Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

FETOMATERNAL

DISUSUN OLEH:
ANGGI PUSPITA SARI
P05140320054
Dosen Pengajar
Diah Eka Nugrahheni, SST, M.Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
JURUSAN KEBIDANAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas rahmat dan


hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Makalah ‘’ Fetomaternal’’ tepat
pada waktunya.
            Penyusun menyadari Makalah ini masih jauh dari kata sempurna , Oleh karena itu 
penyusun berharap kritik dan saran membangun untuk memperbaiki laporan ini di lain
kesempatan demikian saya sampaikan dan terimakasih

Bengkulu, Juli 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... .1
C. Tujuan ...............................................................................................................................1

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Pengertian Fetomaternal..................................................................................................2
B. Perkembangan kedokteran fetomaternal.........................................................................3
C. Masalah Kedokteran Fetomaternal.................................................................................3
D. Perawatan Janin Intra Uterine........................................................................................6
E. Perawatan Natenatal......................................................................................................11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .....................................................................................................................18
B. Saran ...............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................19


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fetomaternal merupakan salah satu cabang sub-spesialisasi ilmu kedokteran Obstetri-


Ginekologi yang menganalisa perkembangan dan kondisi janin. Fetomaternal diagnostik
adalah metode yang dapat diandalkan untuk memantau secara dini kondisi kesehatan
kandungan sehingga bayi lahir dengan baik dan proses persalinan berjalan lancar. Risiko
kelainan seperti Down Syndrome, Edward Syndrome, atau kelainan fisik pada janin juga
dapat dideteksi melalui Fetomaternal Diagnostic
Fetomaternal adalah sub spesialisasi dari bagian kandungan dan kebidanan (obstetri dan
ginekologi). Sub spesialisasi ini berfokus pada deteksi dan mendignosis kelainan pada fetal
(janin) dan maternal (ibu). PPemeriksaan ini meliputi deteksi dini fetal abnormalitas, deteksi
keguguran, dan stillbirth, kelahiran premature dan skrening kelainan kromosom.
Dengan mengetahui kondisi janin sedini mungkin, ibu hamil mendapatkan penanganan
khusus agar proses kehamilan berjalan lancar. Selain itu, proses persalinan dapat dipersiapkan
agar sesuai dengan kondisi kehamilan. Fetomaternal Diagnostik menggunakan teknologi USG
4D dengan dokter  dan tim medis berpengalaman.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah ;
a. Apa itu Pengertian Fetomaternal
b. Bagaimana perkembangan kedokteran fetomaternal
c. Apa saja masalah kedokteran fetomaternal
d. Apa saja tahapan perawatan janin intra uterine
e. Bagimana perawatan natenatal
C. Tujuan
Tujuan pembahasan ini adalah agar pembaca dapat memahami konsep dari Fetomaternal
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Fetomaternal

Bagi seorang ibu, masa kehamilan adalah masa-masa istimewa. Pada masa itu, kesehatan
ibu dan calon bayi selalu dijaga dan dipantau agar proses persalinan dapat berjalan lancar.
Tentunya pemeriksaan ekstra harus dilakukan untuk mendeteksi kondisi kandungan serta
kesehatan calon bayi dan sang ibu.
Fetomaternal merupakan salah satu cabang sub-spesialisasi ilmu kedokteran Obstetri-
Ginekologi yang menganalisa perkembangan dan kondisi janin. Fetomaternal diagnostik adalah
metode yang dapat diandalkan untuk memantau secara dini kondisi kesehatan kandungan
sehingga bayi lahir dengan baik dan proses persalinan berjalan lancar. Risiko kelainan seperti
Down Syndrome, Edward Syndrome, atau kelainan fisik pada janin juga dapat dideteksi melalui
Fetomaternal Diagnostic
Menurut dr. Astrid Wulan Kusumoastuti, dokter subspesialis fetomaternal adalah dokter
yang memiliki kompetensi lebih tinggi untuk mendiagnosis kelainan pada janin dan ibu hamil,
serta menangani kehamilan berisiko tinggi. Kondisi yang ditangani subspesialis ini antara lain
risiko kelahiran prematur dan deteksi kelainan genetik atau cacat bawaan. Istilah fetomaternal
terdiri dari dua kata, yakni fetus, yang berarti ‘janin’ dan maternal yang berarti ‘ibu’.“Jadi,
subfetomaternal adalah dokter subspesialis yang memiliki kompetensi menilai dan memeriksa
secara detail kondisi fetus (janin) dalam kandungan.
Fetomaternal adalah sub spesialisasi dari bagian kandungan dan kebidanan (obstetri dan
ginekologi). Sub spesialisasi ini berfokus pada deteksi dan mendignosis kelainan pada fetal
(janin) dan maternal (ibu). PPemeriksaan ini meliputi deteksi dini fetal abnormalitas, deteksi
keguguran, dan stillbirth, kelahiran premature dan skrening kelainan kromosom.
Dengan mengetahui kondisi janin sedini mungkin, ibu hamil mendapatkan penanganan
khusus agar proses kehamilan berjalan lancar. Selain itu, proses persalinan dapat dipersiapkan
agar sesuai dengan kondisi kehamilan. Fetomaternal Diagnostik menggunakan teknologi USG
4D dengan dokter  dan tim medis berpengalaman.
B. Perkembangan Kedokteran Fetomaternal

Kedokteran Fetomaternal merupakan suatu konsep yang luas yang melibatkan berbagai
disiplin ilmu Kedokteran Dasar, Klinik, dan Komunitas yang mengkaji sistem, fungsi dan proses
reproduksi mulai sejak saat implantasi sampai dengan kehamilan lanjut. Interaksi dari berbagai
disiplin ilmu tersebut melahirkan suatu konsep yang mempunyai pandangan dimana buah
kehamilan tidak lagi dianggap sebagai bagian dari ibu hamil akan tetapi sudah bisa diperiksa dan
dikelola sebagai individu tersendiri (Fetus as a Patient).
Ditinjau dari segi luasnya jangkauan Kedokteran Fetomaternal maka perlu suatu
pemahaman dan pengkajian yang terintegrasi. Hal ini penting sejak kurang lebih dua dekade
terakhir karena tingginya angka kematian perinatal, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang kedokteran serta pentingnya menghasilkan generasi yang unggul dalam era globalisasi.
Pengelolaan kehamilan risiko tinggi dan patologi janin sering menimbulkan
permasalahan.Diagnosis dan pengelolaannya membutuhkan pendekatan multidisiplin di bidang
kedokteran. Dibutuhkan keahlian khusus yang mencakup kemampuan dalam bidang fisiologi
maternofetal dan neonatal, dalam hal ini meliputi pengetahuan tentang genetika, embriologi,
skrining fetal dan maternal, serta prosedur-prosedur diagnostik, terapeutik, perawatan perinatal,
dan konseling.
Penyakit pada usia muda dan usia tua bisa dicegah pada saat kehidupan intrauterine atau
bahkan sebelum kehamilan misalnya penyakit-penyakit metabolik misalnya: diabetes, hipertensi
yang disebabkan karena ketidakseimbangan nutrisi selama kehamilan.
Dokter subspesialis fetomaternal dapat melakukan pemeriksaan, deteksi dini, dan
penanganan jika janin mengalami kelainan genetik, gangguan pembentukan organ atau cacat
bawaan lahir (kelainan kongenital), meninggal dalam kandungan, atau lahir prematur.

C. Masalah Kedokteran Fetomaternal


Pemeriksaan kehamilan oleh dokter kandungan subspesialis fetomaternal sangat
disarankan bagi ibu hamil yang menjalani kehamilan berisiko tinggi atau ditemukan adanya
komplikasi saat kehamilan. Hal ini dilakukan untuk memastikan kondisi ibu dan janin tetap sehat
hingga persalinan nanti.
Dokter kandungan subspesialis fetomaternal merupakan seorang dokter spesialis
kebidanan dan kandungan yang mendalami ilmu tentang penyakit dan komplikasi pada ibu hamil
dan janin. Dokter spesialis ini memiliki kompetensi lebih untuk mendiagnosis kelainan pada
janin dan ibu hamil.
Dokter subspesialis fetomaternal dapat melakukan pemeriksaan, deteksi dini, dan
penanganan jika janin mengalami kelainan genetik, gangguan pembentukan organ atau cacat
bawaan lahir (kelainan kongenital), meninggal dalam kandungan, atau lahir prematur.
Umumnya, dokter kandungan subspesialis fetomaternal menangani ibu hamil yang menjalani
kehamilan berisiko tinggi. Suatu kehamilan dapat dikatakan berisiko tinggi apabila ibu hamil
memiliki kondisi sebagai berikut:

 Kurang gizi atau kelebihan berat badan (obesitas)


 Hipertensi
 Diabetes
 Preeklamsia
 Penyakit autoimun, misalnya lupus
 Gangguan ginjal atau hati
 Penyakit jantung
 Masalah pada plasenta
 Kehamilan kembar
 Kelainan darah, misalnya gangguan pembekuan darah dan anemia sel sabit
 Penyakit infeksi, seperti toksoplasmosis dan infeksi HIV, hepatitis B,
serta cymegalovirus
 Masalah pada kehamilan sebelumnya, seperti kelahiran prematur

Dokter kandungan subspesialis fetomaternal juga bertugas menangani kelainan genetik pada
janin, misalnya penyakit jantung bawaan, sindrom Jacob, sindrom Patau, dan sindrom Down.

Dokter kandungan subspesialis fetomaternal terlatih untuk melakukan berbagai tindakan medis
berikut ini:

 Memberikan perawatan prenatal secara teratur untuk ibu hamil dengan kehamilan
berisiko tinggi
 Membantu mengatasi masalah kesehatan yang sebelumnya sudah diderita ibu hamil,
seperti diabetes dan tekanan darah tinggi
 Menangani ibu hamil yang mengalami komplikasi selama kehamilan atau persalinan
 Melakukan tes dan prosedur untuk memeriksa pertumbuhan dan perkembangan janin
 Memeriksa adanya cacat lahir dan kelainan genetik pada janin dengan serangkaian tes,
seperti amniosentesis dan tes DNA atau kromosom
 Mendiagnosis dan menangani cacat lahir, masalah jantung, dan kelainan darah pada
janin, termasuk melakukan operasi jika diperlukan
 Memantau dan memandu persalinan
 Menangani masalah kesehatan yang muncul ketika hamil, seperti pendarahan vagina,
infeksi, atau tekanan darah tinggi
 Mengidentifikasi risiko dan memberikan saran kepada ibu hamil ketika hendak menjalani
kehamilan berikutnya

Ibu hamil bisa menemui dan berkonsultasi dengan dokter kandungan subspesialis
fetomaternal jika mengalami berbagai kondisi berikut ini:
1. Menderita peny akit sebelum hamil
Ibu hamil dianjurkan untuk menemui dokter subspesialis ini jika menderita penyakit
tertentu sebelum mengandung. Beberapa penyakit tersebut meliputi diabetes, obesitas, lupus,
penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, gangguan tiroid, serta penyakit infeksi seperti HIV dan
penyakit menular seksual.
2. Memiliki gangguan genetik
Ibu hamil juga dianjurkan menemui dokter kandungan subspesialis fetomaternal jika
memiliki riwayat penyakit atau kelainan genetik, seperti gangguan pembekuan darah, anemia sel
sabit, thalassemia, dan fibrosis kistik.
Ibu hamil pun perlu memeriksakan diri ke dokter konsultan fetomaternal apabila memiliki
keluarga kandung yang memiliki riwayat penyakit genetik.

