Anda di halaman 1dari 19

RESUME

KEPERAWATAN MATERNITAS

MENOPAUSE

Disusun Oleh :

Disusun Oleh:

SUPRIYANTO

2022207209239

PRODI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

TA. 2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wanita sehat secara normal akan mengalami suatu proses degenerasi yang dinamakan
menopause. Proses ini sering menimbulkan gejala-gejala yang dirasakan tidak menyenangkan.
Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap wanita untuk benar-benar memahaminya. Sekitar
separuh dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia 45 dan 50, sekitar seperempat berhenti
sebelum umur 45 tahun, dan seperempat lainnya terus menstruasi sampai melewati umur 50
tahun.
Selanjutnya, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membuat kehidupan saat
menopause ini sedikit lebih mudah adalah dengan diet menopause yang dapat membantu untuk
energi tubuh, mengendalikan berat badan dan mencegah sejumlah kondisi yang dapat menjadi
lebih terlihat pada saat proses penuaan terus berlanjut. Terapi Sulih Estrogen (TSH) serta
olahraga yang teratur juga dapat mengurangi beban pada saat terjadinya proses menopause ini.
Untuk lebih jelasnya, akan dibahas pada bab tinjauan pustaka.

B. Rumusan Masalah

1. Tinjauan Pustaka Menopause ?

2. Asuhan Keperawatan Menopause ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Tinjauan Pustaka Menopause.

2. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Menopause.

D. Manfaat Penulisan

1. Menambah Wawasan bagi Mahasiswa tentang Tinjauan Pustaka Menopause.

2. Menambah Wawasan bagi Mahasiswa dan dapat Menerapkan,

Mengaplikasikan Asuhan Keperawatan Menopause.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Menopause

Menurut Arif mansjoer, 2007 Menopause adalah masa yang bermula dari akhir
masa reproduksi sampai awal masa senium , yaitu antara 40-65 thn (45-55). Bila terjadi
dibawah 40 thn disebut klimaterium prekoks. Terbagi atas pramenepouse, mulai ada
keluhan klimakterik),  masa menepouse sampai (3-5) tahun setelah menepouse.
Menurut Hanifa Wiknjosastro,2007 Masa senium merupakan masa tercapainya
keadaan keseimbangan hormonal yang baru, sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif
maupun psikis.
Menurut Bobak, 2005 Menopause adalah titik dimana menstruasi berhenti. Usia
rata-rata menopause ialah 51,4 tetapi 10% wanita berhenti menstruasi pada usia 40 dan
5% tidak berhenti menstruasi sampai usia 60. Menopause bedah terjadi akibat
histerektomi bilateral.
Menurut Suzanne C smeltzer, 2002 Menopause (klimakterik perubahan
kehidupan) digambarkan sebagai penghentian fisiologis haid berhubungan dengan
kegagalan fungsi ovarium, selama fungsi reproduktif menurun dan berakhir.
Kesimpulan : Menopause adalah suatu proses fisiologis pada wanita yang ditandai
dengan berhentinya menstruasi, biasanya terjadi pada usia 40 tahun yang bermula dari
akhir masa reproduksi sampai awal masa senium.

B. Etiologi

Akibat dari kadar hormon esterogen, progerseteron dan hormon ovarium yang
berkurang akan menyebabkan perubahan fisik, psikologis dan seksual yang menurun
pada wanita pasca menopause (Hacker&Moore, 2001).
Seseorang disebut menopause jika tidak lagi menstruasi selama 12 bulan atau satu
tahun. Menopause umumnya terjadi ketika perempuan memasuki usia 48 hingga 52 tahun
(Rachmawati, 2006).
Menurut Andra (2007), efek berkurangnya hormon estrogen mengakibatkan
penipisan pada dinding vagina, pembuluh darah kapiler di bawah permukaan kulit juga
akan terlihat.

3
Akhirnya, karena epitel vagina menjadi atrofi dan tidak adanya darah kapiler
berakibat permukaan vagina menjadi pucat. Selain itu, rugae-rugae (kerut) vagina akan
jauh berkurang yang mengakibatkan permukaannya menjadi licin, akibatnya sering sekali
wanita mengeluhkan dispareunia (nyeri sewaktu senggama), sehingga malas
berhubungan seksual

C. Faktor Predisposisi

1. Usia saat haid pertama kali ( menarche )


Jika seorang wanita pertama kali mengalami menstruasi terbilang dalam usia yang
masih belia, maka menopause yang akan terjadi semakin lama.
2. Faktor psikis
Mereka para wanita yang belum menikah dan bekerja sangat mempengaruhi
menopause itu lebih cepat terjadi dibanding dengan mereka yang tidak menikah dan tidak
bekerja. Hal ini sangat mempengaruhi keadaan psikis wanita.
3. Jumlah anak
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang melahirkan banyak
anak, cenderung lebih mudah dan lebih cepat mengalami penuaan dini dan mereka makin
dekat dengan masa menopause.

4. Usia melahirkan
Ketika seorang wanita melahirkan atau memiliki seorang anak dalam usia yang
cukup tua misalnya memiliki anak di usia 35 tahun, maka semakin lama wanita tersebut
memasuki usia menopause. Hal ini disebabkan oleh ketika seorang dalam masa
kehamilan dan persalinan di usia yang cukup tua akan berpengaruh pada lambannya
proses sistem kerja dari organ reproduksi dan memperlambat proses penuaan dini.
5. Pemakaian kontrasepsi
Pemilihan dalam pemakaian alat kontrasepsi juga dapat mempengaruhi seorang
wanita mengalami keterlambatan dalam menopause.
6. Merokok
Rokok memang menjadi salah satu penyebab dari banyak penyakit. Wanita yang
suka merokok cenderung lebih cepat mengalami masa menopause.
7. Sosial ekonomi
Secara pasti faktor sosial ekonomi belum bisa dipastikan sebagai penyebab
menopause. Namun menurut sebuah buku karya DR. Faisal mengungkapkan bahwa
menopause dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi termasuk pendidikan dan pekerjaan.

D. Manifestasi Klinik

Sekitar 40-85% dari semua wanita dalam usia klimakterik mempunyai keluhan.
Gejala yang tetap dan tersering adalah gejolak panas dan keringat banyak. Gejolak panas

4
merupakan sensasi seperti gelombang panas yang meliputi bagian atas dada, leher, dan
muka. Keluhan ini biasanya diikuti oleh gejala-gejala psikologik berupa rasa takut,
tegang, depresi, lekas marah, mudah tersinggung, gugup dan jiwa yang kurang mantap.
Keluhan lain dapat berupa sakit kepala, sukar tidur, berdebar-debar, rasa
kesemutan di tangan dan kaki, serta nyeri tulang dan otot. Keringat malam hari
merupakan keluhan yang sangat mengganggu, sehingga menimbulkan lelah dan
kesukaran bangun pagi. Semua keluhan ini kurang menggembirakan bagi seorang wanita,
dan mendorong penderita mencari pengobatan.
Atrofi epitel genital dapat mengakibatkan vaginitis senilis. Gejala-gejalanya
mencakup: iritasi, rasa terbakar, pruritus, leukorea, dispareunia, perdarahan vaginal,
penurunan sekresi vaginal, penipisan epitel dan mudah kena trauma, pemendekan dan
pengurangan kelenturan vagina. Kebanyakan masalah seksual dialami oleh wanita
pascamenopause adalah karena status fisis dari mukosa vagina, yang harus memelihara
kelembaban protektif yang cukup dan memberikan pelumas selama sanggama. Setelah
menopause, perubahan atrofik dapat menyebabkan dispareunia, vaginitis, vaginismus,
taknyaman fisis, dan hilang minat seksual. Kulit wanita banyak dipengaruhi oleh estrogen
sehingga menimbulkan kulit kehilangan elastisitasnya, berkerut, kering dan menjadi lebih
tipis. Hal tersebut mengurangi kecantikan seorang wanita, sehingga wanita merasa
kurang percaya diri lagi (dan dapat menambah ketidakseimbangan emosi wanita
tersebut).

E. Fisiologis Menopause

Menurut Suzanne C smeltzer, 2002 Menopause adalah fenomena patologis tetapi


merupakan bagian normal dari proses penuaan dan maturasi.  Menstruasi berhenti dan
karena ovarium tidak lagi aktif, organ-organ reproduktif menjadi mengecil. Tidak ada
lagi ovum yang matur; karenanya, tidak ada lagi hormon ovarium (estrogen) yang
dihasilkan. (Menopause artifisial dapat terjadi lebih dini bila ovarium diangkat secara
bedah atau mengalami kerusakan akibat radiasi.). Selain perubahan dalam sistem
reproduktif yang mengurangi kadar estrogen, perubahan multi aspek juga terjadi
diseluruh tubuh wanita. Perubahan ini termasuk neuroendokrinologis, biokimia dan
perubahan metabolik yang berkaitan dengan penuaan.
Menepouse terjadi pada wanita sewaktu ovariumnya tidak lagi berespon terhadap
LH dan FSH dengan membentuk ekstrogen dan progesteron. Menopause biasanya terjadi
antara usia 40 dan 50, dan dapat berlangsung selama 8-10 tahun. Selama proses
monopouse yang panjang tersebut, terjadi perubahan-perubahan daur haid yang pada
akhirnya berhenti.
Gejala-gejala monopouse disebabkan oleh tidak adanya ekstrogen. Gejala-gejala
dapat berupa kemerahan pada kulit, (host flushes), sensasi dispnu (sulit bernafas),
kelelahan, dan kadnag-kadang iritabilitas atau mudah emosional. Terjadi atrofi dan
kekeringan vagina yang dapat menyebabkan hubungan kelamin terasa nyeri. Penurunan

5
masa tulang dapat menimbulkan osteoporosis dan kulit menjadi kering. Etiologi dan
mekanisme fisiologis pasti yang mendasari masih belum jelas. Sebagai respon terhadap
penurunan fluktuatif konsentrasi estradiol, pusat termogulasi di dalam hipotalamus
memicu vasodilatasi kulit dan berkeringat disertai meningkatnya suhu kulit sampai
sebanyak 5°C.
Perlindungan ekstrogen terhadap penyakit arteri koroner  lenyap dan fungsi
kognitif dapat berkurang. Karena banyaknya perubahan yang terjadi pada tubuh setelah
ekstrogen berkurang. (Corwin, 2009). 
Klimakterium mengacu pada periode kehidupan seorang wanita saat ia berpindah
dari tahap reproduksi ketahap tidak reproduktif, disertai regresi fungsi ovarium.
(Bobak,2005)

F. Jenis- Jenis Menopause

Menopause dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu menopause alamiah dan
menopause prematur (dini).

a) Menopause Alamiah

Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-55 tahun.
Menopause alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur. Durasinya
sekitar 5-10 tahun. Meskipun seluruh proses itu kadang-kadang memerlukan waktu tiga
belas tahun. Selama itu menstruasi mungkin akan berhenti beberapa bulan kemudian akan
kembali lagi. Menstruasi datang secara fluktuatif. Lamanya, intensitasnya, dan alirannya
mungkin bertambah atau berkurang. Wanita yang mengalami menopause alamiah
mungkin membutuhkan perawatan atau mungkin tidak membutuhkan perawatan apapun.
Hal ini karena kesehatan mereka secara menyeluruh cukup baik. Selain itu proses
menopause berjalan sangat lambat sehingga tubuhnya dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi pada saat menopause.

b) Menopause Dini

Menurut dr. ali Baziad, Sp.O.G KFFR, staf pada Bagian Obstetri dan Ginekologi,
FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta “menopause dini adalah berhentinya haid
di bawah usia 40 tahun”. Kalau wanita itu sudah berusia di atas 40 tahun, misalnya pada
usia di atas 40 tahun, misalnya usia 42 dan 43, ia tidak dikategorikan sebagai wanita yang
mengalami menopause dini. Demikian juga pada wanita usia produktif yang tidak lagi
haid karena pengangkatan rahim, ia tidak dapat disebut sebagai penderita menopause
dini. Ini disebabkan indung telurnya masih ada dan masih memproduksi sel-sel telur serta
mengeluarkan hormon estrogen. Sementara itu, jika kedua indung telurnya di angkat,

6
otomatis produksi hormon estrogen terhenti pula. Otomatis tidak akan mengalami haid
lagi untuk seterusnya sehingga dapat disebut telah mengalami menopause dini.
Menopause ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, bisa karena
indung telurnya diangkat, misalnya karena menderita kanker indung telur. Kedua, diduga
karena gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum minuman beralkohol, makanan
yang tidak sehat, dan kurang berolah raga. Ketiga bisa karena pengaruh obat-obatan
seperti obat pelangsing dan jamu-jamu yang tidak jelas zat kimianya. Pada umumnya,
obat-obatan pelangsing memang mengandung zat kimia yang dapat menghambat
produksi hormon.
Gejala menopause dini dengan menopause biasa tidak ada bedanya, walaupun
setiap orang mengalami gejala dalam waktu yang sama. Tetapi dari segi perubahan fisik
penderita menopause biasanya tampak lebih parah. Ini terlihat dari keluhan - keluhan
yang mereka alami, yaitu osteoporosis dan penyakit jantung koroner yang datang lebih
cepat. Oleh karena itu datangnya menopause dini perlu diwaspadai.

G. Tahap-Tahap Menopause

Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa pramenopause,
menopause dan pasca menopause.

a) Pramenopause

Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai merasakan
gejala menopause (biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40 tahun) dan pada masa
siklus haid benar-benar terhenti (rata-rata 51 tahun). Pada masa pramenopause akan
terjadi perubahan fisik yang berarti.

b) Menopause

Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan masa menopause hanya


bisa dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun penuh.

c) Pascamenopause

Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata lain,
pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya, keadaan fisik dan
psikologisnya sudah dapat menyesuaikan dii dengan perubahan-perubahan hormonalnya.

H. Pemeriksaan Diagnostik

7
Tanda-tanda dan gejala menopause cukup untuk mengatakan kebanyakan wanita
telah mulai melewati transisi menopause. Jika wanita mempunyai keluhan mengenai
menstruasi tidak teratur atau hot flashes dapat memeriksakan ke dokter.
Pemeriksaan penunjang diagnostik untuk menopause dapat dilakukan dengan cara
memeriksa tingkat follicle-stimulating hormone (FSH) dan estrogen (estradiol) dengan
tes darah. Dikatakan menopause, jika hormon FSH dan estradiol menunjukan tingkat
penurunan. Dokter mungkin juga merekomendasikan tes darah untuk menentukan tingkat
kemampuan thyroid-stimulating hormone, karena hypotiroidisme dapat menyebabkan
gejala mirip dengan menopause.

I. Pencegahan Menopause

1. Mengonsumsi makanan-makanan bergizi yang secara alami bersifat anti-inflamasi,


seperti whole grain, buah-buahan, ikan, sayuran berdaun hijau tua, kacang-kacangan,
dan memasak dengan minyak zaitun. Hindari konsumsi makanan yang mengandung
trans fat, seperti margarin.
2. Berolahraga yang teratur, sebab olahraga teratur akan mengurangi jumlah deposit
lemak.
3. Merokok, minum alkohol, dan obat-obatnan harus dihindari karena bersifat pro-
inflamasi dan merusak jaringan yang sehat.
4. Hindari stres, karena stres dapat merusak sistem pertahanan tubuh.
5. Tidur yang cukup akan sangat bermanfaat untuk mencegah proses inflamasi kronik

J. Penatalaksanaan Menopause

a) Penatalaksanaan Umum.

Merupakan pendapat umum yang salah bahwa semua masalah klimakterik dan
menopause dapat dihilangkan dengan hanya pemberian estrogen saja. Tujuan pengobatan dengan
estrogen bukanlah memperlambat terjadinya menopause, melainkan memudahkan wanita-wanita
tersebut memasuki masa klimakterium. Hubungan pribadi yang baik, saling percaya antara
suami-istri, maupun antara dokter-penderita akan memberikan harapan yang besar akan
kesembuhan. Pemberian obat-obat penenang bukanlah cara pengobatan yang terbaik. Psikoterapi
superfisial oleh dokter keluarga sering sekali menolong.
b) Pengobatan Hormonal.

Menopause merupakan suatu peristiwa fisiologis dari keadaan defisiensi estrogen.


Sindrom klimakterik pada umumnya terjadi akibat kekurangan estrogen, sehingga dengan
sendirinya pengobatan yang tepat adalah pemberian estrogen, meski bukan tanpa risiko. Pada
masa lalu, estrogen diberikan untuk selang waktu yang singkat dan kemudian berangsur-angsur
dikurangi sehingga gejolak panas sirna. Konsep ini tidak berlaku lagi. Seorang wanita yang

8
mengalami gejala-gejala menopause telah mengidap defisiensi estrogen dan akan tetap begitu
sepanjang hayatnya.
Defisiensi estrogen jangka panjang dapat menyebabkan berkembangnya osteoporosis,
penyakit jantung aterosklerotik, dan mungkin perwujudan psikogenik. Program yang seimbang
dari pengobatan estrogen-pengganti yang dikombinasikan dengan progestogen siklik merupakan
pengobatan terbaik, karena tujuan nyata dari estrogen-pengganti adalah tidak hanya untuk
meredakan gejala-gejala vasomotor melainkan juga untuk mencegah akibat metabolik seperti
osteoporosis dan ateroskletosis.

K. WOC

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS MENOPAUSE

A. Pengkajian

a. Identitas Klien :

Pada wanita menopause biasa terjadi pada usia 45- 50 tahun, kemudian sekitar
seperempat berhenti sebelum umur 45 tahun, dan seperempat lainnya terus menstruasi sampai
melewati umur 50 tahun.

b. Keluhan Utama : Berhenti haid atau menstruasi.


c. Riwayat Kesehatan Sekarang :

9
Biasanya pada wanita menopause tidak haid selama 3 bulan atau lebih, disertai dengan
perasaan tidak enak, seperti rasa hangat yang menyebar dari badan ke wajah (hot flushes), sulit
berkonsentrasi, sakit kepala, berdebar-debar, tangan dan kaki dingin, gelisah, merasa nyeri di
sekitar vagina bila berhubungan sehingga ia sering menolak bila diajak berhubungan oleh
suaminya. Beberapa bulan sebelum tidak mendapat haid, klien mengungkapkan haidnya tidak
teratur.

d. Riwayat Kesehatan Sebelumnya

Apakah klien mengalami kelainan haid (seperti dysmenarhoe, menoraghi, metrorhagia,


dll.), penyakit kelamin, tumor, dll. Kapan pertama kali haid (menarche). Apakah klien pernah
atau tidak pernah abortus/keguguran, semua persalinan dibantu oleh bidan dan lahir spontan.
Klien menggunakan kontrasepsi apa dan sudah berhenti atau belum.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

Wawancara di tunjukan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita keluarga atau
penyakit keturunan (genetik).

B. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Baik


2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD : 110-125/60-70 mmHg
N : 70-80 x/menit
RR : 16-20 x/menit
Suhu : 36,5-37,5

C. Pemeriksaan Head to toe

1. Kepala : Simetris atau tidak, bersih atau tidak.


2. Muka : Tampak cemas, kemerahan, hangat, tumbuh bercak-
bercak atau tidak.
3. Kulit : Mulai keriput, tidak ada lesi, kemerahan atau tidak.
4. Mata : Ikterus atau tidak, anemis atau tidak.
5. Telinga : Simetris, pendengaran terganggu atau tidak.
6. Hidung : Bentuk simetris, fungsi penciuman baik, polip atau tidak.
7. Mulut : Bibir agak kering, sianosis atau tidak.

10
8. Leher : Ada atau tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, dapat
digerakkan dengan bebas.
9. Dada : Bentuk dan gerakan simetris, ada atau tidak ada nyeri
tekan.

10. Abdomen : Ada atau tidak ada pembesaran hati, limpa.


11. Genitalia : Normal atau tidak. Biasanya Labia, klitoris mengecil, vagina kering,
tidak elastis, tidak ada tanda-tanda perdarahan, iritasi, dll.
12. Ekstremitas : Simetris, dapat melakukan aktivitas dengan baik atau tidak.

D. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan darah : Kadar progesterone dan estrogen rendah.


2. Pemeriksaan mikroskopik : Korteks ovarium menipis.

E. Renpra (Rencana Asuhan Keperawatan)

NO ANALISA DATA Etiologi MAS. KEP

1. DO : Faktor Biologis Nyeri Akut

11
- Bukti Nyeri
- Keluhan Nyeri
- Dispareunia
- Skala Nyeri (0-10)

2. DO : Gangguan Fungsi Disfungsi Seksual


Tubuh
- Vagina Mengering
- Daerah Sensitif semakin
sulit dirangsang
- Dispareunia
- Sulit mencapai orgasme
- Gangguan aktifitas seks
- Perubahan fungsi seks yang
tidak diinginkan

3. DO : Gangguan Tidur Gangguan Pola Tidur

- Hot Flushes
- Gangguan Tidur
- Terlihat hitam pada
kelopak mata

4. DO : Stresor Ansietas

- Proses menstruasi
menebal
- Amenore sekunder

5. DO : Kurang Sumber Defisiensi


Pengetahuan
- Kurang informasi Pengetahuam
- Kurang pengetahuan

Diagnosa Keperawatan :

1. Nyeri Akut

2. Disfungsi Seksual

12
3. Gangguan Pola Tidur

4. Ansietas

5. Defisiensi Pengetahuan

Diagnosa Keperawatan Prioritas :

1. Nyeri Akut

2. Disfungsi Seksual

F. Asuhan Keperawatan

Hari/Tanggal :

Diagnosa NOC NIC Aktivitas

Keperawatan

Disfungsi Setelah melakukan asuhan 1. Pengajaran a. Bina hubungan Baik.


keperawatan selama 3x24 b. Pertimbangkan kesiapan
Seksual Individu
jam diharapkan : pasien untuk belajar.
c. Nilai tingkat
Fungsi Seksual
pengetahuan dan
a. Mengekspresikan pemahaman pasien saat
kemampuan untuk ini.
melakukan d. Nilai kemampuan atau
aktivitas seksual ketidakmampuan pasien
meskipun secara kognitif,
mengalami psikomotor dan afektif.
ketidaksempurnaan e. Tentukan kemampuan
fisik yang pasien untuk
dilaporkan dari mempelajari sesuatu.
deviasi sering f. Tentukan motivasi
menunjukkan (4) pasien untuk
ditingkatkan ke mempelajari sesuatu.
deviasi jarang g. Koreksi informasi yang
menunjukkan (2). salah.
h. Berikan waktu pada
b. Melaporkan pasien untuk bertanya
kemampuan

13
pasangan yang dan membahas masalah.
disetujui i. Sertakan keluarga
dilaporkan dari dengan cara yang tepat.
deviasi sering
2. Konseling
menunjukkan (4)
ditingkatkan ke Seksual a. Bangun hubungan

deviasi jarang terapeutik, didasarkan

menunjukkan (2). pada kepercayaan dan


rasa hormat.
b. Tetapkan lamanya
c. Mengekspresikan hubungan konseling.
penerimaan c. Berikan privasi dan
pasangan jaminan kerahasiaan.
dilaporkan dari d. Informasikan pada
deviasi sering pasien diawal
menunjukkan (4) hubungan bahwa
ditingkatkan ke seksualitas merupakan
deviasi jarang bagian yang penting
menunjukkan (2). dalam kehidupan dan
bahwa penyakit,
medikasi, stress (atau
masalah lain dan
kejadian yang pasien
alami) sering merubah
fungsi seksual.
e. Tentukan durasi
disfungsi seksual dan
penyebab potensial.
f. Monitor timbulnya
stres, kecemasan dan
depresi sebagai
kemungkinan penyebab
disfungsi seksual.
g. Bantu pasien untuk
mengekspresikan
kesedihan dan
kemarahan mengenai
perubahan fungsi
bagian tubuh.
h. Libatkan pasangan
pasien pada saat
konseling sesering

14
mungkin, sesuai
kebutuhan.

15
Nyeri Akut Setelah melakukan asuhan 1. Manajemen a. Lakukan pengkajian
keperawatan selama 3x24 nyeri komprehensif
Nyeri
jam diharapkan : yang meliputi lokasi,
karakteristik,
Tingkat Nyeri
onset/durasi, frekuensi,
a. Nyeri yang dilaporkan kualitas, intensitas atau
yang dilaporkan dari beratnya nyeri dan
deviasi cukup berat (2) faktor pencetus.
ditingkatkan ke deviasi b. Berikan informasi
ringan (4) mengenai nyeri, seperti
penyebab nyeri, berapa
b. Panjangnya episode lama nyeri akan
nyeri yang dilaporkan dirasakan dan antisipasi
dari deviasi cukup berat dari ketidaknyamanan
(2) ditingkatkan ke akibat prosedur.
deviasi ringan (4) c. Kurangi atau eliminasi
faktor-faktor yang

Tingkat Ketidaknyamanan dapat meningkatkan


nyeri (misalnya,
a. Cemas yang dilaporkan ketakutan)
dari deviasi sering d. Pilih dan
menunjukkan (4) implementasikan
ditingkatkan ke deviasi tindakan yang beragam
jarang menunjukkan (misalnya, farmakologi,
(2). non farmakologi,

Kontrol Nyeri interpersonal) untuk


memfasilitasi
a. Mengenali kapan nyeri penurunan nyeri, sesuai
terjadi yang dilaporkan dengan kebutuhan.
dari deviasi sering e. Berikan individu
menunjukkan (4) penurun nyeri yang
ditingkatkan ke deviasi optimal dengan
jarang menunjukkan peresepan analgesik.
2. Peningkatan
(2).
Koping
a. Bantu pasien untuk
b. Menggunakan tindakan menyelesaikan masalah
pencegahan yang dengan cara
dilaporkan dari deviasi konstruktif.
sering menunjukkan (4) b. Berikan penilaian
ditingkatkan ke deviasi (kemampuan)
jarang menunjukkan penyesuaian pasien
terhadap perubahan

16
(2). dalam citra tubuh
sesuai dengan indikasi.
c. Berikan penilaian
mengenai dampak dari
situasi kehidupan
pasien terhadap peran
dan hubungan (yang
ada).
d. Gunakan pendekatan
yang tenang dan
memberikan jaminan.
e. Berikan suasana
penerimaan.
f. Dukung sikap pasien
terkait dengan harapan
yang realistis sebagai
upaya untuk mengatasi
perasaan
ketidakberdayaan.
g. Cari jalan untuk
memahami prespektif
pasien terhadap situasi
3. Terapi stress yang berat.

Relaksasi
a. Gambarkan
rasionalisasi dan
manfaat relaksasi serta
jenis relaksasi yang
tersedia (misalnya;
musik, meditasi, dll).
b. Tunjukkan dan
praktikkan teknik
relaksasi pada klien.
c. Dorong klien untuk
mengulang praktik
teknik relaksasi jika
4. Manajemen
memungkinkan.
Pengobatan

a. Tentukan obat apa yang

diperlukan, dan kelola

17
menurut resep.

b. Monitor efektifitas cara

pemberian obat yang

sesuai.

c. Monitor tanda dan

gejala toksisitas obat.

d. Monitor interaksi obat

yang non terapeutik.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menopause sebagai bagian dari proses kehidupan memang tidak dapat dihindari.
Menopause bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap yang tidak dapat dihindari pada
kehidupan wanita. Beberapa gejala dari menopause tersebut yaitu: Penurunan jumlah dan lama
siklus menstruasi, Frekuensi menstruasi abnormal, Ketidakteraturan tersebut dapat berakhir
dalam beberapa bulan atau beberapa tahun sebelum siklus menstruasi berhenti sama sekali.
Mengatasi gangguan menopause dengan cara modifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat dan
selalu berpikiran positif.

B. Saran

Semoga dengan adanya makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan tentang
tinjauan pustaka dan askep menopause. Perawat sebaiknya sudah harus memahami dan mengerti
tentang askep menopause agar dapat menerapkannya dan dapat memberikan pelayanan yang
baik kepada pasien dan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

18
1. Herdman T. Heather, dkk. 2015-2017. Diagnosis Keperawatan. Edisi 10. Jakarta : EGC

2. Moorhead Sue, dkk. 2015-2017.NOC. Edisi 5. Jakarta : EGC

3. Bulechek, Gloria M, dkk. 2015-2017.NIC.edisi 6. Jakarta : EGC

4. Widyastuti, Yani dan Anita Rahmawati, Yuliasti, E. 2009. Kesehatan Reproduksi.


Yogyakarta. Fitramaya
5. http://documents.tips/documents/askep-menopause#

19

Anda mungkin juga menyukai