TEMA KKN
“PENINGKATAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
MELALUI PROGRAM KESEHATAN PEDULI REMAJA”
LOKASI KEGIATAN
DUSUN BINGKOK DESA MONTONG GAMANG
KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Disusun Oleh
KELOMPOK II
Ira Yuniarti (Ketua Kelompok)
Sopiana (Sekretaris)
Yuliawati (Bendahara)
Reni Hikmatunnisak (Anggota)
Sri Susi Susanti (Anggota)
Yunia Suspepasari (Anggota)
Desi Wulandari (Anggota
Nur’aini (Anggota)
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Prodi S1 Pendidikan Bidan dan Profesi Bidan
Ketua
ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
iii
3. Masa Pelaksanaan
Mulai : 16 Maret 2020
Berakhir : 16 Maret 2020
4. Lokasi KKN :Dusun Bingkok Desa Montong Gamang, Kab. Lombok
Tengah
5. Mitra yang terlibat (uraikan apa kontribusinya), jika ada :
Mitra Kontribusi
Kepala Puskesmas Kopang Memberikan arahan dan mendukung program
kerja KKN
Bidan Desa Montong Gamang Membantu dan Mendukung segala kegiatan
yang diadakan oleh mahasiswa KKN Stikes
Hamzar Lombok Timur
Kepala Desa Membantu dan Mendukung segala kegiatan
yang diadakan oleh mahasiswa KKN Stikes
Hamzar Lombok Timur
Kepala Dusun Membantu dan Mendukung segala kegiatan
yang diadakan oleh mahasiswa KKN Stikes
Hamzar Lombok Timur
Kader Membantu dan Mendukung segala kegiatan
yang diadakan oleh mahasiswa KKN Stikes
Hamzar Lombok Timur
Masalah Solusi
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kuliah
Kerja Nyata(KKN) Mahasiswa S1 Pendidikan Bidan Stikes Hamzar Lombok Timur.
Melalui laporan ini pula, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang turut andil dalam kesuksesan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Ucapan terima kasih secara khusus kami sampaikan kepada :
1. Bapak Drs. H. Muh. Nagib, M. Kes, selaku Ketua Stikes Hamzar Lombok
Timur
2. Ibu Eka Faizaturrahmi, S.ST., M. Kes, selaku Kaprodi S1 Pendidikan Bidan
dan Profesi Bidan
3. Ibu Nurannisa Fitria Aprianti, S.Tr.Keb., M.K.M., selaku Dosen
Pembimbing Lapangan yang telah memberikan nasihat dan bimbingannya
selama KKN
4. Bapak H. Muhammad Amin Abdullah, S. Ag, selaku Kepala Desa Montong
Gamang
5. Muridin QH, Spdi, selaku Kepala Dusun Bingkok
6. Masyarakat Dusun Bingkok tanpa terkecuali yang telah mengajarkan kami
banyak hal selama kegiatan KKN. Serta semua pihak yang mendukung
lancarnya pembuatan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan KKN ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan pada mahasiswa KKN
di tahun yang akan datang.
Bingkok, Maret 2020
Penyusun
v
DAFTAR ISI
SAMPUL.......................................................................................................................i
LEMBAR PENGESEHAN..........................................................................................ii
IDENTITAS URAIAN UMUM...................................................................................iii
KATA PENGANTAR..................................................................................................v
DAFTAR ISI ...............................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.........................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................viii
RINGKASAN LAPORAN...........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................1
a. Latar Belakang....................................................................................................1
b. Rumusan Masalah..............................................................................................3
c. Tujuan..................................................................................................................3
d. Luaran Yang Diharapkan..................................................................................3
e. Manfaat ...............................................................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN..................................5
a. Kondisi Masyarakat...........................................................................................5
b. Permasalahan yang di Hadapi...........................................................................7
BAB III METODE PELAKSANAAN........................................................................8
a. Pengkajian...........................................................................................................8
b. Identifikasi Masalah...........................................................................................8
c. Tahap Perencanaan............................................................................................8
d. Tahap Pelaksanaan.............................................................................................9
e. Rencana Tindak Lanjut Kegiatan.....................................................................9
BAB IV HASIL YANG DICAPAI..............................................................................10
BAB V PENUTUP........................................................................................................11
a. Kesimpulan..........................................................................................................11
b. Saran....................................................................................................................12
Daftar Pustaka .............................................................................................................13
vi
LAMPIRAN..................................................................................................................14
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
RINGKASAN LAPORAN
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO, remaja apabila anak telah mencapai umur 10-18 tahun.
Menurut Undang-undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja
adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah. Pada buku-
buku Pediatri, pada umumnya mendefinisikan remaja adalah bila seorang anak telah
mencapai umur 10-18 tahun untuk anak perempuan dan 12-20 tahun untuk anak
laki-laki. Menurut Diknas, anak dianggap remaja apabila anak sudah berumur 18
tahun yang sesuai dengan saat lulus sekolah menengah (Soetjiningsih, 2004).
Menurut Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (2009:1)
bahwa jumlah remaja umur 10-19 tahun di Indonesia terdapat 43 juta atau 19,61%
dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 220 juta. Sekitar 1 juta remaja pria (5%),
dan 200 ribu remaja wanita (1%) menyatakan secara terbuka bahwa pernah
melakukan hubungan seksual. Sebanyak 8% pria umur 15-24 tahun telah
menggunakan obat-obatan terlarang. Sedangkan untuk kasus HIV/AIDS, adalah
kelompok usia 15-19 tahun dan 54,77% adalah kelompok usia 20-29 tahun
(Departemen Kesehatan RI September 2006). Ini terjadi karena pengetahuan mereka
mengenai kesehatan reproduksi masih kurang. Sehingga sangat memerlukan
perhatian dari semua pihak, karena orang yang sehat maka aktivitas belajarnya akan
baik. Apabila kasus remaja ini dibiarkan, sudah tentu akan merusak masa depan
remaja khususnya mereka dan masa depan keluarga dan masa depan bangsa
Indonseia.
Berdasarkan Sensus Penduduk (SP) tahun 2010, jumlah penduduk usia 10-24
tahun mencapai 28,7% dari populasi. Remaja yang menjadi generasi penerus dalam
pembangunan nasional, menghadapi berbagai permasalahan. Masalah yang paling
menonjol di kalangan remaja yaitu permasalahan seputar TRIAD KRR (Seksualitas,
HIV dan AIDS serta Napza) (BKKBN, 2012).
Permasalahan kesehatan reproduksi remaja terjadi akibat rendahnya
pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi. Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang
kesehatan reproduksi remaja relatif masih rendah, 47,9% remaja perempuan tidak
1
mengetahui kapan seorang perempuan memiliki hari atau masa subur. Pengetahuan
remaja laki-laki tentang mimpi basah hanya 24,4% (BKKBN, 2012).
Pada kondisi ini remaja membutuhkan informasi mengenai kesehatan
reproduksi. Berdasarkan Undang-undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Dalam Pasal 48 ayat (1) pada huruf b
menyebutkan bahwa peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses
informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga,
BKKBN mengembangkan Program Generasi Berencana (GenRe) bagi Remaja
melalui wadah Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-Remaja). PIK-Remaja
adalah salah satu wadah yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja, mampu
memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang pendewasaan usia
perkawinan, delapan fungsi keluarga, TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS, dan
Napza), keterampilan hidup, gender dan keterampilan advokasi serta KIE (BKKBN,
2006).
Menurut BKKBN (2013) remaja mengalami pertumbuhan dan
perkembangan pesat pada aspek fisik, psikologis dan juga intelektual. Beberapa
permasalahan pada remaja, salah satunya adalah permasalahan mengenai kesehatan
reproduksi.
Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat fisik, mental, dan social
secara utuh, tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan
sistem, fungsi, dan proses reproduksi. Sedangkan Kesehatan Reproduksi Remaja
(KRR) merupakan bagian terpadu dari program kesehatan dan keluarga berencana di
Indonesia. Program terpadu ini secara khusus bertujuan untuk mengatasi masalah
terkait pernikahan dini, kehamilan tidak diinginkan, konsumsi tembakau dan
alkohol, serta HIV-AIDS (Kemenkes, 2015).
Kemenkes (2015) menyatakan partner diskusi tentang kesehatan reproduksi
yang paling disukai remaja berturut-turut adalah teman sebaya, guru, dan ibu.
Berdasarkan data tersebut maka sekolah merupakan lembaga potensial untuk
penyampaian pendidikan KRR. Guru memiliki peran penting dalam pendidikan,
sehingga pengetahuan dan pemahaman guru mengenai materi pembelajaran menjadi
kunci dalam keberhasilan proses pendidikan. Selain menyampaikan materi
pembelajaran di dalam kelas, guru juga memiliki tugas untuk mendidik siswa
2
menjadi pribadi yang lebih baik. Oleh karena itu guru juga memiliki peran dalam
pembentukan karakter peserta didik.
Utomo dan McDoland (2009) menyatakan bahwa program pendidikan
seksualitas dan kesehatan reproduksi di Indonesia belum komprehensif. Hal tersebut
dikarenakan pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi di Indonesia lebih
fokus pada aspek biologis dan pencegahan penyakit menular.
Penelitian Pakasi dan Kartikawati (2013) menyatakan bahwa pendidikan
kesehatan reproduksi dan seksualitas dianggap penting untuk diajarkan, namun
masih terdapat anggapan bahwa pendidikan ini tabu bila dibicarakan secara publik,
selain itu terdapat kekhawatiran pendidikan ini dapat membuat remaja ingin
mengetahui dan mendorong untuk melakukan seks pranikah.
Salah satu upaya pemerintah dalam menangani permasalahan remaja adalah
dengan pembentukan Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
Program ini dapat dilaksanakan di Puskesmas, Rumah Sakit atau sentra-sentra
dimana remaja berkumpul seperti mall (Depkes, 2005). Dalam pelaksanaan PKPR
di Puskesmas, remaja diberikan pelayanan khusus melalui perlakuan khusus yang
disesuaikan dengan keinginan, selera dan kebutuhan remaja. Secara khusus, tujuan
dari program PKPR adalah meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja
yang berkualitas, meningkatkan pemanfaatan Puskesmas oleh remaja untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
remaja dalam pencegahan masalah kesehatan dan meningkatkan keterlibatan remaja
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan remaja. Adapun
yang menjadi sasaran program ini adalah laki-laki dan perempuan usia 10-19 tahun
dan belum menikah.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yang berupa penyuluhan
Kesehatan Reproduksi pada Remaja bertujuan untuk membantu para remaja
khususnya remaja di Dusun Bingkok yang memerlukan pandangan yang lebih luas
tentang kesehatan reproduksi sehingga mampu untuk menjaga diri agar terhindar
dari problema-problema pada remaja, dapat tumbuh dan berkembang menjadi
remaja yang bertanggung jawab. Kegiatan ini dilakukan kepada remaja Dusun
Bingkok karena ini pernah terjadi dan beberapa remaja putus sekolah karena
pernikahan dini, jadi kami memandang perlu dilakukan penyuluhan Kesehatan
Reproduksi Remaja di Dusun Bingkok.
3
Dengan melakukan kegitan penyuluhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja
ini diharapkan dapat memberikan manfaat dapat turut mewujudkan remaja Indonesia
yang sehat dan bertanggung jawab, mampu membentuk remaja yang bisa memenuhi
tantangan era globalisasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
adalah “Apakah Penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dapat
meningkatkan pengetahuan dan perubahan perilaku pada remaja tentang kesehatan
Reproduksi?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja
2. Tujuan Khusus
a. Remaja dapat memahami materi tentang Kesehatan Reproduksi Remaja
khususnya tentang pergaulan bebas, penikahan dini, PMS dan HIV/AIDS,
sehingga mampu menghindari diri dari perilaku-perilaku menyimpang yang
sedang marak terjadi
b. Remaja dapat memperaktikkan teknik SADARI (Periksa Payudara Sendiri)
untuk mendeteksi adanya tumor/kanker payudara
D. Luaran yang diharapkan
Melalui Penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja di Dusun
Bingkok Desa Montong Gamang ini diharapkan pengetahuan Remaja tentang
kesehatan reproduksi meningkat sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan
remaja.
E. Manfaat
1. Bagi Pengembangan Keilmuan Kebidanan
Sebagai penyempurnaan kurikulum dan penambahan literatur dalam
pendidikan kebidanan sehingga lebih professional dalam memberikan asuhan
kebidanan yang berkaitan dengan kebutuhan pasien
2. Bagi Mahasiswa
Memberikan pengalaman belajar dan bekerja bersama masyarakat tentang
penerapan dan pengembangan ilmu dan tekhnologi di luar kampus.
4
3. Bagi Remaja
Memperoleh pengetahuan tentang cara menjaga kesehatan reproduksi
agar terhindar dari penyimpangan maupun penyakit berbahaya.
4. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk program kegiatan dalam
meningkatkan kesehatan reproduksi remaja
5
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
No Uraian Keterangan
1 a. Jumlah Penduduk 776 jiwa
b. Jumlah Kepala 237
Keluarga
2 Batas Wilayah a. Sebelah Barat : Dusun Mentinggo Desa
Kopang Rembiga
b. Sebelah Timur : Desa Jenggik Lombok
Timur
c. Sebelah Utara : Desa Lendang Ara
d. Sebelah Selatan : Montong Gamang I
3 Mata Pencaharian Petani, Pengrajin dan Peternak
6
2. Gambaran Umum Remaja Dusun Bingkok
Dari hasil pengkajian yang dilakukan di Dusun Bingkok didapatkan
bahwa jumlah keseluruhan remajanya adalah 120 orang, terdiri dari remaja awal,
remaja tengah dan remaja akhir. Kehidupan remajanya sama seperti remaja pada
umumnya yang aktifitas kesehariannya adalah bersekolah. Pergaulan remaja di
Dusun Bingkok masih terbilang aman karena belum terjadi adanya
penyimpangan pada remaja seperti mengkonsumsi narkoba, minum-minuman
keras, seks bebas, serta pergaulan bebas. Meskipun pergaulannya masih
tergolong aman tetapi pengetahuan mereka tentang kesehatan reproduksi masih
kurang, sehingga perlu diadakannya suatu sosialisasi/penyuluhan yang khusus
tentang Kesehatan Reproduksi Remaja tujuannya agar mereka memiliki
pengetahuan terkait dengan Kesehatan Reproduksi Remaja dan terhindar dari
penyimpangan/penyalahgunaan hak-hak reproduksi. Salah satu penyimpangan
yang terjadi di Dusun Bingkok adalah, dimana remaja laki-lakinya terutama yang
masih SMP dan SMA banyak yang sudah merokok bahkan secara terang-
terangan nongkrong di pinggir jalan sambil merokok. Hal itu terjadi karena
kurangnya pengetahuan mereka tentang bahaya merokok, karena memang di
Dusun Bingkok belum pernah diadakannya sosialisasi/penyuluhan terhadap
remaja baik itu mengenai kesehatan reproduksi remaja maupun penyuluhan
kesehatan lainnya. Penyebab lainnya karena lokasi pelayanan kesehatan dengan
Dusun Bingkok lumayan jauh sehingga pelayanan terhadap remaja berupa
sosialisasi/penyuluhan masih kurang. Kalaupun ada pelayanan kesehatan berupa
sosialisasi/penyuluhan tetapi remajanya sulit untuk dikumpulkan, karena rasa
kebersamaan, kepedulian mereka masih sangat kurang.
Selain itu, kasus yang banyak terjadi di Dusun Bingkok adalah pernikahan
di usia muda terutama oleh remaja perempuan yang baru masuk SMP dan SMA,
hal itu terjadi karena kurangnya pengetahuan mereka tentang usia ideal untuk
menikah dan dampak dari menikah di usia muda. Alasan klasik yang menjadi
penyebab utama dari menikah di usia muda ini adalah untuk menjauhi zina.
Semoga dengan adanya Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari mahasiswa Stikes
Hamzar di Dusun Bingkok terutama program yang sudah dilaksanakan
diharapkan mampu menambah pengetahuan dan mengubah pola pikir mereka ke
arah yang lebih baik. Diperlukan juga untuk pihak pelayanan kesehatan bisa
7
meneruskan program yang sudah dilaksanakan agar program tersebut bisa
berkelanjutan.
B. Masalah Kesehatan Yang Terjadi
Dari data hasil pengkajian, jumlah remaja di Dusun Bingkok adalah 120
orang. Dari data tersebut ditemukan suatu masalah kesehatan terkait dengan remaja
yaitu kurangnya pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. Data
pendukung dari masalah tersebut adalah karena tidak pernah dilakukannya
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), baik itu di desa khususnya di Dusun
Bingkok maupun di Sekolah terkait dengan Kesehatan Reproduksi Remaja. Selain
itu sarana/fasilitas kesehatan di Dusun Bingkok masih belum memadai, dan lokasi
sarana pelayanan kesehatan juga cukup jauh. Sedangkan prioritas masalahnya adalah
dimana kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi masih dalam
tahap Cukup (aman) sehingga masih bisa untuk diatasi.
Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut maka harus ada program
khususnya yaitu berupa sosialisasi/penyuluhan terkait dengan PKPR khususnya
tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. Tujuannya untuk meningkatkan
pengetahuan remaja sehingga bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari dan derajat
kesehatannya bisa meningkat, serta terhindar dari penyimpangan/penyalahgunaan
terhadap hak-hak reproduksi.
8
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Pengkajian
Pada tahap ini kami melakukan pendataan selama 4 hari untuk mendata
remaja yang ada di Dusun Bingkok, baik itu yang remaja awal, remaja tengah
maupun yang remaja akhir. Pendataan dimulai dari siang sampai sore hari, karena
pada pagi hari remajanya sedang di Sekolah. Tahap selanjutnya melakukan
pengolahan data yaitu mengelompokkan remaja-remaja yang termasuk remaja awal,
remaja tengah dan remaja akhir supaya mudah untuk diinterpretasikan nantinya.
B. Identifikasi Masalah
Dari hasil pengkajian dan interaksi dengan remaja Dusun Bingkok, kami
menemukan suatu masalah kesehatan yaitu kurangnya Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR) khususnya terkait dengan pengetahuan remaja tentang kesehatan
reproduksi. Beberapa remaja juga mengatakan kalau di Dusun Bingkok belum
pernah diadakan sosialisasi/penyuluhan terkait dengan kesehatan reproduksi remaja.
Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut kami ingin melakukan
sosialisasi/penyuluhan khususnya tentang kesehatan reproduksi remaja tujuannya
agar pengetahuan remaja di Dusun Bingkok bisa meningkat sehingga derajat
kesehatannya juga bisa meningkat, dan diharapkan dengan dilakukannya
penyuluhan ini bisa merubah perilaku remaja menjadi lebih baik lagi dari
sebelumnya.
C. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan untuk kegiatan penyuluhan, kami melakukan
koordinasi dengan Kepala Pemegang Bagian Kespro di Puskesmas Kopang yaitu Ibu
Risti Tia Rini, Amd. Keb untuk perizinan pelaksanaan kegiatan penyuluhan
Kesehatan Reproduksi Remaja. Selain itu, kami juga melakukan koordinasi dengan
Kepala Dusun Bingkok dan Ketua Remajanya mengenai waktu dan tempat
pelaksanaan kegiatan penyuluhan. Di hari selanjutnya kami melakukan peninjauan
tempat kegiatan penyuluhan sesuai dengan keputusan bersama yaitu di SDN 1
Montong Gamang. Setelah peninjauan tempat, kami melakukan persiapan terkait
dengan materi penyuluhan yang akan disampaikan, membuat daftar hadir peserta
penyuluhan, menyiapankan kosumsi, dan menyiapkan segala sarana yang
9
dibutuhkan seperti spanduk, LCD, Mic, dan lain-lain. Bersamaan di hari tersebut
kami mendistribusikan undangan kegiata penyuluhan ke masing-masing remaja.
D. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja berhasil dilaksanakan
pada tanggal 16 Maret 2020 yang dihadiri oleh Kepala Pemegang Bagian Kespro
Puskesmas Kopang Ibu Risti Tia Rini, Amd, Keb, Dosen Pembibing KKN Ibu
Nurannisa Fitria Aprianti, S.Tr.Keb.,M.K.M., serta para remaja Dusun Bingkok.
Kegiatan penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja berjalan dengan lancar karena
para peserta begitu antusias untuk mendengarkan materi yang diberikan, tentunya
keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak. Dasar untuk pelaksanaan
kegiatan penyuluhan tersebut dibutuhan kepedulian, kerjasama, serta dukungan dan
motivasi yang cukup besar dari Mahasiswa KKN kepada remajanya untuk
menghadiri kegiatan penyuluhan tanpa ada unsur paksaan, dimana dengan memberi
tahu tujuan dan manfaat kegiatan penyuluhan tersebut, dengan begitu remajanya
tertarik untuk mengikuti kegiatan penyuluhan tersebut.
Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja
tersebut bertempat di ruang kelas 3 SDN 1 Montong Gamang yang dihadiri oleh 28
orang termasuk Remaja, Dosen dan Kepala Pemegang Bagian Kespro Puskesmas
Kopang. Topik dari acara penyuluhan tersebut adalah tentang Kesehatan Reproduksi
Remaja, sedangkan materi khusus untuk remaja wanita yaitu tentang Periksa
Payudara Sendiri (SADARI), yang mana tujuannya untuk mendeteksi kanker
payudara secara dini. Di akhir acara kemudian dilakukan post test untuk
mengetahuai sejauh mana remaja memahami materi penyuluhan yang disampaikan
oleh pemateri.
E. Evaluasi
Rencana tindak lanjut dari kegiata penyuluhan ini adalah diharapkan kepada
pihak Puskesmas untuk dapat melanjutkan kegiatan sosialisasi/penyuluhan,
pembentukan kader kesehatan remaja dan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di
Desa Montong Gamang khususnya Dusun Bingkok dalam upaya meningkatkan
kesehatan reproduksi remaja
10
BAB IV
HASIL YANG DICAPAI
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah dapat meningkatkan pengetahuan
dan wawasan remaja Dusun Bingkok mengenai kesehatan reproduksi khususnya
terkait dengan pergaulan bebas, pernikahan dini, seks pra nikah, IMS, HIV/AIDS,
sedangkan untuk remaja wanita diharapkan dapat melakukan pemeriksaan SADARI
guna untuk mendeteksi adanya tumor/kanker payudara.
Kegiatan ini berlangsung pada hari Senin, 16 Maret 2020 bertempat di SDN
1 Montong Gamang. Peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 28 orang
termasuk Remaja, Dosen dan Kepala Pemegang Bagian Kespro Puskesmas Kopang.
Di dalam kegiatan ini selain remaja mendapatkan edukasi, mereka juga dapat
berdiskusi dan bertanya mengenai kesehatan reproduksi.
11
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah remaja merupakan masalah yang perlu diperhatikan dalam
pembangunan nasional di Indonesia. Masalah remaja terjadi, karena mereka tidak
dipersiapkan mengenai pengetahuan tentang aspek yang berhubungan dengan
masalah peralihan dari masa anak ke dewasa. Masalah kesehatan remaja mencakup
aspek fisik biologis dan mental, sosial. Perubahan fisik yang pesat dan perubahan
endokrin/ hormonal yang sangat dramatik merupakan pemicu masalah kesehatan
remaja serius karena timbuhnya dorongan motivasi seksual yang menjadikan remaja
rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan reproduksi, kehamilan remaja
dengan segala konsekuensinya yaitu: hubungan seks pranikah, aborsi, PMS & HIV-
AIDS serta narkotika, dll. Remaja seyogyanya memahami konsep kesehatan
reproduksi untuk membentengi dirinya dari perilaku seks bebas dan menyimpang.
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan pada tanggal 16 Maret
2020 bertempat di SDN 1 Montong Gamang berjalan dengan lancar, para remaja
sangat tertarik dengan materi yang disampaikan. Mereka sangat kritis dan
mengajukan banyak pertanyaan, sehingga sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
dari kegiatan penyuluhan tersebut adalah untuk meningkatka pengetahuan remaja
tentang kesehatan reproduksi agar remaja terhindar dari perilaku-perilaku
menyimpang.
B. Saran
1. Kepada Institusi
a. Pembekalan KKN seharusnya dilakukan sebulan sebelum penyerahan
sehingga ada waktu untuk memahami materi pembekalan yang diberikan.
b. Ada bantuan khusus yang dialokasikan untuk program KKN yang
berhubungan dengan kewirausahaan.
c. Adanya koordinasi yang lebih banyak antara tim Institusi dengan mahasiswa
KKN sehingga tidak ada kebingungan yang terjadi ketika akan
melaksanakan program kerja KKN.
12
2. Kepada Puskesmas Kopang
a. Mencari informasi tentang Kesehatan Reproduksi Remaja melalui media lain
(seperti internet), yang dapat menunjang pelayanan agar remaja yang ada di
wilayah kerjanya memiliki fondasi pengetahuan kesehatan reproduksi remaja
yang benar mengingat adanya kemungkinan pengaruh egative dari luar.
b. Menjadikan kegiatan penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja di Desa
maupun di Sekolah sebagai kegiatan rutin tahunan
c. Menyediakan ruang khusus pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja,
sehingga remaja tidak merasa malu berkunjung untuk konsultasi atau
mendapat pelayanan medis jika mengalami masalah dengan kesehatan
reproduksinya
3. Dinas kesehatan
a. Mengadakan pelatihan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) bagi petugas
pelayanan KRR. Pelatihan diselenggarakan paling tidak setahun dua kali
(setiap 6 bulan sekali) sehingga ada kesempata bagi petugas puskesmas yang
tidak dapat mengikuti pelatihan pertama.
b. Mendistribusikan buku pedoman KRR ke semua puskesmas.
c. Mengadakan koordinasi dan evaluasi secara rutin untuk mengidentifikasi
masalah dan memberikan solusinya.
4. Kepada Masyarakat Dusun Bingkok
a. Kepala Dusun hendaknya lebih tanggap untuk menggerakkan warganya untuk
ikut serta menyukseskan program kerja yang telah dibuat dan disepakati
bersama tokoh masyarakat.
b. Mahasiswa KKN bertugas sebagai motivator, sehingga dalam melaksanakan
program kerja KKN masyarakat harus lebih berperan aktif.
5. Kepada Mahasiswa KKN
a. Perlu adanya kesiapan mental, fisik, kematangan emosional dan dana
sehingga KKN dapat berjalan dengan baik dan lancar.
b. Perlu adanya koordinasi yang baik dan kerja sama yang baik antara anggota
dan kelompok sehingga program kerja dapat berjalan dengan lancar.
13
DAFTAR PUSTAKA
Pakasi, T.D., and Kartikawati, R., 2013. Antara Kebutuhan dan Tabu: Pendidikan
Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi bagi Remaja di SMA. Jurnal Makara
Seri Kesehatan, 17(2).
14
LAMPIRAN
15
Format Pengkajian
TOTAL 120
16
Susunan Organisasi Kegiatan Dan Pembagian Tugas
17
Justifikasi Anggaran Kegiatan
18
Hari/Tanggal Acara Pembicara Moderator
Senin, 16 Maret 2020
16.00-16.10 Pembukaan Dosen Pembimbing KKN Panitia
1. Nur’aini
Penyampaian Materi 2. Reni
16.10-16.50 Kespro Remaja Hikmatunnisak Panitia
Penyampaian Materi 1. Dosen Pembimbing
Cara Menjaga Organ KKN
Reproduksi dan 2. Reni
16.50-17.20 Teknik Sadari Hikmatunnisak Panitia
19
No Rencana Program Sasaran Peserta Tempat Waktu
Kegiatan
1 Penyuluhan Kesehatan Remaja 20 SDN 01 16 maret 2020
Reproduksi Remaja Montong
gamang
DOKUMENTASI
20
ABSENSI
21
KWITANSI
22
MATERI PENYULUHAN
23
Remaja adalah masa peralihan diri
anak menuju dewasa, pada masa ini
terjadi berbagai macam perubahan
yang cukup bermakna baik secara fisik,
biologis, mental dan emosional serta
psikososial
24
Kesehatan Reproduksi Remaja???
Tuj ua nnya
25
• Pergaulan bebas • Dampak
adalah salah satu bentuk 1. Ketergantungan terhadap
perilaku menyimpang yang obat
melewati batas kewajiban, 2. Adanya perilaku seks
tuntutan,aturan, syarat,dan bebas
perasaan malu.
3. Tingkat kriminalitas yang
tinggi
26
• Dapat menimbulkan depresi berat
• Perceraian terjadi karena pemikiran yang
belum matang
• Pendidikan menjadi terhambat
• Terjadinya kekerasan dalam rumah tangga
• Kesulitan ekonomi dapat membuat anak
terlantar
• Muncul pekerja di bawah umur
27
Cara Pencegahannya :
• Penyakit menular seksual atau • Setia pada pasangan. Anda bisa
biasa dikenal dengan infeksi memperkecil risiko
menular seksual merupakan tertular penyakit kelamin dengan
infeksi yang umumnya ditularkan melakukan seks dengan lebih
melalui hubungan seks yang tidak sedikit orang. ...
aman. • Jauhi alkohol dan narkoba. ...
• Melakukan vaksinasi. ...
• Gunakan kondom. ...
• Menjaga kebersihan terutama
sebelum dan setelah melakukan
seks.
HIV/AIDS
28
HIV AIDS
• HIV (human • Acquired
immunodeficien Immunodeficiency
Syndrome atau Acquired
cy virus) adalah Immune Deficiency
virus yang Syndrome (disingkat AIDS
merusak sistem ) adalah sekumpulan gejala
dan infeksi (atau: sindrom)
kekebalan yang timbul karena
tubuh, dengan rusaknya sistem
menginfeksi dan kekebalan tubuh manusia
akibat infeksi
menghancurkan virus HIV;[1] atau infeksi
sel CD4. virus-virus lain yang mirip
yang menyerang spesies
lainnya (SIV, FIV, dan lain-
lain).
29
• Demam tinggi hingga
mencapai 1020F
• Sering merasa lelah dan lesu
• Timbulnya kelejar getah
bening
• Sakit tenggorokan dan sakit
kepala
• Timbul benjolan di sekitar
tubuh
• Diare yang berkepanjangan
• Penurunan berat badan secara
drastis
• Infeksi jamur pada kulit dan
tenggorokan
30
Setiap sistem organ memiliki fungsi penting bagi tubuh
manusia, termasuk juga sistem reproduksi. Menjaga
kesehatan setiap organ reproduksi sangat penting
untuk menjaga fungsi sistem reproduksi.
31
Cara Menjaga Organ Reproduksi Pada
Wanita
1. Bersihkan organ intim dengan benar
2. Konsumsi makanan sehat
3. Kelola stres
4. Jaga berat badan
5. Lakukan kebiasaan sehat lainnya
32
Teknik SADARI
33