3. Menderita penyakit saat hamil


Tak hanya sebelum hamil, menderita kondisi seperti diabetes gestasional, tekanan darah
tinggi, obesitas, penyakit menular seksual, dan preeklamsia juga mengharuskan ibu hamil
berkonsultasi dan mendapatkan penanganan dari dokter subspesialis ini.

4. Mengandung anak kembar


Mengandung anak kembar dua atau lebih meningkatkan risiko terjadinya komplikasi,
baik pada ibu hamil maupun janin.
Oleh karena itu, dokter kandungan subspesialis fetomaternal akan memeriksa kandungan dengan
seksama melalui pemeriksaan fisik dan serangkaian tes penunjang, serta merekomendasikan
kapan dan bagaimana janin akan dilahirkan.
5. Mengalami gangguan perkembangan pada janin
Janin yang mengalami gangguan perkembangan, cacat lahir, atau gangguan lainnya juga
akan dipantau dan ditangani oleh dokter kandungan subspesialis fetomaternal.
Bila mengalami keluhan atau memiliki kondisi yang membuat kehamilan Anda berisiko tinggi,
jangan ragu untuk menemui dokter kandungan subspesialis fetomaternal untuk mendapatkan
pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

D. Perawatan Janin Intra Uterine

IUGR atau intrauterine growth restriction adalah suatu kondisi yang menyebabkan


pertumbuhan janin terhambat. IUGR ditandai dengan ukuran dan berat janin yang tidak sesuai dengan
usia kehamilan. IUGR disebabkan oleh beragam hal. Salah satu penyebab yang paling sering
adalah kelainan plasenta, yaitu organ yang menyalurkan darah yang berisi makanan dan oksigen
kepada bayi selama dalam kandungan. Gangguan dan kelainan pada plasenta akan menyebabkan
terganggunya pertumbuhan janin.
IUGR harus dibedakan dengan berat bayi lahir rendah. Walaupun IUGR bisa
menyebabkan bayi terlahir dengan berat badan yang rendah, namun tidak semua bayi dengan
berat lahir rendah mengalami IUGR.
Untuk mengetahui apakah janin mengalami keterlambatan pertumbuhan, perlu dilakukan
penghitungan usia gestasi (usia janin dalam kandungan) secara tepat dan pemeriksaan USG
berkala.

Secara umum ada 2 jenis IUGR, yaitu:

 IUGR simetris

Pertumbuhan janin pada kondisi ini terhambat dengan ukuran setiap bagian tubuh yang
proporsional. Hal ini berarti semua bagian tubuh janin yang mengalami IUGR berukuran
kecil, termasuk ukuran organ dalam tubuhnya.
 IUGR asimetris
Pertumbuhan janin pada kondisi ini terhambat dengan ukuran tubuh yang tidak
proporsional. Saat mengalami IUGR asimetris, salah satu bagian tubuh janin, seperti
ukuran kepala bisa berukuran normal dan sesuai dengan usia gestasinya, namun bagian
tubuh yang lain berukuran lebih kecil.

Penyebab IUGR
IUGR paling sering disebabkan oleh gangguan atau kelainan pada plasenta. Plasenta adalah
organ yang menyuplai darah yang berisi oksigen dan nutrisi dari ibu hamil ke janin, serta
membuang limbah sisa metabolisme dari janin.
Gangguan dan kelainan pada plasenta akan menyebabkan terganggunya suplai oksigen dan
nutrisi ke janin. Hal ini akan menghambat pertumbuhan janin.
Risiko terjadinya IUGR akan meningkat jika ibu hamil mengalami kondisi-kondisi berikut:

 Diabetes melitus yang tidak terkontrol


 Tekanan darah tinggi (hipertensi)
 Preeklamsia
 Penyakit jantung
 Penyakit ginjal
 Penyakit paru-paru
 Anemia
 Infeksi, seperti rubella, cytomegalovirus, toxoplasmosis, dan sifilis
 Malnutrisi selama kehamilan
 Merokok, kecanduan alkohol, atau mengunakan narkoba

Kelainan bawaan pada janin, seperti sindrom Down, sindrom Fanconi, anensefali, dan kehamilan
kembar, juga dapat meningkatkan risiko terjadinya IUGR.

Gejala dan Tanda IUGR


IUGR menyebabkan pertumbuhan janin terhambat. Ibu hamil yang mengandung janin
dengan IUGR belum tentu merasakan keluhan dan gejala spesifik. Namun, ukuran perutnya
mungkin akan lebih kecil jika dibandingkan kehamilan dengan janin yang tumbuh dengan
normal.
Tanda utama IUGR adalah ukuran janin yang lebih kecil jika dibandingkan dengan usia
gestasinya. Ukuran ini meliputi perkiraaan berat badan, panjang badan, dan ukuran lingkar
kepala. Janin yang mengalami IUGR umumnya memiliki perkiraan berat badan di bawah 10
persentil jika dibandingkan dengan usia gestasinya.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, IUGR tidak memiliki gejala. Setiap ibu hamil wajib
melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk mengetahui kondisi kehamilan dan
memantau pertumbuhan dan perkembangan janin.
Setiap ibu hamil perlu rutin memeriksakan kehamilannya ke dokter. Di bawah ini adalah rincian
jadwal kontrol rutin ke dokter yang perlu dilakukan ibu hamil:

 Minggu ke-4 hingga ke-28: sebulan sekali


 Minggu ke-28 hingga ke-36: 2 minggu sekali
 Minggu ke-36 hingga ke-40: seminggu sekali

Jika ibu hamil memiliki kondisi kesehatan atau kebiasaan yang meningkatkan risiko terjadinya
IUGR, seperti menderita diabetes, hipertensi, preeklamsia, malnutrisi, merokok, dan kecanduan
alkohol, maka kontrol rutin wajib dilakukan untuk mengendalikan penyakit dan kondisi tersebut.
Jika janin mengalami IUGR, ikuti anjuran dan jadwal pemeriksaan yang diberikan oleh dokter.
Hal ini bertujuan agar perkembangan kondisi ibu hamil dan janin dapat terpantau dan komplikasi
akibat IUGR dapat dicegah.

Diagnosis IUGR
IUGR terdeteksi saat ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter. Dokter akan
melakukan tanya jawab seputar keluhan yang terjadi selama kehamilan, riwayat penyakit yang
dimiliki ibu hamil, pola makan, serta pola hidup ibu hamil.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi ibu hamil dan
menilai apakah pertumbuhan janin normal atau terhambat. Beberapa jenis pemeriksaan yang
akan dilakukan adalah:

 Pengukuran berat badan


Tujuannya untuk mendeteksi malnutrisi pada Ibu hamil. Jika ibu hamil tidak mengalami
kenaikan berat badan, hal itu bisa menunjukkan adanya masalah pada kehamilan,
termasuk IUGR.

 Pengukuran tinggi fundus


Tujuannya untuk menilai taksiran berat janin dengan menghitung jarak dari tulang
kemaluan ke puncak uteri. Tinggi fundus uteri yang tidak sesuai dengan usia kehamilan
menandakan adanya kelainan.
 Pemeriksaan USG
Tujuannya untuk menilai taksiran berat janin dan jumlah atau kadar cairan ketuban, serta
mengetahui apakah janin tumbuh normal dan sesuai dengan usia kehamilan atau tidak.

 Pemeriksaan Doppler
Tujuannya untuk memeriksa aliran darah plasenta dan pembuluh darah di otak janin.
Pemeriksaan ini bisa mendeteksi adanya gangguan aliran darah janin, yang bisa
mengidentifikasi kemungkinan terjadinya IUGR.

 Pemeriksaan amniocentesis
Amniocentesis bertujuan untuk mendeteksi kelainan pada janin yang dapat menyebaban
IUGR. Prosedur ini dilakukan dengan mengambil sampel air ketuban untuk selanjutnya
dianalisis di laboratorium

Pengobatan IUGR
Pengobatan IUGR dilakukan berdasarkan penyebab, kondisi janin, dan usia kehamilan.
Untuk menilai perkembangan janin, dokter akan melakukan pemeriksaan kehamilan dan USG
secara rutin. Ada beberapa cara yang akan dilakukan oleh dokter untuk menangani IUGR, antara
lain:
Pengaturan pola makan dan asupan nutrisi
Jika berat badan ibu hamil tidak bertambah atau jika ibu hamil mengalami malnutrisi,
perbaikan pola makanan dan memenuhi asupan nutrisi akan dilakukan. Perbaikan pola makan
diharapkan dapat meningkatkan berat badan ibu hamil dan membantu mengatasi IUGR yang
dialami oleh janin.
Istirahat yang cukup
Dokter akan menyarankan ibu hamil untuk istirahat. Istirahat dapat dilakukan di rumah
atau di rumah sakit, hal ini bergantung pada kondisi ibu hamil. Beristirahat dapat membantu
meningkatkan sirkulasi darah ke janin, sehingga janin bisa tumbuh dengan baik.
Induksi persalinan
Jika IUGR terjadi saat usia kehamilan memasuki 34 minggu, dokter menyarankan untuk
mempercepat persalinan dengan induksi. Jika usia kehamilan kurang dari 34 minggu, dokter
akan memantau kondisi janin hingga masuk 34 minggu.
Operasi caesar
Operasi caesar mungkin akan dilakukan jika tekanan dari jalan lahir selama persalinan
normal dianggap terlalu berisiko bagi janin.
Komplikasi IUGR
Komplikasi IUGR bisa terjadi pada janin maupun ibu hamil. Ibu hamil yang mengandung
bayi dengan IUGR berisiko untuk melahirkan dengan operasi caesar. Sedangkan bayi yang
terlahir dengan kondisi IUGR berisiko mengalami komplikasi berupa:
 Rendahnya kadar oksigen dalam darah saat lahir
 Hipotermia (suhu tubuh rendah)
 Hipoglikemia (gula darah rendah)
 Infeksi
 Jumlah sel darah yang abnormal
 Berat badan sulit bertambah
 Gangguan sistem pernapasan
 Gangguan sistem saraf
 Gangguan sistem pencernaan
 Cerebral palsy
 Kebutaan
 Tuli
 Perkembangan motorik terlambat
 Sindrom kematian bayi mendadak

Pencegahan IUGR
IUGR dapat terjadi pada ibu yang sehat. Untuk mencegah dan mengurangi risiko IUGR, ibu
hamil dapat melakukan beberapa langkah di bawah ini:
 Mengonsumsi makanan yang bergizi, seperti ikan, susu dan produk susu yang
dipasteurisasi, sayuran serta buah-buahan
 Mengonsumsi vitamin prenatal, seperti asam folat, baik dikonsumsi sejak merencanakan
kehamilan dan selama hamil
 Olahraga secara teratur untuk memperbaiki sirkulasi dan meningkatkan aliran oksigen ke
janin. Olahraga yang aman dilakukan antara lain renang, yoga, atau jalan santai.
 Tidak mengonsumsi obat sembarangan. Selalu konsultasi ke dokter jika mengalami
gangguan kesehatan selama hamil agar mendapatkan obat yang aman untuk ibu hamil
dan janin.
Uterine adalah bahasa lain dari rahim. Istilah intra atau ekstra uterine biasa digunakan untuk
menentukan apakah kehamilan terjadi benar di rahim (intra uterine) ataukah di tempat lain
(ekstra uterine, atau disebut juga dengan hamil ektopik). Jika memang tulisan ekstra uterine
dalam pemeriksaan Anda dicoret, artinya Anda memang hamil dan kehamilan Anda terletak di
rahim, jadi hal ini normal adanya.
Janin yang mengalami IUGR berisiko lebih tinggi untuk meninggal di dalam kandungan.
Oleh karena itu, dokter akan menyarankan ibu hamil dengan janin yang IUGR untuk lebih rutin
memerhatikan pergerakan janin.Jika gerakan janin melambat atau tidak bergerak sama sekali
dalam waktu beberapa jam, maka ibu hamil perlu segera ke dokter kandungan untuk
memeriksakan kondisi janinnya.

Menjalani pola hidup sehat


Jika ibu hamil sering kelelahan, stres, atau memiliki kebiasaan hidup yang tidak sehat,
maka dokter akan menyarankan agar hal-hal tersebut segera dihentikan. Guna mencegah IUGR,
ibu hamil harus beristirahat yang cukup, menghindari stres berat, serta mengonsumsi makanan
bergizi serta suplemen kehamilan yang diresepkan dokter.
Guna memastikan kondisi janin dalam kandungan selalu sehat dan tumbuh sesuai usia
kehamilan, ibu hamil dianjurkan untuk rutin melakukan kontrol ke dokter kandungan. Jika
kondisi ini terdeteksi sejak dini, dokter dapat memberikan pertolongan sesegera mungkin dengan
harapan janin dapat tumbuh dengan normal.
Namun jika IUGR terlambat terdeteksi, akan semakin sulit untuk ditangani, karena bisa
saja bayi sudah mengalami komplikasi dan kondisinya juga cenderung lebih lemah. Bayi IUGR
biasanya membutuhkan perawatan di NICU setelah lahir, sampai kondisinya stabil dan berat
badannya meningkat.

