Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

OLEH
MUHAMMAD FANANI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG DIPLOMAIII
MATARAM
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
(NUTRISI)

1. Konsep Kebutuhan Nutrisi


a. Definisi / deskripsi kebutuhan nutrisi.
Istilah gizi berasal dari bahasa arab gizawi yang berarti nutrisi. Gizi
adalah substansi organik dan nonorganik yang ditemukan dalam makanan dan
dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier, 2018).
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh,
mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit.
Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi aktivitas tubuh,
membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai
proses kimia di dalam tubuh (Mubarak, 2018).
Nutrien adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat
dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya.
Enam zat nutrisi esensial (kelompok nutrien) yaitu : air, karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral mempunyai tiga fungsi utama yaitu :
1) Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh
2) Menyediakan “struktur material” untuk jaringan tubuh seperti
tulang dan otot
3) Mengatur proses tubuh.

b. Anatomi dan fisiologi system pencernaan


1) Rongga oral
a) Bibir : berfungsi untuk menerima makanan dan produksi
wicara.
b) Lidah : berfungsi untuk menggerakan makanan saat dikunyah
atau ditelan, untuk pengecapan dan dalam produksi wicara.
c) Kelenjar saliva : melarutkan makanan secara kimia,
melembabkan dan melumasi makanan, sekresi amilase untuk
mengurang zat tepung menjadi polisakarida dan maltosa,
sebagai zat buang, membersihkan rongga oral dan membantu
memelihara kesehatan oral serta mencegah kerusakan gigi.
d) Gigi : menghancurkan makanan menjadi bagian-bagian kecil
dan bercampur dengan saliva untuk membentuk bolus makanan
yang dapat ditelan.
2) Faring : berperan dalam proses menelan.
3) Esofagus : menggerakan makanan dari faring ke lambung melalui
gerak peristalis.
4) Lambung : penyimpanan makanan, produksi kimus, digesti protein,
produksi mukus, produksi faktor intrinsik (glikoprotein, vit. B12),
absorpsi.
5) Usus halus (duodenum, yeyunum, ileum) : mengakhiri proses
pencernaan makanan yang dimulai di mulut dan di lambung. Proses
ini diselesaikan oleh enzim usus dan enzim pankreas serta dibantu
empedu dalam hati, secara selektif mengabsorpsi produk digesti.
6) Usus besar : mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolitdari
kimus yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa
semi padat.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi system pencernaan.


 Diet
Diet yang sembaranga dapat mempengaruhi kerja sistem
pencernaan sehingga terjadi gengguan dalam mencerna nutrisi dan
akhirnya proses pencernaan tida optimal dalam melakukan fungsinya.
Diet yang dapat mempengaruhi sistem pencernaan antara lain adalah
makanan pedas, asam dan bersantan pekat.
 Penyakit
Sistem pencrnaan adalah organ yang paling sering di lalui oleh
benda-benda dari luar tubuh misal makanan, sehingga sangat rentan
sekali terkena gangguan apabila sistem pertahanan tubuh tidak adekuat.
Tidak heran jika banyak terjadi gangguan pada sistem pencernaan
karena hal tersebut yang kita tidak tahu dan menyadari berapa banyak
kuman yang masuk kedalam sistem pencernaan kita.
 Bahan kimia
Sering kita memasukan bahan kimia kedalam mulut kita baik
disengaja maupun tidak disengaja, dan melukai salah satu organ di
rongga mulut dan bahkan masuk sampai organ pencernaan bagian
dalam sehingga mengakibatkan fungsi organ tersebut mengalami
gangguan.

d. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada system pencernaan.


 Kerusakan gigi adalah proses erosif yang diakibatkan oleh kerja bakteri
pada karbohidrat yang dapat difermentasi di dalam mulut, yang pada
waktunya menghasilkan asam-asam yang melarutkan email gigi.
 Kanker rongga mulut
 Akalasia adalah tidak adanya atau tidak efektifnya peristaltik esofagus
distal disertai dengan kegagalan sfingter esofagus untuk rileks dalam
respon terhadap menelan.
 Gastritis akut (inflamasi mukosa lambung) sering akibat diet yang
sembrono.
 Ulkus peptikum adalah ekskavasi (area berlubang) yang terbentuk
dalam dinding mukosa lambung, pilorus, duodenum atau esofagus.
 Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal
(lebih dari 3 kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200g/hari)
dan konsistensi (feses cair)
 Peritonitis adalah inflamasi peritonium-lapisan membran serisa rongga
abdomen dan meliputi visera.

2. Rencana Asuhan Keperawatan Kliean dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi


a. Pengkajian
1) Riwayat keperawatan
a) Keluhan utama
Klien mengatakan merasa mual, muntah, BAB lebih
dari 5x/hari dengan konsistensi cair, nafsu makan
menurun/meningkat, mengalami penurunan/peningkatan BB.
b) Keluhan sekarang
Klien merasa lemas dan tidak nafsu makan, mual,
muntah. Nafsu makan meningkat dan mudah merasa lapar.
c) Keluhan masa lalu
Klien pernah menderita gangguan sistem pencernaan.

2) Pemeriksaan fisik : data fokus


- Penampilan umum dan vitalitas : Apatis, lesu, tampak lelah
- Berat badan : Berat badan kurang atau berlebih
- Rambut : Rambut kering, kusam, pecah-pecah, tipis, rapuh
- Kulit : Kering, kusam, pecah-pecah, pucat atau berpigmen, ada
petekia atau memar, lemak subkutan sedikit
- Kuku : Rapuh, pucat, bentuk seperti sendok
- Mata : Kering, konjungtiva pucat atau merah, kornea lembut
- Lidah : Berwarna merah atau magenta, tampilan halus,
bengkak, ukuran lidah bertambah atau berkurang
- Bibir : Bengkak, pecah-pecah pada sudut bibir
- Gusi : Bengkak, meradang, mudah berdarah, berbentuk seperti
spon
- Otot : Tonus buruk, lembek dan tidak berkembang
- Sistem kardiovaskular : Frekuensi nadi meningkat, TD
meningkat, trama jantung abnormal (ireguler)
- Sistem pencernaan : Anoreksia, indigesti, diare, konstipasi
- Sistem persarafan : Refleks menurun, emosi tidak stabil, kurang
perhatian, bingung

3) Pemeriksaan penunjang
Ó Pemeriksaan Hb
Laki-laki dewasa (14-18 gr/dl)
Wanita dewasa (12-16 gr/dl)
Ó Pemeriksaan Albumin (3,5-4,5 gr/dl)
Ó Rontgen
Ó TG (<150 mg/dl)
Ó Kolesterol (<200 mg/dl)
Ó HDL (>50 mg/dl)
Ó LDL (<130 mg/dl)
b. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa 1 :
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
1) Definisi
Intake nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik

2) Batasan karakteristik
a. Berat badan dibawah ideal lebih dari 20%
b. Melaporkan intake makanan kurang dari kebutuhan yang
dianjurkan
c. Konjungtiva dan membran mukus pucat
d. Lemah otot untuk menelan atau mengunyah
e. Luka, inflamasi pada rongga mulut
f. Mudah merasa kenyang sesaat setelah mengunyah makanan
g. Melaporkan kurang makan
h. Melaporkan perubahan sensasi rasa
i. Tidak mampu mengunyah makanan
j. Miskonsepsi
k. Penurunan berat badan dengan intake makanan adekuat
l. Enggan makan
m. Kram abdominal
n. Tonus otot buruk
o. Nyeri abdomen patologi atau bukan
p. Kerusakan minat terhadap makan
q. Pembuluh kapiler rapuh
r. Diare atau steatorea
s. Kehilangan rambut banyak
t. Suara usus hiperaktif
u. Kurang informasi, misinformasi

3) Faktor yang berhubungan


Tidak mampu dalam memasukkan,mencerna, mengabsorpsi makanan
karena faktor biologi, psikologi, atau ekonomi.

Diagnosa 2 :
Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan
1) Definisi
Intake nutrisi melebihi kebutuhan

2) Batasan karakteristik
a. Tebal kulit trisep >25 mm pada wanita dan >15 mm pada laki-
laki
b. Berat badan 20% diatas ideal
c. Respon makan karena eksternal (situasi sosial, waktu)
d. Melaporkan disfungsi pola makan (misal memasang makan
dengan aktivitas lain)
e. Tingkat aktivitas menetap
f. Konsentrasi intake makanan pada menjelang malam

3) Faktor yang berhubungan


Intake berlebih dalam hubungan dengan metabolisme tubuh

Diagnosa 3 :
Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
1) Definisi
2) Batasan karakteristik
3) Faktor yang berhubungan

Diagnosa 4 :
Risiko ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan
1) Definisi
Risiko terhadap intake nutrisi melebihi kebutuhan tubuh

2) Faktor risiko
a. Melaporkan memulai makanan padat sebagai sumber makanan
utama sebelum usia 5 bulan
b. Intake makanan berkonsentrasi/makanan berat di malam hari
c. Melaporkan atau menunjukan obesitas pada satu atau kedua orang
tua
d. Melaporkan atau menunjukan berat badan diatas normal pada
awal kehamilan
e. Transisi cepat dalam pertumbuhan persentil pada anak atau bayi
f. Makanan dengan aktifitas lain
g. Menunjukan penggunaan makanan sebagai alat kepuasan atau
hadiah
h. Respon makan sebagai isyarat interna dibanding dengan rasa lapar
(misal cemas)
i. Respon makan sebagai isyarat ekstrna (misal., situasi sosial,
waktu makan)
j. Disfungsi pola makan

c. Perencanaan
Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
1) Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan :
- Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi sesuai dengan tingkat
aktivitas dan kebutuhan metabolik.
Kriteria hasil :
- Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
- Peningkatan BB
- Prtambahan LLA
- Menghabiskan porsi makanan yang diberikan
2) Intervensi keperawatan dan rasional
Intervensi Rasional
1. Kaji faktor penyebab 1. Penyebab dapat memudahkan
untuk menentukan intervensi yang
tepat
2. Monitor TTV 2. Nadi dan TD meningkat dapat
menendakan hipoglikemi.
3. Jelaskan perlunya konsumsi 3. Asupan utrisi kompeks yang
karbohidrat, lemak, protein, adekuat berperan dalam
vitamin, mineral dan cairan. memenuhi kebutuhan energi dan
menjaga keseimbangan tubuh.
4. Diskusikan bersama klien 4. Rasa mual dapat menurunkan
kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan.
nafsu makan.
5. Timbang BB 5. Peningkatan BB menunjukan
kebutuhan nutrisi terpenuhi.
6. Lakukan oral hygiene 6. Mulut yang bersih dan sehat dapat
meningkatkan selera makan.
7. Inspeksi konjungtiva, mukosa 7. Nutrisi yang adekuat dapat
bibir ditandakan dengan konjungtiva
dan mukosa bibir lembab dan
berwarna merah muda.
8. Tawarkan makanan dalam jumlah 8. Makan yang berlebih akan
sedikit tapi sering. menimbulkan rasa mual dan
muntah.
9. Konsultasikan dengan ahli gizi 9. Mencegah komplikasi jika ada
untuk menetapkan kebutuhan penyakit penyerta.
kalori harian dan jenis makanan
yang sesuai bagi klien.
10. Kolaborasi untuk pemberian 10. Klien dengan gangguan rongga
nutrisi melalui NGT. oral an esofagus tidak dapat
mengunyah dan menelan
makanan.
11. Kolaborasi untuk pemberian 11. Pada pasien gangguan usus halus
nutrisi intravena. terjadi hambatan dalam absorpsi
nutrisi.

Diagnosa 2 : Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan


1) Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan :
- Menurunkan BB dalam batas normal/ideal
Kriteria hasil :
- Menjelaskan alasan peningkataan asupan nutrisi
- Penurunan BB
- LLA berkurang
2) Intervensi keperawatan dan rasional
Intervensi Rasional
1. Kaji adanya faktor penyebab 1. Penyebab dapat memudahkan
peningkatan berat badan. untuk menentukan intervensi yang
tepat.
2. Timbang BB 2. Mengukur setiap perubahan BB
secara berkala.
3. Ajarkan teknik-teknik modifikasi 3.
prilaku untuk mengurangi asupan
kalori, seperti :
- Jangan makan pada saat - Makanan selingan
melakukan kegiatan lain menambah kalori secara
tidak disadarai dan akan
terjadi penumpukan lemak
secara berlebih.
- Minum satu gelas air - Mnstimulus reseptor
sesaat sebelum makan kenyanga agar tidak
mekan secara berlebihan.
- Kurangi porsi makanan - Makanan berlebih
tambahan, makanan mengakibatkan
berlemak, makanan manis penyimpanan energi
dan alkohol berupa lemak yang
berlebih.
- Siapkan makanan dalam - Kebutuhan energi sesuai
porsi kecil yang hanya kebutuhan mencegah
cukup untuk satu kali penyimpanan kalori
makan dan buang sisanya berlebih.
4. Instruksikan klien untuk 4. Kalori yang menumpuk berisiko
memperbanyak aktivitas guna tinggi terkena penyakit
membekar kalori. kardiovaskular.
5. Konsultasikan dengan ahli gizi 5. Diet tinggi protein dan tinggi serat
untuk menetapkan kebutuhan dapat membantu dalam program
kalori harian dan jenis makanan penurunan berat badan.
yang sesuai bagi klien.

Diagnosa 3 : Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan


1) Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan :
Kriteria hasil :
2) Intervensi keperawatan dan rasional
Diagnosa 4 : Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan
1) Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan :
Kriteria hasil :
2) Intervensi keperawatan dan rasional
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, W Iqbal, Chayatin N,. (2005) Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta
: EGC
NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa keperawatan
Sloane, Ethel. (2004) Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC.
Bare, Brenda G.,(2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth
Edisi 8. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai