Anda di halaman 1dari 5

Laporan Pendahuluan

Gangguan Cairan dan Elektrolit

A. Definisi
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
pelarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang di sebut ion jika berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis
dan lingkungan. Ada beberapa kandungan dalam cairan yaitu natrium, kalium,
klorida, kalsium, magnesium, fosfat, dan bikarbonat,

B. Fisiologi Pengaturan Cairan dan Elektrolit


1. Cairan
Cairan tubuh terdiri atas dua kompertemen utama yang dipisahkan oleh
membrane semipermeable.Kedua kompertemen tersebut adalah
intraseluler dan ekstraseluler.Sekitar 65% cairan tubuh berada dalam sel,
atau intraseluler.Sisanya 35% cairan tubuh berada diluar sel, atau
ekstraseluler. Komparemen ekstraseluler selanjutnya dibagi menjadi tiga
subdivisi:
1. Interstisial : cairan antara sel dan disekitar pembuluh darah (25%).
2. Intravascular : cairan didalam pembuluh darah; juga disebut plasma
darah (8%).
3. Transeluler: air mata dan juga cairan spinal, synovial, peritoneal,
pericardial,dan pleural (25%).
2. Elektrolit
Elektrolit adalah mineral bermuatan listrik yang ditemukan didalam dan
diluar sel tubuh. Mineral tersebut dimasukkan dalam cairan dan makanan
dan dikeluarkan utamanya melalui ginjal. Elektrolit juga dikeluarkan
melalui hati, kulit, dan paru-paru dalam jumlah lebih sedikit.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa mempengaruhi
proses metabolisme dalam tubuh. Ketidakseimbangan akan mempercepat
proses, memperlambat, menghambat penggunaan sari-sari makanan dengan
benar, mempengaruhi kadar oksigen dalam tubuh, atau menyebabkan tubuh
kita menyimpan limbah beracun (Bennita, 2013).
1) Usia
Usia seseorang mempengaruhi fungsi organ. Kemampuan organ
(missal jantung, ginjal, paru-paru) untuk mengelola keseimbangan cairan,
elektrolit dan asam basa secara efisien juga terpengaruh. Dikarenakan usia
merupakan faktor pengaruh yang tidak terkontrol, sehingga
menjadikannya semakin penting untuk mengatur faktor terkontrol yang
telah disebutkan sebelumnya untuk individu yang sangat muda dan sangat
tua.
2) Temperature lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan keringat.Seseorang dapat
kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 gram/hari.
3) Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan
energy, proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari intersisial ke
intraseluler.
4) Stress.
Stress dapat menimbulkan peningkatan metabolism sel, konsentrasi
darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi
sodium dan air. Proses ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air.
5) Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal, dan jantung,
gangguan hormone akan mengganggu keseimbangan cairan
D. Tahapan/Klasifikasi
1. Cairan Intraseluler (CIS)
CIS adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh dan menyusun sekitar 70%
dari total tubuh (total body water(TBW)). Cairan Intraseluler merupakan
media tempat terjadinya aktivitas kimia sel. Pada individu dewasa CIS
menyusun sekitar 40% berat tubuh atau ⅔ dari TBW. Sisanya yaitu ⅓ TBW
atau 20% berat tubuh, berada diluar selnyang disebut sebagai cairan
ekstraseluler(CES)
2. Cairan Ekstraseluler (CES)
CES adalah cairan yang terdapat diluar sel dan menyusun sekitar 30% dari
total cairan tubuh. CES meliputi cairan intravaskuler, cairan intertisial dan
cairan transeluler. Cairan intertisial terdapat dalam ruang antar sel, plasma
darah, cairan serebrosfinal, limfe, serta cairan rongga serosa dan sendi. Akan
tetapi, jumlahnya terlalu sedikit untuk berperan dalam keseimbangan cairan.
Guna mempertahankan keseimbangan kimia dan elektrolit tubuh serta
mempertahankan pH yang normal, tubuh melakukan mekanisme pertukaran
2 arah antara CIS dan CES. Elektrolit yang berperan adalah anion dan cation.
E. Pengkajian
A. Riwayat Keperawatan
1.) Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parenteral)
2.) Tanda umum masalah elektrolit
3.) Tanda kekurangan dan kelebihan cairan
4.) Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan
dan elektrolit
5.) Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu minus
status cairan
6.) Status perkembangan seperti usia atau status sosial
7.) Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu
pengobatan

B. Pengukuran Klinik
1.) Berat Badan
Kehilangan/bertambahnya BB menunjukkan adanya masalah
keseimbangan cairan
2.) Keadaan Umum
Pengukuran tanda vital seperti suhu, TD, nadi, RR, dan tingkat
kesadaran
3.) Pengukuran Pemasukan Cairan
a. Cairan oral : NGT dan oral
b. Cairan parentak termasuk obat-obatan IV
c. Makanan yang cenderung mengandung air
d. Iritasi karakteristik atau NGT
4.) Pengukuran Pengeluaran Cairan
a. Urine
b. Fases
c. Muntah
d. Tube drainase
e. IWL
5.) Ukur keseimbangan cairan dengan akurat
C. Pemeriksaan Fisik
1. Integumen : Keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot,
tetani dan sensasi rasa
2. Kardiovaskuler : Detensi vena jugularis, TD, hemoglobin dan bunyi
jantung
3. Mata : Cekung, air mata kering
4. Neurologi : Reflek, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran
5. Gastrointestinal : Keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah,
muntah-muntah dan bising usus
D. Pemeriksan Laboratorium
1. Pemeriksaan darah lengkap : Meliputi jumlah sel darah,
hemoglobin(Hb) dan hematokrit(Ht)
a. Ht naik : adanya dehidrasi berat dan gejala syok
b. Ht turun : adanya pendarahan akut, masif dan reaksi hemolitik
c. Hb naik : adanya hemokonsentrasi
d. Hb turun : adanya pendarahan hebat, reaksi hemolitik
2. Pemeriksaan elektrolit serum : Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengetahui kadar natrium, kalium, klorida, ion bikarbonat
3. pH dan berat jenis urin : Berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal
untuk mengatur konsentrasi urine, normal pH urine adalah 4,5 - 8 dan
berat jenisnya 1,003 - 1,030
4. Analisa gas darah : biasanya yang biasa diperiksa adalah pH, PO,
HCO, PCO dan saturasi O2

F. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko defisit volume cairan b/d kehilangan cairan yang berlebih
b. Volume cairan berlebih b/d efek dari pengobatan

G. Intervensi
a. Resiko defisit volume cairan b/d kehilangan cairan yang berlebih
Tujuan yang diharapkan :
1.) . Mempertahankan keseimbangan cairan
2.) Menunjukkan adanya keseimbangan cairan seperti output urine
adekuat,TD stabil, membran mukosa mulut lembab, turgor kulit baik
3.) Secara verbal pasien mengatakan penyebab kekurangan cairan dapat
teratasi
● Rencana Keperawatan
1. Ukur dan catat intake dan output cairan, urine dan fases
2. Monitor tugor kulit
3. TTV
4. Berikan makanan dan minuman
5. Berikan pengobatan seperti antidiare dan antimuntah
● Rasional
1. Menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan
2. Memenuhi kebutuhan makan dan minum
3. Menunjukkan pergerakan usus dan muntah
b. Volume cairan berlebih b/d efek dari pengobatan
Tujuan yang diharapkan :
1.) Mempertahankan keseimbangan intake dan output cairan
2.) Menurunkan kelebihan cairan
● Rencana Keperawatan
1. Ukur dan monitor intake dan output cairan, BB, TTV
2. Monitor rontgen paru
3. Kolaborasi dengan dokter
4. Hati-hati dalam pemberian cairan
● Rasional
1. Dasar pengkajian kardiovaskuler dan respon terhadap penyakit
2. Mengetahui adanya edema paru
3. Mengetahui keadaan pasien
4. Mengurangi kelebihan cairan
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A, Aziz,2012. Pengantar kebutuhan manusia : Aplikasi Konsep dan Proses


Keperawatan. Jakarta Salemba Medika
Wartonah dan Tarwoto 2011. Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan : Edisi 4
Jakarta : Salemba Medika
Tarwoto dan Wartonah, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3
Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai