Anda di halaman 1dari 18

A.

Definisi
1. Nutrisi
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti : karbohidrat,
protein, lemak, air, vitamin, dan mineral. ( Potter & Perry, 2010)
Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan
makanan yang dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu yang
dimakan seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya. Zat gizi adalah
zat organik dan anorganik yang dijumpai dalam makanan dan dibutuhkan
untuk fungsi tubuh. Manusia memerlukan zat gizi esensial dalam makanan
untuk pertumbuhan dan untuk memelihara semua jaringan tubuh dan fungsi
normal semua proses tubuh. (Kozier, 2010).
Adapun fungsi umum dari nutrisi diantaranya adalah sebagai sumber
energi, memelihara jaringan tubuh, mengganti sel tubuh yang rusak,
mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan zat gizinya (Asmadi,
2008).
Gangguan pemenuhan nutrisi adalah pemenuhan nutrisi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan metabolic yang dibutuhakan oleh tubuh. (Lynda
Juall,Carpenito,2006)
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya
perkembangan, jenis kelamin, kesehatan, dan umur
1. Perkembangan
Individu yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat (pada
bayi & remaja) memiliki kebutuhan nutrisi yang meningkat. Disisi lain,
lansia memerlukan sedikit kalori dan perubahan diet mengingat risiko
penyakit jantung korononer, osteoporosis, dan hipertensi.
2. Jenis Kelamin
Kebutuhan nutrisi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi
tubuh dan fungsi reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria
menjelaskan besarnya kebutuhan kalori dan protein. Karena menstruasi,
wanita memerlukan lebih banyak zat besi dibandingkan pria sebelum
menopause. Wanita hamil dan menyusui memiliki peningkatan kebutuhan
kalori dan cairan.
3. Kesehatan
8 Status kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan
dan status nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit
mengunyah makanan. Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi
tenggorokan yang menyakitkan atau karena struktur esofagus dapat
menghambat seseorang untuk mendapat nutrisi yang memadai (Kozier,
dkk. 2010)
C. Tanda Dan Gejala
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Batasan Karakteristik
o Kram abdomen
o Nyeri abdomen
o Menghindari makanan
o Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal
o Kerapuhan kapiler
o Diare
o Kehilangan rambut berlebihan
o Bising usus hiperaktif
o Kurang informasi
o Kurang minat pada makanan
o Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
o Kesalahan konsepsi
o Kesalahann informasi
o Membran mukosa pucat
o Ketidakmampuan memakan makanan
o Tonus otot menurun
o Mengeluh gangguan sensasi rasa
o Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA
o Cepat kenyang setelah makan
o Sariawan rongga mulut
o Kelemahan otot pengunyah
o Kelemahan otot untuk menelan
D. Macam Nutrisi
Nutrisi yang dibutuhkan tubuh secara umum dapat dikelompokkan
menjadi lima, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral. Terdapat beberapa zat gizi yang berperan penting dalam proses
pertumbuhan yaitu:
1. Karbohidat
Fungsi utama karbohidrat ialah sebagai penyedia sumber tenaga
utama bagi tubuh berbentuk energi. 1 gram karbohidrat menyediakan
energi sebesar 4 kilokalori (Kal) bagi tubuh. Karbohidrat berbentuk
glukosa merupakan satu-satunya sumber energi bagi otak dan sistem saraf.
Karbohidrat disimpan sebagai cadangan energi dalam tubuh berbentuk
glikogen yang disimpan dalam hati dan otot (Fikawati, Syafiq, &
Veratamala, 2017). Karbohidrat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana
seperti fruktosa, glukosa, dan laktosa, dapat dijumpai dalam buah-buahan,
gula dan susu. Sedangkan karbohidrat kompleks dapat ditemukan dalam
sayuran berserat, gandum, nasi, sereal, oat dan lain sebagainya (Boyle &
Roth, 2010).
2. Protein
Protein merupakan komponen utama protoplasma di dalam sel, selain
ia dapat menjadi sumber energy juga berperan penting dalam proses
pertumbuhan. Protein berperan dalam pemeliharaan jaringan, perubahan
komposisi tubuh, serta proses regenerasi jaringan. Komponen protein di
dalam tubuh meningkat dari 14,6% pada masa pertumbuhan menjadi
18-19% ketika berusia 4 tahun. Estimasi kebutuhan protein pada masa
pertumbuhan sekitar 1-4g/kg BB (Boyle & Roth, 2010).

3. Lemak
Lemak menyumbangkan 40-50% energi yang dikonsumsi oleh bayi.
Lemak menyediakan sekitar 60% energi yang diperlukan tubuh selama
beristirahat. Walaupun kelebihan karbohidrat dan protein dapat diubah
dalam bentuk lemak, namun lemak tidak dapat diubah dalam bentuk
karbohidrat dan protein. Lemak sebagai komponen utama pembentuk
membran sel. Lemak juga membantu penyerapan dan penyimpanan
vitamin larutlemak, seperti vitamin A, D, E dan K. Asam lemak
esensial, seperti asam lemak omega 3 dan omega 6 merupakan zat
nutrisi penting yang dibutuhkan dalam pertumbuhan otak. Namun, asam
lemak ini diperoleh dari luar, tidak disintesis sendiri oleh tubuh (Boyle &
Roth, 2010).
4. Kalsium
Kalsium berfungsi untuk pertumbuhan dan mineralisasi tulang. Lebih
dari 98% kalsium tubuh berebntuk tulamg dan 1% nya lagi ada dalam
cairan tubuh dan otot. Sebanyak 30-60% asupan kalsium diserap oleh
tubuh. Selain itu, kalsium juga membantu menjaga detak jantung agar teratur
dan mengirimkan impuls saraf. Kalsium juga digunakan dalam
pembentukan protein RNA dan DNA untuk membantu aktivitas
neuromuskuler. Kekurangan kalsium dapat mengakibatkan insomnia, kram
otot, gugup, mati rasa, gangguan kognitif, depresi dan hiperaktif (Boyle &
Roth, 2010).
5. Zat besi
Zat besi adalah bahan dasar dalam pembentukan hemoglobin dan
juga berperan dalam pengangkutan oksigen dan sari-sari makanan ke
seluruh sel di dalam tubuh. Hal ini penting untuk pertumbuhan, sistem
kekebalan tubuh dan produksi energy. Kekurangan zat besi dapat
disebabkan oleh aktivitas berlebih, kurangnya asupan, pencernaan yang
buruk, atau konsumsi teh dan kopi yang berlebih. Tanda-tanda kekurangan
10zat besi, seperti pusing, kelelahan, gugup, dan reaksi mental
melambat (Boyle & Roth, 2010)

E. Patofisiologi

Pola makan tidak teratur, tidak nafsu makan, mual, muntah

Berkurangnya pemasukan makanan

Kekosongan lambung

Erosi pada lambung

Produksi HCL meningkat

Intake makanan tidak adekuat

Kekurangan nutrisi
F. Penilaian status nutrisi
1. Penilaian status nutrisi secara langsung
a) Antropometri
Antropometri memiliki arti sebagai ukuran tubuh
manusia. Pengukuran menggunakan metode ini dilakukan
karena manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Metode antropometri digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan nutrisi (asupan karbohidrat dan protein).
Metode ini memiliki keunggulan dimana alat mudah, dapat
digunakan berulang-ulang & objektif (Mardalena,
2017).Antropometri sebagai indikator status nutrisi dapat
dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter
ini disebut dengan Indeks Antropometri yang terdiri dari :
1) Berat badan menurut umur (BB/U)
2) Tinggi badan menurut umur (TB/U)
3) Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)
4) Lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U)
5) Indeks masa tubuh (IMT)
Banyak sumber yang dapat digunakan untuk menggolongkan status
nutrisi dengan menggunakan indeks antropometri tetapi diperlukan tabel
bantu untuk mengetahui parameter normal kemudian untuk
selanjutnya digolongkan (Mardalena, 2017)
Tabel 1. Penggolongan Keadaan Nutrisi Menurut Indeks Antropometri

Status nutrisi Ambang batas baku untuk keadaan nutrisi berdasarkan

indeks
BB/U TB/U BB/U LLA/U LLA/TB
Nutrisi baik >80% >85% >90% >85% >85%
Nutrisi kurang 61-80% 71-85% 81-90% 71-85% 76-85%
Nutrisi buruk ≤60% ≤70% ≤80% ≤70% ≤75%

G. Karakteristik Status Nutrisi


Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index
(BMI) dan Ideal Body Image Weight (IBW)
1. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari
gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI
dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan
untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.

Bb ( kg )
Indeks Masa Tubuh ¿
TB x TB(m)
Tabel 2 : Batas Ambang Indeks Masa Tubuh IMT
Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17
Kekurangan berat badan tingkat sedang 17,0 – 18,5
Normal 18,5 -25,5
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 –
27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

2. Ideal Body Weight (IBW)


Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan
perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang
sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam
sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah
itu. Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] – [10%
(Tinggibadan – 100)]
H. Pathway

Penyakit salruan Malnutris


pencernaan i
Makanan yang
Disfagia Gastritis Ggn. Usus halus tidak adekuat Intake dan output yang
tidak seimbang
menyebabkan non
Esofagus Respon Malabsorpsi balance intake dan
Intake berlebihan &
masuknya mucosa Terganggunya output
output kurang
basa kuat/ lambung absorpsisatu menyebabakan Non
asam kuat terhadap /banyak zat gizi balance intake dan
Nekrosis iritasi pd dlm mukosa usus output
kolkuatifa lambung

Kekurangan nutrisi
Ketidakma-
Ketidakmamp dalam tubuh
mpuan
menelan Ketidakmampuan uan untuk
makanan untuk mencerna mengabsorpsi
makanan nutrient
Akumulasi lemak
pd seluruh jaringan Kesiapan meningkatkan
Ggn. Menelan dan adiposa nutrisi

Risiko
Ketidakseimba- Ketidakseimbangan
ngan nutrisi: nutrisi lebih dari
kurang dari kebutuhan tubuh
kebutuhan
I. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan
nutrisi adalah sebagai berikut :
 Kadar total limfosit
 Albumin serum
 Zat Besi
 Transferin serum
 Kreatinin
 Hemoglobin
 Hematokirit
 Keseimbangan nitrogen
 Tes antigen kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan risiko status
nutrisi buruk meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, peneurunan
nilai limfosit, penurunan albumin serum < 3,5 gr/dl, dan
peningkatan/penurunan kadar kolesterol (Mubarak, 2008).
a. Pemeriksaan Laboratorium dan Biokimia
Pemeriksaan laboratorium umum digunakan untuk mempelajari status
nutrisi meliputi mengukur protein plasma seperti albumin, transferin,
prealbumin, protein pengikat retinol, kapasitas pengikat zat besi total, dan
haemoglobin. Setelah makan, waktu respon untuk perubahan pada rentang
protein dari jam ke minggu. Masa hidup metabolisme albumin adalah 21 hari,
transferin 8 hari, prealbumin 2 hari, dan protein pengikat retinol adalah 12
hari. Faktor yang mempengaruhi kadar albumin serum meliputi hidrasi,
perdarahan, penyakit ginjal dan hepatik, jumlah drainase yang besar untuk
luka, drain luka bakar, atau traktus gastrointestinal, pemberian steroid, infus
albumin eksogenus, umur, trauma, luka bakar, stres, atau pembedahan. Kadar
albumin adalah indikator penyakit kronis yang lebih baik, sedangkan kadar
prealbumin dianggap sebagai keadaan akut.
Keseimbangan nitrogen penting untuk menyatakan status protein serum.
Hitung keseimbangan nitrogen dengan membagi 6,25 ke dalam gram total
protein yang dimakan dalam satu hari (24 jam). Ukur keluaran nitrogen melalui
analisis laboratorium 24 jam urea nitrogen urinari (UUN). Untuk klien dengan
diare dan drainase fistula, perkirakan tambahan 2-4 gram keluaan nitrogen
yang lebih lanjut. Keseimbangan nitrogen didapatkan dengan membagi
keluaran nitrogen yang dibutuhan untuk anabolisme. Sebaliknya,
keseimbangan nitrogen negatif terjadi saat katabolisme terjadi. (Potter & Perry,
2010).

J. Penatalaksanaan Medis
b. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan
nutrisi meliputi metode enteral (melalui sistem pencernaan). Nutrisi enteral
juga disebut sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan apabila klien tidak
mampu menelan makanan atau mengalami gangguan pada saluran
pencernaan atas dan transport makanan ke usus halus terganggu. Pemberian
makanan lewat enteral diberikan melalui slang nasogastrik dan slang
pemberian makan berukuran kecil atau melalui slang gastrostomi atau
yeyunostomi.
c. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN) juga disebut sebagai nutrisi parenteral total
(TPN) atau hiperalimentasi intravena (IV H), diberikan jika saluran
gastrointestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam kontinuitas
fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya terganggu. Nutrisi
parenteral diberikan secara intravena seperti melalui kateter vena sentral ke
vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein,
elektrolit, vitamin dan unsur renik, semuanya ini memberikan semua kalori
yang dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat hipertonik larutan hanya
dimasukkan ke vena sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan
oleh darah klien. (Nurjanah, 2011)

K. Pengkajian
Pengkajian nutrisi penting khususnya bagi klien yang berisiko masalah nutrisi
yang berhubungan dengan stress, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup,
dan faktor –faktor lain. Pusat pengkajian nutrisi sekitar empat area pokok :
1. Pengukuran Fisik Dan Antropometri
Pengukuran fisik meliputi, tinggi badan dan berat berat badan. Pengukuran
antropometri sistem pengukuran ukran dan ssunan tubuh dan bagian
khusus tubuh. Pengukuran antropometri yang membantu dalam
mengidentifikasi masalah nutrisi termasuk perbandingan ketinggian untuk
lingkar pergelangan tangan, lingkar lengan bagian tengah atas.
2. Tes Laboratorium Dan Biokimia
Tes – tes dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keseimbangan cairan,
fungsi hati, fungsi ginjal, dan adanya penyakit. Tes biasanya diguakan
untuk mempelajari status nutrisi termasuk ukuran protein plasma seperti
albumin, transferin, retinol yang mengikat protein, total kapasitas ikatan
zat besi, dan hemoglobin. Tes – tes lain digunakan untuk menentukan
status nutrisi termasuk ukuran imunitas, seperti penundaan sensitivitas
kutaneus, dan ukuran metabolism protein.
3. Riwayat Diet Dan Kesehatan
Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan makanan dan cairan klien,
sebaik informasi tentang pilihan, alergi, masalah dan area yang
berhubungan lainnya, seperti kemampuan klien untuk memperoleh
makanan. Selama mengkaji riwayat keperawatan perawat juga
menggabungkan informasi tentang tingkat aktivitas klien untuk
menentukan kebutuhan energy dan membandingkannya dengan asupan
makanan.
Faktor yang mempengaruhi pola diet :
a. Status Kesehatan
b. Kultur Dan Agama
c. Status Sosioekonomi
d. Pilihan Pribadi
e. Faktor Psikologis
f. Alcohol Dan Obat
g. Kesalahan Informasi Dan Keyakinan Terhadap Makanan
4. Observasi Klinis
Seperti pada bentuk pengkajian keperawatan lain, perawat mengobservasi
klien tanda – tanda perubahan nutrisi. Karena nutrisi yang tidak tepat
mempengaruhi semua system tubuh, petunjuk malnutrisi dapat diobservasi
selama pengkajian fisik.

L. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
a. Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
b. Faktor yang Berhubungan
 Faktor biologis
 Faktor ekonomi
 Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien
 Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
 Ketidakmampuan menelan makanan
 Faktor psikologis
c. Batasan Karakteristik
 Kram abdomen
 Nyeri abdomen
 Menghindari makanan
 Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal
 Kerapuhan kapiler
 Diare
 Kehilangan rambut berlebihan
 Bising usus hiperaktif
 Kurang makanan
 Kurang informasi
 Kurang minat pada makanan
 Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
 Kesalahan konsepsi
 Kesalahann informasi
 Membran mukosa pucat
 Ketidakmampuan memakan makanan
 Tonus otot menurun
 Mengeluh gangguan sensasi rasa
 Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA
 Cepat kenyang setelah makan
 Sariawan rongga mulut
 Steatorea
 Kelemahan otot pengunyah
 Kelemahan otot untuk menelan
M. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
1 Ketidakseimba Setelah dilakukan asuhan NIC
ngan Nutrisi keperawatan … x 24 jam Nutrition Management
Kurang dari diharapkan masalah a. Kaji adanya alergi makanan
Kebutuhan keperawatan b. Kolaborasi dengan ahli gizi
Tubuh ketidakseimbangan nutrisi untuk menentukan jumlah
kurang dari kebutuhan kalori dan nutrisi yang
tubuh dapat teratasi dibutuhkan pasien
dengan : c. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
Kriteria Hasil d. Anjurkan pasien untuk
a. Adanya peningkatan meningkatkan protein dan
berat badan sesuai vitamin C
dengan tujuan e. Berikan substansi gula
b. Berat badan ideal f. Yakinkan diet yang dimakan
sesuai dengan tinggi mengandung tinggi serat untuk
badan mencegah konstipasi
c. Mampu g. Berikan makanan yang terpilih
mengidentifikasi (sudah dikonsultasikan dengan
kebutuhan nutrisi ahli gizi)
d. Tidak ada tanda-tanda h. Ajarkan pasien bagaimana
malnutrisi membuat catatan makanan
e. Menunjukkan harian
peningkatan fungsi i. Monitor jumlah nutrisi dan
pengecapan dari kandungan kalori
menelan j. Berikan informasi tentang
f. Tidak terjadi kebutuhan nutrisi
penurunan berat badan k. Kaji kemampuan pasien untuk
yang berarti mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam batas normal
b. Monitor adanya penurunan
berat badan
c. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
d. Monitor interaksi anak atau
orang tua selama makan
e. Monitor lingkungan selama
makan
f. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
g. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
h. Monitor turgor kulit
i. Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
j. Monitor mual dan muntah
k. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
l. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
m. Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
n. Monitor kalori dan intake
kalori
o. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papilla
lidah dan cavitas oral
p. Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
REFRENSI

Alimul H, A. Aziz. 2012. Buku Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi

aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC

Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:

Barbara, Kozier. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses

Berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta:

Media Action Publishing

Boyle, M. A., & Roth, S. L. (2010). Personal Nutrittion. (1, Ed.).

USA: Wadswroth Buku 3. Jakarta: Salemba Medika

Carpenito, LJ.2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Ed.13.Jakarta: EGC

Carpenito-Moyet,Lynda Juall.2012.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi

Departemen Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi

Orang Dewasa dengan Indeks Massa Tubuh (IMT), Jakarta 2003.

Available from: http://www.depkes.go.id/index.php.vw=2&id=A-137

Fikawati, S., Syafiq, A., & Veratamala, A.(2017). Gizi Anak dan

Remaja(1st ed.). Depok: Rajawali pers Jakarta : EGC Klasifikasi 2012-

2014.Jakarta: EGC Klasifikasi 2018-2020.Jakarta: EGC

Kozier, B., Erb, Berman, Snyder. (2010). Buku Ajar Fundamental

Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. (Pamilih, E, K., Devi, Y.,

Yuyun, Y., Ana, L.,& Wilda, E., Penerjemah). Ed. 7, Vol 1. Jakarta:

EGC

Mardalena, I. (2017). Dasar-Dasar Ilmu Gizi (Konsep dan Penerapan pada

Asuhan Keperawatan) (1 ed.). Yogyakarta: Pustaka Baru Press &

Praktik Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC 13. Jakarta: EGC 2. Jakarta :

Salemba Medika
Mardalena, Ida.(2017). Dasar Dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan

Konsepdan Penerapan Pada Asuhan Keperawatan.Yogyakarta: Pustaka

Baru Press

Medika.

Mubarak, Wahit Iqbal.2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : teori

dan NANDA International. 2012.Diagnosis Keperawatan: Definisi dan

NANDA International. 2014.Diagnosis Keperawatan: Definisi dan

Nurarif, A.H, Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan

Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2010.Fundamental Keperawatan, Edisi 7

Salemba Medika

Tarwoto, Wartonah.2006.Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba

Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9

Anda mungkin juga menyukai