Anda di halaman 1dari 50

1

KEBUTUHAN ELIMINASI

Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa


urine atau alvi ( buang air besar ).Kebutuhan eliminasi terdiri dari atas 2, yakni
eliminasi urine ( kebutuhan buang air kecil ) dan eliminasi alvi ( kebutuhan buang
air besar ).

Kebutuhan Eliminasi Urine

Organ yang berperan dalam Eliminasi urine

a. Ginjal
Merupakan organ retroperitoneal ( di belakang selaput perut ) yang
terdiri atas ginjal sebelah kanan dan kiri tulang punggung. Ginjal
berperan sebagai pengatur komposisi dan volume cairan dalam tubuh

b. Kandung Kemih ( Bladder, Buli-buli )


Merupakan sebuah kantung yang terdiri dari otot halus yang berfungsi
sebagai penampung air seni ( urine ).

c. Merupakan organ yang berfungsi untuk menyalurkan urine kebagian


luar.

Proses Berkemih

Urine normal adalah pengeluaran cairan yang prosesnya tergantung


pada fungsi organ-organ eliminasi seperi ginjal, ureter, bledder dan
urethra.
Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria ( kandung
kemih ).Vesika urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf bila
urinaria berisi ±250-450 cc ( pada orang dewasa ) dan 2oo-250 cc ( pada
anak-anak ).

Komposisi Urine
a. Air 96%
b. Larutan 4% :
Larutan Organik : Urea, Amonia, Keratin dan Asam Urat
Larutan Anorganik : Natrium ( Sodium ), Klorida, Kalium ( potassium
), Sulfat, Magnesium, Fosfor. Natrium klorida merupakan garam
anorganik yang paling banyak.

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


2

Faktor- faktor yang mempengaruhi Eliminasi Urine


a. Diet dan Asupan
Jumlah dan tipe makanan merupakan factor utama yang mempengaruhi
output urine ( jumlah urine ). Protein dan natrium dapat menentukan
jumlah urine yang dibentuk. Selain itu minum kopi juga dapat
menigkatkan pembentukan urine.

b. Respon keinginan awal untuk berkemih


Kebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk berkemih dapat
menyebabkan urine banyak tertahan di vesika urinaria, sehingga
mempengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah pengeluaran urine.

c. Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
eliminasi. Hal ini terkait dengan tersedianya fasilitas toilet.

d. Stress dan psikologis


Meningkatnya stress dapat meningkatkan frekwensi keinginan
berkemih. Hal ini karena meningkatnya sensitivitas untuk keinginan
berkemih dan jumlah urine yang di produksi.

e. Tingkat perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat mempengaruhi
pola berkemih. Hal tersebut dapat ditemukan pada anak, yang lebih
mengalami kesulitan untuk mengontrol buang air kecil. Namun
kemampuan dalam mengontrol buang air kecil meningkat dengan
bertambahnya usia.

f. Kondisi Penyakit
Kondisis penyakit dapat mempengaruhi produksi urine, seperi Diabetes
Meliyus ( DM ) dan gagal ginjal.

g. Tingkat Aktivitas
Eliminasi urine memerlukan tonus otot vesika urinaria yang baik untuk
sphincter. \Kemampuan tonus otot didapatkan dengan beraktivitas.
Hilangnya tonus otot vesika urinaria dapat menyebabkan tidak
terkontrolnya keinginan berkemih.

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


3

h. Sosiokultural
Budaya dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine,
seperti adanya kultur Pada masyarakat tertentu yang melarang untuk
buang air kecil di tempat tertentu.

i. Kebiasaan Seseorang
Seseorang yang memiliki kebiasaan berkemih ditoilet, biasanya
mengalami kesulitan untuk berkemih dengan/memakai urinal/pot urine
bila dalam keadaan sakit.

j. Tonus Otot
Tonus otot yang berperan penting dalam proses berkemah adalah otot
kandung kemih, otot abdomen, dan pelvis., Ketiganya sangat berperan
dalam kontraksi sebagai pengontrolan pengeluaran urine.

k. Pembedahan
Pembedahan berefek menurunkan filtrasi glomerulus sebagai dampak
dari pemberian obat anestesi sehingga menyebabkan penurunan jumlah
produksi urine.

l. Pengobatan
Pemberian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya
peningkatan atau penurunan proses perkemihan.

m. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic ini juga dapat mempengaruhi kebutuhan
eliminasi urine, khususnya prosedur-prosedur yang berhubungan
dengan tindakan pemeriksaan saliran kemih seperti Ontra Venous
Pyelogram ( IVP ).

Gangguan / masalah kebutuhan Eliminasi Urine

a. Retensi Urine, merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih akibat


ketidakmampuan kandung kemih untuk mengosongkan lambung.

b. Inkontinensia urine, merupakan ketidakmampuan otot sphincter eksternal


sementara atau menetap unuk mengontrol ekskresi urine.

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


4

c. Enuresis, merupakan ketidaksanggupan menahan kemih ( mengompol )


yang diakibatkan tidak mampu mengontrol sphincter eksterna ( sering
terjadi pada anak).

d. Perubahan pola eliminasi urine, merupakan keadaan seseorang yng


mengalami gangguan pola eliminasi urine karena obstruksi anatomis,
kerusakan motorik sensorik, dan infeksi saluran kemih. Perubahan
eliminasi terdiri dari : Frekwensi, Urgensi, Disuria, Poliuria, Urinaria supresi.

Tindakan Mengatasi Masalah Eliminasi

a. Pengumpulan urine untuk bahan pemeriksaan


b. Menolong buang air kecil dengan menggunakan urinal
c. Melakukan kateterisasi

KEBUTUHAN ELIMINASI ALVI

Anatomi Fisiologi Saluran Cerna

Secara normal, makanan dan minuman yang masuk kedalam tubuh


manusia melalui mulut dikunyah ( jika dalam bentuk padat ), didorong kefaring
oleh lidah dan ditelan dengan reflex otomatis dari oesophagus kedalam
lambung. Pencernaan berawal dari mulut dan berakhir di usus kecil walaupun
cairan akan melanjutkannhya sampai direabsorbsi di kolon.

Anatomi Fisiologi saluran pencernaan terdiri atas :

1. Mulut
Gigi berfungsi untuk menghancurkan makanan pada awal proses
pencernaan. Mengunyah dengan baik dapat mencegah terjadinhya luka
parut pada permukaan saluran pencernaan. Setelah dikunyah lidah
mendorong gumpalan makanan kedalam faring, dimana makanan bergerak
ke oesophagus bagian atas dan kemudian ke bawah didalam lambung.

2. Oesophagus
Oesophagus adalah sebuah tube yang panjan. Sepertiga bagian atas adalah
terdiri dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin.

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


5

Permukaannya diliputi selaput mukosa yang mengeluarkan secret mukoid


yang berguna untuk perlindungan.

3. Lambung/Gaster
Gumpalan makanan yang memasuki lambung, dengan bagian porsi
terbesar dari saluran pencernaan. Pergerakan makanan melalui lambung
dan usus dimungkinkan dengan adanya perilstaltik, yaitu gerakan kontraksi
dan relaksasi secara bergantian dari otot yang mendorong substansi
makanan dalam gerakan yang menyerupai gelombang. Pda saat makanan
bergerak kearah sphincter pylorus pada ujung distal lambung, gelombamg
perilstaltik meningkat. Kini gumpalan lembek makanan telah menjadi
substansi yang disebut chime. Chyme ini dipompa melalui sphincter pylorus
kedalam duodenum. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk
mengosongkan kembali lambung setelah makan adalah 2 sampai 6 jam.

4. Usus Kecil
Usus kecil ( usus halus ) mempunyai 3 bagian, yaitu :
- Duodenum yang berhubungan langsung dengan lambung
- Jejenum atau bagian tengah
- Ileum

5. Usus Besar ( Colon )


Kolon orang dewasa, panjangnya ± 125 – 150 cm atau 50 – 60 inch, terdiri
atas :
- Sekum yang berhubungan langsung dengan usus kecil
- Kolon terdiri dari kolon asenden, transversum, desenden dan sigmoid
- Rektum, 10 – 15 cm / 4 – 6 inch.
Fisiologi usus besar yaitu bahwa usus besar tidak ikut serta dalam
pencernaan/absorbs makanan. Bila isi usus halus mencapai sekum, maka
semua zat makanan telah diabsorbsi dan samapai isisnya cair ( disebut
chyme ). Selama perjalanan didalam kolonb ( 16 – 20 jam ) isinya menjadi
makin padat karena air di absorbs dan samapai di rectum feses bersifat
padat – lunak.
Fungsi utama usus besar ( kolon ), yaitu :

a. Menerima chyme dari lambung dan mengantarkannya kearah bagian


selanjutnya untuk mengadakan absorbs/penyerapan baik air, nutrient,
dan garam empedu.

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


6

6. Mengeluarkan mucus yang berfungsi sebagai protektif sehingga akan


melindungi dinding usus dari aktivitas bakteri dan trauma asam yang
dihasilkan feses, sebagai tempat penyimpanan sebelum feses dibuang.

7. Anus / Anal / Orifisium eksternal


Panjangnya ± 2,5 – 5 cm atau 1 – 2 inch, mempunyai 2 sphincter yaitu
internal ( involunter ) dan eksternal ( volunteer ).

Fisiologi Defekasi

Defekasi adalah pengeluaran fese dari anus dan rectum. Hal ini juga
disebut Bowel Movement. Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat
bervariasi dari beberapa kali perhari sampai 2 atau 3 kali seminggu.
Banyaknya feses juga bervariasi setiaporang. Ketika gelombang perilstaltik
mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan rectum, saraf sensoris dalam
rectum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap kebutuhan untuk
defekasi.
Defekasi biasanya dimulai ole 2 refleks, yaitu :
a. Refliks defekasi intrinstik
Ketika feses masuk kedalam rectum, pengembangan dinding rectum
member suatu signal yang menyebar melalui fleksus mesentrikus untuk
memulai gelombang perilstaltik pada colon desendens, colon sigmoid, dan
didalam rectum. Gelombang ini menekan feses kearah anus. Begitu
gelombang perilstaltik mendekati anus, sphincter anal interna tidak
menutup dan bila sphincter eksternal tenang maka feses keluar.

b. Refl;eks defekasi parasimpatis


Ketika serat saraf dalam rectum dirangsang, signal diteruskan ke spinal
cord ( sacral 2 – 4 ) dan kemudian kembali kekolon desenden, kolon
sigmoid dan rectum. Sinyal-sinyal parasimpatis ini meningkatkan
gelombang perilstaltik, melemaskan sphincter anus internal dan
meningkatkan reflex defekasi instrinsik. Sphincter anus individu duduk di
toilet atau bedpan, sphinctert anus eksternal tenang dengan sendirinya.
Pengeluaran feses dibantu oleh kontraksi otot-otot perut dan diafragma
yang akan meningkatkan tekanan abdominial dan oleh kontraksi muskulus
levator ani pada dasar panggul yang menggerakkan feses melalui saluran
anus.
Defekasi normal dipermudah dengan refleksi paha yang meningkatkan
tekanan didalam perut dan posisi duduk yang meningkatkan tekanan
kebawah kearah rectum.

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


7

Jika reflex defekasi diabaikan atau jika defekasi dihambat secara sengaja
dengan mengkontraksikan muskulus sphincter eksternal, maka rasa
terdesak untuk defekasi secara berulang dapat menghasilkan rectum
meluas untuk menampung kumpulan feses.

Faktor - faktor yang mempengaruhi Defekasi


a. Usia
Setiap tahap perkembangan/Usia memiliki kemampuan mengontrol proses
defekasi yang berbeda.

b. Diet
Diet, pola atau jenis makanan yang dikomsumsi dapat mempengaruhi
proses defekasi. Makanan yanh memiliki kandungan serat tinggi dapat
membantu proses percepatan defekasi dan jumlah yang dikomsumsipun
dapat mempengaruhinya.

c. Asupan Cairan
Pemasukan cairan dalam tubuh membuat defekasi menjadi keras. Oleh
karena itu proses absorbs air yang kurang menyebabkan kesu.litan proses
defekasi.

d. Aktivitas
aktivitas dapat mempengaruhi proses defekasi karena melalui aktivitas
tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma dapat membantu kelancaran
proses defekasi.

e. Pengobatan
Pengobatan juga dapat mempengaruhi proses defekasi, seperti
penggunaan laksantif, atau antasida yang terlalu sering.

f. Gaya hidup
Kebiasaan atau gaya hidup dapat mempengaruhi proses defekasi. Hal ini
dapat kita jumpai pada seseorang yang memiliki gaya hidup
sehat/kebiasaan melakukan buang air besar ditempat yang bersih atau
toilet, etika seseorang tersebut buang air besar ditempat yanh terbuka
atau tempat yang kotor, maka akan mengalami kesulitan dalam proses
defekasi.

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


8

Berbagai masalah dalah Eliminasi Fecal

Adapun beberapa masalah dalam Eliminasi Fecal yang sering kita


jumpai dalam kehidupan sehari- hari adalah sebagai berikut :

1. kONSTIPASI

Defenisi :
Konstipasi merupakan gejala, bukan penyakit yaitu menurunnya
frekwensi BAB disertai dengan pengeluaran feses yang sulit, keras, dan
mengejan. BB yang keras dapat menyebabkan nyeri pada rectum. Kondisi
ini terjadi karena feses berada diintestinal lebih lama, sehingga banyak air
diserap.

Etiologi/penyebab :
Kebiasaan BAB yang tidak teratur, seperti sibuk, bermain, pindah
tempat, dan lain-lain. Adapun penyebab dari konstipasi dapat dibedakan,
antara lain :
- Diet tidak sempurna/adekuat : Kerang serat ( daging, telur ),tidak ada
gigi,makanan berlemak, dan cairan kurang.
- Stress psikologik/kurang olahraga/aktivitas : berbaring lama
- Obat-obatan : Kodein, morfin, anti kolinergik, zat besi,penggunaan obat
pencahar/laksatif menyebabkan tonus otot intestinal kurang sehingga
reflex BAB hilang.
- Usia , perilstaltik menurun dan otot-otot elastisitas perut menurun
sehinggs menimbulkan konstipasi
- Penyakit-penyakit : obstruksi usus, paralitik usus, kecelakaan pada spinal
cord, tumor.
2. IMPACTION
Impaction merupakan akibat konstipasi yang tidak teratur,
sehingga tumpukan feses yang keras di rectum tidak bisa dikeluarkan.
Impaction berat, tumpukan feses sampai pada kolon sigmoid.

Penyebab :
- Kelemahan ( pasien yang dalam keadaan lemah )
- Bingung, gelisah, cemas
- Tidak sadar
- Konstipasi yang telah berulang
- Pemeriksaan tertentu yang dapat menyebabkan konstipasi

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


9

Adapun tanda-tanda yang tampak yaitu, tidak BAB, anoraksia,


kembung/kram, dan nyeri rectum.

3. DIARE

Defenisi

Diare adalah Buang air besar yang berulang dengan frekwensi 3-4
kali sehari konsistensi cair dan feses tidak berbentuk.

Apakah penyebabnya

Diare banyak disebabkan oleh kuman dan keracunan makanan

Tanda dan gejala

- Kadang disertai panas / Demam


- Malas makan
- Gelisah
- Dehidrasi
- Berak terus menerus kadang disertai muntah
- Kesadaran menurun

4. INKONTINENSIA FECAL

Inkontinensia fecal merupakan suatu keadaan tidak mampu


mengontrol BAB dan udara dari anus, BAB encer dan jumlahnya banyak.
Umumnya disertai dengan gangguan funsi sphincter anal, penyakit
neuromuskuler, trauma spinal cord, dan tumor sphincter anak eksternal.
Pada situsi tertentu secara mental pasien sadar akan kebutuhan BAB, tapi
tidak menyadari secara fisik, sehingga pemenuhan kebutuhan dasar pasien
tergantung pada keluarga dan perawat.

5. FLATULENS

Flatulens merupakan gas pada lumen intestinal, dinding usus


meregang dan distended, merasa penuh, nyeri dan kram. Biasanya gas
keluar melalui mulut ( sendawa ) atau anus ( flatus ). Hal-hal yang
menyebabkan peningkatan gas di usus adalah pemecahan makanan oleh
bakteri yang menghasilkan gas metan, pembusukan di usus yang
menghasilkan CO2. Makanan penghasil gas seperti bawang dan kembang
kol.
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP
10

6. HEMOROID

Hemoroid merupakan dilatasi pembengkakan vena pada dinding


rectum baik interna maupun eksternal. Hal ini terjadi pada defekasi yang
keras, kehamilan, gagal jantung, dan penyakit hati menahun. Perdarahan
dapat terjadi dengan mudah jika dinding pembuluh darah regang. Jika
terjadi inflamasi dan pengerasan maka pasien merasa panas dan gatal.
Kadang-kadang BAB dilupakan oleh pasien, karena saat BAB menimbulkan
nyeri. Akibatnya pasien mengalami konstipasi.
Tindakan mengatasi masalah eliminasi Alvi :
a. Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan
b. Membantu pasien buang air besar dengan pispot
c. Memberikan huknah rendah
d. Memberikan huknah tinggi
e. Memberikan gliserin
f. Mengeluarkan feses dengan jari.

1. PEMERIKSAAN SUHU TUBUH


1. LANDASAN TEORI
Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme
di dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi
melalui metabolisme darah. Keseimbangan suhu harus diatur dalam
pembuangan dan penyimpanannya di dalam tubuh yang diatur oleh
hipotalamus.
Terdapat berbagai keadaan dimana mekanisme regulasi
temperatur tidak lagi efektif misalnya:
a. Hipotermi
Disebabkanoleh cedera pada lingkungan yang
dingin,tenggelam diair yang dingin atau paparan suhu
dingin jangka panjang tanpa pakaian pelindung yang
adekuat.
b. Hipertermia
Keadaan dimanatemperatur inti tubuh meningkat sampai suatu
titik dimana terjadi kerusakan total mekanisme regulasi

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


11

temperatur tubuh yangbila tidak diintervensi dapat menyebabkan


kematian.

2. PENGERTIAN
Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi
panas dan hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan.Pusat
pengatur suhu tubuh adalah hipotalamus yang memonitor
temperatur darah yang dipompa keotak.Mengukur temperatur
tubuh pasien merupakan salah satu tugas perawat yang sering
dilakukan,kekerapannya menunjukkan pentingnya hubungan
antara mempertahankan temperatur tubuh yang benar dengan
homeostatis,skala temperatur yang paling sering digunakan dalam
praktek klinis adalah skala celcius.

Produksi panas yang dihasilkan tubuh antara lain berasal dari :

 Metabolisme dari makanan ( Basal Metabolic Rate)


 Olahraga
 Shivering atau kontraksi otot skelet
 Peningkatan produksihormon tiroksinmeningkatkanmetabolisme
seluler )
 Proses penyakit infeksi
 Termogenesis kimiawi ( rangsangan langsung dari norepinefrin
dan efinefrin atau dari rangsangan langsung simpatetik )

Proses hilangnya panas tubuh :


Terdapat empat cara proses hilangnya panas tubuh:
a. Radiasi
adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lain tanpa
melalui kontak langsung. Benda yang panas,terutama diatas 100
derajat celcius akan memancarkan sinar(sinar infra merah) yang
bila mengenai benda lain akan diabsorbsi dan menyebabkan
peningkatan temperatur.contoh yang jelas adalah efek
pemanasan dari sinar matahari.
b. Konduksi
adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lainnya
melalui kontak langsung,karena adanya tumbukan antar molekul
maka terjadi transfer energi panas melalui zat tersebut
ex : ini dibuktikan jika anda mengambil panci panas yang

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


12

mempunyai pegangan logam dibandingkan dengan panci


panas yang mempunyai pegangan kayu atau plastik.
c. Konveksi
adalah pemindahan panas yang timbul akibat adanya pergerakan
udara. Pergerakan ini terjadi jika suatu fluida
dipanaskan,kepadatannya berkurang ,kemudian mengalir ke atas
dan digantikan fluida yang lain yang lebih dingin dan
menyebabkan arus konveksi.
Ex : udara yang berdekatan dengan badan akan menjadi hangat
Efek ini jg dapat dilihat jika air dipanaskan dalam ketel listrik
atau panci sehingga pergerakan air dapat terlihat.
d. Evaporisasi
adalah pemindahan panas yang terjadi melalui proses
penguapan.
Ex : pernapasan dan respiration dari kulit.
keringat meningkatkan pengeluaran panas tubuh

Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh :


a. Umur
b. Aktifitas tubuh
c. Jenis Kelamin
d. Perubahan emosi
e. Perubahan Cuaca
f. Makanan, minuman
g. Rokok n obat2an

3. LOKASI PEMERIKSAAN SUHU TUBUH


Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dibeberapa tempat yaitu :
a. di mulut (oral),
b. anus (rectal),
c. ketiak (axilla)
d. telinga ( auricular )

Alat pengukur suhu tubuh :


Secara umum pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer
kaca (glass thermometers) dan termometer digital, Skala yang sering
digunakan adalah termometer skala Celcius ( Centigrade) yang
mempunyai skala dengan titik beku air 0 derajat Celcius dan titik
didih 100 derajat Celcius.
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP
13

4. PROSEDUR PEMERIKSAAN
Pengukuran suhu oral dianggap paling mudah dan aman, namun
kurang akurat. Penggunaan sering dilakukan pada :
a. Anak
b. Pasien dengan radang mulut
c. Pasien yang bernapas dengan mulut atau menggunakan
alat bantu napas.

 Mengukur Suhu Oral


Pengertian : Mengukur suhu tubuh dengan menggunakan
termometer yang di tempatkan di mulut

Tujuan :
Mengetahui suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan
keperawatan dan membantu menegakkan diagnostik

Persiapan alat :
Baki berisi :
 Termometer air raksa/digital siap pakai.
 Bengkok
 Kom berisi desinfektan,air bersih larutan sabun
 Kain kasa atau kertas tissu dalam tempatnya
 Handshoen
 Buku catatan dan alat tulis

Prosedur Pelaksanaan :

1. Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan


2. Bawa alat ke dekat pasien
3. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
4. Anjurkan klien untuk membuka mulut
5. Tempatkan termometer di bawah lidah klien dalam kantung
sublingual lateral ke tengah rahang bawah

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


14

6. Minta klien untuk menahan termometer dengan bibir terkatup


dan hindari penggigitan,jika klien tidak mampu menahan
termometer dalam mulut,pegangi termometer.
7. Biarkan termometer ditempat tersebut selama 2-3 menit.jika
digital sampai sinyal terdengar dan petunjuk digit dapat
terbaca.
8. Keluarkan termometer dengan hati-hati,baca tingkat air raksa
dengan teliti dan hasilnya dicatat
9. Peralatan dibersihkan ,dibereskan,trunkan tingkat air raksa
pada skala awal,dan kembalikan ketempat semula.

 Mengukur Suhu Rektal

Persiapan Alat :

 Termometer air raksa/digital siap pakai.


 Bengkok
 Kom berisi desinfektan,air bersih larutan sabun
 Kain kasa atau kertas tissu dalam tempatnya
 Handshoen
 Buku catatan dan alat tulis

Prosedur Pelaksananaan

1. Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan


2. Bawa alat ke dekat pasien
3. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
4. Pasanag tirai ruangan/sampiran.
5. Buka pakaian yang menutupi bokong klien
6. Atur posisi klien
Dewasa : Sim atau miring dan kaki sebelah atas ditekuk
kearah perut
Bayi/anak : tengkurap / terlentang
7. Pakaian pasien diturunkan sampai bawah bokong.
8. Cek termometer apakah air raksa tepat pada angka nol /34-35̊
celcius lalu reservoarnya diolesi dengan vaselin,selanjutnya
dimasukkan melalui anus sampai batas reservoar air raksa.

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


15

9. Posisi termometer dijaga jangan sampai berubah dengan


meletakkan telapak tangan pada sisi bokong pasien bagian
atas.
10.Setelah 3-5 menit,termometer dikeluarkan dengan hati-
hati,dilap dengan kasa desinfektan kemudian dibaca dengan
teliti dan hasilnya dicatat
12.Bersihkan area anal dari pelumas dan rapikan klien.
13. Peralatan dibersihkan ,dibereskan,trunkan tingkat air raksa
pada skala awal,dan kembalikan ketempat semula.

 Mengukur suhu axilla/ketiak


Pengertian : Mengukur suhu tubuh dengan menggunakan
termometer yang di tempatkan di mulut

Tujuan :
Mengetahui suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan
keperawatan dan membantu menegakkan diagnostik

Persiapan alat :
Baki berisi :
 Termometer air raksa/digital siap pakai.
 Bengkok
 Kom berisi desinfektan,air bersih larutan sabun
 Kain kasa atau kertas tissu dalam tempatnya
 Handshoen
 Buku catatan dan alat tulis

Prosedur Pelaksanaan :

1. Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan


2. Bawa alat ke dekat pasien
3. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
4. Bantu klien untuk duduk/posisi baring terlentang,buka lengan
baju pasien bila perlu ketiak harus dikeringkan terlebih dahulu.

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


16

5. Cek termometer apakah air raksa tepat pada angka nol /34-35̊
celcius,masukkan termometer ketengah ketiak dan silangkan
lengan pasien pada daerah sejajar dengan bahu.
6. Setelah 5-10 menit termometer diangkat dan langsung dibaca
dengan teliti,kemudian hasilnya dicatat pada buku catatan
7. Termometer dicelupkan kedalam larutan sabun lalu dilap
dengan potongan kertas tissu,kemudian dimasukkan dalam
larutan desinfektan selanjutnya dibersihkan dengan air bersih
lau dikeringkan.
8. Air raksa diturunkan kembali pada skala terendah dan
dikembalikan ketempat semula,serta siap dipakai ntuk pasien
selanjutnya.

2. PEMERIKSAAN NADI
1. LANDASAN TEORI

Denyut ini dapat dirasakan dengan palpasi yaitu dengan


menggunakan ujung jari tangan disepanjang jalannya
pembuluhdarah arteri, terutama pada tempat- tempat tonjolan
tulang dengan sedikit menekan diatas pembuluh darah arteri.

2. PENGERTIAN
Denyut nadi erat kaitannya dengan sistem Kardio
vaskuler.Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang
dirasakan dari proses pemompaan jantung. Jantung terletak di
dalam rongga mediastinum dari rongga dada (toraks), diantara
kedua paru.Atas ICS 2, garis sternum, ICS 4 dan garis axila
anterior
Denyut nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah didalam
pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung.

a. Struktur anatomik jantung


 Dinding jantung 3 lapisan : Lapisan luar disebut epikardium
(perikardium viseralis
 Lapisan tengah miokardium

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


17

 Lapisan dalam endokardium

b. Ruang-ruang jantung
 Atrium kanan
 Atrium kiri

 Ventrikel kanan
 Ventrikel kiri

 GAMBAR JANTUNG

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


18

Macam-Macam Sirkulasi
1. Sirkulasi Pulmonalal

Darah mengalir dari Kapiler dan bersatu membentuk venula


 kemudian ke vena  lalu ke vena Kava (inferior dan

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


19

superior)  terus menglir masuk ke atrium kanan jantung


 lalu mengalirke ventrikel kanan melalui katup
trikuspidalis  selanjutnya dipompa ke arteri pulmonalis
malalui katup pulmonal menuju paru –paru untuk terjadinya
pertukaran gas

2. Sirkulasi Sistemik

Darah yg teroksigenasi mengalir ke atrium kiri melalui vena


pulmonalis  kemudian darah masuk ke ventrikel kiri
melalui katup mitralis  selanjutnya darah dipompa ke
aorta melalui katup aorta  lalu darah mengalir menuju
arteri  terus ke arteriol lalu ke kapiler untuk terjadinya
metabolisme pada tingkat sel

3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DENYUT NADI :


a. Cemas dan stres
b. Penyakit trutama penyakit cardio vascular
c. suhu
d. aktivitas dan olah raga
e. makanan dan minuman
f. umur dan jenis kelamin

Lokasi pemeriksaan nadi :

a. Arteri radialis
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba
diatas pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah
dan sering dipakai secara rutin
b. Arteri Brankialis
Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di
lipatan siku (fossa antekubital). Digunakan untuk mengukur
tekanan darah dan kasus cardiac arrest pada infant

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


20

c. Arteri Karotid
Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat
arteri karotid berjalan diantara trakea dan otot
sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi, kasus
cardiac arrest dan untuk memantau sirkulasi darah ke otak
d. arteri poplitea
terletak pada belakang lutut
e. arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada kaki

Alat yg digunakan untuk memeriksa nadi :


a,.Stethoscope (auskultasi)
b. Jeri-jari tangan (palpasi)

Prosedur perhitungan :
hitung nadi selama 1 menit
bila perhitungan selama 15 detik maka dikalikan 4 (empat)
bila perhitungan selama 30 menit maka dikalikan 2 (dua)
perhitungan perkalian hanya dilakukan pada frekuensi nadi yang
teratur

3. CARA MENGHITUNG NADI


a. Pengertian
Menghitng frekensi dnyut nadi loncatan aliran darah yg dpat
teraba pada berbagai ti2k tbh)melali perabaan pd nadi.
b. Tujuan
 Menghitung jumlah denyut nadi dalam satu menit
 Mengetahui keadaan umum klien
 Mengetahui integritas sistem kardiovaskuler
 Mengikuti perjalanan penyakit
c. Dilakukan pada klien yg baru masuk untuk dirawat,pada klien yg
sdng dirawat,sewaktu2 sesuai kebutuhan klien.
d. Persiapan alat
 Arloji tangan dgn jarm detik ata layar digital atau polsteller
 Buku catatan dan alat tulis
e. Prosedur pelaksanaan
 Tempatkan alat didekat klien

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


21

 Jelaskan tindakan yg akan dilakukan beserta tujuannya


 Cuci tangan
 Bantu klien keposisi terlentang atau duduk
Jika terlentang, letakkan tangannya menyilang didada bawah
nya dengan pergelangan terbuka dan telapak tangan kebawah
Jika dudk tekk sikunya 90 derajat dan sangga lengan bawahnya
di atas kursi atau tangan pemeriksa,julurkan pergelangan dgn
telapak tangan kebawah.
 Tempatkan 2 atau 3jari tangan pemeriksa diatas lekukan radial
searah ibu jari,sisi dalam pergelangan tangan klien.
 Berikan tekanan ringan diatas radius, abaikan denyutan awal
kemudian rilekskan tekanan sehingga denyutan menjadi
mudah dipalpasi.(nadi lbh akurat dikaji dgn tekanan
sedan,.penekanan yg terlalu kuat akn menghambat nadi dan
mengganggu aliran darah)
 Saat denyutan teratur mulai menghitung frekuensi denyut
nadi,dgn menggunakan jam tangan berjarum detik.
 Jk denyt teratur hitung slm 30 detik dan hasilnya kalikan 2
 Jl denyut tdk teratur,dan pada klien yg baru pertama kali
dilakukan pemeriksaan hitung slm satu menit penuh
 Kaji kekuatan , irama, dan kesetaraan denyut
 Bantu klien kepossisi yg nyaman
 Cuci tangan
 Dokumentasikan pd catatan perawatan

3. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH


1. LANDASAN TEORI :
Pemeriksaan tekanan darah diperoleh dari pengkuran pada
sirkulasi arteri. Aliran darah akibat pemompaan jantung
menimbulkan gelombang yaitu gelombang tinggi yang disebut
tekanan systole dan gelombang pada titik terendah yang
disebut tekanan diastole.

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


22

Satuan Tekanan darah dinyatakan dalam millimeter air raksa


(mm hg).
2. PENGERTIAN :
tekanan darah adalah kecepatan aliran darah pada persatuan
dinding pada pembuluh darah sebagai akibat dari kontraksi
jantung.

Faktor yg mempengaruhi TD :
1. Tolakan perifer
2. Gerakanmemompa oleh jantung
3. Volume darah
4. Kekentalan darah
5. Latihan fisik
6. Posisi tubuh
7. Makanan, minuman n obat – obatan
8. Lingkungan
9. Emosi

Lokasi pemeriksaan :
Lengan,sebaiknya lengan kiri karena dekat dengan jantung dan
hindari penempatan manset pd lengan yg terpasang infus,
terpasang shun arterivena, lenan yg mengalami fistula, trauma
dan tertutup gip/balutan
Pergelangan kaki bagian atas

Alat yang digunakan :


1) Stethoscope,Bagian-bagiannya terdiri dari:
a. gagang
b. selang penghubung
c. bel n diafragma

2) Sphygmanometer ( digital n air raksa )bagiannya tediri dari


a. manometer air raksa n klep pembuka pnutup
b. manset pengisi udara
c. selang dari karet
d. pompa udara dari karet n secrup pmbuka pnutup

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


23

3. CARA MENGUKUR TEKANAN DARAH


a. Pengertian
Melakukn pengukran tekanan darah (hasil dari curah j
jantung dan tahanan pemblh perifer)dgn menggunakan
sfigmomanometer.
b. Mengetahui keadaan homodinamik dan keadaaan kesehatan
secar menyeluruh.
c. Dilakukan pd klien yg baru dirawat,klien yg sdng dalam
perawatan,dan klien yg sesuai kebuthan
d. Persiapan alat
Baki berisi:
a. Stetoskop
b. Sfigmomanometerair raksa atau aneroid dgn balon
udra dan manset
c. Kapas alkohol dlm t4nya
d. Bengkok
e. Buku catatan dan pulpen
e. Prosedr pelaksanaan
 Bawa alat kedekat ps
 Jelaskan tindakan yg akn dilakkan dan tjuannya
 Cuci tangan
 Atur posisi klien: duduk atau berbaring dgn tangan
disokongkan setinggi jantung dan telapak tangan
menghadap keatas
 Buka pakaian yg menutupi lengan atas
 Palpasi arteri brakhialis dan t4kan manset 2,5/3 cm
diatas sisi denyut arteri brakhialis
 Pusatkan anak panah yg tertera pada manset kearteri
brakhialis dan lingkarkan manset pada lengan atas scr
rpi dan tdk ketat.
 Pastikan manometer terletak setinggi titik pandang mata
dan perawat berdiri tdk lebih dr satu meter jauhnya
 Palpasi arteri brakhialis sambil memompa manset sam
pai tekanan 30 mmHg diatas titik hilangnya denut arteri

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


24

perlahan kempiskan manset perhatikan sampai denyut


kembali teraba
 Kempiskan manset sepenuhnya dan tunggu selama 30
detik
 Tempatkan bgn telinga stetoskop pd telinga pemeriksa
 Cari kembali arteri brakhialis dan tempatkan diafragma
stetoskop diatasnya
 Ttp kantong tekanan searah ptaran jarm jam sampai
kencang
 Pompa manset sampai tekanan 30 mmHg diatas hasil
palpasi sistolik klien
 Buka katup secr perlahan sehingga memngkinkn air
raksa turun rata2 2-3 mmHg perdetik
 Perhatikan titik pd manometer saat bnyi pertama jelas
terdengar
 Lanjutkn menbuka katup scr perlahan dan perhatikn titik
hilangnya bunyi
 Kempiskan manset dgn cepat dan total
 Jk prosedur diulang tunggu slm 30 detik
 Bk manset dan lipat kemudian simpan dgn baik
 Tutup lengan atas dan bantu klien merapikan kembali
pakaiannya dan kembali keposisi semula
 Desinfeksi bgn telinga stetoskop da.n bgn diafgrama
stetoskop dgn kps alkohol
 Informasikn hasil kpd klien
 Cuci tangan
 dokumentasikan

4. PEMERIKSAAN PERNAPASAN
1. LANDASAN TEORI :
Seseorang dikatakan bernapas bila menghirup oksigen (O2)
dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2) melalui sistim
pernapasan. Bernapas dapat dalam dan dapat pula dangkal.
Pernapasan yang dalam akan mempunyai volume udara yang
besar, baik pada waktu tarik napas/ inspirasi/ inhalasi atau

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


25

pada waktu mengeluarkan napas/ ekspirasi/ekshalasi.


Sedangkan pada pernapasan dangkal maka volume udara akan
mengecil.

2. PENGERTIAN
a. Pernapasan adl suatu pross kluar dan masukny udara
dalam paru-paru yang disertai dengan suatu keadaan
pertukaran gas O2 dengan CO2
b. Pernapasan luar adl proses penyerapan O2 dan
pengeluaran CO2 dari tubuh secara keseluruhan
c. Pernapasan dlm adalah proses pertukaran gas antara
jaringan dengan cairan sekitarnya

.PENILAIAN JALAN NAPAS


 LIHAT-LOOK : 1.Gerak dada& perut
2.Tanda distress napas
3. Warna mukosa,kulit
4. Kesadaran
 DENGAR-LISTEN
1. Gerak udara napas
2. dengan telinga
 RABA-FEEL : Gerak udara napas dengan pipi

Kematian karena masalah airway pada trauma:


 KEGAGALAN MENGENAL AIRWAY YANG TERSUMBAT
 KETERLAMBATAN MEMBANTU VENTILASI
 KESULITAN TEKNIS
 ASPIRASI ISI GASTER.

TANDA SUMBATAN/ OBSTRUKSI

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


26

 Mendengkur : pangkal lidah (snoring)


 Suara berkumur :cairan (gargling)
 Stridor : kejang/edema pita suara
(crowing)

 Gelisah karena hipoksia


 Gerak otot napas tambahan (tracheal
 tug, retraksi sela iga)
 Gerak dada dan perut paradoksal
 Sianosis (tanda lambat

PENGELOLAAN AIRWAY
 a. Sumbatan pangkal lidah
- chin lift
- jaw thrust
- jalan napas oropharynx
- jalan napas nasopharynx
- intubasi trachea/LMA
 b. Bersihkan cairan (suction)
 c. Airway surgical : jet insuflation, cricothyroidotomi

5. ANATOMI FISIOLOGI
Anatomi : Hidung.Faring,Laring trakea,Bronkus,Bronkeulus
Alveoli Paru – paru
Saluran Nafas Atas
1. Hidung
Terdiri atas bagian eksternal dan internal
• Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh
tulang hidung dan kartilago
• Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP
27

dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh


pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum
• Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang
sangat banyak mengandung vaskular yang disebut
mukosa hidung
• Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet
yang mensekresi lendir secara terus menerus dan
bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia
• Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke
n dan dari paru-paru
• Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan
melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup
ke dalam paru-paru
• Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori
(penghidu) karena reseptor olfaktori terletak dalam
mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan
pertambahan usia

2. Faring
• Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba
yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke
laring
• Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring),
oral (orofaring), dan laring (laringofaring)
• Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada
traktus respiratorius dan digestif

3. Laring
• Laring atau organ suara merupakan struktur epitel
kartilago yang menghubungkan faring dan trakea
• Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :
1. Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi
ostium ke arah laring selama menelan
2. Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
3. Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea,
sebagian dari kartilago
membentuk jakun (Adam’s
apple)

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


28

4. Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago


yang komplit dalam laring (terletak di bawah
kartilago tiroid)
5. Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita
suara dengan kartilago tiroid
6. Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan
otot yang menghasilkan bunyi suara (pita
suara melekat pada lumen laring)
• Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan
terjadinya vokalisasi
• Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari
obstruksi benda asing dan memudahkan batu

4. Trakea
• Disebut juga batang tenggorok
• Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang
disebut karina

Saluran Nafas Bawah


1. Bronkus
• Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri
• Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus
lobaris kiri (2 bronkus)
• Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus
segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9
bronkus segmental
• Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi
bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan
ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf

2. Bronkiolus
• Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi
bronkiolus
• Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang
memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak
terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas

3. Bronkiolus Terminalis
• Bronkiolus membentuk percabangan menjadi

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


29

bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai


kelenjar lendir dan silia)

4. Bronkiolus respiratori
• Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus
respiratori
• Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran
transisional antara jalan napas konduksi dan
jalan udara pertukaran gas

5. Duktus alveolar dan Sakus alveolar


• Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke
dalam duktus alveolar dan sakus alveolar
• Dan kemudian menjadi alveoli

6. Alveoli
• Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2
• Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk
satu lembar akan seluas 70 m2
• Terdiri atas 3 tipe :
Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang
membentuk dinding alveoli
Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara
metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu
fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan
mencegah alveolar agar tidak kolaps)
Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang
merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja
sebagai mekanisme pertahanan

PARU
• Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut
• Terletak dalam rongga dada atau toraks
• Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi
jantung dan beberapa pembuluh darah besar
• Setiap paru mempunyai apeks dan basis
• Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura
interlobaris
• Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus
• Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen
sesuai dengan segmen bronkusnya

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


30

PLEURA
• Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan
elastis
• Terbagi mejadi 2 :
- Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
- Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru
• Dintara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis
pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua
permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk
mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru
• Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan
atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru

FISIOLOGI PERNAPASAN
Udara masuk kedalam rongga hidung, udara tersaring,
dihangatkan dan dilembapkan.pertikel-partikel debu yang kasar dapat
disaring oleh bulu-bulu hidung yang terdapat dalam lubang hidung
sedangkan pertikel halus akan terjerat dalam lapisan mukus sehingga
udara yg xmpe paring bbs debu n brsuhu mndekti shu tubh serta dg
klebabn 100 %. udara yg tlah mencapai trakea dan bila msh
mengandung partikel debu akan dTangkap oleh sekret2 dalnjutnya akan
dTeruskan kedalam paru2 dan melalui pembluh alveoli O2 dan CO2 tertukar
dan terjadilah proses pernapasan.

 FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN

Bernafas / pernafasan merupkan proses pertukaran udara


diantara individu dan lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi)
dan CO2 yang dibuang (ekspirasi).

Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :


1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke
paru-paru atau sebaliknya.
Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


31

perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada


inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru
bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat

2. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara


alveolus dan kapiler paru-paru.
Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang
bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan
tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli
sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler
yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran
respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-
masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses
difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan
darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a. Luas permukaan paru
b. Tebal membran respirasi
c. Jumlah darah
d. Keadaan/jumlah kapiler darah
e. Afinitas
f. Waktu adanya udara di alveoli

3. Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel


jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan
tubuh ke kapiler O2 perlu ditransportasikan dari paru-paru
ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari
jaringan kembali ke paru-paru.Secara normal 97 % oksigen
akan berikatan dengan hemoglobin di dalam seldarah
merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin.
Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan
sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
a. Curah jantung (cardiac Output / CO)
b. Jumlah sel darah merah

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


32

c. Hematokrit darah
d. Latihan (exercise)

 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNAPASAN


Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :
1. Tahap Perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu
paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi
udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang
pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa
kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang
dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang
dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia
juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.

2. Lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi
oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2,
sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu.
Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki
laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga
kedalaman pernapasan yang meningkat.
Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan
tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat
sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada
lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi
pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan
darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung
sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.

3. Gaya Hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman
pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay
oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu
pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi
penyakit paru.

4. Status Kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


33

pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk


memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada
sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya
pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-
penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai
efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh
kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah
anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen
dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi
transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.

5. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan
kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan
dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat
narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan
kedalaman pernapasan.

6. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan


Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi
yang dapat mempengarhi pernapasan yaitu :
a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru
b. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan
kapiler paru
c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke
dan dari sel jaringan.

Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan


pola napas obstruksi sebagian jalan napas.
Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan
oksigen di dalam tubuh yang diinspirasi sampai
jaringan. Hal ini dapat berhubungan dengan ventilasi,
difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat
disebabkan oleh kondisi yang dapat merubah satu
atau lebih bagian-bagian dari proses respirasi.
Penyebab lain hipoksia adalah hipoventilasi alveolar
yang tidak adekuat sehubungan dengan menurunnya
tidal volume, sehingga karbondioksida kadang
berakumulasi didalam darah.
Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada
kulit, dasar kuku dan membran mukosa yang

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


34

disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam


hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting
untuk fungsi serebral. Korteks serebral dapat
mentoleransi hipoksia hanya selama 3 – 5 menit
sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah
orang hipoksia akut biasanya terlihat cemas, lelah
dan pucat.

7. Perubahan pola nafas


Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan
pernapasan ini sama jaraknya dan sedikit perbedaan
kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak).
Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha
inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat.
Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas
kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada
penderita asma.

8. Obstruksi jalan napas


Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi
di sepanjang saluran pernapasan di sebelah atas atau
bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi : hidung,
pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya
benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh
kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila
sekresi menumpuk disaluran napas.
Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan
oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus
dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang
terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-
kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi
sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara
mengorok selama inhalasi (inspirasi).

 . PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang :

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


35

1. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)


Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik
secara fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu
dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap
terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat
berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang
masalahnya/penyakitnya.
2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu
oleh klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang
riwayat keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST
(Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)

3. Riwayat perkembangan
a. Neonatus : 30 – 60 x/mnt
b. Bayi : 44 x/mnt
c. Anak : 20 – 25 x/mnt
d. Dewasa : 15 – 20 x/mnt
e. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun
.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang
mengalami masalah / penyakit yang sama.
5. Riwayat sosial
Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya :
merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-
faktor alergen dll.
6. Riwayat psikologis
Disini perawat perlu mengetahui tentang :
a. Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya
b. Pengaruh sakit terhadap cara hidup

c. Perasaan klien terhadap sakit dan therapi


d. Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan
therapi
7. Riwayat spiritual
8. Pemeriksaan fisik
9. a. Hidung dan sinus
Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa
(warna, bengkak, eksudat, darah), kesimetrisan hidung.

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


36

Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris


b. Faring
Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak
c. Trakhea
Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari
tengah pada bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke
bawah dan ke samping sehingga kedudukan trakhea dapat
diketahui.
d. Thoraks
Inspeksi :
• Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan
kronis klavikulanya menjadi elevasi ke atas.
• Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada
bayi berbentuk bulat/melingkar dengan diameter antero-
posterior sama dengan diameter tranversal (1 : 1). Pada
orang dewasa perbandingan diameter antero-posterior dan
tranversal adalah 1 : 2
Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya : Pigeon chest
yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter
tranversal sempit, diameter antero-posterior membesar
dan sternum sangat menonjol ke depan. Funnel chest
merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri berlawanan
dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam
dan diameter antero-posterior mengecil. Barrel chest
ditandai dengan diameter antero-posterior dan tranversal
sama atau perbandingannya 1 : 1.
Kelainan tulang belakang diantaranya : Kiposis atau
bungkuk dimana punggung melengkung/cembung ke
belakang. Lordosis yaitu dada membusung ke depan atau
punggung berbentuk cekung. Skoliosis yaitu tergeliatnya
tulang belakang ke salah satu sisi.

• Pola napas, dalam hal ini perlu dikaji kecepatan/frekuensi


pernapasan apakah pernapasan klien eupnea yaitu
pernapasan normal dimana kecepatan 16 – 24 x/mnt, klien
tenang, diam dan tidak butuh tenaga untuk melakukannya,
atau tachipnea yaitu pernapasan yang cepat, frekuensinya
lebih dari 24 x/mnt, atau bradipnea yaitu pernapasan yang
lambat, frekuensinya kurang dari 16 x/mnt, ataukah apnea
yaitu keadaan terhentinya pernapasan.

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


37

Perlu juga dikaji volume pernapasan apakah hiperventilasi yaitu


bertambahnya jumlah udara dalam paru-paru yang ditandai dengan
pernapasan yang dalam dan panjang ataukah hipoventilasi yaitu
berkurangnya udara dalam paru-paru yang ditandai dengan
pernapasan yang lambat.
Perlu juga dikaji sifat pernapasan apakah klien menggunakan
pernapasan dada yaitu pernapasan yang ditandai dengan
pengembangan dada, ataukah pernapasan perut yaitu pernapasan yang
ditandai dengan pengembangan perut.
Perlu juga dikaji ritme/irama pernapasan yang secara normal
adalah reguler atau irreguler, ataukah klien mengalami pernapasan
cheyne stokes yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi lambat
dan kadang diselingi apnea, atau pernapasan kusmaul yaitu
pernapasan yang cepat dan dalam, atau pernapasan biot yaitu
pernapasan yang ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan
diselingi periode apnea.
Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien, apakah dispnea yaitu
sesak napas yang menetap dan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi,
ataukah ortopnea yaitu kemampuan bernapas hanya bila dalam posisi
duduk atau berdiri.
Perlu juga dikaji bunyi napas, dalam hal ini perlu dikaji adanya
stridor/mendengkur yang terjadi karena adanya obstruksi jalan napas
bagian atas, atau stidor yaitu bunyi yang kering dan nyaring dan
didengar saat inspirasi, atau wheezing yaitu bunyi napas seperti orang
bersiul, atau rales yaitu bunyi yang mendesak atau bergelembung dan
didengar saat inspirasi, ataukah ronchi yaitu bunyi napas yang kasar
dan kering serta di dengar saat ekspirasi.
Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya, apakah klien mengalami
batuk produktif yaitu batuk yang diikuti oleh sekresi, atau batuk non
produktif yaitu batuk kering dan keras tanpa sekresi, ataukah
hemoptue yaitu batuk yang mengeluarkan darah

• Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji heart rate/denyut nadi
apakah takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt, ataukah
bradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/mnt.
Juga perlu dikaji tekanan darah apakah hipertensi yaitu tekanan
darah arteri yang tinggi, ataukah hipotensi yaitu tekanan darah
arteri yang rendah.
Juga perlu dikaji tentang oksigenasi pasien apakah terjadi
anoxia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam jaringan

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


38

kurang atau tidak ada sama sekali, atau hipoxemia yaitu suatu
keadaan dengan jumlah oksigen dalam darah kurang, atau hipoxia
yaitu berkurangnya persediaan oksigen dalam jaringan otak
akibat kelainan internal atau eksternal, atau cianosis yaitu warna
kebiru-biruan pada mukosa membran, kuku atau kulit akibat
deoksigenasi yang berlebihan dari Hb, ataukah clubbing finger
yaitu membesarnya jari-jari tangan akibat kekurangan oksigen
dalam waktu yang lama.

Palpasi :
Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan,
massa, peradangan, kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.
Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui
sistem bronkhopulmonal selama seseorang berbicara. Normalnya
getaran lebih terasa pada apeks paru dan dinding dada kanan
karena bronkhus kanan lebih besar. Pada pria lebih mudah terasa
karena suara pria besar

A. Latihan napas dalam dan batuk efektif

Biasanya dilakukan pada pasien yang bedrest atau post operasi


Cara kerja :
• Pasien dalam posisi duduk atau baring
• Letakkan tangan di atas dada
• Tarik napas perlahan melalui hidung sampai dada
mengembang
• Tahan napas untuk beberapa detik
• Keluarkan napas secara perlahan melalui mulut dampai dada
berkontraksi
• Ulangi langkah ke-3 sampai ke-5 sebanyak 2-3 kali
• Tarik napas dalam melalui hidung kemudian tahan untuk
beberapa detik lalu keluarkan secara cepat disertai batuk
yang bersuara
• Ulangi sesuai kemampuan pasien
• Pada pasien pot op. Perawat meletakkan telapak tangan atau
bantal pada daerah bekas operasi dan menekannya secara
perlahan ketika pasien batuk, untuk menghindari
terbukanya luka insisi dan mengurangi nyeri

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


39

B. Posisi yang baik


• Posisi semi fowler atau high fowler memungkinkan
pengembangan paru maksimal karena isi abdomen tidak
menekan diafragma
• Normalnya ventilasi yang adekuat dapat dipertahankan melalui
perubahan posisi, ambulasi dan latihan

C. Pengisapan lendir (suctioning)


Adalah suatu metode untuk melepaskan sekresi yang berlebihan
pada jalan napas, suction dapat dilakukan pada oral,
nasopharingeal, trakheal, endotrakheal atau trakheostomi tube.

D. Pemberian obat bronkhodilator


Adalah obat untuk melebarkan jalan napas dengan melawan
oedema mukosa bronkhus dan spasme otot dan mengurangi
obstruksi dan meningkatkan pertukaran udara.
Obat ini dapat diberikan peroral, sub kutan, intra vena, rektal
dan nebulisasi atau menghisap atau menyemprotkan obat ke
dalam saluran napas.

Tekhniknya

1. Mobilisasi sekresi paru


Hidrasi:
Cairan diberikan secara oral dengan cara menganjurkan pasien 2 –
2,5 liter perhari, tetapi dalammengkonsumsi cairan yang banyak batas
kemampuan/cadangan jantung.
2. Humidifikasi
Pengisapan uap panas untuk membantu mengencerkan atau
melarutkan lendir.
3. Postural drainage
Adalah posisi khuus yang digunakan agar kekuatan gravitasi dapat
membantu di dalam pelepasan sekresi bronkhial dari bronkhiolus yang
bersarang di dalam bronkhus dan trakhea, dengan maksud supaya dapat
membatukkan atau dihisap sekresinya.
Biasanya dilakukan 2 – 4 kali sebelum makan dan sebelum tidur /
istirahat.

Tekniknya :

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


40

• Sebelum postural drainage, lakukan :


- Nebulisasi untuk mengalirkan sekret
- Perkusi sekitar 1 – 2 menit
- Vibrasi 4 – 5 kali dalam satu periode
• Lakukan postural drainage, tergantung letak sekret dalam paru.
4. Mempertahankan dan meningkatkan pengembangan paru
a. Latihan napas
Adalah teknik yang digunakan untuk menggantikan defisit
pernapasan melalui peningkatan efisiensi pernapasan yang
bertujuan penghematan energi melalui pengontrolan pernapasan
Jenis latihan napas :
• Pernapasan diafragma
• Pursed lips breathing
• Pernapasan sisi iga bawah
• Pernapasan iga dan lower back
• Pernapasan segmental

b. Pemasangan ventilasi mekanik


Adalah alat yang berfungsi sebagai pengganti tindakan
pengaliran / penghembusan udara ke ruang thoraks dan
diafragma. Alat ini dapat mempertahankan ventilasi secara
otomatis dalam periode yang lama.
Ada dua tipe yaitu ventilasi tekanan negatif dan ventilasi tekanan
positif.

c. Pemasangan chest tube dan chest drainage


Chest tube drainage / intra pleural drainage digunakan setelah
prosedur thorakik, satu atau lebih chest kateter dibuat di rongga
pleura melalui pembedahan dinding dada dan dihubungkan ke
sistem drainage.
Indikasinya pada trauma paru seperti : hemothoraks,
pneumothoraks, open pneumothoraks, flail chest.

Tujuannya :
• Untuk melepaskan larutan, benda padat, udara dari rongga
pleura atau rongga thoraks dan rongga mediastinum
• Untuk mengembalikan ekspansi paru dan menata kembali fungsi
normal kardiorespirasi pada pasien pasca operasi, trauma

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


41

dan kondisi medis dengan membuat tekanan negatif dalam


rongga pleura.

Tipenya :
a. The single bottle water seal system
b. The two bottle water
c. The three bottle water

METODE PERHITUNGAN

Satu pernapasan adl satu kali menghirup napas dan satu kali
mengeluarkan napas (satu kali gerakan nak turun)
Pernapasan dihitung selama 30 detik lalu dikalikan 2 untuk
mendapatkan frekuensi pernapasantiap menit, pada keadaan normal
mungkin pernapasan hanya dihitung selama 15 detik lalu hasilx dikalikan 4

Frekuensi napas normal :


a. Usia baru lahir sekitar 35 – 50 x/menit
b. Anak2 15 – 30x/menit
c. usia 2-12 tahun 18 – 26 x/menit
d. dewasa 16 – 20 x/menit.
e. Takhipnea :Bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x/menit
f. Bradipnea : Bila kurang dari 10 x/menit disebut
g. Apnea : Bila tidak bernapas

 CARA MENGHITUNG PERNAPASAN


a. Pengetrtian
Menghitung jumlah pernapasn (inspirasi dan ekspirasi )dalam
satu menit
b. Tujan

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


42

 Mengetahui keadaan umum klien


 Mengetahui jumlah dan sifat pernapasan dlm 1 menit
 Mengikuti perkembangan penyakit
 Membantu menegakkan diagnosis
c. Dilakukan pada klien yg akn dirawat.klien yg sdng dalam masa
perawatan, sesuai kebutuhan.
d. Persiapan alat
 Arloji
 Bku catatan dan pena
e. Prosedur pelaksanaan
 Tempatkn alat didekat klien
 Jelaskan tidakan yg akan dilakkan dan tujuannya
 Cuci tangan
 Letakkan lenagn klien pada posisi rileks mrnyilang abdomen
atau dada bgn bawahnya,atau tempatkan tanagn pemeriksa
lngsng pd abdomen atas klien
 Observasi sikls pernapasan lengkap(sekali inspirasi dan
sekali ekspirasi)
 Setelah siklus t’observasi lihat pd jarum detik pd jam tangan
dan hitng frekuensinya
 Jk irama teratur hitung respirasi slm 30 detik dan kalikan 2
 Jk pernapan tdk teratur hitung slm 1menit penuh
 Saat menghitng catat kedalam pernapasan
 Dokumentasikan .

PEMERIKSAAN BIOMETRIAKA
1. Pemeriksaan BB
2. Permeiksaan TB

BBI (Brat bdan ideal) :


BBI Dwasa = (TB - 100) – (TB - 100) x 10%

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


43

= (B – 100) x 90%
Anak (1 – 10 thn) = (umur thn X 2) + 8
bayi (0 – 12 thn) = (umur bln) : 2 + 4

BMI (Body ms index) = BB


TBXTB(cm)

Ket :
K = < 18,5 kg N = 18,5 – 24 kg OR =24 – 27 kg OS = 27 – 30 kg OB =
> 30 kg
4. Pemeriksaan elasitas kulit
Elastisitas kulit atau turgor menggambarkan keadaan
keseimbangan cairan tubuh . secara sederhana dengan
melakukan pemeriksaan turgor kulit . dapat diketahui derajat
kekurangan cairan tubuh ( dehidrasi ).

 CARA MENIMBANG BERAT BADAN DAN MENGUKUR TINGGI


BADAN

1. Menimbang berat badan


a. Pengertian
Menimbang berat badan dgn menggunakan timbangan berat
badan
b. Tujuan
 Mengetahui berat badab dan perkembangannya
 Membantu menentkan program pengobatan(dosis)
 Menentukan status nutrisi klien
 Menentukan stats cairan klien
c. Persiapan alat
Timbangan berat badan(berdiri ,duduk,tidur)
d. Prosedur pelaksanaan
 Timbangan berdiri
a) Beri tahu kalien
b) Tempatkan handuk kertas diatas timbangan

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


44

c) Beri tahu klien untuk memakai baju yang tdk tebal dan
melepas alas kaki
d) Bantu klien naik ketimbngan
e) Atur rasio berat
f) Bantu klien turun dr timbangan dna kembalikan
timbangan keposisi semula
2. Mengukr tinggi badan
a. Pengertian
Mengkur tinggi badan dgn alat pengukur
b. Tujuan
 Mengetahui tinggi badan dan perkembangannya
 Menentukan status nutrisi klien
c. Persiapan alat
Pita ukur
d. Prosedur pelaksanaan
 Beri tahu klien
 Bantu klien naik ketimbangan berdiri yg dilengkapi alat ukur
tinggi badan
 Beritahu klien untuk menghadap keperawat/berhadapan
 Beritahu klien untk berdiri tegak diatas timbangan
 Ukur tinggi badan
 Bantu klien turun dr timbangan dan kembalikan alat keposisi
semula.

PEMERKSAAN NEOROLOGI
1. Fungsi selebral
2. Fungsi nervus cranial
3. Fungsi motorik
4. Fungsi sensorik
5. Refleks

1. Fungsi selebral :
Keadaan umum, tingkt ksadran yg umumx dKembngakan dg Glasgow
coma scala (GCS) :

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


45

Reflek membuka mata (E)


4 : membuka scara spontan
3 : dengan rangsangan suara
2 : dengan rangsangan nyeri
1 : tidak ada respon

Reflek verbal (V)


5 : orientasi baik
4 : kta,kalimat baik tapi isix percakapan membingungkn
3 : kta2 bq tp kalimat tdk baik
2 : kta2 tdk dpt diMengerti
1 : tidak keluar suara

Reflek motorik (M)


6 : mlakukn printh dg baik
5 : mngenali nyeri lokal tapi tidak melakukan perintah dengan
baik
4 : dpt mnghindari rangsangn dg tngan flksi
3 : hanya dpt melakukn fleksi

2 : hanya dpt mlakukn ekstensi


1 : tdk ada gerakan

1. Drajat kesadaran :
a. Sadar : dpt brerorientasi dan berkomunikasi
b. Somnolen : dpt dGugah dg berbagai stimulasi,breaksi
scara M/V kmudian tertidur lagi, glisah/tnang
c. Stupor : grakn spontn, menjawab secara reflek pd
rangsangn nyeri, pendengaran dgn suara penglihtan kuat, V
terbatas pd satu atau dua kata saja, non verbal dng
menggunakan kepala
d. Semi koma : tdk trdapat respon V, reaksi rangsangn kasar
dan ada yg menghindar
ex ; menghindari tusukan
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP
46

e. Koma : tidak bereaksi pd stimulus

2. Kualitas kesadaran :
a. Compos mentis (CM) : breaksi secara adekuat
b. Abstensia drowsy (ksadaran tumpul) : tdk tidur n tdk bgitu
waspada, perhatian terhadap skeliling brkurang, cendrung
mengantuk
c. Confused (bingung) : disorientasi tempa, waktu, orang
d. Delerium : mental dan kacau, halusinasi
e. Apatis : tdk tidur, acuh tak acuh,tdk bicara, pandangn
hampa

6. Fungsi nervus cranial :


cara pemeriksaan
a. N.I : olfaktorius (daya penciuman)
b. N.II : optikus (tajam penglihatan)
c. N.III : okulomorius (grakn klopak mta keatas, kontriksi
pupil, grakn otot mata)
d. N.IV=N.III : trochlearis (grkan mata kBwah n dlm)
e. N.V : trigeminal (mnguxh,sensasi wajh,gigi,lidah,reflek
kornea n rflk.kdip).
f. N.VI=N.III : abducend (deviasi mata kelateral)
g. N.VII : fasialis (gerakan oot wajah, sensasi rasa 2/3 anterior
lidah)
h. N.VIII :vestibulocochlearis (pendengaran n keseimbangan)
i. N.VIX : glosofaringeus (sensasi rasa 1/3 posterior lidah)
j. N.X : vagus (reflek muntah n mnelan)
k. N.X I : accesorius (grakan otot trapezius dan otot
sternocleoudus masteodeus)
l. N.XII : hipoglosus (grakan lidah)

m. N.II :dg snelen card,foduscope,priksa lapang pandang


n. N.III : tes ptran bola mata, menggrakkn
konjungtva,palvebra,rflk pupil,inspeksi bola mata
o. N.IV : grakkan mata kBawah n kdalam

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


47

p. N.V : grakkn rahang kSmua sisi,px mmjamkan mata,senth


dg kpas pd dahi n pi2.reaksi nyeri dlakukn dg bnda
tumpul n reaksi suhu dg air pnas or dingin.
q. N.VI= N.IIIN.VI senyum,bersiul,menggrakkn dahi,mengangkt
alis mata,menutup kelopak mata dengan
tahanan,mnjulurkn lidah untuk membdakan
gula dan garam
r. N.VIII :tes webber dan rinne
s. N.IX ;membedakan rasa manis dan asam
t. N.X :menyentuh faring posterior, px mnelan ludah/ air
dan mengucap
u. N.X : palpasi n catat kkuatn otot trapesius,surh px
mengangkat bahu dan lakukan tahanan sambil px
mlawan thanan tsb.palpasi n catat kekuatan os
/tulang sternokleodomasteudeus dg cara surh px
memutar kepala dan lakukn tahanan dan surh px
melawan tahanan
v. N.XII :px dsuruh menjulurkn lidah dan digerakkan dari sisi
ke sisi.suruh px menekan pipi bagian dalam lalu
tekan dari luar dan printah px melawan tekanan tadi

7. Fungsi motorik :
Otot
ukuran otot : atropi/hipertropi
tonus : kekejangan, kekakuan, kelemahan
kekuatan : fleksi, ekstensi,abduksi, adduksi.
Gait (keseimbangan) : dgn rombergs tes

Drajat kekuatan motorik :


5 : kekuatan penuh untuk mlakukn aktifitas
4 : ada grakan tapi tdk penuh
3 : ada kkuatan bergerak untuk mlawan grapitas bumi
2 : ada kemampuan bergerak tp tdm mampu mlawan grafitasi
bumi

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


48

1 : hanya ada kontraksi


0 : tdk ada kontraksi sama sekali

8. Fungsi sensorik :
# Tes :
nyeri
suhu
raba halus
gerak
getar
tekan
refered pain (cubit)

9. Fungsi refleks :
reflek superfisial
reflek gluteal (pantat)/panggul
carax : goreskn/tusukan daerah gluteal
respon : gerakn reflek torik otot gluteal ipsi lateral
Reflek tendon/periosteum
reflek patela cara : ketuk pd tendon patella
respon : plantar fleksi cz kontraksi m.Quadrisep
femoris

Reflek patologis
a. babinsky
cara : penggoresan tlapak kki bagian lateral dr posterior ke
anterior
respon : ekstensi ibu jari kaki n pengembangan jari-jari kki
lainx

a. A. gordo
cara : penekanan betis secara keras
respon : spt babinsky
b. Rossolimo
cara :mengetukkan pd tlapk kaki

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


49

respon : fleksi jari2 kki pd sendi interfalangeal


c. Hoffman
cara : menggoreskn pd kuku jari tangan px

respon : jari2 fleksi


d. Reflek primitif- grasps refleks
cara : mnekan jari pmeriksa pd tlapak tangan px
respon : tangan px mengepal

e. palmo-mental refleks
cara : goreskn ujung pena pd tlapak tangan
respon : kontraksi otot mntalis

PEMERIKSAAN
TANDA-TANDA VITAL

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP


50

SMK NEGERI 3 BANTAENG


2012

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ZULFIEKAWATY.S,KEP

Anda mungkin juga menyukai