Anda di halaman 1dari 14

Nama : hanifah huwaida

Prodi : d3 keperawatan
Nim : 0432950119030

Ruang : aster
LAPORAN PENDAHULUAN (LP) KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

“GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT”

A. Definisi
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang
menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Abdul 2008).
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap
dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan (Tarwoto dan Wartonah, 2004).
Keseimbangan cairan yaitu keseimbangan antara intake dan output. Dimana pemakaian cairan pada orang dewasa antara
1.500ml-3.500ml/hari, biasanya pengaturan cairan tubuh dilakukan dengan mekanisme haus.
B. Anatomi dan fisiologi sesuai kebutuhan terkait
1. Ginjal
Ginjal adalah organ vital dalam tubuh yang berfungsi sebagai organ ekskresi dalam tubuh yang berbentuk mirip kacang dan
terletak dibelakang perut atau abdomen. Ginjal terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa.
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama.
Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml/24 jam, atau sekitar 30-50 ml/jam pada orang dewasa. Pada orang
yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka
produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh
2. Kulit
Kulit merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sangat penting. Ada berbagai fungsi kulit, termasuk menutupi organ
dalam tubuh, otot, serta sel-sel yang ada di dalamnya.
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari anterior hypothalamus lapisa,
sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
3. Kolon (usus besar)
Kolon adalah bagian usus besar yang paling panjang dan terbagi atas empat bagian, yaitu asenden (kanan rongga perut),
transversum (melintang dari kanan ke kiri di bagian atas rongga perut), desenden (kiri rongga perut), dan sigmoid (bagian
yang terhubung dengan rektum).
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL/hari, yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa
usus besar (kolon).
C. Gangguan-gangguan pada kebutuhan terkait
1. Gangguan ketidakseimbangan volume
1) Kekurangan voleme cairan ekstraseluler
2) Kelebihan volume ekstraseluler
2. Gangguan ketidakseimbangan elektrolit
1) Hipokalemia
2) Hiperkalemia
3) Hiperkalemia akut
D. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
1) Asupancairan dan makanan (oral dan Parental).
2) Tanda dan gejala gangguankeseimbangancairan dan elektrolit.
3) Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan elektrolit.
4) Pengobatan tertentu yang tengah dijalani yang dapat mengganggu status cairan
5) Status perkembangan (usia atau kondisi sosial)
6) Faktor psikologis (perilaku emosional)
2. Pengukuran Klinik
1) Berat Badan (BB)
Peningkatan atau penurunan 1 kg BB setara dengan penambahan atau pengeluaran 1 liter cairan, ada 3 macam masalah
keseimbangan cairan yang berhubungan dengan berat badan :
a. Ringan : ± 2%
b. Sedang : ± 5%
c. Berat : ±10%
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama dengan menggunakan pakaian yang beratnya sama.
2) Keadaan Umum
Pengukuran tanda-tanda vital seperti suhu, nada, pernapasan, dan tekanan darah serta tingkat kesadaran
3) Asupan cairan
Asupan cairan meliputi:
a. Cairan oral : NGT dan oral
b. Cairan parental : termasuk obat-obat intravena
c. Makanan yang cenderung mengandung air
d. Iritasi kateter
4) Pengukuran keluaran cairan
- Urin : Volume, kejernihan/kepekatan
- Feses : Jumlah dan konsistensi
- Muntah
- Tube drainage dan IWL
5) Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya sekitar 200cc.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik difokuskan pada :
1) Integument : Keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan, otot, tetani dan sensasi rasa
2) Kardiovaskuler : Distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin dan bunyi jantung
3) Mata : cekung, air mata kering
4) Neurology : Reflek, gangguan motorik dan sensorik, tingkatkesadaran
5) Gastrointestinal : Keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah
4. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan elektrolit serum
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar natrium, kalium, klorida, ion bikarbonat.
b. Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan ini meliputi jumlah sel darah merah, hemoglobin (Hb), hematrokit (Ht).
Ht naik : adanya dehidrasi berat dan gejala syok.
Ht turun : adanya perdarahan akut, masif, dan reaksi hemolitik.
Hb naik : adanya hemokonsentrasi
Hb turun : adanya perdarahan habat, reaksi hemolitik.
c. pH dan berat jenis urine
Berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal untuk mengatur konsentrasi urine. Normalnya, pH urine adalah 4,5-8 dan
berat jenisnya 1,003-1,030.
E. Diagnosis keperawatan
1. Kekurangan Volume Cairan
2. Kelebihan Volume Cairan
3. Gangguan keseimbangan Elektrolit (kalium)
F. Intervensi keperawatan termasuk tujuan dan kriteria hasiL
Tujuan dan kriteria
No Diagnosa keperawatan Intervensi keperawatan Rasional
hasil
1. Kekurangan volume Tujuan :
cairan Menyeimbangkan
volume cairan sesuai
dengan kebutuhan tubuh
Kriteria Hasil:
a. Terjdi peningkatan a. Kaji cairan yang disukai a. Membuat klien lebih
asupan cairan min. klien dalam batas diet. kooperatif.
2000ml/hari (kecuali
terjadi kontraindikasi).
b. Menjelaskan perlu- b. Rencanakan target b. Mempermudah untuk
nya meningkatkan pemberian asupan cairan memantauan kondisi klien.
asupan cairan pada untuk setiap sif, mis :
saat stress/cuaca siang 1000 ml, sore 800 c. Pemahaman tentang alasan
panas. ml dan malam 200 ml. tersebut membantu klien dlm
c. Kaji pemahaman klien mengatasi gangguan.
c. Mempertahankan tentang alasan d. Untuk mengontrol asupan
berat jenis urine dalam mempertahankan hidrasi klien.
batas normal. yg adekuat. e. Untuk mengetahui
prkembangan status kesehatan
d. Tidak menunjukan klien.
tanda-tanda dehidrasi. d. Catatasupan dan haluaran.

e. Pantau asupan per oral,


min. 1500 ml/ 24 jam.

f. Pantau haluaran cairan


1000-1500ml /24jam.
Pantau beratjenis urine.
2. Kelebihan volume cairan Tujuan:
Kebutuhan cairan klien a. Kaji asupan diet dan a. Untuk mengontrol asupan
dapat terpenuhi sesuai kebiasaan yang mendorong klien.
dengan kebutuhan tubuh terjadinya retensi cairan.
klien.
Kriteria hasil: b. Anjurkan klien untuk b. Konsumsi garam yang
a. Klien akan menurunkan konsumsi berlebihan me-ningktkan
menyebutkan faktor garam. tekanan darah.
penyebab dan metode c. Makanan yg meng-gunakan
pencegahan edema. c. Anjurkan klien untuk: penyedap rasa dan pengawet.
b. Klien mperlihatkan 1) Menghindari makanan
penurunan edema gurih, makanan kaleng
dan makanan beku.
2) Mengkonsumsi mkann
tnpa garam dan
menambahkan bumbu
aroma.
3) Mggunakan cuka
pengganti garam utk
penyedap rasa sop, d. Na+mengikat air,jadi
rebusan dll. tubuhakan lebihmerasa
d. Kaji adanya tanda lebihcepat haus.
venostasis dan bendungan
vena pada bagian tubuh e. Venostasis dapat
yang mengantung. mengakibatkan terhambatnya
e. Untuk drainase limfatik aliran darah.
yang tidak adekuat. f. Guna memperlancar sirkulasi.

f. Tinggikan ekstremitas
dengan mnggunakn bantal,
imobilitas, bidai/ balutan g. Perlukaan pada daerah yang
yang kuat, serta sakit menyebabkan kurang
berdiri/duduk dlm waktu lancarnya sirkulasi peredaran
yg lama. darah di daerah tsb.
g. Jangan memberikan h. Semua kegiataan tersebut
suntikan/infuse pada memperparah keadaan klien
lengan yang sakit.
h. Tingatkan klien untuk
menghindari detergen yang i. Untuk mepercepat perbaikan
keras, membawa beban jaringan tubuh.
berat, memegang rokok,
mencabut kutikula/ bintil
kuku, me-nyentuh kompor
gas, memgenakan
perhiasan atau jam tangan.
i. Lindungi kulit yg edema
dari cidera.

3. Ganguan keseimbangan Tujuan: Penurunan kadar kalium


elektrolit (kalium) Klien memiliki a. Observasi tanda dan gejala a. D
keseimbangan cairan, hipokalemia (vertigo, engan mengetahui tanda
elektrolit dan asam- basa hipotensi aritmia, mual, hipokalemia, perawat dapat
dalam 48 jam. muntah, diare, distensi menetapkan langkah
Kriteria hasil: abdomen,penurunan selanjutnya.
a. Klien menjelaskan peristaltik, kelemahan
diet yang sesuai otot, dan kram tungkai).
untuk b. Catat asupan dan haluaran. b. Poliuria
mempertahankan dapat me-nyebabkan pe-
kadar kalium dalam ngeluaran kalium secara
batas normal. berlebihan.
b. Klien berpartipasi
untuk melaporkan c. Tentukan status hidrasi c. Kelebihan
tanda–tanda klinis klien bila terjadi cairan dapat menyebabkan
hipokalemia atau hipokalemia. penurunan kadar kalium
hiperkaenia. serum.
c. Kadar kalium dlam d. Nilai
batas normal/dapat d. Kenali perubahan tingkah kalium yang rendah dapat
ditoleransi laku yang merupakan me-nyebabkan konfusi,
tanda- tanda hipokalemia. mudah marah, depresi
mental.
e. Kalium
e. Anjurkan klien dan membantu menyeimbangkan
keluarga untuk cairan tubuh.
mngkonsmsi makan-an
tinggi kalium (misalnya
Buah-buahan, sari buah,
buah kering, sayur,
daging, kacang-kacangan, f. Segmen
teh, kopi, dan kola). ST dan gelombang T yg
f. Laporkan perubahan EKG; datar atau terbalik merupkn
segmen ST yg indikasi hipokalemia.
memanjang, depresi. g. Utk
mengurangi resiko iritasi
g. Encerkan suplemen mukosa lambung.
kalium per oral sedikitnya
dalam 113,2 gram air/sari
buah utk mengurangi h. Streoid
resiko iritasi mukosa kortison dapat menyebabkan
lambung. retensi natrium dan ekresi
h. Pantau nilai kalium serum kalium.
pada klien yang mendapat i. Nilai
obat diuretic dan steroid. kalium yang rendah dapat
me-ningkatkan kerja
i. Kaji tanda dan gejala digitalis.
toksisitas digitalis jika
klien tengah mendapat
obat golongan digitalis dan a. Dengan mengetahui tanda
diuretik atau steroid. hipo-kalemia, perawat dapat
Peningkatan Kadar Kalium menetapkan langkah
a. Observasi tanda dan gejala selnjutnya
hiperkalemia (misalnya
Bradikardia, kram b. Haluaran urin yg sedikit
abdomen, oliguria, dapat me-nyebabkan hiper-
kesemutan dan kebas pada kalemia.
ekstremitas). c. Nilai kalium lebih dari
7mEq/ l dapat menyebabkan
b. Kaji haluaran urin. henti jantung.
Sedikitnya 25ml/jam atau d. Untuk melihat adanya
600 ml/ hari. pelebaran kompleks QRS
dan gelombang T tggi yg
c. Laporkan nilai kalium merupkan tanda
serum yang melebihi hiperkalemia.
5mEq/l batasi asupan
kalium jika perlu.

d. Pantau EKG
G. Evaluasi
1. Keseimbangan cairan dapat dipertahankan.
2. Output urine pasien seimbang dengan intake cairan, membran mukosa
lembab, turgor kulit baik.
3. Karakterisitik urine menunjukkan fungsi ginjal yang baik.
4. Pasien akan mengkonsumsi cairan sesuai dengan program (per oral,
therapy intravena atau TPN).
5. Pasien dapat mengatakan penyebab kekurangan cairan dapat teratasi.
H. Referensi
- Carpenito, Lynda Juall. (2015).Diagnosa Keperawatan.Jakarta: EGC.
- Doenges, Moorhouse, Geissler. (2015). Rencana Asuhan keperawatan.
Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
- Harnawatiaj.(2008). Keseimbangan Cairan dan Elektrolit.
http://wordpress.com. Diakses 15 Mei 2017.
- Perry dan Potter. (2015). Fundamental Of Nursing. USA:C.V Moasby
Company St. Louis
- http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-jantung-
dan-pembuluh-darah/fungsi-dan-faktor-risiko-ginjal#:~:text=Ginjal
%20adalah%20organ%20vital%20dalam,di%20bawah%20hati%20dan
%20limpa.
- Alodokter.com

Anda mungkin juga menyukai