Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Proses menua adalah prose salami yang disertai adanya penurunan kondisi
fisik, psikologis maupun social yang saling berinteraksi satu sama lain.
Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara
umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia.
Hal-hal yang terjadi pada orang lanjut usia adalah diantaranya tulang-
tulang mengalami demineralisasi dan akan lebih mudah patah, sendi dan otot
rentan terhadap cidera, fungsi jantung dan peredaran darah akan berkurang
elastic dan kekuatannya sehingga memicu penyakit jantung, diabetes dan
penyakit degenerative lainnya.
Aktivitas fisik (Olahraga) dapat membantu lansia menjaga indepedensi,
sembuh dari penyakit dan mengurangi resiko penyakit. Massa otot dan
kekuatan tulang dapat ditingkatkan dengan olahraga teratur. Senam
merupakan bentuk latihan yang baik.olahraga yang cocok untuk lansia adalah
senam, yang dikenal dengan senam lansia. Pengertian senam lansia sendiri
adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terrah serta terencana yang
diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud menigkatkan
kemampuan fungsional raga.
Kegiatan pelaksanaan senam lansia ini diharapkan dapat menjadi sarana
dalam meningkatkan derajat kesehatan lansia khususnya yang ada di desa
Montong Gamang yaitu Dusun Bingkok. Dengan diadakannya kegiatan
Pelaksanaan senam lansia di Desa Montong Gamang Dusun Bingkok akan
dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesehatan lansia serta
menjadi jalan terbuka nya fasilitas kesehatan dengan masyarakat yang lebih
memadai.
Melalui program Pelaksanaan Senam Lansia ini sebagai sarana masyarakat
khususnya lansia mampu menambah pengetahuan serta wawasan terkait
Kesehatan lansia. Oleh karena itu kami berharap kegiatan ini dapat bermanfaat
bagi masyarakat khususnya lansia di Dusun Bingkok dalam meningkatkan
Kesehatan lansia.

1
2

B. Tujuan Kegiatan

Tujuan diadakannya program penyuluhan kesehatan repriduksi lansia

dan senam lansia ini adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi lansia dan senam

lansia

2. Meningkatkan kesehatan lansia

C. Manfaat Kegiatan

Manfaat dari kegiatan ini adalah sebagai sarana meningkatkan

pengetahuan mengenaikesehatan reproduksi lansia dan senam lansia

D. Luaran Pengabdian Masyarakat

Kegiatan-kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini akan dilakukan

sebagai wujud pemecahan solusi terhadap permasalahankurangnya informasi

lansia tentang kesehatan reproduksi lansia dan senam lansia. Adapun bentuk

dari kegiatan yang akan dilakukan adalah dengan memberikan informasi dan

pengetahuan tentang kesehatan reproduksi lansia dan senam lansia.


3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesehatan Reproduksi Lansia

Kondisi fisik, mental dan sosial setiap orang mengalami perubahan yang

terjadi secara pelan, teratur dan pasti. Diawali dari keadaan/fase yang serba

lemah, meningkat sampai puncaknya kemudian menurun sampai kondisi yang

lemah pula. Pada saat mengalami penurunan inilah biasanya terjadi

kegelisahan, kegoncangan bahkan bisa terjadi hal-hal yang sangat merugikan

apabila tidak dipersiapkan dan diantisipasi dengan baik dan benar. Fase ini

biasanya dikelompokkan kedalam fase Klimakterium, Menopause, Senium

dan Andropause.

1. Klimakterium

Klimakterium adalah masa sebelum dan sesudah menopause

seorang wanita, dimana terjadi perubahan fisik maupun mental yang

disebabkan terutama karena terjadinya penurunan hormonalsecra pelan

dan pasti pada wanita tersebut. Pada fase ini seorang wanita akan

mengalami "kekacauan" pola menstruasi, serta terjadi perubahan

psikologis dan perubahan fisik. Kejadian ini berlangsung rata-rata selama

5 tahun sebelum dan sesudah menopause, dengan variasi ada yang sampai

10 tahun atau tanpa kekacauan yang significan, sehingga klimakterium

dapat terjadi pada wanita sejak usia 40 tahun s/d55 tahun.

a. Kondisi Fisiologis Pada fase klimakterium terjadi penurunan hormon

kewanitaan secara perlahan dan pasti, diikuti dengan perubahan

3
4

fisiologis antara lain menurunya sampai berhentinya fungsi ovarium

(indung telur) dan tidak memproduksi telur dan kadar hormon estrogen

menurun. Hal tersebut haid tidak teratur, rahim mengecil, kulit mulai

keriput, dan mengalami dispareunia (sakit saat bersenggama) karena

produksi getah vagina berkurang.

b. Kondisi Psikologis Pada fase klimakterium, secara patologis gejala

psikosomatik mengalami peningkatan dalam berbagai bentuk, antara

lain cemas, gelisah, mudah tersinggung, kesepian, merasa terasing,

takut tanpa sebab, susah tidur, gampang lelah, berdebar-debar,

cemburu, dan curiga pada suami.

2. Menopouse

Menopause adalah fase akhir dari masa reproduksi wanita yang

terjadi secara alamiah. Setiap wanita pasti mengalami masa menopause

(Fitria, 2007). Dalam perjalanan hidupnya seorang wanita yang memasuki

usia sekitar 45 tahun, mengalami penuaan indung telur, sehingga tidak

sanggup memenuhi kebutuhan hormon estrogen. Sistem hormonal seluruh

tubuh mengalami kemunduran dalam memproduksi hormon, antara lain

kemunduran kelenjar tiroid yang mengeluarkan hormon tiroksin untuk

metabolisme umum dan kemunduran kelenjar paratiroid yang mengatur

metabolisme kalsium. Penurunan produksi hormon menyebabkan berbagai

perubahan fisik dan psikis.

a. Proses Menopause

Menopause adalah waktu berhentinya siklus haid seorang wanita

secara alamiah yang biasanya terjadi pada periode dimana wanita


5

berusia antara 45 -50 tahun (Kasdu, 2002). Menopause dapat didahului

dengan proses yang berlangsung lama, bahkan dapat berlangsung

seIama sepuluh tahun. Artinya seorang perempuan kemungkinan sudah

mengalami perubahan pada siklus dan kualitas haidnya, serta

perubahan-perubahan fisik maupun psikis lainnya pada saat ia berusia

40 tahun. Menstruasi benar-benar tidak datang lagi pada wanita rata-

rata setelah mencapai usia 50 tahun (dengan rentang usia antara 48 -52

tahun).

Dapat ditambahkan, bahwa saat datangnya menopause berbeda-

beda setiap orang, karena dipengaruhi oleh usia pertama kali

perempuan memperoleh haid (menarche). Variasi ini terjadi pula

akibat adanya perbedaan status, gizi, kultur/budaya, Iingkungan sosial.

Sebagai contoh wanita berpendidikan dan berpenghasilan tinggi

biasanya mendapatkan menopause pada usia lebih tua dibanding

dengan wanita dari strata dibawahnya.

b. Perubahan-perubahan saat menopause

1) Perubahan organ reproduksi :

a) Rahim mengalami atrofi (pengecilan ukuran), panjang

menyusut, dinding rahim menipis. Jaringan otot rahim menjadi

menyusut, dan mengandung lebih banyak jaringan serabut

(fibrotik). Leher rahim (serviks) mengecil, tidak menonjol ke

dalam, lama kelamaan akan "merata" dengan dinding vagina.


6

b) lipatan-Iipatan saluran indung telur menjadi lebih pendek,

menipis dan mengerut, rambut getar pada ujung saluran telur

(fimbrae) menghilang;

c) Volumeindung telur mengecil dan permukaan mengeriput;

Otot jaringan vagina (liang senggama) melemah dan Iebar vagina

menyempit;

Jaringan vulva (mulut kemaluan) menipis karena berkurang/hilangnya

jaringan lemak dan elastisitas sehingga nyeri saat bersenggama

(dispareunia).

2) Perubahan fungsi reproduksi

Pada menopause, menurunnya kondisi fisiologis disertai dengan Indung

telur mengecil sehingga tidak menghasilkan telor lagi, siklus menstruasi

normal berhenti, dan berarti kesuburan pada wanita tersebut telah

berhenti pula.

3) Perubahan kejiwaan

Perubahan kejiwaan yang dialami seorang wanita menjelang

menopause. Antara lain: merasa tua, karena takut menjadi tua, tidak

menarik lagi, mudah tersinggung, gampang kaget sehingga jantung

berdebar, takut tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual suaminya,

khawatir suami akan menyeleweng. Keinginan seksual menurun dan

sulit mencapai kepuasan seksual (orgasme). Mereka juga merasa sudah

tidak berguna, secara ekonomi tidak produktif, merasa hanya menjadi

beban keluarga.
7

c. Gejala menopause

Beberapa gejala menopause adalah timbul hot flushes atau hawa panas,

lazimnya terjadi pada wajah atau kulit leher tetapi dapat pula terasa pada

seluruh tubuh. Gejala lain dapat berupa sulit tidur (insomnia), merasa

pusing-pusing, emosi berubah-ubah, gampang tersinggung, dan minat

melakukan hubungan seksual mulai menurun. (Pratiwi, 2005).

Tanda-tanda lain menopause adalah lazim dialami perempuan usia di

atas 50/55 tahun. Diikuti dengan keluhan psikis : malu bertemu orang lain

dan kemudian cenderung mengurung diri. Kulit keriput, payudara kendor,

menggantung. Tulang mengalami keropos (osteoporosis, mudah patah),

kelainan pembuluh darah meningkat. Implikasi yang kemudian muncul

adalah aktivitas senggama : menurun, karena vagina kering dan sakit.

Namun perlu diperhatikan bahwa menstruasi yang terjadi saat menopause,

harus dicurigai adanya kanker (Risanto, 2005).

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa saat menopause, volume hormon

estrogen berkurang secara signifikan. Kondisi ini mengakibatkan beberapa

kumpulan gejala yang disebut dengan sindromakekurangan estrogen, yaitu

1) Gangguan neurovegetatif (gejolak panas);

2) Gangguan psikis, gampang tersinggung, depresi (tertekan), insomnia

(sulit tidur);

3) Gangguan organik seperti infark jantung, osteoporosis, peradangan,

infeksi atau penyusutan organ seks.


8

Gejala-gejala tersebut sangat nyata, menyebabkan penurunan

kualitas dan produktivitas hidup kaum wanita.

d. Menyikapi perubahan dan gejala yang timbul saat menopause

Untuk menghadapi/mengatasi perubahan dan gejolak jiwa saat

datangnya masa klimakterium, menopause sampai dengan senium, yang

terutama adalah adanya pengetahuan dan kesadaran tentang kehadiran

menopause maupun penetahuan tentang KRL pada umumnya. Dengan

pengetahuan yang cukup tentang KRL maka secara dini dapat diantisipasi

secara benar.

Potensi penting lainnya adalah keharmonisan dan adanya saling

pengertian dalam keluarga. Dalam keluarga yang rukun, damai dan

harmonis, kesiapan menerima proses penuaan semakin besar tanpa

terganggu gejala klinis yang berarti. Keharmonisan sangat penting, karena

pasangan ini akan ditinggalkan anak anaknya kuliah, bekerja maupun

berkeluarga, dan bertempat tinggal di lain daerah. Maka saling pengertian

harus selalu dibina agar tetap bahagia hidup serumah dengan pasangan

yang sama-sama sudah lansia. Karena pada dasarnya sebagian lansia

wanita tidak sanggup untuk hidup bersama dengan keluarga anaknya.

Kebahagiaan hidup pasangan lansia ini akan berimplikasi positif saat

isterinya memasuki masa klimakterium tanpa ketakutan ditinggal

berselingkuh oleh suaminya. Untuk itu maka pengetahuan tentang KRL

harus dikuasai dua pihak serta keluarganya.

e. Menghindari penuaan kulit terlalu cepat


9

Wanita menopause dianjurkan untuk tetap menjaga kesegaran

tubuh, agar tetap menarik dan membuat tampil lebih percaya diri. Hal itu

dimaksudkan untuk merespon usia yang semakin bertambah, diikuti

dengan kulit semakin tipis, makin sensitive terhadap sinar matahari,

lapisan lemak bawah kulit menjadi longgar, sehingga keriput dan kering

akan muncul di wajah, dagu dan leher. Beberapa tips untuk menghambat

proses penuaan kulit adalah sebagai berikut :

1) Usahakan tubuh jangan terlalu gemuk, sehingga saat lemak bawah

kulit berkurang atau menghilang tidak terlalu nyata;

2) Hindari sebanyak mungkin sinar matahari, karena sinar ultraviolet

dapat merusak kulit dan kemungkinan menimbulkan kanker kulit;

3) Meningkatkan aktivitas olah raga paling tidak seminggu tiga kali

masing-masing sekitar 30 menit, melakukan massage (di salon

kecantikan) dengan maksud memperlancar peredaran darah kulit

sehingga keriput kulit tertahan;

4) Massage dapat dilakukan sendiri termasuk memberikan pelembab

kulit. (Manuaba, 1999).

f. Mempersiapkan Diri Menghadapi Menopause

Ketika wanita akan memasuki masa menopause perlu mempersiapkan diri

dengan baik antara lain:

1) Memenuhi makanan bergizi dengan maksud membantu dalam

menghambat implikasi negatif menopause terhadap kinerja otak,

mencegah kulit mengering. Gizi harus terpenuhi secara seimbang

yakni memenuhi zat gizi per hari dengan asupan zat-zat gizi makanan
10

yang mengandung karbohidrat (nasi, roti), protein (telur, bayam),

lemak omega 3 atau 6 (ikan), vitamin (A, B, C dan seterusnya),

mineral, dan air. Dengan pemenuhan gizi sesuai dengan kondisi

kesehatannya masing-masing.

2) Jenis makanan tersebut diantaranya dianjurkan mengandung

phytohormon estrogen (sebagai terapi pengganti hormon estrogen

alamiah), seperti kacang kedelai, papaya, tiap hari. Segelas susu

kedelai setiap hari cukup bermanfaat mengurangi keluhan menopause.

Demikian pula bermanfaat untuk mencegah "hot flushes" pada saat

menopause dan mengurangi risiko peningkatan kolesterol. Oleh karena

peningkatan kolesterol dapat mengakibatkan hipertensi, penyakit

jantung koroner dan stroke. Mengkonsumsi makanan yang

mengandung vitamin D, seperti ikan tuna, ikan salmon, minyak ikan,

telor dan susu akan memperkuat tulang dan mengurangi osteoporosis.

3) Mengurangi Stress. Sebaiknya wanita yang memasuki era menopause

mempunyai kegiatan/beraktivitas secara rutin dan membiasakan diri

dengan hidup yang rileks, menghindari tekanan, pikiran yang

membebani. Kebiasaan ini adalah dalam rangka mengatasi gangguan

psikologis, dimana wanita merasa tidak sempurna lagi. Bila gangguan

stress tidak secara dini diatasi kemungkinan lebih buruk bisa saja

terjadi yang dapat memicu munculnya berbagai jenis penyakit

degeneratif (penuaan).

4) Menghentikan merokok dan minuman beralkohol. Bagi wanita yang

berkebiasaan merokok maka wajib segera diakhiri. Oleh karena asap


11

rokok dapat meningkatkan risiko kanker paru , menyebabkan kulit

wajah mengering, warna kuku kusam karena kandungan nikotin yang

melekat di jari jemari. Berhenti merokok akan mengurangi gejala-

gejala menopause.

5) Berolah raga secara terukur dan teratur, murah, sesuai usia seperti

jalan kaki, jogging, bersepeda, berenang, naik tangga (bukan lewat

lift) minimal 3 kali dalam seminggu. Olah raga berefek pada

terpeliharanya hidup aktif yang mampu menekan gejala insomnia,

memperlambat osteoporosis, gangguan jantung, mengeliminasi "hot

flushess", dan mengurangi berat badan.

6) Proses memasuki era menopause akan berjalan lancar manakala

memperoleh dukungan moral dari keluarga khususnya suami. Seorang

suami harus paham dan menyadari bahwa isterinya telah memasuki

masa menopause untuk tanggap antara lain dengan memberikan

perhatian yang lebih intens. Tidak membiarkan isterinya merana

kesepian merasa tak berguna. Romantisme saat masih usia muda

mestinya terus dipelihara sehingga akan mengurangi perasaan

perasaan murung tadi. Demikian pula anak-anaknya hendaknya

memahami kondisiperasaan dan emosi ibunya yang tidak stabil.

Kemesraan yang terbina dengan baik diharapkan akan menyebabkan

wanita merasa bahagia, efeknya keriput wajah dan tubuh tidak terlalu

cepat berkembang biak.

7) Melakukan kunjungan rutin ke petugas kesehatan untuk secara

berkala diperiksa kondisi kesehatannya, termasuk skrining dini


12

kemungkinan adanya kanker mulut rahim. Secara statistik kanker

mulut rahim merupakan pembunuh pertama dan utama wanita

Indonesia yang jika dapat dideteksi lebih awal dapat diobati hingga

sembuh.

B. Senam Lansia

Senam lansia adalah Olahraga bermanfaat untuk kesehatan jasmani

maupun rohani. Manfaat olahraga di antaranya melancarkan sirkulasi darah,

memperkuat otot, mencegah pengeroposan tulang, menurunkan tekanan darah,

menurunkan kolesterol jahat, dan menaikkan kolesterol baik. Olahraga juga

bermanfaat untuk membakar kalori, meningkatkan keseimbangan dan

koordinasi otot, bahkan olahraga juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh.

Sedangkan manfaat lain olahraga adalah biasanya dapat menghilangkan

sembelit, membuat tidur lebih nyenyak, serta mengurangi depresi.

Pada usia lanjut seseorang menderita penyakit tertentu. Ini tak berarti dia

tidak boleh berolahraga. Pada beberapa penyakit, pemilihan olahraga

disesuaikan dengan penyakitnya. Pada radang sendi, misalnya, olahraga yang

terlalu banyak mengerakkan sendi mungkin akan menimbulkan rasa nyeri.

Namun, sendi yang meradang juga tak boleh dibiarkan tak bergerak karena

dapat menimbulkan sendi menjadi kaku. Salah satu pilihan yang cukup baik

untuk penderita radang sendi kronik adalah berenang.

Pada penyakit jantung koroner, dokter akan menganjurkan olahraga sesuai

dengan keadaan pasien. Biasanya olahraga yang dianjurkan adalah

olahraga bersifat aerobik. Jenis olahraga aerobik di antaranya adalah jalan

kaki, bersepeda, dansa, berenang, dan golf. Pada penderita penyakit paru
13

obstruktif menahun, olahraga juga bermanfaat. Pada umumnya penyakit

ini berkaitan dengan kebiasaan merokok. Karena itu, merokok harus

dihentikan. Olahraga pada penderita penyakit paru obstruktif menahun

dapat meningkatkan kualitas hidup penderita.

Pada umumnya orang lanjut usia dapat tetap berolahraga. Memang

ada beberapa penyakit yang mengharuskan penderita istirahat total di

tempat tidur, misalnya penyakit infark jantung akut. Secara bertahap

penderita akan dilatih mobilisasi dan kemudian akan dianjurkan untuk

berolahraga ringan.

Pada usia lanjut dapat terjadi penurunan fungsi pendengaran,

penglihatan, dan koordinasi gerak. Karena itu, dalam melaksanakan

olahraga perlu dihindari terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat terjadi

terutama jika berolahraga di jalan umum. Jika berjalan kaki pagi hari,

hendaknya jangan berjalan di jalan raya. Gunakan pakaian yang mudah

terlihat. Hati-hati dengan lubang di jalan atau kendaraan yang mungkin

muncul secara mendadak.


BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Metode/Strategi Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian

Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini, metode yang dilakukan dalam

bentuk penyuluhan kesehatan reproduksi lansia dan senam lansia tersebut

adalah metode ceramah dan diskusi/tanya jawab.

B. Waktu dan Tempat

Kegiatan penyuluhan ini sudah dilakukan SDN 01 Montong Gamanga

dusun Bingkok hari Sabtu tanggal 14 Maret 2020.

C. Sarana dan Alat

Alat dan bahan yang digunakan adalah: power point

D. Prosedur Kegiatan

Program penyuluhan reproduksi lansia idan senam lansiaini melalui 4

tahap yaitu tahap perizinan, persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1) Perizinan

Perizinan penyuluhan pijat bayi usia dilakukan setelah menentukan tempat

sasaran penyuluhan yaitu di SDN 01 Montong Gamang. Perizinan

dilakukan oleh tim pengusul kepada beberapa pihak, kepala sekolah

sebagai mitra kerjasama dalam pelaksanaan kegiatan dan kepala bagian

lansia Puskesmas Kopang, dan pihak program studi S1 Pendidikan Bidan

dan Profesi Bidan.

2) Persiapan Kegiatan

Persiapan penyuluhan dimulai dengan memastikan sasaran khususnya

dalam hal jumlah peserta. Tempat dan media dipersiapkan sesuai dengan

13
15

kebutuhan serta antisipasi kemungkinan masalah yang terjadi. Tempat

dipersiapkan bersama pengelola dan Kepala Bagian Lansia Puskesmas

Kopang. Media penyuluhan dipersiapkan untuk mempermudah proses

pemahaman sasaran sehingga tujuan kegiatan dapat tercapai secara

optimal. Media yang digunakan berupa power point.

