Anda di halaman 1dari 12

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA DYSPEPSIA

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis Kelamin :
d. Alamat :
2. Keluhan Utama
Nyeri atau pedih pada epigastrium disamping atas dan bagian samping
dada depan epigastrium, mual, muntah dan tidak nafsu makan, kembung
rasa kenyang
3. Riwayat kesehatan dahulu
Sering nyeri pada daerah epigastium, adanya stres sikologis , riwayat
minum-minuman beralkohol
4. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang lain juga pernah penderita saluran
pencernaan
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Klien tampak lemah dan berbaring ditempat tidur , tingkat kesadaran
klien composmentis dengan GCS 4,5,6
Hasil TTV klien :
TD : 110/60 mmHg
N : 100 x/menit
R : 20 x/menit
S : 38
Data antropmetrik :
BB : 50 kg
TB : 166 cm
LLA : 23 cm
BB : 58,5 kg

1
b. Kulit
Kulit tampak simetris, kebersihan kulit baik, kulit teraba agak lembab,
tidak terdapat lesi atau luka pada kulit, turgor kulit kembali kurang
lebih 2 detik, kulit teraba hangat dengan suhu 38 c, warna kuning
langsat.
c. Kepala dan leher
Tekstur kepala dan leher tampak simetris, kebersihan kulit kepala baik,
tidak ada terdapat ketombe, persebaran rambut merata, warna rambut
hitam, tidak ada benjolan pada kepala, pada leher tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, leher dapat digerakan
kekanan dan kekiri.
d. Penglihatan mata
Struktur mata tampak simetris, kebersihan mata baik, (tidak ada sekret
yang menempel pada mata) konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, tidak ada kelainan pada mata seperti strabismus (juling) mata
dapat digerakan kesegala arah, tidak ada kelainan dalam penglihatan,
klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan seperti kacamata.
e. Penciuman dan hidung
Struktur hidung tampak simetris, kebersihan hidung baik, tidak ada
sekret didalam hidung, tidak ada peradangan, perdarahan, dan nyeri,
fungsi penciuman baik (dapat membedakan bau minyak angin dan
alkohol)
f. Pendengaran dan telinga
Struktur telinga simetris kiri dan kanan, kebersihan telinga baik, tidak
ada serum yang keluar, tidak ada peradangan, perdarahan, nyeri, klien
mengatakan telinganya tidak berdengun, fungsi pemdengaran baik
(klien dapat menjawab pertanyaan dengan baik tanpa harus mengulang
pernyataan ) klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran
g. Mulut dan gigi
Struktur mulut dan gigi tampak simetris, mukosa bibir tampak kering,
kebersihan mulut dan gigi cukup baik, tidak terdapat peradangan dan

2
perdarahan pada gusi, lidah tampak bersih dan klien menggunakan gigi
palsu
h. Dada, pernapasan dan sirkulasi
Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 20 x/menit tidak ada nyeri tekan
pada dada,klien bernafas melalui hidung tidak ada terdengar bunyi
napas tambahan seperti whezzing atau ronchi , CRT kembaili 3 detik.
i. Abdomen
Struktur abdomen simetris, abdomen tampak datar (tidak ada benjolan)
saat diperkusi terdengar bunyi hipertimpani. Klien mengatakan
perutnya terasa kembung, saat palpasi terdapat nyeri tekan, klien
mengatakan nyeri di daerah abdomen pada bagian atas. Klien
mengatakan skala nyerinya 3 dan seperti ditusuk serta nyerinya bisa
berjam-jam
j. Genitalia dan reproduksi
Klien berjenis laki-laki dan klien tidak ada keluhan atau gangguan
pada sistem reproduksi
k. Ektremitas atas dan bawah
Struktur ekstremitas atas dan bawah (kiri dan kanan) simetris tidak ada
kelainan bentuk pada tangan kanan terpasang inpus

6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboraturium
Biasanya meliputi hidung jenis sel darah yang lengkap dan
pemeriksaan darah dalam tinja dan urine. Lebih berlimpah ditekankan
buat menyingkirkan penyebab organik lainnya diantaranya pankreatitis
kronis, DM. Pada dispepsia biasanya hasil laboraturium dalam batas
normal
b. Barium enema buat memeriksa kerongkongan, lambung/ usus halus
bisa dikerjakan pada manusia yang mengalami kesulitan menelan
muntah, menurunnya berat badab/ mengalami nyeri yang membaik/
memburuk kalau jika penderita makan.
c. Endoskopi

3
Biasa diperdayakan buat memeriksa kerongkongan, lambung / usus
kevil buat mendapatkan misalnya jaringan buat biopsy dari lapisan
endoskopi mewujudkan adalah pemeriksaan batu emas, selain sebagai
diagnosis sekaligus terapeutik.
Pemeriksaan yang bisa dikerjakan dengan endoskopi ialah
1) CLO (rapid urea test)
2) Patologi anatomi (Pa)
3) Kultur mikroorganisme (MO) jaringan
4) PCR (polymerase chain reaction) hanya dalam rangka penelitian.
d. Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan radiologi, yaitu OMD
dengan kontras ganda, serologi helicobacter pylori, dan urea breath

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
2. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
3. Ansietes berhubungan dengan perubahan status kesehatannya

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume  Keseimbangan Pengkajian :
cairan b.d kehilangan eletrolit dan asam  Pantau warna, jumlah dan
cairan aktif basa : keseimbangan frekuensi kehilangan
eletrolit dan non cairan
elotrolit dalam  Observasi khusus terhadap
kompartemen intrasel kehilangan cairan yang
dan ekstrasel tubuh tinggi eletrolit
 Keseimbangan  Pantau perdarahan
cairan : keseimbangan  Identifikasi faktor
cairan dalam pengaruh terhadap
kompartemen intrasel bertambah buruknya

4
dan ekstrasel tubuh dehidrasi
 Hidrasi : keadekuatan  Pantau hasil laboraturium
cairan yang adekuat yang relevan dengan
dalam kompartemen keseimbangan cairan
intrasel dan ekstrasel  Kaji adanya vertigo atau
tubuh hipotensi postural
 Status nutrisi : asupan Manajemen cairan
makanan dan cairan :  Pantau status hidrasi
jumlah makanan dan  Timbang berat badan
cairan yang masuk setiap hari dan pantau
kedalam tubuh selama kecendrungan
periode 24 jam  Pertaruhkan keakuratan
Tujuan dan kriteria catatan asupan dan
evaluasi : haluaran
 Kekurangan volume Penyuluh untuk
cairan akan teratasi pasien/keluarga :
dibuktikan oleh Anjurkan pasien untuk
keseimbangan eletrolit menginformasikan perawat
dan asam basa , bila haus
keseimbangan cairan Aktivitas kolaboratif :
hidrasi yang adekuat Manajemen cairan
 Keseimbangan  Atur ketersediaan produk
eletrolit dan asam basa darah auntuk tranfusi bila
akan dicapai yang perlu
dibuktikan indikator  Berikan ketentuan
sebagai berukut : penggantian nasogatrik
1. Gangguan ekstren bedasarkan haluaran
2. Berat sesuai dengan kebutuhan
3. Sedang Aktivitas lain :
4. Ringan tidak ada  Lakukan oral hygine
gangguan sesering mungkin
 Tentukan jumlah cairan

5
Pasien akan : yang masuk dalam 24 jam
 Memiliki konsentrasi hitung asupan yang
urine yang normal diinginkan sepanjang
 Memiliki Hb dan Ht siang,sore,dan malam
dalam batas normal  Pastikan bahwa pasien
untuk pasien terhidrasi dengan baik
 Memiliki tekanan vena sebelum pembedahan
sentral dan pulmonal  Ubah posisi pasien
dalam rentang normal trendelenburg atau
tinggikan tungkai pasien
bila hipotensi kecuali
dikontradikasikan
Manajemen cairan :
 Tingkatkan asupan oral
jika perlu
 Pasangkan kateter urine
jika perlu
 Berikan cairan sesuai
dengan kebutuhan
perawatan dirumah :
 Anjurkan pemberi asuhan
keluarga tentang cara
memantau asupan
 Anjurkan pemberi asuhan
mengenai tanda
komplikasi kekurangan
volume cairan dan kapan
harus menghubungi
layanan kesehatan
 Anjurkan pemberi asuhan
keluarga tentang cara
memasang terapi

6
intravena jika
memungkinkan
2. Nyeri epigastrium b.d  Pain level Pain management
iritasi pada mukosa  Pain control  Lakukan pengkajian nyeri
lambung  Comfort level secara komprehensif
termasuk lokasi,
Kriteria hasil : karateristik, durasi,

 Mampu mengontrol frekuensi, kualitas dan

nyeri (tahu penyebab faktor prespitasi

nyeri,mampu  Observasi reaksi


menggunakan teknik nonverbal dari ketidak
nonfarmakologi untuk nyamanan
mengurangi nyeri,  Gunakan teknik
mencari bantuan) komunikasi terapeutik
 Melaporkan bahwa atau mengetahui
nyeri berkurang dengan pengalaman nyeri pasien
menggunakan  Kaji kultur yang
manajemen nyeri mempengaruhi respon
 Mampu mengenai nyeri nyeri
(skala,intensitas,frekue  Evaluasi pengalaman
nsi dan tanda nyeri) nyeri masa lampau
 Menyatakan rasa  Bantu pasien dan keluarga
nyaman setelah nyeri untuk mencari dan
berkurang menemukan dukungan
 Tanda vital dalam  Kontrol lingkungan yang
rentang normal dapat mempengaruhi nyeri
seperti: suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
 Kurang faktor presipitasi
nyeri
 Pilih dan lakukan

7
penanganan nyeri
 Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi
 Berikan analgetik unttuk
mengurangi nyeri
 Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak
berhasil
 Monitor penerimaan
pasien tentang manajemen
nyeri
Analgetik administration
 Tentukan
lokasi,karateristik,
kualitas dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
 Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis
dan frekuensi
 Cek riwayat alergi
 Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
 Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe

8
dan beratnya nyeri
 Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian
dan dosis optimal
 Evaluasi efektivitas
analgesik tanda dan gejala
3. Ansietes  Tingkat ansietas : Pengkajian
berhubungan dengan keparahan manifestasi  kaji untuk faktor budaya
perubahan status kekwatiran , yang menjadi penyebab
kesehatannya ketegangan, atau ansietas
perasaan tidak tenang  gali bersama pasien
yang muncul dari tentang teknik yang
sumber yang tidak dapat berhasil dan tidak berhasil
disentifikasi menurunkan ansietas
 Pengendalian diri dimasa lalu
terhadap ansietas :  reduksi ansietas :
tindakan personal untuk menentukan kemampuan
menghilangkan atau pengambilan keputusan
mengurangi perasaan pasien
khwatir, tegang atau penyuluhan untuk pasien dan
perasaan tidak tenang keluarga :
akibat sumber yang  buat rencana penyuluhan
tidak dapat didentifikasi dengan tujuan yang
 Konsentrasi, realistis, termasuk
kemampuan untuk fokus kebutuhan untuk
pada stimulasi tertentu pengulangan dukungan
 Koping : tindakan dan pujian terhadap tugas-
personal untuk tugas yang telah dipelajari
mengatasi stressor yang  informasikan tentang
memberi sumber- gejala ansietas
sumber individu  anjarkan anggota keluarga
Tujuan / kriteria hasil : bagaimana membedakan

9
 Ansietas berkurang, anatara serangan panik
dibuktikan oleh tingkat dan gejala penyakit fisik
ansietas hanya ringan penurunan ansietas :
sampai sedang dan dan  sediakan informasi factual
selalu menunjukan menyangkut diagnosis
pengendalian diri terapi dan pragnosis
terhadap ansietas, diri,  instrusikan pasien tentang
koping pengunnan teknik
 Menunjukan relaksasi
pengendalian diri  jelaskan semua prosedur
terhadap ansietas yang termasuk sensasi yang
dibuktikan oleh biasanya dialami selama
indikator prosedur
Aktivitas kolaboratif :
 Penurunan ansietas :
berikan obat untuk
menurunkan asietas jika
perlu
Aktivitas lain :
 Pada saat ansietas berat,
dampingi pasien, bicara
dengan tenang dan
berikan ketenangan serta
rasa nyaman
 Beri dorongan kepada
pasien untuk
mengungkapkan secara
verbal pikiran dan
perasaan untuk
mengenstralisasikan
ansietas
 Bantu pasien untuk

10
menfokuskan pada situasi
saat ini sebagai cara untuk
mengidentifikasi
mekanisme koping yang
dibutuhkan untuk
mengurangi ansietas
 Dorong pasien untuk
mengekpresikan
kemarahan dan iritasi
serta izinkian pasien untuk
menangis
Penurunan ansietas :
 Gunakan pendekatan yang
tenang dan menyakinkan
 Nyatakan dengan jelas
tentang harapan terhadap
perilaku pasien
 Damping pasien untuk
meningkatkan keamanan
dan mengurangi rasa takut
 Berikan pujutan
punggung, pijatan leher
jika perlu
 Jaga peralatan perawatan
jauh dari pandangan
 Bantu pasien untuk
mengidentifikasi situasi
yang mencetuskan
ansietas

11
DAFTAR PUSTAKA

Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2,
(Edisi8),EGC, Jakarta
Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2),
EGC, Jakarta
Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta
Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan,
(Edisi III), EGC, Jakarta.
Gibson, John, 2003, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, EGC, Jakarta
Guyton dan Hall, 1997, Fisiologi Kedokteran, (Edisi 9), EGC, Jakarta
Hinchliff, 1999, Kamus Keperawatan, EGC, Jakarta
Price, S. A dan Wilson, L. M, 1995, Patofisiologi, EGC, Jakarta
Sherwood, 2001, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, (edisi 21), EGC, Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai