II.Etiologi
a.Eliminasi Urine (BAK)
1)Diet dan asupan (intake)
Jumlah dan tipe makanan mempengaruhi output urine, seperti protein dan sodium
mempengaruhi jumlah urine yang keluar.
2)Gaya Hidup
Ketersediaan fasilitas toilet atau kamar mandi dapat mempengaruhi eliminasi.
3)Respon keinginan awal untuk berkemih
Kebiasaan mengabaikan respon awal untuk berkemih dan hanya pada akhir keinginan
berkemih menjadi lebih kuat mengakibatkan urine banyak tertahan di kandung kemih, sehingga
kapasitas kandung kemih lebih dari normal.
4)Tingkat aktivitas
Aktivitas sangat dibutuhkan dalam mempertahankan tonus otot. Eliminasi urin
membutuhkan tonus otot kandung kemih yang baik utnuk tonus sfingter internal dan eksternal.
5)Stres psikologis
Meningkat stres seseorang dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih
6)Kondisi penyakit
Saat seseorang sakit, produksi urinnya sedikit hal ini disebabkan oleh keinginan untuk
minum sedikit.
III.Patofisiologi
Pada eliminasi urine gangguan traumatik pada tulang belakang bisa mengakibatkan
kerusakan pada medulla spinalis. Lesi traumatik pada medulla spinalis tidak selalu terjadi
bersama – sama dengan adanya fraktur atau diskolasi. Tanpa kerusakan yang nyata pada tulang
belakang, efek traumatiknya bisa mengakibatkan efek yang nyata di medulla spinalis. Cidera
medulla spenalis (CMS) merupakan salah satu penyebab gangguan fungsi saraf termasuk pada
persarafan berkemih dan defekasi.
V.Klasifikasi
a.Eliminasi Urine (BAK)
1). Retensi urin adalah akumulasi urine yang nyata didalam kandung kemih akibat
ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih
2). Dysuria adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih
3).Polyuria produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, seperti 2500 ml /
hari, tanpa adanya intake cairan
4). Inkontinensi urine ketidaksanggupan sementara atau permanen otot spingter eksternal
untuk mengontrol keluarnya urine dari kantong kemih
5). Urinari suppresi adalah berhenti mendadak produksi urine
VI.Komplikasi
a.Eliminasi Urine (BAK)
1). Retensi urine : akumulasi urine yang nyata di dalam kandung kemih akibat
ketidakmampuan menggosongkan kandung kemih
2). Dysurya : adanya rasa sakit atau kesulitan saat berkemih
3). Polyuria : produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, seperti 2500 ml /
hari tanpa adanya intake cairan
4).Inkontinensia urine : ketidaksanggupan sementara atau permanen otot spingter
eksternal untuk mengontrol keluarnya urine dai kantong kemih
5). Urinari supresi : berhenti memproduksi urine secara mendadak
VII.Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan USG
2. Pemeriksaan rontgen
3. Pemeriksaan laboratorium urin dan feses
VIII.Diagnosa Keperawatan
1. Konstipasi
2. Diare
3. Inkontinensia feses
4. Gangguan eliminasi urine
5. Inkontinensia urine
6. Retensi urine
IX.Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama (alasan dirawat di rumah sakit)
c. Riwayat kesehatan sekarang
d. Riwayat kesehatan dahulu (perawatan di rs terakhir)
e. Riwayat kesehatan keluarga
f. Pola persepsi dan penanganan kesehatan
g. Pola nutrisi/metabolisme
h. Pola eliminasi
i. Pola aktivitas olahraga
j. Pola istirahat tidur
k. Pola kognitif – perseptif
l. Pola peran hubungan
m. Pola seksualitas/reproduksi
n. Pola koping – toleransi stres
o. Pola keyakinan – nilai
p. Pemeriksaan fisik
q. Pemeriksaan penunjang
r. Terapi