3) Pelaksanaan Kegiatan

Proses penyuluhan telah dilakukan di SDN 01 Montong Gamang

4) Evaluasi Kegiatan

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui efektifitas kegiatan penyuluhan.

Evaluasi ini dilakukan dengan metode tanya balik dan diskusi

kepadalansia setelah penyuluhan dilakukan dan praktek senam lansia


16

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kegiatan Pengmas

Pengetahuan lansiatentang kesehatan reproduksi lansia dan senam

lansia :

Setelah dilakukan penyuluhan, lansia merasa senang, lansiasekarang

mengetahui tentangkesehatan reproduksi lansia dan senam lansia, ada tanya

jawab dan pelaksanaan senam lansia

B. Pembahasan

Perubahan pola pikir lansia tentang kesehatan reproduksi lansia dan senam

lansia :

Setelah diberikan informasi tentangkesehatan reproduksi lansia dan

senam lansia, pandangan lansiatentang kesehatan reproduksi lansia dan

senam lansiamenjadi terbuka, lansia menjadi tahu jika kpenyukuhan tentang

kesehatan reproduksi lansia dan pelaksanaan senam lansiasangat

bermanfaat.

16
17

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan

Proses menua adalah prose salami yang disertai adanya penurunan kondisi

fisik, psikologis maupun social l yang saling berinteraksi satu sama lain.

Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara

umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia.

Hal-hal yang terjadi pada orang lanjut usia adalah diantaranya tulang-

tulang mengalami demineralisasi dan akan lebih mudah patah, sendi dan otot

rentan terhadap cidera, fungsi jantung dan peredaran darah akan berkurang

elastic dan kekuatannya sehingga memicu penyakit jantung, diabetes dan

penyakit degenerative lainnya. Aktivitas fisik (Olahraga) dapat membantu

lansia menjaga indepedensi, sembuh dari penyakit dan mengurangi resiko

penyakit. Massa otot dan kekuatan tulang dapat ditingkatkan dengan olahraga

teratur. Senam merupakan bentuk latihan yang baik.olahraga yang cocok

untuk lansia adalah senam, yang dikenal dengan senam lansia.

Pengertian senam lansia sendiri adalah serangkaian gerak nada yang

teratur dan terrah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang

dilakukan dengan maksud menigkatkan kemampuan fungsional raga..

B. Saran

Kegiatan pelaksanaan senam lansia ini diharapkan dapat menjadi sarana

dalam meningkatkan derajat kesehatan lansia khususnya yang ada di desa

Montong Gamang yaitu Dusun Bingkok. Dengan diadakannya kegiatan

Pelaksanaan senam lansia di Desa Montong Gamang Dusun Bingkok akan

dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesehatan lansia serta

17
18

menjadi jalan terbuka nya fasilitas kesehatan dengan masyarakat yang lebih

memadai.
19

DAFTAR PUSTAKA

Priyo Mahmud, 2017. Kespro lansia dan Senam lansia.


https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.com/document/3431680
65/KESPROLANSIA&ved=2ahUKEwjol_jHlajoAhWF6XMBHdb5D0
QFjAMegQIBBAB&usg=AOvVaw26Q1irbGkV5P9Wu3m4-rw1 (di
akses tanggal 20 Maret 2020)
20

LAMPIRAN
21

JUSTIFIKASI ANGGARAN KEGIATAN


N
O KEGIATAN VOLUME SATUAN JUMLAH
  SUMBER DANA              
  Kelompok              
               
  PENGGUNAAN DANA              
1 Perlengkapan              
  a. Spanduk 1 buah       Rp 45,000 Rp 45,000
  b. LCD 1 paket          
                 
2 Konsumsi              
  a. Air minum (Aqua botol) 1 dus       Rp 50,000 Rp 50,000
  b. Snack (Panitia dan Peserta) 30 bungkus       Rp 1,500 Rp 45,000
                 
3 Humas              
  a. Absensi Peserta & Panitia 2 rangkap       Rp 1,000 Rp 2,000
  b. Map 2 buah Rp 1,000 Rp 2,000
                 
  TOTAL PENGELUARAN             Rp 144,000
22

JADWAL KEGIATAN

No Kegiatan Bulan
MARET 2020
1 Pengajuan Proposal
2 Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat
3 Penyerahan Proposal Pengabdian Masyarakat
4 Persetujuan Kegiatan
5 Pelaksanaan Kegiatan
6 Pembuatan LPJ
7 Revisi LPJ
8 Penyerahan LPJ
23

DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai