Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Evidance Based


Evidance Based artinya berdasakan bukti artinya tidak lagi berdasarka
pengalaman atau kebiasaan semata. Semua harus berdasarkan bukti dan bukti dan bukti
inipun tidak sekedar bukti. Tapi bukti ilmiah kini yag bisa dipertanggung jawabkan.

Evidance Based Mdwifery Practice (EBP) adalah suatu pendekatan pemecahan


masalah untuk pengambilan keputusan dalam organisasi pelayanan kesehatan yang
terintegrasi didalamnya adalah ilmu penegetahuan atau teori yang ada dengan
pengalaman dan bukti-bukti nyata yang baik (pasian dan praktisi). EBP dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternalserta memaksa untuk berpikir keritis dalam penerapan
pelayanan secara bijaksana terhadap pelayanan pasien individu, kelompo atau sistem
(newhouse, dearholt, poe,pough, and white, 2005). EBP menyebabkan terjadinya
perubahan besar pada literatur, merupakan proses yang panjang dan merupakan aplikasi
berdasarkan fakta terbaik untuk pengembangan dan peningkatan pada praktik lapangan.
Pencetus dalam penggunaan fakta menjadi pedoman plaksanaan praktek dalam
memutuskan untuk mengintegrasikan keahlian klinikal individu dengan fakta yang
terbaik berdasarkan penelitian sistematik.

Tujuan EBP adalah memberi alat, berdasarkan bukti-butki terbaik yang ada untuk
mencegah, mendeteksi dan menangani gangguan kesehatan dan kepribadian (Stout and
Hayes, 1998). Artinya bahwa dalam memilih suatu pendekatan pengobatan dan
kepribadian, kita hendaknya secara empiris yang menunjukkan keefktifitan suatu
pendekatan terapi tertentu pada diri idividu tertentu.

B. Manfaat Evidance Based


Manfaat yang dapat diproleh dari pemanfatan Evidance Base antara lain :

a. Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan ilmiah.


b. Meningkatkan kompetensi (kognitif).
c. Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagai profesional dalam memberikan asuhan
yang bermanfaat.
d. Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien
mengharapkan asuhan yang benar, sesuai dengan bukti dan teori serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
C. Kategori Evidance Based menurut WHO

Menurut WHO, Evidance Based terbagi sebagai berikut :

a. Evidance Based Medicine adlah pemberian informasi obat-obatan berdasrkan


bukti dari penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan. Temuan obat baru yang
bisa saja segera ditarik dan peredaran hanya dalam waktu beberapa bulan setelah
obat tersebut dipasarkan, karena dipopulasi terbukti memberikan efek sampig
yang berat pada sebagian penggunanya.
b. Evidance Based Policy adlah satu sistem peningkatan mutu pelayanan kesehatan
dan kedokteran (Clinical Governance): suatu tantangan profesi kesehatan dan
kedokteran dimasan mendatang.
c. Evidance Based Midwifery adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan
bukti dari penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan.
d. Evidance Based Report adlah merupakan bentuk penulisan laporan kasus yang
baru berkembang, memperlihatkan bagaimana hasil penelitian dapat diterapkan
pada semua tahapan penatalaksanaan pasien.
D. Model Evidance Based
1. Model Stetler

Model Stetler dikembangkan pertama kali tahun 1976 kemudian


diperbaiki tahun 1994 dan revisi terakhir tahun 2001. Model ini terdiri dari 5
tahapan dalam menerapkan Evidance Based :

a. Tahap persiapan
Pada tahap ini dilakukan identifikasi maslah atau isu yang muncul
kemudian memvalidasi masalah dengan bukti atau berdasarkan alasan
yang kuat.
b. Tahap Validasi

Tahap ini dimulai dengan menkritisi bukti atau jurnal yang ada
(baik bukti empiris, non empiris, sistemati review), kemudian
diidentifikasi level setiap bukti menggunakan table “Level Of Evidance”.
Tahapan bisa berhenti disini apabila tidak ada bukti atau bukti yang ada
tidan mendukung.

c. Tahap Evaluasi Perbandingan / Pengambilan Keputusan

Pada tahap dilakukan sotesis temuan yang ada dan pengambilan


bukti yang bisa dipakai pada tahap ini bisa muncul keputusan untuk
melakukan penelitian sendiri apabila bukti yang dipake tidak sesuai.

d. Tahap Translasi atau Aplikasi

Tahap ini memutuskan pada level ap kita akan melakukan


penelitian (individu, kelompok, organisasi) membuat propasal untuk
penelitian, menentukan strategi untuk melakukan diseminasi formal dan
memulai melakukan pilot projek.
e. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi bisa dikerjakan secara formal maupun non formal,


terdiri atas evaluasi formatif dan sumatif, yang didalamnya termasuk
evaluasi biaya.

2. Model IOWA
Model IOWA diawali dengan adanya trigger atau masalah. Trigger bisa
berupa Knowledge Focus atau Problem Focus. Jika masalah yang ada menjadi
prioritas organisasi, maka baru dibentuk tim. Tim terdiri atas dokter, perawat dan
tenaga kesehatan lain yang tertarik dan paham dalam penelitian. Langkah
berikutnya adalah mensintesis bukti-bukti yang ada. Apabila bukti yang kuat
sudah diproleh, maka segera dilakukan uji coba dan hasilnya harus dievaluasi dan
diseminasikan.

Anda mungkin juga menyukai