makan ½ piring dan minum air putih ibu mengerti dan mau melakukan teknik relaksasi jika perut terasa
mules.Telah dilakukan pemantauan keadaan umum baik, kesadaran kompas mentis,tekanan dara 100/70
mmhg, nadi 84x/m, respirasi 24x/m.suhu badan 36̊c pemeriksaan dalam vulva tidak ada varises tidak ada
odem,vagina licin dan tidak ada benjolan,portio tipis pembukaan 10cm,penurunan kepala H4,pukul 23.00
ketubaan pecah spontan, warannya putih keruh,baunya khas, ibu merasa puas dengan penjelasan yang
diberikan, ibu dapat beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan
Data Subjektif : Ibu mengeluh rasa sakit yang semakin kuat dan ingin buang air besar dan ibu
mengatakan mules semakin sering dan ada rasa ingin meneran.
Data Objektif : Tanda-tanda vital, keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, tekanan Darah 120/70
mmHg Nadi 84x/m, respirasi 24x/m, suhu Badan 36,5°C, DJJ positif teratur, frekuensi 150x/m,Pembukaan
serviks lengkap 10 cm, portio tipis, selaput ketuban pecah spontan, warnanya putih keruh, baunya khas,
jumlahnya ± 150 cc. Penurunan HIV, ubunubun kecil kanan depan. Pemeriksaan kontraksi uterus : Pukul
23.00 wita, his kuat dan teratur 5x dalam 10 menit lamanya 50 detik. Ada tanda dan gejala kala II adanya
dorongan kuat untuk meneran, Vulva dan anus membuka, Perineum menonjol tipis, Adanya tekanan pada
anus
ASSESMENT :
Diagnosa : G1P0A0, hamil 40 minggu, inpartu kala II, janin intra uterin tunggal hidup, letak kepala hIV,
ubun-ubun kecil kanan depan.
Masalah : ibu tidak tahu cara mengejan yang benar. Kebutuhan memberikan support mental dan spiritual
pada ibu dan memberikan perhatian penuh terhadap respons yang ditunjukkan. Mengingatkan dan
mengajarkan kembali cara mengejan yang benar dengan cara lutut di tekuk, melingkarkan tangan ke
bawah paha sampai siku, kemudian tarik paha ke arah dada.
PLANNING :
Mengobservasi KU dan TTV Pukul 23.25 wit Keadaan umum baik,kesadaran compos mentis, tekanan
darah 120/70 mmHg, nadi 84x/m, respirasi 24x/m, suhu badan 36,5°C. Pembukaan seviks lengkap 10 cm
Membantu ibu cara mengejan yang benar dengan cara lutut di tekuk, melingkarkan tangan ke bawah paha
sampai siku, kemudian tarik paha ke arah dada.
Memimpin ibu meneran saat ada his, mendukung usaha ibu untuk meneran, meminta keluarga untuk
memberikan minum pada ibu ½ gelas teh gula.
Menyiapkan pertolongan persalinan, memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat untuk menolong
persalinan. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set.Memakai
celemek, mepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, kemudian penolong mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir kemudian mengeringkan tangan dengan handuk yang bersih dan kering.
Memakai sarung tangan DTT.
Melakukan desinfektan vulva dan perineum dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan
menggunakan kapas atau kassa yang dibasahi DTT. Memeriksa introitus vagina, perineum atau anus yang
terkontaminasi tinja kemudian membersihkannya dengan seksama dari depan ke belakangMembuang
kapas atau kassa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang telah disediakan. Mengganti sarung
tangan yang terkontaminasi.
Pimpin ibu meneran pada saat his dengan cara meneran seperti BAB yang susah, serta menerannya
harus diarahkan ke bokong dan bukan ke leher. Minta ibu untuk istirahat diantara kontraksi, minta ibu
untuk tidak mengangkat bokongnya. Memberikan minum pada ibu : ibu sudah mengetahui cara meneran
yang baik.
Menolong kelahiran bayi,saat ada his dan sub occiput tampak di bawah symphysis, tangan kanan
melindungi perineum dengan di alas lipatan kain di bawah bokong ibu, sementara tangan kiri menahan
puncak kepala agar tidak terjadi defleksi maksimal saat kepala lahir. Membersihkan muka bayi dengan
kain ghaas steril. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher bayi : ternyata tidak ada lilitan tali pusat
Menunggu sampai kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan. Meletakan kedua
telapak tangan secara biparietal, untuk melahirkan bahu bayi, menarik secara hati-hati ke arah bawah
sampai bahu depan lahir, kemudian menarik ke atas sampai bahu belakang lahir dan lakukan sangga
susur untuk melahirkan badan sampai kaki bayi.
Bayi lahir spontan letak belakang kepala langsung menangis, APGAR score (menit I) 9, warna kulit
kemerahan, jenis kelamin laki-laki, pergerakan aktif, cacat negatif, anus positif.
Penanganan bayi baru lahir, meletakkan bayi di atas handuk bersih, mengeringkan bayidengan handuk
bersih, menjepit tali pusat 3 cm dari umbilicus dan 2 cm dari klem pertama. memegang tali pusat di antara
kedua klem kemudian menggunting tali pusat diantara kedua klem dan dilakukan pengikatan tali pusat dan
dirawat tali pusat.
Melepaskan klem dan memasukkan ke dalam wadah yang telah disediakan, bungkus bayi dengan kain
bersih dan lakukan IMD selama 1 jam.
Menimbang berat badan lahir bayi 3400 gram dan panjang badan 49 cm.
Bayi diberi injeksi Vit K 0,5 cc secara intra muscular dan diberi salep mata chlorampenicole.
ASSESMENT :
Diagnosa : P1A0, Inpartu kala III Masalah ibu merasa lelah dan plasenta belum lahir. Kebutuhan
melahirkan plasenta.
PLANNING :
melaksanakan manajemen aktif kala III, meliputi melakukan palpasi abdomen untuk memastikan
kehamilan tunggal : tidak terdapat janin kedua. Memberitahu ibu bahwa akan di suntik untuk mempercepat
lahirnya ari-ari sehingga tidak terjadi perdarahan : Melakukan penyuntikan oksitosin 10 IU secara intra
muscular, di suntik pada 1/3 bagian luar paha kanan ibu.
Melakukan Penegangan tali pusat terkendali. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm
dari vulva. Meletakkantangan kiri diatas symphysis menahan bagian bawah uterus, sementara tangan
kanan memegang tali pusat menggunakan klem dengan jarak 5-10 cm dari vulva. Saat uterus berkontraksi
menegangkan tali pusat ke arah bawah dengan tangan kanan, sementara tangan yang lain mendorong
uterus ke arah belakang atas secara hati-hati untuk mencegah inversion uteri. Melakukan penegangan dan
dorongan dorso-cranial hingga plasenta terlepas, kemudian meminta ibu untuk meneran sambal menarik
tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir. Setelah
plasenta tampak pada vulva, plasenta di pegang dengan kurve jalan lahir hingga plasenta tampak pada
vulva. Pada kedua tangan di putar searah jarum jam untukmembantu pengeluaran plasenta dan mencegah
robeknya selaput plasenta.
Plasenta lahir lengkap dan diberikan injeksi metergin 1 ampul untuk mencegah terjadinya perdarahan.
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus dengan telapak tangan
secara sirkuler ± 15 detik searah jarum jam dengan gerakan melingkar dengan lembut sehingga uterus
berkontraksi tinggi fundus uteri setinggi pusat dan nilai perdarahan. Menganjurkan keluarga untuk memberikan
minum kepada ibu serta menjelaskan pada ibu mules yang di alaminya adalah normal : kontraksi uterus baik
dan perdarahan ± 100 cc.
Memeriksa kelengkapan plasenta : Letakkan plasenta di atas permukaan datar periksa tali pusat dan
panjangnya. Pegang tali pusat dengan tangan, angkat plasenta dan periksa robekan selaput plasenta da
kembalikan ke tempatnya. Buka plasenta ke arah luar, periksa adanya pembuluh darah atau lobus
tambahan. Pisahkan amnion dan korion, tarik amnion ke arah belakang melewati dasar tali pusat. Balik
plasenta sehingga permukaan maternal berada di atas. Periksa kelengkapan kotiledon dan ukurannya.
Plasenta lengkap, selaput amnion/korion lengkap, 20 kotiledon.
Melakukan pemeriksaan apakah ada laserasi jalan lahir, ternyata terdapat laserasi jalan lahir.
SUBJEKTIF : Ibu mengatakan lemas dan merasa sangat bahagia karena bayi sudah lahir dan ari-ari telah
dikeluarkan.
OBJEKTIF : Mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital, dan kontraksi uterus Keadaan Umum baik,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80×/menit, respirasi 20×/menit, suhu badan
36,80C, TFU Setinggi pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan ± 100 cc, plasenta
lahir lengkap dengan selaputnya (Pukul 00.23 wit )
ASSESMENT :
Diagnosa P1A0, partus kala IV Masalah terdapat robekan jalan lahir, kebutuhan dilakukan penjahitan,
diagnose Potensial tidak ada, tindakan segera mengobservasi perdarahan dan kontraksi uterus.
PLANNING
Pukul 01.40 wita mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital keadaan umum baik, kesadaran
compos mentis, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80×/menit, respirasi 20×/menit, suhu badan 36,80C,
TFU Setinggi pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong
Memasang pembalut pada bagian bokong untuk memantau darah yang keluar, kaki ibu diluruskan dan
menutupi dengan selimut.
Pukul 01.50 wit :
Menjelaskan dan mengajari ibu dan keluarga untuk melakukan masase uterus pada perut ibu agar tidak
terjadi perdarahan, jika rahim ibu keras berarti baik dan jika tidak bisa terjadi perdarahan.
Memakai handscoen pada kedua tangan dan membersihkan perineum ibu dan tempat tidur dengan waslap
yang dibasahi dengan air bersih.
Mengganti pakaian ibu dengan pakaian yang bersih dan memasang pembalut dan memakaikan celana
dalam.
Mendekontaminasi semua peralatan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit (semua alat dalam
keadaan terbuka)
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, kemudian keringkan dengan handuk kering dan bersih.
Menilai keadaan umum ibu, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan
30 menit pada jam kedua. Pemantauan kontraksi uterus pada persalinan Kala IV setiap 15 menit pada jam
pertama dan 30 menit pada jam kedua.
BAB IV
PENUTUP
4.1.KESIMPULAN
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk membuat
keputusan klinik (JNPKKR, 2007). Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan
(Sarwono,2008).Partograf atau partogram adalah metode grafik untuk merekam kejadian-kejadian
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, H. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
2008. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan ed. 2. Jakarta: Salemba Medika.
Ambarwati, dkk. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta: Mitra Cendikia Offset. 2010. Asuhan Kebidanan
(Nifas). Yogjakarta: Nuha Medika.2012. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.