PENDAHULUAN
reproduksi dan berakhir pada awal senium, terjadi pada wanita usia 35 – 65
tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan
lansia dimana jumlah wanita lebih banyak di bandingkan dengan jumlah laki-
laki. Sekitar separuh dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia
45-50 tahun seperempat lagi akan terus menstruasi sampai melewati sebelum
klimakterium adalah panas pada kulit (hot flushes), keringat pada malam hari,
bertambah, sakit dan nyeri pada persendian, osteoporosis, kekeringan kulit dan
1
2
rambut, kulit genitalia dan uretra menipis dan kering (Hillegas, 2005). Selain
itu juga terdapat gejala psikis yang muncul pada masa klimakterium, yaitu
2003).
1.3 Manfaat
Penelitian
mengenai klimakterium.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai
awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Fase klimakterium
adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode
non reproduktif. Tanda, gejala atau keluhan yang kemudian timbul sebagai akibat dari
masa peralihan ini disebut tanda atau gejala menopouse. Periode ini dapat berlangsung
antara 5 sebelum dan sesudah menopause. Pada fase ini fungsi reproduksi wanita
menurun. Masa-masa klimakterium :
a. Pra menopause adalah kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause.
b. Menopause adalah henti haid seorang wanita.
c. Pasca menopause adalah kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause (Kartini
Kartono, 1992)
2.3 Etiologi
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai
perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah,
berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks, penurunan sekresi
estrogen, gangguan umpan balik pada hipofisis.
2.4 Patofisiologi
Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium
untuk menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga terganggunya interaksi antara
hipotalamus–hipofisis. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi luteum. Kemudian
turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik
negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH. Dari
kedua gonadoropin itu, ternyata yang paling mencolok peningkatannya adalah FSH.
usus menjadi lambat, dan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus
halus yang semakin berkurang maka akan menimbulkan gangguan buang air besar
berupa obstipasi.
Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi liangsenggama terasa
kering, lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi (infeksi
kandung kemih dan liang senggama). Daerah sensitive makin sulit untuk dirangsang.
Saat berhubungan seksual dapat menjadi nyeri.
Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon
paratiroid. Tulang mengalami pengapuran, artinya kalium menurun sehingga tulang
keropos dan mudah terjadi patah tulang trutama terjadi pada persendian paha.
substitusi hormon tanpa diikuti pengawasan ketat adalah berbahaya, karenanya bidan
dapat mengambil langkah untuk melakukan anjuran pada wanita dengan keluhan
menopause dapat memeriksakan diri ke dokter puskesmas. Bidan berkonsultasi dengan
dokter puskesmas atau dokter ahli. Setelah pengobatan, bidan dapat meneruskan
pengawasan.
Pencegahan Terhadap Sindrom Klimakterium:
1. Pengaturan makanan (rendah lemak / kolesterol, cukup vitamin A, C, D, E dan cukup
serat).
2. Mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen, seperti :
a. Isoflavon, terdapat pada kacang-kacangan,
b. Lignan; terdapat pada padi, sereal dan sayur-sayuran,
c. Caumestran ; terdapat pada daun semanggi. Mengkonsumsi makanan dengan
kadar gula rendah dan tidak berlebihan.
3. Tambahan Asupan Kalsium 1000-15000 mg / hari dan vitamin D.
4. Kontrol rutin 1 tahun sekali (Pap Smear).
g. Rectum
Pemeriksaan rectum untuk memeriksa adanya massa dan fissure
3. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan urin, darah, PAP smear / IVA tes,
mammography, USG, kolestrol, pemeriksaan hormoneFSH, LH danTSH.