KEBUTUHAN ELIMINASI
OLEH :
RUMAWAN
120 STYJ 17
2. Eliminasi Fekal
a. Konstipasi
- Memonitor tanda dan gejala konstipasi
- Memonitor bising usus
- Memonitor feces : frekuensi, konsistensi dan volume
- Konsultasi dengan dokter tentang peningkatan dan penurunan
bising usus
- Monitor tanda dan gejala ruktur usus atau peritonitis
- Jelaskan etiologi dan rasionalisasi tindakan terhadap pasien
- Identifikasi faktor penyebab dan kontribusi konstipasi
- Dukung intake cairan
- Kolaborasika pemberian laksatid
- Pantau tanda-tanda dan gejala konstipasi
- Mendorong meningkatkan asupan cairan, kecuali
dikontraindikasikan
- Evaluasi profil obat untuk efek samping gastrointestinal
- Anjurkan pasinen atau keluarga untuk mencatat warna, volume,
frekuensi dan konsistensi tinja
- Anjurkan pasien atau keluarga untuk diet tinggi serat
- Anjurkan pasien atau keluarga pada penggunaan obat pencahar
- Timbang pasien secara teratur
- Ajarkan pasien atau keluarga tentang kerangka waktu untuk
resolusi untuk sembelit
b. Diare
- Evaluasi efek samping pengobatan terhadap gastrointestinal
- Ajarkan pasien untuk menggunakan obat anti diare
- Instruksikan pasien atau keluarga untuk mencatat warna,
jumlah, frekuensi dan konsistensi dari feces
- Evaluasi intake makanan yang masuk
- Identifikasi faktor penyebab dari diare
- Monitor tanda dan gejala diare
- Observasi turgor kulit secara rutin
- Ukur diare atau keluaran BAB
- Hubungi dokter jika ada kenaikan bising usus
- Instruksikan pasien untuk makan rendah serat, tinggi protein
dan tinggi kalori jika memungkinkan
- Instruksikan untuk menghindari laksatik
- Ajarkan teknik menurunkan stress
- Monitor persiapan makanan yang aman
7. KRITERIA EVALUASI
a. Eliminasi Urine
1) Retensi Urine
- Kandung kemih tidak akan distensi setelah berkemih
- Klien akan menyangkal adanya rasa penuh pada kandung
kemihnya setelah berkemih
- Klien akan mencapai pengosongan urine total dalam 24 jam
setelah kateter diangkat
2) Inkontinensia
- Individu melaporkan tidak ada atau berkurangnyaperiode
inkontinensia
- Individu dapat menahan keinginan berkemih setelah sampai di
toilet
b. Eliminasi Fekal
1) Konstipasi
- Mempertahankan bentuk feces lunak 1-3 hari
- Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi
- Mengidentifikasi indikator untuk mencegah konstipasi
- Feces lunak dan berbentuk
2) Diare
- Feces berbentuk, BAB sehari samapi tiga hari sekali
- Menjaga daerah sekitar rektal dari iritasi
- Tidak mengalami diare
- Menjelaskan penyebab diare dan rasional tindakan
- Mempertahankan turgor kulit
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Eleminasi urine
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
Tanyakan pada klien secara cermat dan menyeluruh tentang hal – hal
sebagai berikut :
1) Pola perkemihan
Pertanyaan terkait pola berkemih sifatnya individual. Ini
bergantung pada individu apakah pola berkemihnya termasuk
dalam kategori normal atau apakah ia merasa ada perubahan pada
pola berkemihnya.
2) Frekuensi berkemih
a) 5 kali / hari, tergantung kebiasaan seseorang.
b) 70% miksi pada siang hari, sedangkan sisanya dilakukan pada
malam hari, menjelang dan sesudah bangun tidur.
c) Berkemih dilakukan saat bangun tidur dan sebelum tidur.
3) Volume berkemih
Kaji perubahan volume berkemih untuk mengetahui adanya
ketidakseimbangan cairan dengan membandingkannya dengan
volume berkemih normal.
4) Asupan dan haluaran cairan
a) Catat haluaran urine selama 24 jam
b) Kaji kebiasaan minum klien setiap hari
c) Catat asupan cairan peroral, lewat makanan, lewat cairan infus,
atau NGT jika ada.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Retensi urine yang berhubungan dengan kelemahan otot detrusor.
3. Rencana Tindakan dan Rasionalisasi
Intervensi Rasional
Minta klien untuk berusaha Melatih mengosongkan kandung
berkemih pada waktu yang kemih secara teratur dapat
terjadwal secara teratur. mengurangi terjadinya
pengeluaran air kemih dalam
bentuk tetesan.
Instruksikan klien untuk melakukan Latihan dasar panggul membantu
latihan dasar panggul di luar waktu memperkuat otot-otot panggul
berkemihnya. Minta klien pada saat saraf panggul utuh.
melakukan latihan ini setiap kali
berkemih.
Minta klien menggunakan Metode Crede membantu
kompresi kandung kemih (metoda menstimulasi mikturisi dan
Crede) selama berkemih mengosongkan kandung kemih.
4. Evaluasi
a. Kandung kemih tidak akan distensi setelah berkemih.
b. Klien akan menyangkal adanya rasa penuh pada kandung kemihnya
setelah berkemih.
c. Klien akan mencapai pengosongan urine total dalam 24 jam setelah
kateter diangkat.
Eliminasi Fekal
1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
Tanyakan pada klien tentang hal-hal sebagai berikut:
1) Pola defekasi
a) Frekuensi (berapa kali perhari/minggu?)
b) Apakah frekuensi tersebut pernah berubah?
c) Apa penyebabnya?
2) Perilaku defekasi
a) Apakah klien menggunakan laksatif?
b) Bagaimana cara klien mempertahankan pola defekasi?
3) Deskripsi feses
a) Warna?
b) Tekstur?
c) Bau?
4) Diet
a) Makanan apa yang mempengaruhi perubahan pola defekasi
klien?
b) Makanan apa yang biasa klien makan?
c) Makanan apa yang klien hindari atau pantang?
d) Apakah klien makan secara teratur?
5) Cairan. Jumlah dan jenis minuman yang dikonsumsi setiap hari
6) Aktivitas
a) Kegiatan sehari-hari(misal olahraga)
b) Kegiatan spesifik yang dilakukan klien (misal penggunaan
laksatif, enema atau kebiasaan mengonsumsi sesuatu sebelum
defekasi)
7) Penggunaan medikasi. Apakah klien bergantung pada obat-obatan
yang dapat mempengaruhi pola defikasinya.
8) Stress
a) Apakah klien mengalami stres yang berkepanjangan?
b) Koping apa yang klien gunakan dalam menghadapi stress?
c) Bagaimana respon klien terhadap stres? Positif atau negatif?
9) Pembedahan atau penyakit menetap
a) Apakah klien pernah mengalami tindakan bedah yang dapat
mengganggu pola defekasi?
b) Apakah klien pernah menderita penyakit yang mempengaruhi
sistem gastrointestinalnya?
2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko devisit volume cairan yang berhubungan dengan diare yang
lama.
3. Rencana Tindakan
a. Berikan cairan sesuai indikasi.
4. Evaluasi
a. Dehidrasi berkurang.
b. Pemenuhan kebutuhan cairan terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA