Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

KLIEN DENGAN GANGGUAN CAIRAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas PKK

Mata Kuliah : Kebutuhan Dasar Manusia

Dosen Pengampu : Tina Rangkuti,SKM,M.Kes

Nama : Terra Aulivya Lubis

NIM : P 07520219039

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2020
I.DEFINISI

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap schat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah satu bagian dari fisiologi
homoestasis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan
berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang tertinggi dari (pelarut) dan zat
tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan Elektrolit masuk ke
dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan disdistribusi ke
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit betarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan cektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu
maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

Cairan tubuh dibagi dalam kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh,sedangkan cairan
ektraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan
intravaskuler (plasma),cairan interstitial dan cairan transeluler.

Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan
perubahan yang tetap untuk melakukan respons terhadap keadaan fisiologis dan lingkungan.
(Tamsuri 2004).

II. ETIOLOGI

Etiologi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit (Burner & Sudarth,2002) :

(a) Ketidakseimbangan Volume Cairan

1. Kekurangan volume cairan (Hipovolemik)

- Kehilangan cairan dari system gastrointestinal seperti diare, muntah.

- Keringat berlebihan, demam, penurunan ampun caran per hal bhutani

2. Kelebihan volume cairan (Hipervolemik)

Gagal jantung kongestif, gagal ginjal, sirosis, asupan natrium berlebih.

(b) Ketidak seimbangan Elektrolit


1. Hiponatremia

Penyakit ginjal insufisiensi adrenal kehilangan melalui gastrointestinal pengeluaran diuretic

2. Hipernatremia

Mengkonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat,pemberian larutan salin hipertonik lewat
IV secara iatrogenic.

3. Hipokalemiagastrointestial

Penggunaan diuretic yang dapat membuang kalium, diare, muntah atau kehilangan cairan
lain melalui saluran.

4. Hiperkalemia

Gagal ginjal,dehidrasi hipertonik, kerusakan selular yang parah seperti akibat luka bakar atau
trauma.

5. Hipokalsermia

Pemberian darah yang mengandung sitrat dengan cepat, hipoalbuminemia,


hopopuratinoidisme. defisiensi vitamin D,penyakit-penyakit neoplastik,pancreatic.

6. Hiperklasemia

Metastase tumor tulang,osteoporosis,imobilisasi yang lama.

III.PATOFISIOLOGI

IV.TANDA DAN GEJALA

1.Kelelahan
2.Kram otot dan kejang
3.Mual
4.Pusing
5.Pingsan
6.Muntah
7.Lekas Marah
8.Mulut kering
9.Denyut jantung lambat
10.Kejang
11.Palpitasi
12.Tekanan darah naik turun
13.Kurangnya koordinasi
14.Sembelit
15.Kekakuan sendi
16.Rasa haus
17.Suhu naik
18.Anoreksia
19.Berat badan menurun

V.KOMPLIKASI

1. Hipovolemik.
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES) dan dapat
terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal,gastrointestinal, pendarahan sehingga
menimbulkan syok hipovolemik.Mekanisme nya adalah peningkatan rangsangan saraf
simpatis(peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung dan tekanan vaskuler),rasa
haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron. Gejala: pusing,lemah, letih, anoreksia,
mual muntah, rasa haus, gangguan mental,konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR
meningkat, suhu meningkat,turgor kulit menurun, lidah terasa kering dan kasar, mukosa
mulut kering. Tanda-tanda penurunan berat badan dengan
akut, mata cekung, pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak adanya penurunan ju
mlah air mata.

2. Hipervolemik
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat :

a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air. 

b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.

c. Kelebihan pemberian cairan.

d. Perpindahan cairan interstisial ke plasma.

e. Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat,asites,adema,adanya
ronchi, kulit lembab, distensi vena leher, dan irama gallop.
VI.KLASIFIKASI

VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Gangguan cairan dan elektrolit (kurang dari kebutuhan tubuh)
Berhubungan dengan peningkatan output cairan yang berlebihan di tandai dengan :
- Mual muntah
- BAB cair (Diare)
- Keringat yang berlebihan.

 b. Gangguan cairan dan elektrolit lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
mekanisme regulator sekunder akibat gagal ginjal, dll.

VIII.PERIKSAAN PENUNJANG

- Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan darah lengkap (jumlah sel dara,Hb,Hematokrit).
b. PH dan berat jenis urine
c. Pemeriksaan elektrolit serum
d. Analisa gas darah (astrup)

IX.PENATALAKSANAAN

A. PENATALAKSANAAN MEDIS
1.Terapi cairan IV
2. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap.
3. Terapi obat-obatan
4. Tranfusi darah (jika diperlukan)

B. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

1.Menghitung tetesan infus.

Rumus dasar dalam satuan menit

Rumus dasar dalam satuan jam


Faktor tetes infuse ( Dewasa) :

-Merek Otsuka : Faktor tetes = 15 tetes/ml

- Merek Terumo = 20 tetes/ml

2. Rehidrasi Oral

3. Menghitug keseimbangan cairan

IWL = (15 x BB) : 24jam =…cc/jam

DAFTAR PUSTAKA

Burrner & Suddarth. 2002.anatomi & fisiologi. Jakarta:EKG

Nanda International. 2013.Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi.Jakarta:EGC
Tamsuri, anas. 2004. Klien dengan gangguan cairan/ elektrolit seri
asuhankeperawatan.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai