Pembahasan penelitian
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. K dan Tn. Z diruang Murai Rumah
Sakit Umum Daerah Dr.Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung yang mengalami gagal ginjal
kronikdengan masalah kelebihan volume cairan dengan memantau intake & output, perlu
adanya dilakukan pembahasan untuk mengetahui adanya kesenjangan antara tinjauan kasus
dengan tinjauan teori. Adapun pembahasan yang penulis pergunakan berdasarkan pendekatan
1. Pengkajian
keperawatan medikal bedah (KMB). Selama proses pengkajian penulis tidak menemukan
hambatan, klien 1 dan klien 2 maupun keluarga kooperatif sehingga mempermudah penulis
a. Data dari klien 1 klien mengeluh sesak nafas, RR 30x/ menit, TD 100/60 mmHg, klien
mengalami anuria atau tidak BAK sejak 1 hari yang lalu, dan kedua kaki klien bengka
sejak 4 hari yang lalu, dan mengatakan kakinya terasa berat, edema kedua tungkai
cairan1.520 cc/ hari dan blance cairan pasien +830 cc/ hari.Klien mempunyai riwayat
penykit yang sama sebelumnya, dan mempunyai riwayat TBC(+), PPOK, Ureum 398
mg/dL, creatinine 8,68 mg/dL. wajah klien tampak tegang pada saat dilakukan
pemeriksaan fisik breathing / sistem pernafasan, blood / sistem kardiovaskuler, brain /
b. Data yang ditemukan pada klien 2 yaitu klien mengeluh sesak nafas, RR 31x/ menit, TD
170/80 mmHg, klien mengeluh BAK sedikit (oliguria) BAK hanya 70 cc/ har, dengan
frekuensi BAk 2x/ harridan urine pekat dan kedua kaki klien bengka sejak 1 minggu
yang lalu, dan mengatakan kakinya tersa berat, edema kedua tungkai pitting edema
drajat 3 kedalaman 6 mmdengan waktu kembali 5 detik, CRT >4 detik, intake cairan
1.470 cc/ hari dan blance cairan +590 cc/ hari. Klien mempunyai riwayat penyakit
Berdasarkan data pengkajian diatas tidak terdapat kesenjangan antara konsep teori dan
kedua klien :
Klien mengeluh sesak nafas disebabkan karenakan penumpukan toksin uremik didalam
darah yang menyebabkan sindrom uremia, sesak nafas, pernafasan kusmaul atau cepat dan
dalam (Muttaqib & Sari, 2011).Terjadi penurunan output urine sampai tidak bisa BAK
disebabkan oleh penurunan GFR (Glomerulo Filtrat Rate) dimana GFR pada kedua klien <
15 ml/min normalnya adalah 90-120 ml/min yang bearti kerusakan nefron telah mencapai
90% dan GFR hanya 10% dari keadaan normal, ditandai dengan kadar BUN, dan
Creatinine serum meningkat, kemudian gejalaj-gejala timbul karena ginjal tidak mampu
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, yaitu anuri sampai
oliguria karena kegagalan glomerulus, glomerulus adalah bagian ginjal yang merupakan
anyaman pembuluh darah kapiler khusus yang dindingnya bertaut menjadi satu dengan
dan elektrolit menurun, menyebabkan aktivitas SRAA asidosis metabolik, akibatnya terjadi
Anemia pada gagal ginjal kronik diakibatkan oleh penurunan sekresi eritropoitin,
EPO), selain dengan pemberian vitamin dan asam folat, besi dan tranfusi darah
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang di dapatkan dari klien 1 dan 2 sesuai dengan judul utama
penelitian ini yaitu kelebihan volume cairan dengan memantau intake & output. Menurut
Muttaqin& Sari (2011) diangnosa yang muncul pada pasien gagal ginjal kronik salah
satunya adalah kelebihan volume cairan dengan memantau intake & output b.d penurunan
haluran urine yaitu suatu kondisi jumlah cairan dan natrium yang berlebihan dalam
dari sel sehingga menyebabkan penumpukan cairan di ruang interstisial yang disebut
dengan edema, yang ditandai dengan nafas sesak, gelisah, edema, oliguria, perubahan
tekanan darah, distensi kandung kemih perubahan pola raspirasi, terdapat distensi vena
3. Rencana keperawatan
a) Kaji status cairan : Hitung keseimbangan cairan, Kaji turgor kulit dan adanya edema,
Menurut Muttaqin & Sari (2011),intervensi yang dilakukan untuk klien yang mengalami
No Intervensi Rasional
4 Jelaskan pada pasien dan keluarga alasan 4. Pemahaman meningkatkan kerja sama
pembatasan cairan pasien dan keluarga dalam pembatsan
cairan
5 Kolaborasi : 5. Meningkatkan sediaan oksigen untuk
Beri oksigen sesuai indikasi melawan efek hipoksi/ iskemia, Natrium
Berikan diet protein, kalium, dan meningkatkan retensi cairan dan
natrium meningkatkan volume plasma. Diuretik
Berikan diuretic bertujuan untuk menurunkan retensi
Lakukan dialysis cairan / membantu mengurangi kelebihan
volume cairan, dialisa akan menurunkan
volume cairan yang berlebihan.
Rencana keperawatan yang telah dilakukan untuk kedua klien sesuai dengan teori dari
4. Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada klien 1 dan 2 sesuai dengan rencana
keperawatan yang telah disusun sebelumnya dan sesuai dengan teori menurutSuharyanto &
Madjid (2011). Tindakan keperawatan kelebihan volume cairan yang telah dilakukan pada
kedua klien yaitu mengkaji status cairan, pengkajian ini merupakan dasar dan data dasar
masukan cairan, pembatasan cairan akan menetukan berat badan tubuh ideal, haluran urine,
dan respons terhadap terapi. Penelitian Menurut Lestari (2017), dalam penelitian tentang
asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik dengan pembatasan masukan cairan
itu terbukti efektif untuk pasien gagal ginjal. Rencana keperawatan yaitu kaji status cairan
seperti timbang bb, kaji turgor kulit, identifikasi sumber potensial cairan dan adanya
kelebihan volume cairan dalam pengelolaan 5x24 jam.Evaluasi yang didapatkan pasien 1
identifikasi, jelaskan pada pasien dan keluarga alasan pembatasan cairan, pemahaman
meningkatkan kerja sama pasien dan keluarga dalam pembatasan cairan, kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian terapi : Pemberian oksigen sesuai indikasi, diet rendah protein,
kalium, dan natrium, dan berikan diuretic.Pemberian oksigen dilakukan karna penderita
ggk mengalami sesak nafas, hal tersebut dapat disebabkan karna pernafasanya yang
kussmaul.Pembatasan protein tidak hanya mengurangi kadar BUN, tetapi juga mengurangi
asupan kalium dan fosfat. Diet rendah kalium karna makanan dan obat-obatan yang tinggi
kadar kalium dapat menyebabkan hiperkelimia. Diet rendah natrium karna asupan natrium
yang terlalu longgar dapat mengakibatkan retensi cairan, edema perifer, edema paru, dan
hipertensi. Dan pemberian diuretic, diurertik digunakan untuk mengeluarkan cairan yang
berlebih karna pasien mengalami edema, karna dengan edema yang berlebihan pasien akan
mengalami sesak nafas.Pada saat melakukan tindakan keperawatan pada ansietas kedua
klien tidak dibeda-bedakan antara pasien 1 dan 2. Semua tindakan dilakukan sesuai dengan
rencana keperawatan yang telah disusun sebelumnya sehingga kriteria hasil yang
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan pada pasien 1 dan 2 memiliki perbedaan, data yang di dapatkan dari
pasien 1 pada hari ke lima yaitu sebagian teratasi dengan kriteria hasil yang di dapat yaitu:
klien mengatakan bengkak pada kakinya berkurang pitting edema drajat 2 (kedalaman 4
mm dengan waktu kembali 3 detik), sesak nafas klien berkurang RR 24x/ menit, pitting
edema berkurang drajat 2 (kedalaman 4 dengan waktu kembali 3 detik), klien BAK dengan
Setelah dilakukan pemberian tindakan keperawatan selama empat hari, evaluasi yang di
dapatkan pada klien 2 berbeda dengan klien 1, masalah kelebihan volume cairan teratasi
pada hari ke lima dengan data yang di dapatkan yaitu: bengka pada kaki klien berkurang
pitting edema drajat 1 (kedalaman 1 mm dengan waktu kembali 2 detik), sesak nafas klien
berkurang RR 23x/ menit, pitting edema drajat 1 (kedalaman 1 mm dengan waktu kembali
2 detik) klien BAK dengan jumlah urine ±500 cc/ hari.TD (Tekanan Darah) 130/80 mmHg.
Perbedaan pencapaian asuhan keperawatan pada klien 1 dan 2 dapat di sebabkan karena
koping tersebut dapat dipengarui oleh : usia, ukuran tubuh, temperature lingkungan, dan
gaya hidup.Usia akan mempengarui keseimbangan cairan dan elektrolit yang disebabkan
oleh perbedaan distribusi cairan dan elektrolit dalam tubuh akan berbeda sesuai usia,
Ukuran dan komposisi tubuh akan berpengaruh terhadap jumlah cairan total dalam tubuh,
seperti wanita memiliki cadangan lemak lebih tinggi dibandingkan pria sehingga
menyebabkan total cairan akan lebih banyak pada laki-laki dibandingkan prempuan karena
yang ekstrem tubuh akan merespon dalam bentuk prubahan cairan, pada saat terjadi
dan setiap respon yang diberikan tubuh akan mempengarui keseimbangan cairan dan
elektrolit, Gaya hidup akan memberikan pengaruh secara tidak langsung terhadap