E. Perawatan Antenatal
Perawatan antenatal adalah program untuk memberi Anda informasi yang komprehensif
saat Anda mempersiapkan kelahiran bayi dan menjadi orangtua. Pelayanan Antenatal (Antenatal
care/ANC) dapat didefinisikan sebagai pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
profesional kepada setiap wanita hamil yang bertujuan untuk memastikan agar kondisi ibu dan
janin sehat selama kehamilan.
Pelayanan antenatal ini terdiri dari: identifikasi risiko, pencegahan dan penatalaksanaan
kehamilan yang disertai dengan penyakit; dan pendidikan dan promosi kesehatan. ANC secara
langsung mengurangi morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal, termasuk deteksi dan
penatalaksanaan kehamilan yang berhubungan dengan komplikasinya dan secara tidak langsung
dapat mengidentifikasi wanita dan remaja yang memiliki risiko terjadinya komplikasi selama
kehamilan dan persalinan agar dapat dirujuk ke fasilitas yang sesuai dengan level perawatan.
Secaara global selama periode 2007-2014, hanya 64% wanita hamil yang mengikuti
anjuran WHO untuk melakukan kunjungan ANC sebanyak minimal 4 kali, hal ini menunjukkan
masih banyak yang diperlukan untuk membenahi kualitas dan mengenai siapa saja yang harus
melakukan pelayanan antenatal.[3,4]  Menurut pedoman WHO terbaru mengenai ANC tahun
2016, terjadi beberapa perubahan diantaranya dahulu kunjungan ANC minimal 4 kali kunjungan
namun saat ini menjadi minimal terjadi 8 kali kontak dengan petugas kesehatan profesional yang
bertujuan untuk mengurangi kematian perinatal dan meningkatkan pelayanan pada ibu.
Istilah kunjungan kini diganti menjadi kontak yang bermakna terjadinya komunikasi yang
aktif antara ibu hamil dan petugas kesehatan yang mana istilah ini tidak tersirat pada kata
kunjungan.[6] Pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada pedoman WHO mengenai ANC tahun
2016 menyebutkan bahwa pemeriksaan USG sebelum usia kehamilan 24
minggu direkomendasikan pada seluruh wanita hamil dengan tujuan untuk menghitung usia
kehamilan, mendeteksi adanya kelainan pada janin dan kehamilan multifetal, meningkatkan
pengalaman ibu dalam kehamilan. Wanita yang sudah melakukan pemeriksaan awal dengan
USG tidak direkomendasikan untuk melakukan USG ulang setelah usia kehamilan 24 minggu.
Namun dalam hal ini petugas medis harus menyarankan agar wanita yang belum pernah
melakukan pemeriksaan USG sebelum usia kehamilan 24 minggu agar menjalani pemeriksaan
USG setelah 24 minggu usia kehamilan.
Tujuan dibuatnya pedoman mengenai pelayanan antenatal ini untuk menunjukkan pada
wanita bahwa dengan ANC mereka akan mendapatkan pengalaman positif dari
kehamilan.Pengalaman positif dari kehamilan didefinisikan sebagai: menjaga kondisi fisik dan
sosiokultural agar tetap normal, menjaga kesehatan selama kehamilan untuk ibu dan janin
(termasuk pencegahan dan penatalaksanaan risiko, penyakit dan kematian), agar mendapatkan
efek transisi yang positif saat persalinan dan kelahiran dan mendapatkan sisi positif dengan
menjadi ibu (termasuk penghargaan diri sebagai ibu, kompetensi dan autonomi).Pedoman
pelayanan antenatal ini merupakan bagian dari tugas WHO dalam pengembangan pedoman yang
berdasarkan bukti  untuk meningkatkan kualitas pelayanan ibu dan bayinya saat antenatal,
intrapartum dan dilanjutkan postnatal.
ANC atau anteatal care merupakan perawatan ibu dan janin selama masa kehamilan.
Melalui ANC berbagai informasi serta edukasi terkait kehamilan dan persiapan persalinan bisa
diberikan kebada ibu sedini mungkin. Kurangnya pengetahuan mengenai tanda bahaya
kehamilan sering terjadi karena kurangnya kunjungan ANC. Kurangnya kunjungan ANC ini bisa
menyebabkan bahaya bagi ibu maupun janin seperti terjadinya perdarahan saat masa kehamilan
karena tidak terdeteksinya tanda bahaya.
Berbagai penelitian terkait ANC menyatakan bahwa keberhasilan ANC lebih berarti
dapat menyelamatkan nyawa atau menurunkan AKI. Melalui ANC, kesempatan untuk
menyampaikan edukasi dan promosi kesehatan pada ibu hamil khususnya bisa dilakukan lebih
baik. Fungsi suportif dan komunikatif dari ANC tidak hanya mampu menurunkan AKI tapi juga
meningkatkan kualitas hidup bagi ibu dan bayi yang akan dilahirkan. Selain itu, secara tidak
langsung kualitas dari pelayanan kesehatan juga ikut meningkat.
Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya, disebutkan bahwa para wanita/ ibu
menginginkan kepuasan/ pelayanan yang baik selama ANC. Kepuasan ibu hamil dapat diperoleh
dengan menjaga kondisi fisik, sosial, dan kesehatan ibu serta janin (termasuk mencegah atau
menurangi risiko, penyakit yang mungkin diderita, dan kematian), serta memiliki transisi yang
efektif saat menuju proses persalinan. Kepuasan bagi wanita hamil merupakan kunci untuk
perubahan/ transformasi ANC sekaligus meningkatkan perkembangan keluarga maupun
komunitas.

Metode Pengembangan Panduan WHO
Pada panduan ini, WHO merekomendasikan beberapa hal terkait ANC seperti;
pentingnya pengembangan kebijakan dan protokol klinik terkait kesehatan ibu dan anak
khususnya. Panduan ini dikembangakan sesuai dengan standard operating procedures (SOP)
yang meliputi:  (i) identifikasi masalah yang diprioritaskan dan outcome yang diharapkan; (ii)
pengumpulan bukti dari masalah yang dilaporkan; (iii) penilaian terhadap bukti yang ada; (iv)
perumusan rekomendasi; dan (v) perencanaan untuk implementasi, diseminasi, dan dampak serta
evaluasi dari panduan yang telah dibuat.

Rekomendasi ANC menurut WHO


A. Intervensi nutrisi
 Intervensi diet:
Direkomendasikan untuk makan makanan bergizi dan tetap melakukan aktivitas fisik/ olahraga
rutin selama kehamilan. Hal ini dilakukan untuk mencegah kenaikan berat badan berlebih selama
kehamilan. Selain itu juga dianjurkan untuk dilakukan edukasi terkait upaya peningkatan energi
dan asupan protein tiap harinya pada ibu hamil agar mengurangi kejadian bayi lahir dengan berat
badan rendah (BBLR).
 Pemberian suplemen besi dan asam folat

Direkomendasikan untuk mengkonsumsi suplemen besi sebanyak 30-60 mg/hari dan 0,4mg
asam dolat tiap harinya. Hal ini untuk mencegah anemia, peurperal sepsis, BBLR, dan kelahiran
preterm.

 Pemberian suplemen kalsium

Dosis harian kalsium yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah 1,5-2,0 gr peroral untuk
mengurangi risiko pre-eklampsia

 Pemberian suplemen vit.A

Suplemen vit A hanya diberikan kepada ibu hamil yang tinggal di daerah dengan kasus defisiensi
vit A yang tinggi untuk mencegah rabun senja

 Pemberian suplemen zinc

Hanya diberikan pada ibu hamil untuk kepentingan penelitian saja

 Pemberian suplemen mikronutrien, vitamin B6, vit E, vit C, vit D


Pemberian suplemen ini tidak direkomendasikan untuk ibu hamil dalam tujuan
meningkatkan outcome dari ibu maupun janin
 Pembatasan asupan kafein

Konsumsi kafein pada ibu hamil dianjurkan tidak lebih dari 300 mg/ hari. Hal ini dilakukan
untuk mencegah risiko abortus dan BBLR.
B. Penilaian kondisi ibu dan janin
Penilaian ibu

 Anemia
Pemeriksaan hitung darah lengkap (blood count test) merupakan metode yang paling
direkomendasikan untuk mendiagnosis adanya anemia selama kehamilan
 Asymptomatic bacteriuria
Kultur pada midstream urine merupakan metode yang dianjurkan untuk mendiagnosis adanya
bacteriuria. Jika kultur tidak bisa dilakukan, pengecatan gram bisa dilakukan sebagai
alternatifnya
 Intimate partner violence

Kekerasan oleh pasangan biasanya bisa dideteksi sedini mungkin saat ANC dilakukan

 Gestational diabetes mellitus

Temuan hiperglikemi pada wanita hamil dapat diklasifikasikan sebagai GDM atau DM pada
kehamilan

 Penggunaan rokok dan obat-obatan

Pada tiap kunjungan ANC sangat dianjurkan untuk menanyakan ada/ tidaknya penggunaan rokok
baik sebelum atau saat kehamilan. Selain itu ada/ tidaknya paparan rokok di lingkungan sekitar.

 HIV dan sifilis

Bagi semua ibu hamil yang rentan atau berisiko terkena HIV atau sifilis, maka perlu dilakukan
uji anti HIV maupun sifilis

 Tuberkulosis

Pada populasi dengan prevalensi TB yang tinggi, perlu dilakukan skrining TB pada wanita hamil

Penilaian janin

 Pergerakan janin
Bisa dilakukan dengan CTG atau count-to-ten kick charts jika dilakukan untuk kepentingan
penelitian
 Pengukuran tinggi fundus

Dianjurkan untuk selalu diukur setiap kali ANC

 Antenatal CTG (cardiotocography)


CTG rutin tidak dianjurkan untuk ibu hamil, hanya dilakukan secara periodik saja dan lebih
sering pada kehamilan trimester 3

 Ultrasound scan
Dilakukan sebelum usia kehamilan 24 minggu untuk meningkatkan deteksi adanya kelainan pada
janin atau adanya kehamilan ganda. Selain itu juga untuk mengurangi kemungkinan induksi
persalinan pada kehamilan post-term. Penggunaan USG juga dapat meningkatkan pengalaman
kehamilan ibu
 Doppler ultrasound pembuluh darah janin
Tidak dianjurkan untuk dilakukan secara rutin dalam upanya meningkatkan kondisi ibu maupun
janin. Pemeriksaan DJJ dengan doppler hanya dilakukan secara periodik saat ANC.

C. Tindakan pencegahan

 Antibiotik untuk asymptomatic bacteriuria


Pemberian antibiotik selama 7 hari sangat direkomendasikan untuk semua ibu hamil
dengan asymptomatic bacteriuria. Hal ini dilakukan untuk mencegah bakteriuria yang persisten
dan kelahiran preterm serta BBLR
 Antibiotik profilaksis untuk mencegah ISK berulang
Antibiotik profilaksis hanya diberikan untuk mencegah ISK berulang pada ibu hamil dalam
kepentingan penelitian saja.
 Pemberian anti-D immunoglobulin
Hanya diberikan untuk kepentingan penelitian pada ibu hamil dengan usia kehamilan 28-34
minggu
 Pemberian antihelminthic
Diberikan bagi ibu hamil yang tinggal di area endemic pada trimester 1
 Vaksin tetanus toxoid
Direkomendasikan untuk diberikan kepada semua ibu hamil. Pemberian tergantung dengan
riwayat vaksinasi ibu sebelumnya. Vaksinasi ini untuk mencegah kematian bayi akibat tetanus
 Pencegahan malaria
Pada ibu hamil yang tinggal di daerah endemik sangat dianjurkan untuk mendapatkan profilaksis
malaria pada trimester 2. Profilaksis ini diberikan tiap bulan atau minimal 3 kali pemberian.
 Pencegahan HIV dengan pemberian pre-exposure profilaksis (PreP)
Pemberian PreP oral dianjurkan bagi ibu hamil dengan risiko tinggi HIV
D. Intervensi untuk gejala psikologis umum
 Mual dan muntah

Pemberian jahe, vit B6 atau akupuntur direkomendasikan bagi ibu hamil untuk mengurangi mual
pada awal kehamilan

 Heartburn
Perubahan gaya hidup sehat dan pola makan sangat dianjurkan untuk mencegah
terjadinya heartburn  pada ibu hamil. Bila diperlukan maka bisa diberikan antacid
 Kram kaki

Pemberian magnesium, kalsium, atau tatalaksana non-farmakologis lainnya bisa diberikan untuk
mencegah kram kaki pada ibu hamil

 Low back and pelvic pain

Olahraga/ senam ibu hamil sangat dianjurkan untuk mencegah nyeri punggung pada ibu hamil.
Selain itu bisa juga dengan bantuan fisioterapi atau penggunaan korset khusus.

 Konstipasi

Bagi ibu hamil direkomendasikan untuk mengkonsumsi serat ataupun gandum yang cukup untuk
mencegah konstipasi

 Varicose veins dan edema


Direkomendasikan untuk menggunakan compression stockings, meninggikan kaki saat tidur dan
kompres dengan air hangat pada kaki untuk mencegah edema

E. Intervensi sistem kesehatan untuk meningkatkan fungsi dan kualitas ANC

 Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memiliki buku KIA dan selalu membawa setiap kali
kontrol/ ANC
 ANC tidak hanya dilakukan oleh dokter, namun juga oleh bidan
 Tenaga kesehatan dianjurkan untuk melakukan promosi kesehatan rutin terkait gaya
hidup sehat dan anjuran nutrisi untuk ibu hamil
 Pelaksanaan ANC minimal 8 kali bagi setiap ibu hamil sangata dianjurkan untuk
mengurangi kematian selama kehamilan maupun saat persalinan.
Kepuasan ibu hamil selama ANC dan persalinan dapat meningkatkan kondisi kesehatan ibu dan
bayi, mengingat kebutuhan emosional, psikologis dan sosial pada wanita dewasa dan kelompok
rentan (termasuk wanita dengan disabiltas, gangguan mental, wanita dengan HIV, pekerja
seksual, dan kaum minoritas) dapat lebih besar daripada wanita lain pada umumnya
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Fetomaternal merupakan salah satu cabang sub-spesialisasi ilmu kedokteran Obstetri-
Ginekologi yang menganalisa perkembangan dan kondisi janin. Fetomaternal diagnostik
adalah metode yang dapat diandalkan untuk memantau secara dini kondisi kesehatan
kandungan sehingga bayi lahir dengan baik dan proses persalinan berjalan lancar. Risiko
kelainan seperti Down Syndrome, Edward Syndrome, atau kelainan fisik pada janin juga
dapat dideteksi melalui Fetomaternal Diagnostic
Fetomaternal adalah sub spesialisasi dari bagian kandungan dan kebidanan (obstetri dan
ginekologi). Sub spesialisasi ini berfokus pada deteksi dan mendignosis kelainan pada fetal
(janin) dan maternal (ibu). PPemeriksaan ini meliputi deteksi dini fetal abnormalitas, deteksi
keguguran, dan stillbirth, kelahiran premature dan skrening kelainan kromosom.
Dengan mengetahui kondisi janin sedini mungkin, ibu hamil mendapatkan penanganan
khusus agar proses kehamilan berjalan lancar. Selain itu, proses persalinan dapat dipersiapkan
agar sesuai dengan kondisi kehamilan. Fetomaternal Diagnostik menggunakan teknologi USG
4D dengan dokter  dan tim medis berpengalaman.

B. Saran
Semoga Makalah ini bisa bermanfaat bagi pembacanya dan khusunya bagi mahasiswa
Poltekkes Kemenkes bisa menjadi bahan referensi untuk penyusunan makalah/ Karya Tulis
Ilmiah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

WHO, 2016, WHO recommendations on antenatal care for a positive pregnancy experience, UK
WHO, 2016, Standards For Improving Quality Of Maternal And Newborn Care In Health
Facilities, SwitzerlandVaksin 
Marganti, M. Website Resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng. Kapan Diperlukan Pemeriksaan
Fetomaternal.
University of California, Los Angeles, UCLA Health. Maternal Fetal Medicine.
Yale Medicine. Maternal-Fetal Medicine.
Cleveland Clinic. Maternal-Fetal Medicine (High-Risk Pregnancy).
Johns Hopkins Medicine. Gynecology & Obstetrics. Maternal-Fetal Medicine.
Henderson, J.L. Johns Hopkins Medicine. High-Risk Pregnancy: What You Need to Know.
Murray, D. Verywell Medicine (2020). Pregnancy and Congenital Abnormalities.
WebMD (2019). What Is an MFM Specialist?
Sharma, D., Shastri, S., Sharma, P. (2016). Intrauterine Growth Restriction: Antenatal and
Postnatal Aspects. Clinical Medicine Insights: Pediatrics, DOI: 10.4137/CMPed.S40070.
Faraci, M., et al. (2011). Fetal growth restriction: current perspectives. Journal of Prenatal
Medicine, 5 (2), pp. 31-33.
American Academy of Family Physicians (2018). Family doctor. Intrauterine Growth
Restriction.
American Pregnancy Association (2019). Pregnancy Complication. Intrauterine Growth
Restriction (IUGR); Small for Gestational Age (SGA).
Conoway, B. National Institute of Health (2018). U.S. National Library of Medicine
MedlinePlus. Intrauterine growth restriction.
Hirsch, L. Kids Health (2014). For Parents. Intrauterine Growth Restriction (IUGR).
American International Medical University (2018). Diseases & Management. Intrauterine growth
restriction (IUGR): Symptoms, Causes, Diagnosis, Management, Complications & Prevention.
Freeborn, D., Trevino, H., Burd, I. University of Rochester Medical Center (2019). Health
Encyclopedia. Low Birth Weight.
Mayo Clinic (2019). Patient Care & Health Information. Amniocentesis.
Lucile Packard Children’s Hospital Stanford (2018). Medical Services. Fetal Monitoring.
Tobah, Y. B. Mayo Clinic (2017). Healthy Lifestyle. Pregnancy week by week.
Babycentre (2019). Average fetal length and weight chart.
BabyMed (2019). Estimated Fetal Weight & Growth Percentile Calculator.
Pagano, T. WebMD (2018). Intrauterine Growth Restriction (IUGR).
Ross, M. G. Medscape (2018). Fetal Growth Restriction.
Shiel Jr, W. C. MedicineNet (2018). Stages of Pregnancy: Week by Week.

Anda mungkin juga menyukai