PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, dan diffuse atau lokal. Sebagian
kronis(Wijaya, & Putri, : 2013 ).Gastritis atau yang dikenal dengan sakit
hati, mual (nausea), muntah, cepat kenyang, nyeri dan anoreksia (Ardiasyah,
2012:158-159).
baik dan benar. Dari hasil wawancara di dapatkan klien dengan diagnosa
7
2
diterapkan klien tidak teratur dan suka mengkonsumsi makan yang dapat
kronis di butuhkan upaya untuk mengatur pola makan yang benar. Pada
yang muncul seperti hilangnya nafsu makan, rasa kenyang, nyeri ulu hati,
dan mual(Suasnto,:2007)
3
selalu diperhatikan jenis diet, tujuan diet, dan syarat diet yang diberikan
kerusakan jaringan tubuh atau untuk mencapai berat badan klien dengan
dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis merupakan awal
merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien inap
2012).
91,6% yaitu di Kota Medan, lalu di beberapa Kota lainny seperti Surabaya
Aceh 31,7%, dan Pontianak 31,2%. Hal tersebut disebabkan oleh pola
makan yang kurang sehat (Gustin,2011). Hal ini tidak terkecuali di Kota
28,186 atau 7,92 % jiwa yang menderita penyakit gastritis. (Dinkes Kota
Kabupaten Tebo tahun 2017 sebesar 4043 kasus penderita penyakit gastritis,
dan untuk data penyakit gastritis di Puskesmas Sungai Bengkal pada tahun
2016 sebanyak 598 kasus dan 601 kasus penderita ganstritis tahun 2017,
untuk pasien dengan kasus gastritis yang dirawat inap pada tahun 2016
sebanyak 30 orang, tahun 2017 sebanyak 25 orang dan untuk tahun 2018
2017).
B. Rumusan Masalah
a. Tujuan umum
b. Tujuan Khusus
Kabupaten Tebo.
C. Manfaat Penelitian
3. Bagi Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teoritis
a. Definisi Nutrisi
berikut :
7
8
jaringan lemak.
mass index (BMI) adalah rasio antara berat badan dalam kilogram
BB(dalam Kg)
Indek masa Tubuh =
TB ( dalam M ) 2
NO IMT Katagori
1 <18.5 Underweight ( Dibawah berat badan )
2 18,5-24,9 Normal
3 25-29,9 Overweight (kelebihan berat badan)
4 30-39 Obesitas
(sumber:Niman,S :2017 ilmu dasar keperawatan penghantar ilmu gizi untuk perawat )
(Almatsier, 2011).
2011)adalah :
menerimanya.
secara bertahap.
1) Diet lambung I
2011).
2) Diet lambung II
2011).
Menurut (Putra,2013).
a) Makanan teratur
kental.
dibubur. dodol.
2 Sumber protein Daging sapi empuk, hati, Daging, ikan, ayam
polo.
4. Sayuran Sayuran yang tidak banyak Sayuran kering.
santan.
5 Buah-buahan Pepaya, pisang, sawo, jeruk Buah yang tinggi serat
nanas, kedondong,
buah-buah yang
dikeringkan.
6 Lemak Margarin, minyak, santan Lemak hewan, dan
minuman yang
mengandung soda,
sebagainya.
2. Gastritis
a. Definisi
b. Etiologi
lambung .
6
2) Konsumsi alkohol dapat menyebabkan kerusakan mukosa
gaster.
7) Minuman bersoda
c. Manifestasi klinis
d. Penatalaksanaan medis
1) Non farmakologis.
sering.
16
cuka encer.
2) Anemia pernisiosa.
3) Ulkus peptikum.
4) Keganasan lambung.
1. Pengkajian
a. Biodata.
perkawinan.
b. Keluhan utama
17
lambung.
gejala serupa?
2. Pemeriksaan fisik
kulit dan rambut dapat menjadi petunjuk adanya gangguan nutrisi dan
penampilan kakesia
2 Berat badan Berat badan sesuai untuk Penampilan obesitas atau
tinggi badan, usia dan underweight
bentuk tubuh
3 Postur tubuh Postur tegak, lengan dan Bahu kendur, dada cekung,
tungkai lurus punggung bungkuk.
4 Massa otot Massa otot berkembang Tonus tidak berkembang baik,
baik, tonus otot baik, nyeri, edema, kekuatan otot
kekuatan otot baik kurang
5 Kontrol sistem Rentang perhatian baik, Kurang perhatian, iritabilitas,
saraf refleks baik, psikologis bingung, parasthesia, refleks
stabil menurun
6 Fungsi Nafsu makan baik, Anoreksia, konstipasi atau diare
gastrointestinal eliminasi normal
7 Fungsi Denyut dan irama jantung Tachycardia, pembesaran
kardiovaskuler normal jantung, tekanan darah
meningkat
8 Vitalitas umum Bertenaga, kebiasaan tidur Mudah lelah, kurang energi,
baik, penampilan baik mudah tertidur, lesu dan apatis
9 Rambut Bersinar, kuat, tidak mudah Kusam, kusut, kering, tipis,
rontok,kulit kepala sehat depigmentasi, rontok
10 Kulit Kulit halus, lembab, dan Kasar, kering, bersisik, pucat
warna baik
11 Wajah dan leher Warna merata : halus, Penampilan berminyak,
merah muda, penampilan bersisik,bengkak.
sehat, tidak ada bengkak
12 Bibir Halus, warna baik, lembab, Penampilan kering, bersisik,
tidak pucatdan pecah-pecah ada lesi pada sudut mulut
13 Mukosa membran Membran mukosa dalam Bengkak
mulut berwarna merh muda
sampai kemerahan
14 Gusi Warna merah muda, tidak Bengkak, mudah berdarah
20
3. Diagnosa Keperawatan.
4. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut
NOC
Tingkat nyeri
Tingka kenyamanan
Kriteria hasil
manajemen nyeri.
tanda nyeri).
NIC
presipitasi.
dukungan.
k. Tingkatkan istirahat.
23
NOC
Status nutrisi
Asupan
Pengendalian berat
Kriteria hasil :
NIC
makan.
ahli gizi).
c. Defisiensi pengetahuan
NOC
Kriteria hasil
dijelaskan kembali
NIC
tepat.
5. Implementasi
a. Pendidikan kesehatan
mempertahankan kesehatan.
minum susu lebih dari satu atau dua gelas susu rendah
kalori.
orange,kacang.
sayur
28
anggur, stroberi .
BAB III
Jenis studi kasus yang digunakan dalam studi kasus ini adalah kualitatif,
yaitu melakukan pengkajian fokus pada satu unit kasus secara intensif
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang tertentu
Subjek diambil dari satu orang pasien dengan diagnosa gastritis kronis
Ilir.
7
30
rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara
dengan daya terima perorangan), laktosa rendah bila ada gejala intolerasi
laktosa; umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu banyak, pada fase
akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk
melaksanakan pola makan yang baik yaitu dengan cara Makan dengan
Makanan dalam porsi kecil setiap 3 jam sekali, makan makanan yang
Kurangi jumlah makan hingga 1/3 atau ½ dari porsi yang biasa anda
serta minum susu nonfat tanpa gula atau terh hangat tanpa gula. Sebagai
teman minum teh, anda bisa memilih biskuit sehat. Selain itu , hindari
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan studi kasus kasus dengan cara
wawancara ,observasi, dan pemeriksaan fisik yang dilakukan selama dua hari
penyuluhan dan leaflet . Untuk data pengetahuan pola makan dijelaskan pada
Tebo.
Data disajikan secara narasi yang terdiri dari data fokus, diagnosa
evaluasi keperawatan yang meliputi data verbal dan nonverbal dari subjek
1. Informend concent
atau tidak. Dan lakukan kontak waktu terlebih dahulu kepada klien
1. Data fokus
a. Keluhan Utama
Klien masuk ke rumah sakit pada tanggal 05 juni 2017 pukul 13:10
Dengan keluhan nyeri ulu hati , bagian perut kanan, dan merasakan
mual .
mual.
2. pengkajian
Pasien masuk pada tanggal 05 juni 2017 pada pukul 13:10 WIB
kelamin perempuan, dengan keluhan utama nyeri perut pada bagian ulu
tampak meringin, terdapat nyeri tekan pada bagian perut kanan dan ulu
hati, pada saat masuk klien merasa mual tidak muntah.. Porsi makan
7
2
saat sakit berkurang hanya ½ dari posri yang di makan (nasi hanya di
rawat di rumah sakit ini dengan sakit yang sama pada tanggal 06
november 2014.
dari porsi yang di makan ( nasi hanya di habiskan 1/2, lauk dihabiskan,
dan sayur tidak dihabiskan ), menyukai semua jenis makanan yang bisa
air putih dan teh manis, sumber air yang di minum adalah air isi ulang,
GCS 15 (eyes:4, motorik :6, verbal :5). Berat badan saat ini 45 kg tidak
tekan pada bagian ulu hati dan kanan, bising usus normal 5x/ menit,
3. Analisa data
dan kanan.
Data objektif :
skala nyeri 5
pasien tampak
tampak meringis
klien mengatakan
suka mengkonsumi
makanan pedas
klien mengatakan
teratur.
klien mengatakan
4
mual (nausea)
Data objektif :
menghabiskan makan
hanya makan
½ lauk dihabiskan
BB:45 kg
IMT: 22,9
3 Data subjektif : Penatalaksanan diet Defisiensi
tidak mengetahui
dihindari .
Data objektif:
mengetahui makanan
4. Diagnosa Keperawatan
pada bagian ulu hati dan perut kanan, klien tampak meringis,
nyeri 5.
5. Intervensi Keperawatan
non verbal dari ketidak nyamanan, lakukan penanganan nyeri dengan non
farmakologi dengan cara teknik relaksasi nafas dalam, atur posisi klien
6
mengilangi nyeri.
meningkat dengan kriteria hasil klien ada peningkatan berat badan, dan
antara lain yaitu kaji adanya alergi makanan atau tidak, melakukan
pola makan yang harus teratur dan makan apa saja yang boleh di
6. Implementasi keperawatan
11:10 WIB adalah mengkaji adaya alergi terhadap makan ada atau tidak,
7
pedas dan berbumbu. Pada pukul 11:20 mengkaji pola makan setiap
hari ,dihabiskan atau tidak, di dapatkan dari hasil objektif dan subjektif
tidak di makan). Pola makan yang diterapkan klien tidak teratur kadang
makan yang pedas, makan yang berbumbu menyengat, dan makan yang
menjaga kesehatan dan mengatur pola makan yang baik. 12:20 wib
7. Evaluasi
8
sampai tanggal 08 juni 2017 dengan metode SOAP, pada tanggal 7 juni
2014 wib yang diperoleh dari diagnosa nyeri akut yaitu dengan hasil
relaksasi tarik nafas dalam selama nyeri masi terasa, Anjurkan untuk
kompres air hangat jika dengan terknik nafas dalam tidak efektif.
kurang dari kebutuhan tubuh yaitu dengan hasil data subjektif klien
makan pedas lagi, di dapatkan data objektif klien tampak masih tidak
intake makanan, pola makan klien lihat pola makan setiap kali makan di
habiskan atau tidak dan jadwal teratur atau tidak, anjurkan untuk
mengatur pola makan yang baik ,tidak untuk mengkonsumsi makan yang
Evaluasi pada tanggal 8 juni 2017 dengan diagnosa nyeri akut yaitu
dengan subjektif Klien mengatakan sudah tidak sakit lagi,tidak ada nyeri
tekan, dan data objektif Klien tampak tidak meringis lagi, muka tampak
cerah. Hasil analisa data klien mengatakan tidak merasakan nyeri pada
pola makan tidak ada makan pedas lagi, dan data objektif klien tampak
B. Pembahasan
kesehatan dasar dan sangat penting bagi tubuh untuk pertumbuhan dan
tubuh, metabolism sel dan fungsi organ (Nirman,S 2017). Pada masalah
pendidikan kesehatan pada klien dalam hal ini individu sebagai upaya
yang di habiskan ( nasi tidak di habiskan, lauk di habiskan dan sayur tidak
di makan), hal ini sesuai dengan teori bahwa mual(nausea) adalah salah
satu gejala dari penyakit gastritis kronis dan merupakan data penunjang
tujuan dari tindakan tersebut adalah untuk mencegah terjadinya infeksi dan
semua nutrient esensial, kesadaran akan hubungan diet dan penyakit serta
diet yang dapat meningkatkan kesehatan yaitu diet yang terdiri dari bahan-
pengertian dan makanan apa yang boleh dimakan dan yang tidak boleh di
C. Keterbatasan Kasus
BAB V
A. Kesimpulan
klien tidak tertarur kadang hanya makan 2x sehari dan 1x sehari, klien
seminggu sekali.
2. Diagnosa yang muncul saat ini dilakukan pengkajian adalah nyeri akut,
klien yang riwayat penyakit Gastritis kronis harus menjaga Pola makan
yang baik jika tidak makan penyakit yang di derita bisa kambuh lagi.
klien, karena studi kasus klien sangat mudah untuk berinteraksi saat di
ajak berinteraksi
kronis apa saja yang harus di lakukan setelah pulang ke rumah dan
klien mengatakan telah mengerti apa yang telah di jelaskan tentang pola
nutrisi yang baik, jadwal makan yang teratur, porsi makan yang sesuai
B. Saran
Jambi).
.jl.wonosari,baturetno,Jogjakarta.
demystified .Yongyakarta
Mahkota:Jakarta
gastritis. Malang