DISUN OLEH:
A. DEFINISI
Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa – sisa metabolisme tubuh.
Pembuangan dapat melalui urin atau feses. Eliminasi dibutuhkan untuk
mempertahankan homeostasis melalui pembuangan feses dan urin. (Wartonah, 2017)
Eliminasi urin adalah pengosongan kandung kemih yang lengkap.(SLKI,
2018)
Eliminasi fekal adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh berupa feses yang
berasal dari saluran pencernaan, kemudian dikeluarkan melalui anus. (Cynthia, Dea
Laras 2018). Gangguan eliminasi urine adalah keadaan Ketika seorang individu
mengalami atau berisiko mengalami disfungsi eliminasi urine (Lynda Juall Carpenito-
Moyet, Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 13, 2010).
Masalah – masalah eliminasi urine :
1. Inkontinensia urine
Merupakan ketidakmampuan otot sfingter eksternal sementara atau menetap
untuk mengontrol ekskresi urine. Ada dua jenis inkontinensia : pertama, stress
inkontinensia yaitu stress yang terjadi pada saat tekanan intra-abdomen
meningkat seperti pada saat tertawa. Kedua, urge inkontinensia yaitu
inkontinensia yang terjadi saat klien terdesak ingin berkemih, hal ini terjadi
akibat infeksi saluran kemih bagian bawah bladder.
2. Retensi urine
Merupakan penumpukan urine dalam bladder dan ketidakmampuan bladder
untuk mengosongkan kandung kemih. Penyebab distensi bladder adalah urine
yang terdapat dalam bladder melebihi 400 ml. Normalnya adalah 250-400ml.
(Tarwoto Martonah, 2006)
B. TANDA DAN GEJALA
1. Inkontinensia urine
a. Ketidakmampuan pasien dalam menahan BAK sebelum mencapai toilet tepat
waktu.
b. Ketidakmampuan pasien untuk mengontrol eksresi urine.
2. Retensi urine
a. Data mayor (harus terdapat, satu atau lebih)
1) Distensi kandung kemih
2) Distensi kandung kemih
3) Distensi kandung kemih dengan sering berkemih atau menetes
4) Residu urine 100 cc atau lebih
b. Data minor (mungkin terdapat)
1) Individu menyatakan bahwa kandung kemihnya tidak kosong setelah
berkemih
C. ETIOLOGI
1. Usia
2. Diet
3. Asupan cairan
4. Aktivitas
5. Pengorbanan
6. Gaya hidup
7. Penyakit
8. Nyeri
9. Kehamilan
D. PATOFISIOLOGIS
Saluran kencing adalah satu jenis untuk mengeluarkan kotoran beberapa garam
organis produk – produk buangan yang mengandung nitrogen dan air disingkirkan
dari aliran darah dikumpulkan dan dibuang atau dibuang atau dikeluarkan melalui
fungsi yang baik dari saluran urine.
1. Ginjal
Terletak di kanan dan kiri tulang punggung, di belakang peritoneum dan di
belakang rongga perut.
2. Ureter
Adalah penghubung antara ginjal dari kandung kencing.
3. Kandung kemcing
Adalah sebuah kantung dengan otot yang mulus yang berfungsi penampung air
seni.
4. Uretra
Ukurannya 13,7 – 16,2 cm terdiri dari 3 bagian : prostate, selaput, dan bagian
yang berongga. Ada 3 tahap pembentukan urine :
1) Proses filtrasi
Terjadi di Glomerulus adanya penyerapan darah, sedangkan Sebagian lagi
(glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat), di tamping oleh simpai
bowman untuk diteruskan ke tubulus ginjal.
2) Proses reabsorbsi
Terjadi penyerapan Kembali dari sampai bowman yaitu : glukosa, sodium,
klorida, fosfat dan beberapa ion bikarbonat pada tubulus atas (obligat
reabsorbsi) sodium dan ion bikarbonat pada tubulas bawah (reabsorbsi
fakultatif) sisanya dialirkan pada papilla renalis.
3) Proses sekresi
Sisanya penyimpanan Kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan
keluar pada ginjal selanjutnya keluar.
1. Mulut
2. Faring
3. Esofagus
4. Lambung
5. Usus halus
6. Usus besar
J. EVALUASI
1. Dehidrasi berkurang
2. Pemenuhan kebutuhan cairan terpenuhi
3. Kandung kemih tidak akan distensi setelah berkemih
4. Klien akan menyangkal adanya rasa penuh pada kandung kemihnya setelah
berkemih
5. Klien akan mencapai pengosongan urine total dalam 24 jam setelah kateter
diangkat.