NOC NIC
1. Dapat mengidentifikasi 1. Identifikasi faktor yang menyebabkan
keinginan berkemih inkontinensia (produksi urine, pola berkemih,
2. Berespon tepat waktu dan fungsi kognitif, masalah berkemih yang dialami,
dapat mencapai toilet dan pengobatan)
antara waktu dorongan 2. Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda dan
berkemih dan pengeluaran gejala infeksi saluran kemih
urine 3. Tetapkan interval jadwal eliminasi dengan
3. Mengosongkan kandung rutinitas yang dilakukan setiap hari
kemih secara tuntas 4. Kurangi konsumsi yang dapat menyebabkan
4. Perawatan diri: eliminasi iritasi blader (minuman bersoda, teh, kopi dan
(toileting) cokelat).
NOC NIC
1. Kandung kemih kosong 1. Monitor derajat distensi kandung kemih
sempurna dengan palpasi
2. Bebas dari infeksi saluran 2. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran
kemih kemih
3. Pasien melaporkan tidak 3. Lakukan stimulasi reflek kandung kemih
adanya kram/nyari kandung (dengan mengalirkan air atau kompres
kemih hangat/dingin)
4. Eliminasi urine tidak 4. Monitor intake dan output cairan
terganggu (jumlah, warna, 5. Monitor efek pemberian obat yang
frekuensi) mempengaruhi fungsi otot kandung kemih
6. Kolaborasi dalam pemasangan kateter jika
diperlukan
III. Rencana Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Kebutuhan Eliminasi Fekal
2.4 Pengkajian
2.4.1 Riwayat Keperawatan
Riwayat keperawatan eliminasi fekal dan urin membantu perawatmenentukan
pola defekasi normal klien. Perawat mendapatkan suatu gambaran feses normal
dan beberapa perubahan yang terjadi dan mengumpulkan informasi tentang
beberapa masalah yang pernah terjadi berhubungan dengan eliminasi, adanya
ostomy dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola eliminasi. Pengkajiannya
meliputi:
a. Pola eliminasi
b. Gambaran feses dan perubahan yang terjadi
c. Masalah eliminasi
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti: penggunaan alat bantu, diet,
cairan, aktivitas dan latihan, medikasi dan stress.
2.4.2 Pemeriksaan fisik
a. Mulut: Pengkajian meliputi inspeksi gigi, lidah, dan gusi klien. Gigi yang
buruk atau struktur gigi yang buruk mempengaruhi kemampuan
mengunyah, sehingga berpengaruh pada proses defekasi.
b. Abdomen:
1) Inspeksi: memriksa adanya masa, gelombang peristaltik, jaringan
parut, pola pembuluh darah vena, dan stoma.
2) Auskultasi: bising usus normal terjadi 5-15 detik dan berlangsung ½
sampai beberapa detik.
3) Palpasi: Untuk melihat adanya massa atau area nyeri tekan.
4) Perkusi: Mendeteksi cairan atau gas di dalam abdomen.
5) Rektum: Menginspeksi daerah di sekitar anus dan mempalpasi untuk
memeriksa rectum.
Karakteristik Feses Normal Dan Abnormal
Karakteristik Normal Abnormal Kemungkinan penyebab
Warna Dewasa: Pekat / putih Adanya pigmen empedu (obstruksi
kecoklatan empedu); pemeriksaan diagnostik
Bayi: menggunakan barium
kekuningan Hitam Obat (spt. Fe); PSPA (lambung, usus halus);
diet tinggi buah merah dan sayur hijau tua
(spt. Bayam)
Merah PSPB (spt. Rektum), beberapa makanan spt
bit.
Pucat Malabsorbsi lemak; diet tinggi susu dan
produk susu dan rendah daging.
Orange atau Infeksi usus
hijau
Konsistensi Berbentuk, Keras, Dehidrasi, penurunan motilitas usus akibat
lunak, agak kering kurangnya serat, kurang latihan, gangguan
cair / lembek, emosi dan laksantif abuse.
basah. Diare Peningkatan motilitas usus (mis. akibat
iritasi kolon oleh bakteri).
Bentuk Silinder Mengecil, Kondisi obstruksi rektum
(bentuk bentuk
rektum) dgn pensil atau
Æ 2,5 cm u/ seperti
orang dewasa benang
Jumlah Tergantung
diet (100 –
400 gr/hari)
Bau Aromatik : Tajam, Infeksi, perdarahan
dipenga-ruhi pedas
oleh makanan
yang dimakan
dan flora
bakteri.
Unsur pokok Sejumlah Parasit Infeksi bakteri
kecil bagian Darah Konsidi peradangan
kasar
makanan Lemak Perdarahan gastrointestinal
yang tidak dalam
dicerna, jumlah besar Malabsorbsi
potongan
bak-teri yang Benda asing
mati, sel Salah makan
epitel, lemak,
protein,
unsur-unsur
kering cairan
pencernaan
(pigmen
empedu dll)
Diagnosa 2: Diare
NOC NIC
1. Feses berbentuk, BAB 1. Identifikasi faktor penyebab diare
sehari sekali-tiga hari 2. Instruksikan pasien dan keluarga untuk mencatat
2. Menjaga daerah sekitar warna, jumlah, frekuensi dan konsistensi dari
rektal dari iritasi feses
3. Menjelaskan penyebab 3. Evaluasi intake makanan yang masuk
diare Observasi turgor kulit secara rutin
4. Mempertahankan turgor 4. Instruksikan pasien untuk makan rendah serat,
kulit tinggi protein dan tinggi kalori
5. Ajarkan tehnik menurunkan stress
IV. Daftar Pustaka
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasii Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta: Salemba Medika
Kasiati dan Ni Wayan Dwi Rosmalawati. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan
Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta: KEMENKES Pusdik SDM Kesehatan
Nanda. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017.Edisi 10.editor T
Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.
Pearce, E.C. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Perry, Potter. 2005. Fundamental keperawatan, edisi 4, volume 1. Jakarta: EGC