Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastritis adalah suatu peradangan lokal atau menyebar pada mukosa

lambung yang dapat bersifat akut, kronis, dan diffuse atau lokal. Sebagian

besar gastritis disebabkan oleh infeksi bakteri mukosa lambung yang

kronis(Wijaya, & Putri, : 2013 ).Gastritis atau yang dikenal dengan sakit

maag merupakan peradangan (pembengkakan) dari mukosa lambung yang

disebabkan oleh faktor iritasi dan ifeksi (Rahma, dkk, 2013).

Selain itu Peradangan pada gastritis dapat mengakibatkan

pembengkakan mukosa lambung seperti terlepasnya epitel mukosa

superfisial yang menjadikan penyebab terpenting dalam gangguan sistem

saluran pencernaan.Helicobacter pylori merupakan bakteri utama yang

paling sering menyebabkan terjadinya gastritis (Muttaqin, & Sari,

2013:385).Pasien gastritis biasanya sering mengeluh sakit pada bagian ulu

hati, mual (nausea), muntah, cepat kenyang, nyeri dan anoreksia (Ardiasyah,

2012:158-159).

Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun

gastritis merupakan awal dari penyakit yang dapat menyusahkan kita

(Zhaoshen, 2014).Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit gastritis

dapat dipengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ada pun dalam

pemenuhan kebutuhan nutrisi dapat di gambarkan pada pola makan yang

baik dan benar. Dari hasil wawancara di dapatkan klien dengan diagnosa

7
2

gastritis kronis di Puskesmas Sungai Bengkal, Kecamatan Tebo Ilir,

Kabupaten Tebo Ruangan Perawatan mengatakan bahwa pola makan yang

diterapkan klien tidak teratur dan suka mengkonsumsi makan yang dapat

meningkatkan asam lambung seperti (cabe, dan makanan yang asam).

Pemenuhan kebutuhan nutrisi sangatlah penting bagi kesehatan dasar dan

sangat penting bagi tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan yang

normal, mempertahankan dan memperbaiki jaringan tubuh, metabolisme sel

dan fungsi organ, serta bagaimana tubuh mengelola dan menggunakan

makan atau nutrient menjadi energi untuk pertumbuhan, mempertahankan

fungsi dan memperbaiki sel-sel yang rusak (Niman,S. 2017)

Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi, perawat berperan penting dalam

melakukan implementasi antara lain adalah pendidikan kesehatan, dalam

melakukan pendidikan kesehatan perawat berperan mendidik individu,

kelompok, masyarakat, serta tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lain,

perawat bertugas memberikan pendidikan kesehatan pada klien dalam hal

ini individu sebagai upaya menciptakan perilaku yang kondusif bagi

kesehatan. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk membangun kesadaran

diri dalam meningkatkan kesehatan dengan pengetahuan kesehatan

(Asmadi,2008).Dalam melakukan pencegahan kekambuhan pada gastritis

kronis di butuhkan upaya untuk mengatur pola makan yang benar. Pada

klien gastritis kronis perlu diajarkan bagaimana mengenali gejala-gejala

yang muncul seperti hilangnya nafsu makan, rasa kenyang, nyeri ulu hati,

dan mual(Suasnto,:2007)
3

Penatalaksanaan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada gastritis kronis

selalu diperhatikan jenis diet, tujuan diet, dan syarat diet yang diberikan

oleh klien secara garis besarnya diberikan makanan secukupya untuk

memenuhi kebutuhan kalori dan protein guna mencegah dan mengurangi

kerusakan jaringan tubuh atau untuk mencapai berat badan klien dengan

status yang optimal (Zakaria,:2013).

Menurut WHO 2013, insiden gastritis di dunia sekitar 1,8-2,1 juta

dari jumlah penduduk setiap tahunnya, di Inggris (22%), China (31%),

Jepang (14,5%), Kanada (35%), dan Perancis (29,5%). Di Asia Tenggara

sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya.Gastritis biasanya

dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis merupakan awal

dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan seseorang.Persentase dari

angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%, dan

angka kejadian gastritis di beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi

dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk (Kurnia,

Rahmi, 2011). Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2011, gastritis

merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien inap

di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%) (Depkes,

2012).

Angka terjadinya gastritis di Indonesiacukup tinggi, dari penelitian

dan pengamatan yang dilakukan oleh Departemen kesehatan RI angka

kejadian gastritis di beberapa Kota di Indonesia ada yang tinggi mencapai

91,6% yaitu di Kota Medan, lalu di beberapa Kota lainny seperti Surabaya

31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50 %, Bandung 32,5 %, Palembang 35,3%,


4

Aceh 31,7%, dan Pontianak 31,2%. Hal tersebut disebabkan oleh pola

makan yang kurang sehat (Gustin,2011). Hal ini tidak terkecuali di Kota

Jambi, menurut laporan Dinas Kesehatan Kota Jambi menempati urutan ke

5 dalam 10 penyakit terbesar di Kota Jambi tahun 2016, yaitu sebanyak

28,186 atau 7,92 % jiwa yang menderita penyakit gastritis. (Dinkes Kota

Jambi 2016). Sedangkan untuk data rekapitulasi penyakit ganstritis di

Kabupaten Tebo tahun 2017 sebesar 4043 kasus penderita penyakit gastritis,

dan untuk data penyakit gastritis di Puskesmas Sungai Bengkal pada tahun

2016 sebanyak 598 kasus dan 601 kasus penderita ganstritis tahun 2017,

untuk pasien dengan kasus gastritis yang dirawat inap pada tahun 2016

sebanyak 30 orang, tahun 2017 sebanyak 25 orang dan untuk tahun 2018

dari bulan Januari – Mei sebanyak 20 orang ( Dinkes Kabupaten Tebo

2017).

Berdasarkan latar belakang yang di uraikan diatas penulis tertarik

untuk membuat studi kasus:Asuhan keperawatan dalam pemenuhan nutrisi

pada pasien gastritis kronis di ruang perawatan Puskesmas Sungai

Bengkal, Kecamatan Tebo Ilir, Kabupaten Tebo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada latar belakang, maka

dapat di rumuskan masalah sebagai berikut: bagaimana asuhan keperawatan

dalam pemenuhan nutrisi pada pasien gastritis kronis di ruang perawatan

Puskesmas Sungai Bengkal, Kecamatan Tebo Ilir, Kabupaten Tebo.


5

1. Tujuan Studi Kasus

a. Tujuan umum

Secara umum studi kasus ini bertujuan untuk mendapatkan

gambaran asuhan keperawatan dalamupaya pemenuhan kebutuhan

nutrisi pada kasus gastritis kronis diruang Perawatan Puskesmas

Sungai Bengkal, Kecamatan Tebo Ilir, Kabupaten Tebo.

b. Tujuan Khusus

1) Diketahui gambaran pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan asuhan keperawatan, pelaksanaan asuhan

keperawatan dan evaluasipada pasiengastritis kronisdiruang

Perawatan Puskesmas Sungai Bengkal, Kecamatan Tebo Ilir,

Kabupaten Tebo.

2) Diketahui gambaran pemenuhan nutrisi pada pasien gastritis

kronisdiruang Perawatan Puskesmas Sungai Bengkal,

Kecamatan Tebo Ilir, Kabupaten Tebo.

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas Sungai Bengkal

Bagi Puskesmas Sungai Bengkal penulisa ini di harapkan dapat

dijadikan landasan bagi praktisi kesehatan dalam memahami penyakit

gastritis kronis dan dapat memberikan penyuluhan kesehatan mengenai

pemenuhan kebutuhan nutrisi.


6

2. Bagi Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jambi

Diharapkan dapat memperkaya literature ilmu keperawatan dan

mampu dijadikan referensi studi kasus selanjutnya tentang gastritis kronis

di Jurusan Keperawatan Poltkkes Kemenkes Jambi.

3. Bagi Penulis

Memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam

mengaplikasikan hasil riset keperawatan, khusunya studi kasus tentang

upaya pemenuhan kebutuhan nutrisi pada Pasien diruang Perawatan

Puskesmas Sungai Bengkal, Kecamatan Tebo Ilir, Kabupaten Tebo.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teoritis

1. Kebutuhan Nutrisi Pada Klien Gastritis Kronis

a. Definisi Nutrisi

Nutrisi merupakan komponen kesehatan dasar dan sangat

penting bagi tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan yang

normal, mempertahankan dan memperbaiki jaringan tubuh,

metabolisme sel dan fungsi organ (Niman, 2017). Nutrisi adalah

jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan makanan yang

dikonsumsinya. Dengan kata lain nutrisi adalah sesuatu yang

dimakan seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya

( Kozier, barbara et al, 2010 ).

b. Gangguan nutrisi pada penderita gastritis

Menurut sukarmin (2013) beberapa hal yang berpengaruh

terhadap perubahan nutrisi pada pasien gastritis adalah sebagai

berikut :

1) Pasien mengatakan tidak nafsu makan

Naiknya volume asam lambung akan menurunkan

rangsangan timbulnya nafsu makan. Pada saat lambung penuh

ole hasil sekresi makan akan terjadi penurunan nafsu makan

7
8

2) Terjadi penurunan berat badan (misalnya 0,25 dalam 3 hari,

akan tetapi penurunan berat badan masih dalam batas normal ).

Masa otot tersusun atas glikogen dan bagian subkutan banyak

jaringan lemak.

3) Pasien terlihat tidak mau mengkonsumsi makanan yang

dihidangkan oleh rumah sakit atau dari laporan keluarga pasien

tidak mau mengkonsumsi makanan

4) Pasien mengatakan perutnya terasa penuh sesaat (±10 detik )

setelah menelan makanan. Peningkatan tekanan intraesofagus

akan menurunkan rangsangan rasa lapar. Peningkatan asam

lambung juga mengakibatkan perut terasa penuh sehingga

pasien mengalami penurunan rangsangan nafsu makan

5) Nilai hemoglobin < 10gr/dl atau lebih rendah dari normal

Sumber utama zat besi adalah dari makanan seperti sayur-

sayuran hijau, limpa.Penurunan hemoglobin dapat

mengidentifikasi penurunan nutrisi.

c. Karakteristik Status Nutrisi

Karakteristik status nutisi ditentukan dengan adanya Body

mass index (BMI) adalah rasio antara berat badan dalam kilogram

dibandingkan dengan tinggi badan dalam meter

dikuadratkan.Indeks massa tubuh atau body mass index (BMI)

sangat berhubungan dengan lemak tubuh .


9

BB(dalam Kg)
Indek masa Tubuh =
TB ( dalam M ) 2

NO IMT Katagori
1 <18.5 Underweight ( Dibawah berat badan )

2 18,5-24,9 Normal
3 25-29,9 Overweight (kelebihan berat badan)
4 30-39 Obesitas
(sumber:Niman,S :2017 ilmu dasar keperawatan penghantar ilmu gizi untuk perawat )

d. Diet penyakit lambung

Diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makanan

dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta

mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan

(Almatsier, 2011).

Syarat –syarat diet penyakit gastritis senurut(Almatsier,

2011)adalah :

1) Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan.

2) Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk

menerimanya.

3) Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang

ditinggikan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.

4) Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan

secara bertahap.

5) Cairan cukup, terutama bila ada muntah.


10

6) Tidak mengandung bahan makan atau bumbu yang tajam, baik

secara termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan

daya terima perorangan).

7) Laktosa rendah bila ada gejala intolerasi laktosa; umumnya

tidak dianjurkan minum susu terlalu banyak.

8) Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang.

9) Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama

24-48 jam untuk memberi istirahat lambung.

Diet lambung diberikan kepada pasien dengan gastritis,

ulkus peptikim, tifus abdominalis dan pasca bedah saluran cerna.

1) Diet lambung I

Diet lambung I diberikan kepada pasien gastritis akut, ulkus

peptikum, pasca perdarahan, dan tifus abdominalis berat.

Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan

perpindahan dari diet pasca hematemesis melena, atau setelah

fase akut teratasi. Makanan diberikan setiap 3 jam (lihat

makanan saring) selama 1-2 hari saja karena membosankan

serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C(Almatsier,

2011).

2) Diet lambung II

Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet

lambung I, kepada pasien dengan ulkus peptikum, gastritis

kronis dan tifus abdominalis ringan. Makanan berbentuk lunak,

porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali makanan lengkap dan


11

2-3 kali makanan selingan. Makanan ini cukup energi, protein,

vitamin C(Almatsier, 2011).

3) Diet lmbung III

Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet

lambung II pada pasien dengan ulkus peptikum, gastritis

kronis, dan tifus abdominalis yang hampir sembuh. Makanan

berbentuk lunak atau biasa bergantung pada toleransi pasien.

Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya(Almatsier,

2011).

4) Diet yang sehat bagi penderita gastritis

Berikut adalah tiga tipe diet sehat bagi penderita gastritis

Menurut (Putra,2013).

a) Makanan teratur

Makan dengan jarak watuk teratur adalah prinsip

utama bagi penderita gastritis.Makanan dalam porsi kecil

setiap 3 jam sekali. Jangan pernah membiarkan perut

terlalu lama kosong selain mengurangi makan, cobalah

teratur berolahraga, minsalnya jalan kaki selama 30 menit

dalam setiap hari.

b) Perkecil porsi makan

Kurangi jumlah makan hingga 1/3 atau ½ dari porsi

yang biasa anda makan. Sebagai gantinya, makanlah buah-

buahan segar yang tidak asam serta minum susu nonfat

tanpa gula atau terh hangat tanpa gula. Sebagai teman


12

minum teh, anda bisa memilih biskuit sehat. Selain itu ,

hindari makan yang diolah dengan minyak atau santan

kental.

5) Bahan makanan yang di anjurkan dan tidak dianjurkan.

No Bahan makanan Dianjurkkan Tidak dianjurkan


1 Sumber Beras ditim, nasi, kentang Beras ketan, beras

karbonhidrat direbus, macaroni, mie tumbuk, roti (wbole &

bihun direbus, roti, biscuit, wbeat), jagung, ubi,

krekres, tepung-tepungan singkong, tales,

dibuat pudding atau kentang di goring,

dibubur. dodol.
2 Sumber protein Daging sapi empuk, hati, Daging, ikan, ayam

hewani ikan, ayam direbus, goreng dan kaleng,

disemur, ditim, dipanggang, dikeringkan, di asap,

telur ayam direbus, didadar, diberi bumbu-bumbu

diceplok air,dan dicampur tajam, daging babi,

dalam makanan, susu. telur goreng.


3 Sumber protein Tahu, tempe direbus, ditim, Tahu goreng, tempe

nabati ditumis, kacang hijau goreng, kacang tanah,

direbus. kacang merah, kacang

polo.
4. Sayuran Sayuran yang tidak banyak Sayuran kering.

serat dan yang tidak

menimbulkan gas seperti

:bayam, buncis, kacang

panjang, bit, labu siam,


13

wortel, labu kuning, direbus,

ditumis, disetup dan di

santan.
5 Buah-buahan Pepaya, pisang, sawo, jeruk Buah yang tinggi serat

manis, sari buah, dan atau dapat

kurma. meningkatkan gas

seperti jambu biji,

nanas, kedondong,

durian, nangka, dan

buah-buah yang

dikeringkan.
6 Lemak Margarin, minyak, santan Lemak hewan, dan

encer. santan kental.


7 Minuman Sirup, teh encer. Kopi, the kental,

minuman yang

mengandung soda,

alcohol, dan ice cream.


8 Bumbu Garam, gula, vetsin, dalam Lombok, merica, cuka ,

jumlah yang terbatas, jahe, dan bumbu lainnya

kunyit, kuncur, laos, salam, yang tajam

sereh, terasi, dan

sebagainya.
2. Gastritis

a. Definisi

Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, Sering akibat

diet yang sembarang.Biasanya individu ini makan terlalu

banyak,terlalu cepat,atau makan makanan yang terlalu berbumbu


14

atau mengandung mikroorganisme penyebab penyakit.

(Smelzer,&bane 2002).Gastritis merupakan suatu keadaan

peradangan atau pendarahan mukosa lambung yang dapat bersifat

akut,kronis diffuse atau lokal (Wijaya, & Putri: 2013).

Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang

bersifat akut, kronis, diffuse atau lokal, dengan karakteristik

anoreksia, perasaan penuh di perut(begah), tidak nyaman pada

epigastrium, mual, dan muntah(Ardianyah,:2012).

b. Etiologi

1) Konsumsi obat-obatan kimia digitalis

(asetaminofen/aspirin,steroid kortikosteroid). aseteminofen dan

kortikosteroid dapat mengakibatkan iritasi pada mukosa

lambung, NASIDS (non steroid anti inflamasi drugs) dan

kortikosteroid menghambat sintesis prostaglandin, sehingga

sekresi HCL meningkat dan menyebabkan suasana lambung

menjadi sangat asam dan menimbulkan iritasi mukosa

lambung .
6
2) Konsumsi alkohol dapat menyebabkan kerusakan mukosa

gaster.

3) Terapi radiasi, reflux empedu, zat-zat korosif (cuka,lada )

dapat menyebabkan kerusakan mukosa gaster dan

menimbulkan edema serta pendarahan.


15

4) Kondisi stress atau tertekan (terutama,luka bakar, kemoterapi,

dan kerusakan susunan saraf pusat) merangsang peningkatan

produksi HCL lambung.

5) Infeksi oleh bakteri, seperti helicobacter pilori , escbericia coli,

salmonella, dan lain-lain.

6) Penggunaan antibiotik, terutama untuk infeksi paru, dicurigai

turut mempengaruhi penularan kuman di komunitas, karena

antibiotic tersebut mampu mengeradikasi infeksi helicobacter

pylori, walaupun presentese keberhasilannya sangat rendah.

7) Minuman bersoda

Minuman yang mengandung soda atau berkarbonasi adalah

salah satu penyebab utama gangguan pada lambung pasalnya,

minuman jenis ini sifatnya asam, ditambah dengan efek

karbonasi, yang membuat perut jadi kembung sehingga

membuat kondisi makin tidak nyaman.

c. Manifestasi klinis

Manifestasi gastritis kronis dan gejala-gejalanya adalah : Mengeluh

nyeri ulu hati, Anoreksia.Nausea (Ardiansyah,:2012)

d. Penatalaksanaan medis

1) Non farmakologis.

a) Dapat diatasi dengan memodifikasi diet klien,yakin diet

makan lunak yang diberikan dalam porsi sedikit tapi lebih

sering.
16

b) Untuk menetralisir alkali,gunakan jus lemon encer atau

cuka encer.

c) Instruksikan pasien untuk menghindari alcohol.

e. Komplikasi gastritis Kronis

2) Anemia pernisiosa.

3) Ulkus peptikum.

4) Keganasan lambung.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis

Asuhan keperawatan gastritis menurut Nurasalam, (2001) dikutip dari

Iyer, (1996) Asuhan keperawatan menggunakan pendekatan proses

keperawatan yang terdiri dari 5 tahap, yaitu : pengkajian, perumusan

diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

1. Pengkajian

a. Biodata.

Pada biodata,bisa diperoleh data tentang nama, umur, jenis

kelamin, tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan, dan status

perkawinan.

b. Keluhan utama
17

Selama mengumpulkan riwayat, perawat menanyakan tentang

tanda dan gejala pada pasien.Kaji, apakah pasien mengalami nyeri

ulu hati, tidak dapat makan, mual, atau muntah.

c. Riwayat penyakit sekarang

Kaji apakah gejala terjadi pada waktu-waktu tertentu saja, seperti

sebelum atau sesudah makan, setelah mencerna makan pedas atau

pengiritasi, atau setelah mencerna obat tertentu atau alkohol.

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Kaji apakah gejala berhubungan dengan ansietas, stress, alergi,

makan atau minum terlalu banyak, atau makan terlalu cepat.Kaji

adakah riwayat penyakit lambung sebelumnya atau pembedahan

lambung.

Menurut muttaqin, & Sari, (2013) pada anamnesis, perawatan

menanyakan tentang keluhan yang dirasakan pasien .ada beberapa

penekanan penting yang perlu dilakukan perawat pada saat anamnesis,

yaitu sebagai berikut :

1) Apakah pasien mengalami nyeri ulu hati,apabila ada lakukan

pengkajian nyeri dengan pendekatan PQRST.

2) Apakah pasien mengeluh tidak nafsu makan, mual,dan muntah.

3) Bagaimana keluhan terjadi. Pada waktu kapan saja? Sebelum

atau sesudah makan, setelah mencerna makanan pedas atau

pengiritasi, atau setelah mencerna obat tertentu atau alkohol.

4) Bagaimana cara pasien untuk menurunkan keluhan? Minta

perolongan kesehatan atau berupaya untuk mengobati sendiri.


18

5) Apakah keluhan yang ada berhubungan dengan ansietas,

depresi,stress, alergi, makan dan minum terlalu banyak, atau

makan terlalu cepat?

6) Bagaimana keluhan berkurang atau bisa hilang? Apakah

dengan obat-obatan atau sembuh dengan sendirinya.

7) Adakah riwayat diet? Apa saja makanan yang dikonsumsi

selama 72 jam terakhir.

8) Apakah ada orang lain di lingkungan pasien yang mempunyai

gejala serupa?

9) Apakah pasien memuntahkan darah?

10) Sejak kapan pasien merasa terlihat pucat?

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan dilakukan secara head to toe dengan tehnik yang

dapat digunakan : Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Dan Auskultasi. Keadaan

kulit dan rambut dapat menjadi petunjuk adanya gangguan nutrisi dan

dehidrasi. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengetahui perubahan

nutrisi yang aktual maupun potensial.

Table pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan status nutrisi

No Pemeriksaan Tanda nutrisi baik Tanda nutrisi kurang baik


1 Penampilan umum Responsif Lesu, apatis, kakesia,
19

penampilan kakesia
2 Berat badan Berat badan sesuai untuk Penampilan obesitas atau
tinggi badan, usia dan underweight
bentuk tubuh
3 Postur tubuh Postur tegak, lengan dan Bahu kendur, dada cekung,
tungkai lurus punggung bungkuk.
4 Massa otot Massa otot berkembang Tonus tidak berkembang baik,
baik, tonus otot baik, nyeri, edema, kekuatan otot
kekuatan otot baik kurang
5 Kontrol sistem Rentang perhatian baik, Kurang perhatian, iritabilitas,
saraf refleks baik, psikologis bingung, parasthesia, refleks
stabil menurun
6 Fungsi Nafsu makan baik, Anoreksia, konstipasi atau diare
gastrointestinal eliminasi normal
7 Fungsi Denyut dan irama jantung Tachycardia, pembesaran
kardiovaskuler normal jantung, tekanan darah
meningkat
8 Vitalitas umum Bertenaga, kebiasaan tidur Mudah lelah, kurang energi,
baik, penampilan baik mudah tertidur, lesu dan apatis
9 Rambut Bersinar, kuat, tidak mudah Kusam, kusut, kering, tipis,
rontok,kulit kepala sehat depigmentasi, rontok
10 Kulit Kulit halus, lembab, dan Kasar, kering, bersisik, pucat
warna baik
11 Wajah dan leher Warna merata : halus, Penampilan berminyak,
merah muda, penampilan bersisik,bengkak.
sehat, tidak ada bengkak
12 Bibir Halus, warna baik, lembab, Penampilan kering, bersisik,
tidak pucatdan pecah-pecah ada lesi pada sudut mulut
13 Mukosa membran Membran mukosa dalam Bengkak
mulut berwarna merh muda
sampai kemerahan
14 Gusi Warna merah muda, tidak Bengkak, mudah berdarah
20

bengkak atau berdarah


15 Lidah Tidak ada lesi, ada papilla Bengkak, hiperemik, papilla
pada permukaan, warna atrofi
merah muda, atau
kemerahan
16 Gigi Gigi tidak berlubang atau Carries, flurosis
nyeri
17 Mata Mata jernih Conjungtiva pucat
Tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid
18 Kelenjar tyroid Penampilan keras dan tidak Pembesaran tyroid
ada patah
19 Kuku Tidak ada malforasi Bentuk mudah patah
20 Tulang Kaki bengkok, lutut menyatu,
deformitas
Sumber : William SR 2001 dalam Fundamentals of Nursing ed 6, ST. Lois, 2005, Mosby

3. Diagnosa Keperawatan.

Sebelum membuat diagnosa keperawatan maka data yang

terkumpul diidentifikasi untuk menentukan masalah melalui analisa

data, pengelompokkan data dan menentukan diagnosa

keperawatan.Diagnosa keperawatan adalah keputusan atau kesimpulan

yang terjadi akibat dari hasil pengkajian keperawatan.

Menurut Nurarif& Kusuma (2015) diagnosa keperawatan pada

klien dengan Gastritis adalah :

a. Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan masukan nutrisi yang tidak adekuat.


21

c. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan masukan cairan

tidak cukup dan kehilangan cairan berlebih karena mual.

d. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanan diet

dan proses penyakit.

Menurut (Ardiansyah, ; 2012) diagnosa keperawatan pada klien

dengan gastritis adalah :

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan keluar/kehilangan

cairan tubuh secara berlebihan (muntah, pendarahan) ditambah

dengan asupan cairan yang tidak memadai.

b. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa gaster.

c. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake makanan tidak adekuat.

d. Kecemasan/ketakutan yang berhubungan dengan perubahan status

kesehatan,ancaman kematian dan timbulnya rasa nyeri.

4. Intervensi Keperawatan

a. Nyeri akut

NOC

 Tingkat nyeri

 Kontrol rasa sakit

 Tingka kenyamanan

Kriteria hasil

 Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu

menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi

nyeri, mencari bantuan).


22

 Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan

manajemen nyeri.

 Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan

tanda nyeri).

 Menyatakan rasa nyeri nyaman setelah nyeri berkurang.

NIC

a. Lakukan pengkajian nyeri secara komperensif termasuk

lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor

presipitasi.

b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

c. Gunakan teknik komunikasi terapautik untuk mengetahui

pengalaman nyeri klien.

d. Evaluasi pengalamn nyeri di masa lampau.

e. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang

ketidak efektifan kontrol nyeri masa lampau.

f. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menentukan

dukungan.

g. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non

farmakologi, dan interpersonal).

h. Ajarkan teknik nonfarmakologi.

i. Berikkan analgetik untuk mengurangi nyeri.

j. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri.

k. Tingkatkan istirahat.
23

b. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

NOC

 Status nutrisi

 Status nutrisi: makanan dan cairan

 Asupan

 Nutrisi status: asupan nutrisi

 Pengendalian berat

Kriteria hasil :

 Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.

 Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan.

 Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.

 Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.

 Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan.

 Tidak terjadi penurunan berat badan yang bearti.

NIC

a) Kaji adanya alergi makanan

b) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah

kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

c) Anjurkan klien untuk meningkatkan intake frekuensi

makan.

d) Monitor intake makanan setiap hari.

e) Beri makanan yang terpilih (sudah di konsultasikan dengan

ahli gizi).

f) Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makan harian.


24

g) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.

h) Berikan informasi tentang kebutuhan nutirsi

c. Defisiensi pengetahuan

NOC

 Pengetahuan tentang penyakit

 Pengetahuan perilaku kesehatan

Kriteria hasil

 Klien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang

penyakit, kondisi, prognosis, dan program pengobatan.

 Klien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang

dijelaskan secara benar.

 Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang

dijelaskan kembali

NIC

a) Barikan penilaian tentang tingkat pengetahuan klien tentang

proses penyakit yang spesifik.

b) Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana ini hal ini

berhubungan dengan antomi dan fisiologi, dengan cara yang

tepat.

c) Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit,

dengan cara yang tepat.

d) Berikan materi (penkes) tentang diet, makanan yang

dianjurkan dan yang tidak dianjurkan pada penderita gastritis.

e) Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat.


25

f) Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan

untuk mencegah komplikasi dimasa yang akan datang dan

proses pengobatan penyakit.

g) Dukung pasien untuk mengekspplorasi atau mendapatkan

second opinion dengan cara yang tepat dan diindikasikan.

5. Implementasi

Menurut (Nirman, S, 2017) implementasi keperawatan yang

diberikan untuk klien dengan masalah nutrisi adalah :

a. Pendidikan kesehatan

Perawat memegang peranan penting dalam memberikan

pendidikan kesehatan tentang nutrisi yang sesuai dengan kesehatan

pada klien. Pendidikan kesehatan yang diberikan dapat

menggunakan alat bantu / media seperti leflet,piramida makanan,

karena dengan menggunakan media kita dapat menjelaskan

mengenai pilihan makanan yang sehat, perencanaan menu dan pola

diet.Pendidikan kesehatan untuk klien dapat diberikan dengan

berbagai cara, diantaranya :

1) Pentingnya diet dalam mencegah penyakit dan

mempertahankan kesehatan.

a) Perbanyak konsumsi buah,sayur dan makanan berserat

dapat mencegah kanker.

b) Konsumsi lemak 30% atau kurang dari 10 % dan

kolesterol kurang dari 300 mg ) setiap hari.


26

c) Menjaga kadar kolesterol dalam tubuh dibawah 200 mg /

dl, LDL ( low density lipoprotein dibawah 130 mg / dl dan

HDL ( high density lipoprotein ) diatas 60 mg / dl.

d) Membatasi garam untuk mencegah tekanan darah tinggi.

e) Konsumsi makanan yang mengandung kalsium untuk

pertumbuhan tulang sebelum usia pubertas dan untuk

mencegah osteoporosis untuk usia dewasa tua.

f) Batasi konsumsi alkohol.

g) Makanan adalah sumber nutrient terbaik, maka konsumsi

suplemen vitamin harus sesuai rekomendasi. Konsumsi

vitamin larut lemak, khususnya Vitamin A dalam dosis

besar akan disimpan dihepar dan otak.Pemberiaan Vitamin

B6 yang lama dapat menganggu koordinasi otot dan

gangguan saraf. Konsumsi ascorbic acid ( Vitamin C )

Lebih dari 2 gram / hari dapat menyebabkan nyeri gaster,

meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal dan kurang

efektif nya sel darah putih melawan bakteri (Helen

Harkreader dkk : 2007 : 579 ).

h) Minum air putih merupakan pilihan terbaik. Air putih

tidak mengandung kalori dan mudah didapatkan sehingga

berat badan tetap stabil. Kebiasaan minum manis atau

selalu menambahkan gula pada minuman bukan hal yang

baik. Minum manis memberikan tambahan kalori bagi

tubuh . Bila selalu rutin minum manis secara berlebihan


27

akan memicu penambahan berat badan dan meningkatkan

risiko penyakit DM tipe 2.

i) Susu mengandung tinggi kalori, maka tidak disarankan

minum susu lebih dari satu atau dua gelas susu rendah

lemak atau susu skim dalam sehari karena asupan kalsium

bisa diperoleh tubuh dari sumber selain susu

j) Minum jus buah mengandung vitamin, namun jus buah

yang ditambahkan gula akan memberikan tambahan

kalori.

k) Beberapa jenis makanan berdasarkan hasil penelitian

ternyata mengandung zat :

(1) Antioksidan (selenium, Vitamin A, C dan E) yang

berguna mencegah kanker. Contohnya : Sayuran

berwarna merah dan hijau, buah berwarna kuning dan

orange,kacang.

(2) Karotin yang berguna sebagai antioksidan, precursor

Vitamin A, melindungi mata dari cahaya yang

berlebihan dan mengurangi kanker prostat. Contohnya

:Sayuran berwarna merah dan kuning,buah berwarna

merah dan kuning.

(3) Flavonoids yang berguna mengurangi risiko

kanker,berperan sebagai antioksidan dan memiliki

efek anti alergi dan anti inflamasi. Contoh : Buah dan

sayur
28

(4) Phytoestrogen berguna mengurangi risiko

kanker,meningkatkan imunitas,menghambat agregasi

platelet dan memiliki efek mirip hormone estrogen.

contoh : kacang kedelai.

(5) Polyphenol yang berguna mengurangi risiko penyakit

jantung dan kanker. Contoh Anggur merah, teh , apel,

anggur, stroberi .
BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Desain Studi Kasus

Jenis studi kasus yang digunakan dalam studi kasus ini adalah kualitatif,

yaitu melakukan pengkajian fokus pada satu unit kasus secara intensif

sehingga mampu mendeskripsikan kondisi kasus tersebut yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang tertentu

dan perilaku yang diamati.

B. Subjek Studi Kasus

Subjek diambil dari satu orang pasien dengan diagnosa gastritis kronis

di rawat di ruang Perawatan Puskesmas Sungai Bengkal, Kecamatan Tebo

Ilir.

C. Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus dilakukan pada penderita Gastritis dengan kebutuhan

nutisi pada Pasien diruang Perawatan Puskesmas Sungai Bengkal, Kecamatan

Tebo Ilir, Kabupaten Tebo.

D. Definis Operasional Fokus Studi

1. Gastritis kronis merupakan penyakit lambung yang di sebabkan oleh

peradangan mukosa lambung, dengan gejala mual,tidak nafsu makan dan

nyeri ulu hati.

7
30

2. Pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan

oleh tubuh untuk kebutuhan energi, pertumbuhan dan untuk

perkembangan. Tubuh memerlukan makan untuk mempertahankan

kelangsungan hidup. Pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan pasien gastritis

adalah : Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk

menerimanya, lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total

yang ditinggikan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan,

rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara

bertahap, cairan cukup, tidak mengandung bahan makan atau bumbu

yang tajam, baik secara termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan

dengan daya terima perorangan), laktosa rendah bila ada gejala intolerasi

laktosa; umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu banyak, pada fase

akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk

memberi istirahat lambung.

3. Pendidikan kesehatan tentang diet gastritis kronis adalah suatu proses

pembertian informasi yang dilakukan untuk merubah kebiasaan buruk,

meningkatkan kemampuan individu, masyarakat dalam menjaga dan

meningkatkan kesehatan kearah yang lebih baik. Tindakan dalam

melakukan pendidikan kesehatan pada pasien gastritis dalam

melaksanakan pola makan yang baik yaitu dengan cara Makan dengan

jarak watuk teratur adalah prinsip utama bagi penderita gastritis.

Makanan dalam porsi kecil setiap 3 jam sekali, makan makanan yang

tidak pedas dan mengandung asam, jangan pernah membiarkan perut

terlalu lama kosong selain mengurangi makan, cobalah teratur


31

berolahraga, minsalnya jalan kaki selama 30 menit dalam setiap hari.

Kurangi jumlah makan hingga 1/3 atau ½ dari porsi yang biasa anda

makan. Sebagai gantinya, makanlah buah-buahan segar yang tidak asam

serta minum susu nonfat tanpa gula atau terh hangat tanpa gula. Sebagai

teman minum teh, anda bisa memilih biskuit sehat. Selain itu , hindari

makan yang diolah dengan minyak atau santan kental.

E. Insterumen Studi Kasus

Instrument yang digunakan pada studi kasus ini adalah Format

pengkajian, Satuan Acara penyuluhan , dan Leaflet dalam pemenuhan

kebutuhan nutrisi pada Pasien dengan Gastritis Kronis diruang Perawatan

Puskesmas Sungai Bengkal, Kecamatan Tebo Ilir, Kabupaten Tebo.

F. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan studi kasus kasus dengan cara

wawancara ,observasi, dan pemeriksaan fisik yang dilakukan selama dua hari

berturut-turut. Hasil pengumpulan data ditulis pada instrument pengumpulan

data yaitu, Format pengkajian, daftar diagnose keperawatan, lembar

intervensi, lembar implementasi, catatan perkembangan, satuan acara

penyuluhan dan leaflet . Untuk data pengetahuan pola makan dijelaskan pada

catatan perkembangan pada diagnosa ketidak seimbangan nutrisi .


32

G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus

Studi kasusakan di laksanakan pada bulan Juni 2018 di ruang

Perawatan Puskesmas Sungai Bengkal, Kecamatan Tebo Ilir, Kabupaten

Tebo.

H. Analisa Data dan Penyajian Data

Data disajikan secara narasi yang terdiri dari data fokus, diagnosa

keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan

evaluasi keperawatan yang meliputi data verbal dan nonverbal dari subjek

studi kasus yang dijadikan sebagai data pendukungnya.

I. Etika studi kasus

Dalam melakukan penelitian seorang peneliti harus menerapkan etika

penelitin (Kartika 2017: 21):

1. Informend concent

Sebelum melakukan studi kasus penulis meminta persetujuan

keluarga untuk menjadi pasien kelolaan penulis, apakah klien bersedia

atau tidak. Dan lakukan kontak waktu terlebih dahulu kepada klien

2. Tanpa nama (anonymity)

Untuk menjaga kerahasiaan informasi keluarga dan pasien yang telah

diberikan, penulis tidak menuliskan nama pasien dalam laporan studi

kasus, melainkan menuliskan nama dengan menggunakan insial.


BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Kasus

1. Data fokus

a. Keluhan Utama

Klien masuk ke rumah sakit pada tanggal 05 juni 2017 pukul 13:10

wib di ruang interne RS.H.Abdul Manap Kota Jambi.Klien di

diagnosa gastritis kronis.Klien bernama Ibu.A umur 60 tahun.

Dengan keluhan nyeri ulu hati , bagian perut kanan, dan merasakan

mual .

b. Alasan masuk rumah sakit

Klien masuk rumah sakit dikarenakan sakit perut dan merasakan

mual.

2. pengkajian

Pasien masuk pada tanggal 05 juni 2017 pada pukul 13:10 WIB

di RSUD . H.Abdul manap Kota Jambi Ruang Interne, pasien di

diagnose Gastritis kronis, pasien bernama Ny.A, umur 60 tahun, jenis

kelamin perempuan, dengan keluhan utama nyeri perut pada bagian ulu

hati dan kanan.

Diperoleh data dari hasil pengkajian pada tanggal 07 juni 2017

pada pukul 10:54 bahwa klien mengatakan perutnya masih nyeri

dengan skalan nyeri 5 klien tampak memegangi area nyeri, muka

tampak meringin, terdapat nyeri tekan pada bagian perut kanan dan ulu

hati, pada saat masuk klien merasa mual tidak muntah.. Porsi makan

7
2

saat sakit berkurang hanya ½ dari posri yang di makan (nasi hanya di

habiskan ½, lauk dihabiskan dan sayur tidak di habiskan ). klien

mengatakan suka mengkonsumsi makan pedas dari dulu, klien jarang

mengkonsumsi buah-buahan dan pola makan yang di terapkan klien

tidak teratur di rumah. Sebelumnya klien mengatakan bahawa pernah di

rawat di rumah sakit ini dengan sakit yang sama pada tanggal 06

november 2014.

Keadaan pola nutrisi saat sakit pola makan tidak teratur,

merasakan mual namun tidak muntah, porsi yang di makan hanya ½

dari porsi yang di makan ( nasi hanya di habiskan 1/2, lauk dihabiskan,

dan sayur tidak dihabiskan ), menyukai semua jenis makanan yang bisa

di konsumsi, tidak mempunyai alergi makanan apa pun, klien

mengatakan minum 6 gelas sehari (1200 cc/hari) dengan jenis minuman

air putih dan teh manis, sumber air yang di minum adalah air isi ulang,

klien mengatakan makan sedikit sudah kenyang.

Saat di lakukan pemeriksaan fisik didapatkan data tekanan darah

110/80 mmHg , Nadi 70 x/menit ,suhu 36,8oC, pernafasan 20x/menit ,

GCS 15 (eyes:4, motorik :6, verbal :5). Berat badan saat ini 45 kg tidak

terjadi penurunan berat badan, tinggi badan 140 cm .Pada saat

dilakukan pemeriksaan fisik pada Pemeriksaan abdomen ada nyeri

tekan pada bagian ulu hati dan kanan, bising usus normal 5x/ menit,

hepar dan limpah tidak terabah membesar.IVFD RL 20 tetes permenit,

Antasida 3x1 hari 1 sendok makan, Lansoprazole 1x 30 mg, dan injeksi

intravena omeprazole 2x40mg.


3

3. Analisa data

NO DATA K.PENYEBAB MASALAH


1 DATA SUBJEKTIF : Agen cidera biologis Nyeri akut

 klien mengeluh nyeri (iritasi mukosa lambung

pada bagian ulu hati )

dan kanan.

Data objektif :

 skala nyeri 5

 pasien tampak

memegangi area nyeri

 tampak meringis

 terdapat nyeri tekan

pada abdomen bagian

ulu hati dan perut

pada bagian kanan.


2 Data subjektif : Intake makanan tidak ketidakseimbangan

 klien mengatakan adekuat. nutrisi kurang dari

mudah kenyang. kebutuhan tubuh.

 klien mengatakan

suka mengkonsumi

makanan pedas

 klien mengatakan

pola makan suka tidak

teratur.

 klien mengatakan
4

mual (nausea)

Data objektif :

 klien tampak tidak

menghabiskan makan

hanya makan

setengah posis sedang

yang di habiskan (nasi

½ lauk dihabiskan

sayur tidak dimakan ).

 BB:45 kg

 IMT: 22,9
3 Data subjektif : Penatalaksanan diet Defisiensi

 klien mengatakan pengetahuan

tidak mengetahui

makanan yang harus

dihindari .

Data objektif:

 klien tampak tidak

mengetahui makanan

yang harus di hindari

4. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul pada tanggal 07 juni 2017 adalah :


5

1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (iritasi

mukosa lambung) ditandai dengan klien mengatkan nyeri perut

pada bagian ulu hati dan perut kanan, klien tampak meringis,

tampak memegangi area nyeri, terdapat nyeri tekan dan skala

nyeri 5.

2) Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake makanan tidak adekuat ditandai

dengan klien mengatakan mudah kenyang, klien mengatakan suka

mengkonsumsi makan yang pedas, dan makan tidak teratur, klien

tampak tidak menghabiskan porsi makan setiap kali makan hanya

½ porsi yang dihabiskan, dan nausea

3) Defesinsi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan diet

berhubungan dengan klien mengatakan tidak mengetahui

makanan yang harus dihindari dan klien tampak tidak mengetahui

makan yang tidak boleh di makan.

5. Intervensi Keperawatan

Rencana tindakan keperawatan yang dilakukan pada ibu.A dengan

diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

biologis(iritasi mukosa lambung) dengan tujuan setelah dilakukan

tindakan klien mampu mengontrol nyeri dengan cara melakukan teknik

nonfarmakolog . Intervensi keperawatan yang dilakukan antara lain kaji

nyeri (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, skala nyeri), observasi raksi

non verbal dari ketidak nyamanan, lakukan penanganan nyeri dengan non

farmakologi dengan cara teknik relaksasi nafas dalam, atur posisi klien
6

senyaman mungkin, dan kolaborasi pemberian obat analgetik untuk

mengilangi nyeri.

Rencana tindakan keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan tidak adekuat

dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan asupan nutrisi

meningkat dengan kriteria hasil klien ada peningkatan berat badan, dan

mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi. Intervensi yang dilakukan

antara lain yaitu kaji adanya alergi makanan atau tidak, melakukan

pendidikan kesehatan tentang pemeneuhan nutrisi pada klien gastritis dan

pola makan yang harus teratur dan makan apa saja yang boleh di

konsumsi dan tidak di konsumsi.

Rencana tindakan keperawatan defesiensi pengetahuan berhubungan

dengan penatalaksanan diet tujuan setelah dilakukan tindakan

keperawatan didapat kan klien mengetahun penyakitnya, dan mengetahun

pengetahuan perilaku kesehatan dengan kriteria hasil pasien dan keluarga

menyatakan pemahaman tentang penyakitnya, kondisi, prognosis dan

program pengobatan. Intervensi yang dilakukan yaitu berikan penilaian

tentang tingkat pengetahuan, jelaskan patofisiologi dari penyakit dan

bagaimana hubunganya dengan antomi dan fisiologidan diskusikan

perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah

komplikasi di masa yang akan datang dan proses pengobatan

6. Implementasi keperawatan

Tindakan keperawatan dilakukan pada tanggal 7 juni 2017 jam

11:10 WIB adalah mengkaji adaya alergi terhadap makan ada atau tidak,
7

makanan yang suka di konsumsi, didapatkan dari hasil pengkajian

didapatkan data subjektif klien mengatakan tidak ada alergi terhadap

makanan apa pun, klien mengatakan suka mengkonsumsi makanan yang

pedas dan berbumbu. Pada pukul 11:20 mengkaji pola makan setiap

hari ,dihabiskan atau tidak, di dapatkan dari hasil objektif dan subjektif

klien mengatakan mudah kenyang,makan hanya di habiskan ½ porsi

makan sedang(nasi hanya ½ yang di habiskan, lauk dihabiskan dan sayur

tidak di makan). Pola makan yang diterapkan klien tidak teratur kadang

hanya makan 2x sehari dan 1x sehari, klien mengatakan jarang

mengkonsumis buah-buahan kadang hanya seminggu sekali. Pada jam

11:35 wib melakukan tindakan penkes kepada ibu. A tentang pentingnya

menjaga pola makan yang teratur dan anjurkan untuk mengkonsumsi

makan sedikit namun sering, dan menganjurkan untuk menghindari

makan yang pedas, makan yang berbumbu menyengat, dan makan yang

asam. Jam 11:40 wib melakukan tindakan memotivasi klien untuk

menjaga kesehatan dan mengatur pola makan yang baik. 12:20 wib

melakukan tindakan pemberian obat antasid 1 sendok setelah makan obat

bertujuan untuk menetralisir asam lambung, dan obat injeksi intravena

omeprazole 40 mg manfaat obat ini untuk secara reversible mengurangi

sekresi asam lambung dengan menghambat secara spesifik.

Pada tanggal 08 juni 2017 melakukan tindandakan keperawatan

melakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit klien tanda dan gejala,

komplikasi , dan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada klien.

7. Evaluasi
8

Evaluasi dilakukan selama 2 hari yaitu pada tanggal 7 juni 2017

sampai tanggal 08 juni 2017 dengan metode SOAP, pada tanggal 7 juni

2014 wib yang diperoleh dari diagnosa nyeri akut yaitu dengan hasil

subjektif klien mengatakan sudah mengerti cara melakukan teknik

relaksasi dengan mengunakan tarik nafas dalam,tujuan dan manfaatnya,

data objektif klien tampak melakukan teknik relaksasi secara berkala.

Hasil analisa data nyeri akut belum teratasi, planning intervensi

dilanjutkan meliputi Anjurkan untuk rileks dan tetap lakukan teknik

relaksasi tarik nafas dalam selama nyeri masi terasa, Anjurkan untuk

kompres air hangat jika dengan terknik nafas dalam tidak efektif.

Evaluasi untuk diagnosa keperawatan ketidak seimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh yaitu dengan hasil data subjektif klien

mengatakan klien mengatakan akan menjaga pola makan tidakakan

makan pedas lagi, di dapatkan data objektif klien tampak masih tidak

menghabiskan makannya hanya ½ dari porsi sedang. Hasil analisa ketidak

seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi,

intervensi dilanjutkan meliputi anjurkan pasien untuk meningkatkan

intake makanan, pola makan klien lihat pola makan setiap kali makan di

habiskan atau tidak dan jadwal teratur atau tidak, anjurkan untuk

mengkonsumsi makanan sedikit namun sering, lakukan dan ajarkan

perawatan mulut sebelum dan sesudah makan,serta sebelum dan sesudah

intervensi atau pemeriksaan peroral, Anjurkan untuk mengkonsumsi

makanan yang sehat sepeti (nasi,lauk,sayur, dan buah-buahan), monitor

pola makan klien, dan berimotivasi menjaga kesehatan dengan cara


9

mengatur pola makan yang baik ,tidak untuk mengkonsumsi makan yang

pedas,asam dan berbumbu terlalu menyengat.

Evaluasi pada tanggal 8 juni 2017 dengan diagnosa nyeri akut yaitu

dengan subjektif Klien mengatakan sudah tidak sakit lagi,tidak ada nyeri

tekan, dan data objektif Klien tampak tidak meringis lagi, muka tampak

cerah. Hasil analisa data klien mengatakan tidak merasakan nyeri pada

ulu hati lagi dan intervensi dihentikan.

Evalasi dengan diagnosa ketidakseimbangan nutris kurang dari

kebutuhan tubuh dengan data subjektif klien mengatakan akan menjaga

pola makan tidak ada makan pedas lagi, dan data objektif klien tampak

mengerti apa yang di jelaskan dan makan teratus selama di rawat di

rumah sakit. Hasil analisa data klien tampak mengkonsumsu makanan

dengan porsi yang dihabiskan dan intervensi dihentikan..

B. Pembahasan

BAB ini penulis akan membahas pemenuhan kebutuhan nutrisi

pada klien gastritis kronis, prinsip pembahasan ini akan memfokuskan

pada pengkajian pemenuhan kebutuhan nutrisi dan pemberian pendidikan

kesehatan dalam mengatasi permasalah nutrisi. Nutrisi adalah komponen

kesehatan dasar dan sangat penting bagi tubuh untuk pertumbuhan dan

perkembangan yang norma, mempertahankan dan memperbaiki jaringan

tubuh, metabolism sel dan fungsi organ (Nirman,S 2017). Pada masalah

nutrisi dapat disebabkan oleh ketidaksimbangan asupan, gangguan absorpi

dan metabolism nutrient, mual, muntah, kesulitan menelan atau ketidak

mampuan memperoleh makanan, infeksi, trauma, strees atau pembedahan


10

dapat menjadi penyebab ketidak seimbangan(Nirman,S 2017).

Mual(nausea) adalah manisfestasi klinis dari penyakit gastritis kronis dan

merupakan data penunjang dari diagnosa keperawatan kebutuhan nutisi.

Salah satu tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah

pemenuhan nutrisi adalah dengan cara melakukan pendidikan kesehatan.

Dalam melakukan asuhan keperawatan perawat mempunyai peran

sebagai mendidik individu, kelompok masyarakat,serta tenaga

keperawatan dan tenaga kesehatan lain, perawatan bertugas memberikan

pendidikan kesehatan pada klien dalam hal ini individu sebagai upaya

menciptakan perilaku yang kondusif bagi kesehatan.Pendidikan kesehatan

bertujuan untuk membangun kesadaran diri dalam meningkatkan

kesehatan dengan pengetahuan kesehatan(Asmadi, 2008).

Pada saat pengkajian yang dilakukan dengan cara wawancara dan

observasi, klien mengatakan mudah kenyang, klien mengatakan suka

mengkonsumsi makan yang pedas, klien mengatakan mual(nausea) dan

klien tampak tidak menghabiskan makanan hanya ½ dari porsi makan

yang di habiskan ( nasi tidak di habiskan, lauk di habiskan dan sayur tidak

di makan), hal ini sesuai dengan teori bahwa mual(nausea) adalah salah

satu gejala dari penyakit gastritis kronis dan merupakan data penunjang

dari pemenuhan kebutuhan nutrisi (Niman,:2017). Untuk mengatasi mual

perawat melakukan tindakan oral hygiene pada tanggal 08 juni 2017

tujuan dari tindakan tersebut adalah untuk mencegah terjadinya infeksi dan

memberikan rasa nyaman pada daerah mulut dan menghilangkan rasa

mual, dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada Ibu.A perawat melakukan


11

tindakan pendidikan kesehatan sangat penting dalam memberikan

pendidikan nutisi pada klien untuk meningkatkan pengetahuan tentang diet

pada gastritis kronis seperti pola makan di antaranya jenis makan,

frekuensi makan, dan jumlah makanan berdasarkan penelitian menurut

(Wahyu, & Hidayat 2015) melakukan pendidikan kesehatan merupakan

tindakan mandiri dari perawata untuk membantu individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat dalam mempertahankan dan mengatasi masalah

kesehatan (Niman,:2017) memberi pendidikan kesehatan mengenai nutrisi

meliputi pentingnya keseimbangan diet yang tepat dan menyediakan

semua nutrient esensial, kesadaran akan hubungan diet dan penyakit serta

diet yang dapat meningkatkan kesehatan yaitu diet yang terdiri dari bahan-

bahan segar (alamiah), mudah dicerna(Nimar,:2017).sebelumnya perawat

menyiapkan satuan acara penyuluhan pada Ibu.A dan mengunakan media

lefleat dan piramida makanan bertujuan menambah minat klien dan

mempermudah penyampaian materi dan penerima informasi (Nirman;

2017). Karena dengan mengunakan media kita dapat menjelaskan

mengenai pilihan makanan yang sehat, perencanaan menu atau contoh

menu dan pola diet sehat.

Dari hasil tindakan keperawatan pendidikan kesehatan pada Ibu.A

dan keluargnya tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi harian klien

mengatakan mengerti tentang penyakitnya, mampu menjelaskan ulang

pengertian dan makanan apa yang boleh dimakan dan yang tidak boleh di

makan. Keluarga mengatakan akan berusaha keras untuk meningkatkan

kesehatan dan menjaga pola makan yang baik pada Ibu.A


12

C. Keterbatasan Kasus

Keterbatasan dalam melakukan studi kasus yang penulis alami yaitu

perawat hanya dapat melakukan pengkajian pada Ibu.A selama 2 hari

tanggal 07-08juni 2017 di ruang interne RSUD.H .Abdul Manap Kota

Jambi. Untuk mengetahui perkembangan hasil perawatan pada Ibu. A dan

melakukan observasi dilanjutkan dengan cara mencari informasi melalui

telpon agar mengetahui hasil perkembangan dan observasi dikarenakan

alamat temapat klien tinggal cukup jauh dan tidak terjangkau.


13

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses

keperawatan, sedangkan dalam pengkajian diperoleh data klien

mengatakan Klien mengatakan mudah kenyang ,makan hanya di

habiskan ½ porsi makan sedang( nasi hanya ½ yang di habiskan, lauk

dihabiskan dan sayur tidak di makan. Pola makan yang di terabkan

klien tidak tertarur kadang hanya makan 2x sehari dan 1x sehari, klien

mengatakan jarang mengkonsumis buah-buahan kadang hanya

seminggu sekali.

2. Diagnosa yang muncul saat ini dilakukan pengkajian adalah nyeri akut,

ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur,namun yang

menjadikan proritas utama yaitu ketidak seimbangan nutrisi di karena

klien yang riwayat penyakit Gastritis kronis harus menjaga Pola makan

yang baik jika tidak makan penyakit yang di derita bisa kambuh lagi.

3. Rencana asuhan keperawatan dalam perencanaan yang telah disusun

berdasarkan teori, semua dapat terlaksana dan dapat diterapkan kepada

klien, karena studi kasus klien sangat mudah untuk berinteraksi saat di

ajak berinteraksi

4. Impelementasi pelaksanaan tindakan telah dilakukan dalam pemenuhan

kebutuhan nutisi klien pada gastritis kronis adalah memberikan asuhan


14

keperawatan tentang pemenuhan kebutuhan nutiri tentang diet gastritis

kronis apa saja yang harus di lakukan setelah pulang ke rumah dan

mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan penyakit klien bertujuan

untuk mepertahankan kesehatan klien .

5. Evaluasi : dari hasil evaluasi, masalah yang teratasi seluruhnya karena

klien mengatakan telah mengerti apa yang telah di jelaskan tentang pola

nutrisi yang baik, jadwal makan yang teratur, porsi makan yang sesuai

dan diharapakan tidak mengkonsumsi makanan, dan keluarga juga di

harapkan klien mampu dalam menjaga kesehatan satu sama lain.

B. Saran

1. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan (RSUD.H. Abdul Manap Kota

Jambi).

Sebaiknya petugas kesehatan (khususnya tenaga keperawatan)

lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dalam bentuk upaya

preventif dan promotif pada pasien gastritis kronis, serta

mempertahankan kerjasama yang baik antar tim kesehatan, pasien,

dan keluarga pasien sehingga program pengobatan dan perawatan

gastritis kronis yang diberikan pada pasien dapat terlaksana dengan

baik dan teratur dan dapat mendukung kesembuhan pasien.

2. Bagi Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jambi

Di harapkan dapat memperkaya literature ilmu keperawatan

dan mampu dijadikan referensi studi kasus selanjutnya tentang

gastritis kronis di Jurusan Keperawatan Poltekkes kemenkes Jambi.

3. Bagi Penulis Lain


15

Melakukan penulisa studi kasus dengan materi pendidikan kesehatan

dengan upaya pemenuhan kebutuhan nutrisi pada Ibu.A, Karena

pendidikan Kesehatan merupakan cara nonfarmakologi untuk

mengotrol pemenuhan kebutuhan nutrisi pada klien gastritis kronis.


DAFTAR PUSTAKA

Ardiandyah,M.(2012). Medical bedah untuk mahasiswa

.jl.wonosari,baturetno,Jogjakarta.

Ardianto,B.,(2014). Diet untuk gastritis http://www.bramardianto.com

Jackson,D.,& Digiulio,M (2014 )keperawatan medical bedah

demystified .Yongyakarta

Muttaqin,A., & Sari,K (2011) gangguan gastrointestinal aplikasi

asuhankeperawatan medical bedah.Jakarta.

Niman,S (2017) ilmu dasar keperawatan pengantar ilmu gizi untuk

keperawatan;Trans Info medis ;Jakarta

Nurarif.HA.,& Kusuma,H (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan

diagnose medis dan nanda (NIC-NOC) jilid 1.Mediaction ; Jogjakarta.

Wijaya,SA., & Putri ,MY (2013).KMB 1 keperawatan medical bedah

(keperawatan dewasa ).Yogyakarta.

Almastsier, S (2014) : Penentunn Diet .Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Nirman,S (2017) Promosi dan Pendidikan kesehatan: Trans Info Media:Jakarta.

Sutanto,H.M (2007) Buku Pencegahan Dan Pengobatanpenyakit Kronis:EDSA

Mahkota:Jakarta

Putra,RS (2013) Imu Gizi dan Diet: D-Medika: Jogjakarta

Jurnal Wahyu,D., & Hidayat, N (2015) : pola makan sehari-hari penderita

gastritis. Malang

Anda mungkin juga menyukai