Disusun Oleh :
Citra Andini
( 4338114201220226 )
B. Pengertian
Ketidakseimbangan cairan adalah isotonik dan osmolar. Kekurangan dan kelebihan
isotonik terjadi jika air dan elektrolit diperoleh atau hilang dalam proporsi yang sama.
Sebaliknya, ketidakseimbangan osmolar adalah kehilangan atau kelebihan air saja
sehingga konsentrasi (osmolalitas) serum dipengaruhi (Potter & Perry, 2006).
Kekurangan volume cairan adalah keadaan ketika seorang individu yang tidak menjalani
puasa mengalami atau berisiko mengelami dehidrasi vaskular, interstitial atau
intravaskular (Lynda Juall, 2007 : 168). Kekurangan volume cairan adalah penurunan
cairan intravaskuler, interstisial, dan/ atau intraseluler yang mengacu pada dehidrasi,
kehilangan cairan saja tanpa perubahan pada natrium (Nanda, 2012 : 264). Kelebihan
volume cairan adalah keadaan ketika seseorang individu mengalami atau berisiko
mengalami kelebihan cairan intraseluler atau interstisial (Lynda Juall, 2007 : 172).
Kelebihan volume cairan merupakan peningkatan retensi cairan isotonik (Nanda, 2012 :
265). Risiko ketidakseimbangan elektrolit merupakan berisiko mengalami perubahan
kadar elektrolit serum yang dapat mengganggu kesehatan (Nanda, 2012 : 262).
• Merasa lemah
• Mengeluh haus
• Pengisian vena menurun
• Status mental berubah
• Suhu tubuh meningkat
• Konsentrasi urin meningkat
• Berat badan turun tiba-tiba
Kekurangan Kelebihan volume Resiko kekurangan Resiko
volume cairan cairan volume cairan ketidakseimbangan
volume cairan
D. Pemerikasaan Diagnostik
• Pemeriksaan kadar elektrolit : kadar elektrolit serum diukur untuk menentukan status
hidrasi, konsentrasi elektrolit pada plasma darah.
• Darah lengkap : suatu penetapan jumlah dan tipe sel darah putih dan sel darah merah
per milliliter kubik darah
• Berat jenis urin : mengukur derajat konsentrasi urine.
• Kadar BUN : pemeriksaan masa perdarahan ini ditunjukkan pada kadar trombosit,
hemoglobin, eritrosit, limfosit, dll.
• Kadar kreatinin darah : Bermanfaat untuk mengukur fungsi ginjal
E. Penatalaksanaan Medis
• Penatalaksaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau penngobatan penyakit
dasar. Obat obatan tersebut misalnya : prednison yang dapat mengurangi beratnya
diare dan penyakit.
• Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral serta
larutan elektrolit dapat diberikan untuk rehydrasi pasien.
• Untuk diare sedang, akibat sumber non infeksius, obat obatan tidak spesifik seperti
defenosiklat ( lomotil ) dan loperamit ( imodium ) juga diberikan untuk menurunkan
motilitas.
• Preparat anti microbial diberikan bila preparat infeksius telah terindentifikasi atau bila
diare sangat berat.
• Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan untuk hydrasi cepat, khususnya untuk
anak kecil dan lansia.
F. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas pasien dan penanggung jawab
Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, alamat, status, agama, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, no CM, diagnose medis, sumber biaya.
Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, alamat, status, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan pasien
Riwayat kesehatan
5) Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan kadar elektrolit : kadar elektrolit serum diukur
untuk menentukan status hidrasi, konsentrasi elektrolit pada
plasma darah.
b. Darah lengkap : suatu penetapan jumlah dan tipe sel darah putih
dan sel darah merah per milliliter kubik darah.
H. Intervensi Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan
a. Ukur dan catat setiap 4 jam :
1). Intake dan output cairan
2). Warna muntahan, urin dan feses
3). Monitor turgor kulit
4). Tanda vital
5). Monitor
6). Elektrolit, BUN, hematokrit, dan hemoglobin
7). Status mental
8). Berat badan
b. Berikan makanan dan cairan
c. Berikan pengobatan seperti antidiare dan antimuntah
d. Berikan dukungan verbal dalam pemberian cairan
e. Lakukan pembersihan mulut sebelum makan
f. Ubah posisi pasien setiap 4 jam
g. Berikan pendidikan kesehatan tentang
1). Tanda dan gejala dehidrasi
2). Intake dan output cairan
3). Terapi
a. Ukur dan monitor Intake dan output cairan, berat badan, tensi, CVP
distensi vena, jugularis, dan bunyi paru
b. Monitor rontgen paru
c. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan, obat, dan efek
pengobatan
d. Hati-hati dalam pemberian cairan Pada pasien yang bedrest :Ubah posisi
setiap 2 jam dan Latihan pasif dan aktif
e. Pada kulit yang edema berikan lotion, hindari penekanan yang
terusmenerus Berikan pengetahuan kesehatan tentang :Intake dan output
cairan, Edema, berat badan Pengobatan.
Alimut, Hidayat A. Aziz.2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta : Sabmba Medika.
Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta EGC
Nurarif, Amin Huda, Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan KeperawatanBerdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC . Yogyakarta : Media Action Publishing
Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC Tarwoto
& Wartonah.2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan Edisi
4 .Salemba Medika : Jakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
: Dewan Penguasa Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia