KEBUTUHAN ELIMINASI
a. Ginjal
Merupakan organ retroperitoneal ( di belakang selaput perut ) yang
terdiri atas ginjal sebelah kanan dan kiri tulang punggung. Ginjal
berperan sebagai pengatur komposisi dan volume cairan dalam tubuh
Proses Berkemih
Komposisi Urine
a. Air 96%
b. Larutan 4% :
Larutan Organik : Urea, Amonia, Keratin dan Asam Urat
Larutan Anorganik : Natrium ( Sodium ), Klorida, Kalium ( potassium
), Sulfat, Magnesium, Fosfor. Natrium klorida merupakan garam
anorganik yang paling banyak.
c. Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
eliminasi. Hal ini terkait dengan tersedianya fasilitas toilet.
e. Tingkat perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat mempengaruhi
pola berkemih. Hal tersebut dapat ditemukan pada anak, yang lebih
mengalami kesulitan untuk mengontrol buang air kecil. Namun
kemampuan dalam mengontrol buang air kecil meningkat dengan
bertambahnya usia.
f. Kondisi Penyakit
Kondisis penyakit dapat mempengaruhi produksi urine, seperi Diabetes
Meliyus ( DM ) dan gagal ginjal.
g. Tingkat Aktivitas
Eliminasi urine memerlukan tonus otot vesika urinaria yang baik untuk
sphincter. \Kemampuan tonus otot didapatkan dengan beraktivitas.
Hilangnya tonus otot vesika urinaria dapat menyebabkan tidak
terkontrolnya keinginan berkemih.
h. Sosiokultural
Budaya dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine,
seperti adanya kultur Pada masyarakat tertentu yang melarang untuk
buang air kecil di tempat tertentu.
i. Kebiasaan Seseorang
Seseorang yang memiliki kebiasaan berkemih ditoilet, biasanya
mengalami kesulitan untuk berkemih dengan/memakai urinal/pot urine
bila dalam keadaan sakit.
j. Tonus Otot
Tonus otot yang berperan penting dalam proses berkemah adalah otot
kandung kemih, otot abdomen, dan pelvis., Ketiganya sangat berperan
dalam kontraksi sebagai pengontrolan pengeluaran urine.
k. Pembedahan
Pembedahan berefek menurunkan filtrasi glomerulus sebagai dampak
dari pemberian obat anestesi sehingga menyebabkan penurunan jumlah
produksi urine.
l. Pengobatan
Pemberian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya
peningkatan atau penurunan proses perkemihan.
m. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic ini juga dapat mempengaruhi kebutuhan
eliminasi urine, khususnya prosedur-prosedur yang berhubungan
dengan tindakan pemeriksaan saliran kemih seperti Ontra Venous
Pyelogram ( IVP ).
1. Mulut
Gigi berfungsi untuk menghancurkan makanan pada awal proses
pencernaan. Mengunyah dengan baik dapat mencegah terjadinhya luka
parut pada permukaan saluran pencernaan. Setelah dikunyah lidah
mendorong gumpalan makanan kedalam faring, dimana makanan bergerak
ke oesophagus bagian atas dan kemudian ke bawah didalam lambung.
2. Oesophagus
Oesophagus adalah sebuah tube yang panjan. Sepertiga bagian atas adalah
terdiri dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin.
3. Lambung/Gaster
Gumpalan makanan yang memasuki lambung, dengan bagian porsi
terbesar dari saluran pencernaan. Pergerakan makanan melalui lambung
dan usus dimungkinkan dengan adanya perilstaltik, yaitu gerakan kontraksi
dan relaksasi secara bergantian dari otot yang mendorong substansi
makanan dalam gerakan yang menyerupai gelombang. Pda saat makanan
bergerak kearah sphincter pylorus pada ujung distal lambung, gelombamg
perilstaltik meningkat. Kini gumpalan lembek makanan telah menjadi
substansi yang disebut chime. Chyme ini dipompa melalui sphincter pylorus
kedalam duodenum. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk
mengosongkan kembali lambung setelah makan adalah 2 sampai 6 jam.
4. Usus Kecil
Usus kecil ( usus halus ) mempunyai 3 bagian, yaitu :
- Duodenum yang berhubungan langsung dengan lambung
- Jejenum atau bagian tengah
- Ileum
Fisiologi Defekasi
Defekasi adalah pengeluaran fese dari anus dan rectum. Hal ini juga
disebut Bowel Movement. Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat
bervariasi dari beberapa kali perhari sampai 2 atau 3 kali seminggu.
Banyaknya feses juga bervariasi setiaporang. Ketika gelombang perilstaltik
mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan rectum, saraf sensoris dalam
rectum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap kebutuhan untuk
defekasi.
Defekasi biasanya dimulai ole 2 refleks, yaitu :
a. Refliks defekasi intrinstik
Ketika feses masuk kedalam rectum, pengembangan dinding rectum
member suatu signal yang menyebar melalui fleksus mesentrikus untuk
memulai gelombang perilstaltik pada colon desendens, colon sigmoid, dan
didalam rectum. Gelombang ini menekan feses kearah anus. Begitu
gelombang perilstaltik mendekati anus, sphincter anal interna tidak
menutup dan bila sphincter eksternal tenang maka feses keluar.
Jika reflex defekasi diabaikan atau jika defekasi dihambat secara sengaja
dengan mengkontraksikan muskulus sphincter eksternal, maka rasa
terdesak untuk defekasi secara berulang dapat menghasilkan rectum
meluas untuk menampung kumpulan feses.
b. Diet
Diet, pola atau jenis makanan yang dikomsumsi dapat mempengaruhi
proses defekasi. Makanan yanh memiliki kandungan serat tinggi dapat
membantu proses percepatan defekasi dan jumlah yang dikomsumsipun
dapat mempengaruhinya.
c. Asupan Cairan
Pemasukan cairan dalam tubuh membuat defekasi menjadi keras. Oleh
karena itu proses absorbs air yang kurang menyebabkan kesu.litan proses
defekasi.
d. Aktivitas
aktivitas dapat mempengaruhi proses defekasi karena melalui aktivitas
tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma dapat membantu kelancaran
proses defekasi.
e. Pengobatan
Pengobatan juga dapat mempengaruhi proses defekasi, seperti
penggunaan laksantif, atau antasida yang terlalu sering.
f. Gaya hidup
Kebiasaan atau gaya hidup dapat mempengaruhi proses defekasi. Hal ini
dapat kita jumpai pada seseorang yang memiliki gaya hidup
sehat/kebiasaan melakukan buang air besar ditempat yang bersih atau
toilet, etika seseorang tersebut buang air besar ditempat yanh terbuka
atau tempat yang kotor, maka akan mengalami kesulitan dalam proses
defekasi.
1. kONSTIPASI
Defenisi :
Konstipasi merupakan gejala, bukan penyakit yaitu menurunnya
frekwensi BAB disertai dengan pengeluaran feses yang sulit, keras, dan
mengejan. BB yang keras dapat menyebabkan nyeri pada rectum. Kondisi
ini terjadi karena feses berada diintestinal lebih lama, sehingga banyak air
diserap.
Etiologi/penyebab :
Kebiasaan BAB yang tidak teratur, seperti sibuk, bermain, pindah
tempat, dan lain-lain. Adapun penyebab dari konstipasi dapat dibedakan,
antara lain :
- Diet tidak sempurna/adekuat : Kerang serat ( daging, telur ),tidak ada
gigi,makanan berlemak, dan cairan kurang.
- Stress psikologik/kurang olahraga/aktivitas : berbaring lama
- Obat-obatan : Kodein, morfin, anti kolinergik, zat besi,penggunaan obat
pencahar/laksatif menyebabkan tonus otot intestinal kurang sehingga
reflex BAB hilang.
- Usia , perilstaltik menurun dan otot-otot elastisitas perut menurun
sehinggs menimbulkan konstipasi
- Penyakit-penyakit : obstruksi usus, paralitik usus, kecelakaan pada spinal
cord, tumor.
2. IMPACTION
Impaction merupakan akibat konstipasi yang tidak teratur,
sehingga tumpukan feses yang keras di rectum tidak bisa dikeluarkan.
Impaction berat, tumpukan feses sampai pada kolon sigmoid.
Penyebab :
- Kelemahan ( pasien yang dalam keadaan lemah )
- Bingung, gelisah, cemas
- Tidak sadar
- Konstipasi yang telah berulang
- Pemeriksaan tertentu yang dapat menyebabkan konstipasi
3. DIARE
Defenisi
Diare adalah Buang air besar yang berulang dengan frekwensi 3-4
kali sehari konsistensi cair dan feses tidak berbentuk.
Apakah penyebabnya
4. INKONTINENSIA FECAL
5. FLATULENS
6. HEMOROID
2. PENGERTIAN
Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi
panas dan hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan.Pusat
pengatur suhu tubuh adalah hipotalamus yang memonitor
temperatur darah yang dipompa keotak.Mengukur temperatur
tubuh pasien merupakan salah satu tugas perawat yang sering
dilakukan,kekerapannya menunjukkan pentingnya hubungan
antara mempertahankan temperatur tubuh yang benar dengan
homeostatis,skala temperatur yang paling sering digunakan dalam
praktek klinis adalah skala celcius.
4. PROSEDUR PEMERIKSAAN
Pengukuran suhu oral dianggap paling mudah dan aman, namun
kurang akurat. Penggunaan sering dilakukan pada :
a. Anak
b. Pasien dengan radang mulut
c. Pasien yang bernapas dengan mulut atau menggunakan
alat bantu napas.
Tujuan :
Mengetahui suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan
keperawatan dan membantu menegakkan diagnostik
Persiapan alat :
Baki berisi :
Termometer air raksa/digital siap pakai.
Bengkok
Kom berisi desinfektan,air bersih larutan sabun
Kain kasa atau kertas tissu dalam tempatnya
Handshoen
Buku catatan dan alat tulis
Prosedur Pelaksanaan :
Persiapan Alat :
Prosedur Pelaksananaan
Tujuan :
Mengetahui suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan
keperawatan dan membantu menegakkan diagnostik
Persiapan alat :
Baki berisi :
Termometer air raksa/digital siap pakai.
Bengkok
Kom berisi desinfektan,air bersih larutan sabun
Kain kasa atau kertas tissu dalam tempatnya
Handshoen
Buku catatan dan alat tulis
Prosedur Pelaksanaan :
5. Cek termometer apakah air raksa tepat pada angka nol /34-35̊
celcius,masukkan termometer ketengah ketiak dan silangkan
lengan pasien pada daerah sejajar dengan bahu.
6. Setelah 5-10 menit termometer diangkat dan langsung dibaca
dengan teliti,kemudian hasilnya dicatat pada buku catatan
7. Termometer dicelupkan kedalam larutan sabun lalu dilap
dengan potongan kertas tissu,kemudian dimasukkan dalam
larutan desinfektan selanjutnya dibersihkan dengan air bersih
lau dikeringkan.
8. Air raksa diturunkan kembali pada skala terendah dan
dikembalikan ketempat semula,serta siap dipakai ntuk pasien
selanjutnya.
2. PEMERIKSAAN NADI
1. LANDASAN TEORI
2. PENGERTIAN
Denyut nadi erat kaitannya dengan sistem Kardio
vaskuler.Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang
dirasakan dari proses pemompaan jantung. Jantung terletak di
dalam rongga mediastinum dari rongga dada (toraks), diantara
kedua paru.Atas ICS 2, garis sternum, ICS 4 dan garis axila
anterior
Denyut nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah didalam
pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung.
b. Ruang-ruang jantung
Atrium kanan
Atrium kiri
Ventrikel kanan
Ventrikel kiri
GAMBAR JANTUNG
Macam-Macam Sirkulasi
1. Sirkulasi Pulmonalal
2. Sirkulasi Sistemik
a. Arteri radialis
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba
diatas pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah
dan sering dipakai secara rutin
b. Arteri Brankialis
Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di
lipatan siku (fossa antekubital). Digunakan untuk mengukur
tekanan darah dan kasus cardiac arrest pada infant
c. Arteri Karotid
Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat
arteri karotid berjalan diantara trakea dan otot
sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi, kasus
cardiac arrest dan untuk memantau sirkulasi darah ke otak
d. arteri poplitea
terletak pada belakang lutut
e. arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada kaki
Prosedur perhitungan :
hitung nadi selama 1 menit
bila perhitungan selama 15 detik maka dikalikan 4 (empat)
bila perhitungan selama 30 menit maka dikalikan 2 (dua)
perhitungan perkalian hanya dilakukan pada frekuensi nadi yang
teratur
Faktor yg mempengaruhi TD :
1. Tolakan perifer
2. Gerakanmemompa oleh jantung
3. Volume darah
4. Kekentalan darah
5. Latihan fisik
6. Posisi tubuh
7. Makanan, minuman n obat – obatan
8. Lingkungan
9. Emosi
Lokasi pemeriksaan :
Lengan,sebaiknya lengan kiri karena dekat dengan jantung dan
hindari penempatan manset pd lengan yg terpasang infus,
terpasang shun arterivena, lenan yg mengalami fistula, trauma
dan tertutup gip/balutan
Pergelangan kaki bagian atas
4. PEMERIKSAAN PERNAPASAN
1. LANDASAN TEORI :
Seseorang dikatakan bernapas bila menghirup oksigen (O2)
dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2) melalui sistim
pernapasan. Bernapas dapat dalam dan dapat pula dangkal.
Pernapasan yang dalam akan mempunyai volume udara yang
besar, baik pada waktu tarik napas/ inspirasi/ inhalasi atau
2. PENGERTIAN
a. Pernapasan adl suatu pross kluar dan masukny udara
dalam paru-paru yang disertai dengan suatu keadaan
pertukaran gas O2 dengan CO2
b. Pernapasan luar adl proses penyerapan O2 dan
pengeluaran CO2 dari tubuh secara keseluruhan
c. Pernapasan dlm adalah proses pertukaran gas antara
jaringan dengan cairan sekitarnya
PENGELOLAAN AIRWAY
a. Sumbatan pangkal lidah
- chin lift
- jaw thrust
- jalan napas oropharynx
- jalan napas nasopharynx
- intubasi trachea/LMA
b. Bersihkan cairan (suction)
c. Airway surgical : jet insuflation, cricothyroidotomi
5. ANATOMI FISIOLOGI
Anatomi : Hidung.Faring,Laring trakea,Bronkus,Bronkeulus
Alveoli Paru – paru
Saluran Nafas Atas
1. Hidung
Terdiri atas bagian eksternal dan internal
• Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh
tulang hidung dan kartilago
• Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP
27
2. Faring
• Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba
yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke
laring
• Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring),
oral (orofaring), dan laring (laringofaring)
• Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada
traktus respiratorius dan digestif
3. Laring
• Laring atau organ suara merupakan struktur epitel
kartilago yang menghubungkan faring dan trakea
• Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :
1. Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi
ostium ke arah laring selama menelan
2. Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
3. Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea,
sebagian dari kartilago
membentuk jakun (Adam’s
apple)
4. Trakea
• Disebut juga batang tenggorok
• Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang
disebut karina
2. Bronkiolus
• Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi
bronkiolus
• Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang
memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak
terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas
3. Bronkiolus Terminalis
• Bronkiolus membentuk percabangan menjadi
4. Bronkiolus respiratori
• Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus
respiratori
• Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran
transisional antara jalan napas konduksi dan
jalan udara pertukaran gas
6. Alveoli
• Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2
• Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk
satu lembar akan seluas 70 m2
• Terdiri atas 3 tipe :
Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang
membentuk dinding alveoli
Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara
metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu
fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan
mencegah alveolar agar tidak kolaps)
Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang
merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja
sebagai mekanisme pertahanan
PARU
• Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut
• Terletak dalam rongga dada atau toraks
• Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi
jantung dan beberapa pembuluh darah besar
• Setiap paru mempunyai apeks dan basis
• Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura
interlobaris
• Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus
• Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen
sesuai dengan segmen bronkusnya
PLEURA
• Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan
elastis
• Terbagi mejadi 2 :
- Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
- Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru
• Dintara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis
pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua
permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk
mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru
• Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan
atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru
FISIOLOGI PERNAPASAN
Udara masuk kedalam rongga hidung, udara tersaring,
dihangatkan dan dilembapkan.pertikel-partikel debu yang kasar dapat
disaring oleh bulu-bulu hidung yang terdapat dalam lubang hidung
sedangkan pertikel halus akan terjerat dalam lapisan mukus sehingga
udara yg xmpe paring bbs debu n brsuhu mndekti shu tubh serta dg
klebabn 100 %. udara yg tlah mencapai trakea dan bila msh
mengandung partikel debu akan dTangkap oleh sekret2 dalnjutnya akan
dTeruskan kedalam paru2 dan melalui pembluh alveoli O2 dan CO2 tertukar
dan terjadilah proses pernapasan.
c. Hematokrit darah
d. Latihan (exercise)
2. Lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi
oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2,
sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu.
Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki
laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga
kedalaman pernapasan yang meningkat.
Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan
tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat
sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada
lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi
pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan
darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung
sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.
3. Gaya Hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman
pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay
oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu
pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi
penyakit paru.
4. Status Kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan
5. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan
kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan
dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat
narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan
kedalaman pernapasan.
. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
3. Riwayat perkembangan
a. Neonatus : 30 – 60 x/mnt
b. Bayi : 44 x/mnt
c. Anak : 20 – 25 x/mnt
d. Dewasa : 15 – 20 x/mnt
e. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun
.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang
mengalami masalah / penyakit yang sama.
5. Riwayat sosial
Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya :
merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-
faktor alergen dll.
6. Riwayat psikologis
Disini perawat perlu mengetahui tentang :
a. Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya
b. Pengaruh sakit terhadap cara hidup
• Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji heart rate/denyut nadi
apakah takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt, ataukah
bradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/mnt.
Juga perlu dikaji tekanan darah apakah hipertensi yaitu tekanan
darah arteri yang tinggi, ataukah hipotensi yaitu tekanan darah
arteri yang rendah.
Juga perlu dikaji tentang oksigenasi pasien apakah terjadi
anoxia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam jaringan
kurang atau tidak ada sama sekali, atau hipoxemia yaitu suatu
keadaan dengan jumlah oksigen dalam darah kurang, atau hipoxia
yaitu berkurangnya persediaan oksigen dalam jaringan otak
akibat kelainan internal atau eksternal, atau cianosis yaitu warna
kebiru-biruan pada mukosa membran, kuku atau kulit akibat
deoksigenasi yang berlebihan dari Hb, ataukah clubbing finger
yaitu membesarnya jari-jari tangan akibat kekurangan oksigen
dalam waktu yang lama.
Palpasi :
Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan,
massa, peradangan, kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.
Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui
sistem bronkhopulmonal selama seseorang berbicara. Normalnya
getaran lebih terasa pada apeks paru dan dinding dada kanan
karena bronkhus kanan lebih besar. Pada pria lebih mudah terasa
karena suara pria besar
Tekhniknya
Tekniknya :
Tujuannya :
• Untuk melepaskan larutan, benda padat, udara dari rongga
pleura atau rongga thoraks dan rongga mediastinum
• Untuk mengembalikan ekspansi paru dan menata kembali fungsi
normal kardiorespirasi pada pasien pasca operasi, trauma
Tipenya :
a. The single bottle water seal system
b. The two bottle water
c. The three bottle water
METODE PERHITUNGAN
Satu pernapasan adl satu kali menghirup napas dan satu kali
mengeluarkan napas (satu kali gerakan nak turun)
Pernapasan dihitung selama 30 detik lalu dikalikan 2 untuk
mendapatkan frekuensi pernapasantiap menit, pada keadaan normal
mungkin pernapasan hanya dihitung selama 15 detik lalu hasilx dikalikan 4
PEMERIKSAAN BIOMETRIAKA
1. Pemeriksaan BB
2. Permeiksaan TB
= (B – 100) x 90%
Anak (1 – 10 thn) = (umur thn X 2) + 8
bayi (0 – 12 thn) = (umur bln) : 2 + 4
Ket :
K = < 18,5 kg N = 18,5 – 24 kg OR =24 – 27 kg OS = 27 – 30 kg OB =
> 30 kg
4. Pemeriksaan elasitas kulit
Elastisitas kulit atau turgor menggambarkan keadaan
keseimbangan cairan tubuh . secara sederhana dengan
melakukan pemeriksaan turgor kulit . dapat diketahui derajat
kekurangan cairan tubuh ( dehidrasi ).
c) Beri tahu klien untuk memakai baju yang tdk tebal dan
melepas alas kaki
d) Bantu klien naik ketimbngan
e) Atur rasio berat
f) Bantu klien turun dr timbangan dna kembalikan
timbangan keposisi semula
2. Mengukr tinggi badan
a. Pengertian
Mengkur tinggi badan dgn alat pengukur
b. Tujuan
Mengetahui tinggi badan dan perkembangannya
Menentukan status nutrisi klien
c. Persiapan alat
Pita ukur
d. Prosedur pelaksanaan
Beri tahu klien
Bantu klien naik ketimbangan berdiri yg dilengkapi alat ukur
tinggi badan
Beritahu klien untuk menghadap keperawat/berhadapan
Beritahu klien untk berdiri tegak diatas timbangan
Ukur tinggi badan
Bantu klien turun dr timbangan dan kembalikan alat keposisi
semula.
PEMERKSAAN NEOROLOGI
1. Fungsi selebral
2. Fungsi nervus cranial
3. Fungsi motorik
4. Fungsi sensorik
5. Refleks
1. Fungsi selebral :
Keadaan umum, tingkt ksadran yg umumx dKembngakan dg Glasgow
coma scala (GCS) :
1. Drajat kesadaran :
a. Sadar : dpt brerorientasi dan berkomunikasi
b. Somnolen : dpt dGugah dg berbagai stimulasi,breaksi
scara M/V kmudian tertidur lagi, glisah/tnang
c. Stupor : grakn spontn, menjawab secara reflek pd
rangsangn nyeri, pendengaran dgn suara penglihtan kuat, V
terbatas pd satu atau dua kata saja, non verbal dng
menggunakan kepala
d. Semi koma : tdk trdapat respon V, reaksi rangsangn kasar
dan ada yg menghindar
ex ; menghindari tusukan
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP
46
2. Kualitas kesadaran :
a. Compos mentis (CM) : breaksi secara adekuat
b. Abstensia drowsy (ksadaran tumpul) : tdk tidur n tdk bgitu
waspada, perhatian terhadap skeliling brkurang, cendrung
mengantuk
c. Confused (bingung) : disorientasi tempa, waktu, orang
d. Delerium : mental dan kacau, halusinasi
e. Apatis : tdk tidur, acuh tak acuh,tdk bicara, pandangn
hampa
7. Fungsi motorik :
Otot
ukuran otot : atropi/hipertropi
tonus : kekejangan, kekakuan, kelemahan
kekuatan : fleksi, ekstensi,abduksi, adduksi.
Gait (keseimbangan) : dgn rombergs tes
8. Fungsi sensorik :
# Tes :
nyeri
suhu
raba halus
gerak
getar
tekan
refered pain (cubit)
9. Fungsi refleks :
reflek superfisial
reflek gluteal (pantat)/panggul
carax : goreskn/tusukan daerah gluteal
respon : gerakn reflek torik otot gluteal ipsi lateral
Reflek tendon/periosteum
reflek patela cara : ketuk pd tendon patella
respon : plantar fleksi cz kontraksi m.Quadrisep
femoris
Reflek patologis
a. babinsky
cara : penggoresan tlapak kki bagian lateral dr posterior ke
anterior
respon : ekstensi ibu jari kaki n pengembangan jari-jari kki
lainx
a. A. gordo
cara : penekanan betis secara keras
respon : spt babinsky
b. Rossolimo
cara :mengetukkan pd tlapk kaki
e. palmo-mental refleks
cara : goreskn ujung pena pd tlapak tangan
respon : kontraksi otot mntalis
PEMERIKSAAN
TANDA-TANDA VITAL