Anda di halaman 1dari 32

FASE PERTENGAHAN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Hari/Tanggal : 22 Januari 2009
Ruangan

: Ruang Anak

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
An. S.M umur 1 tahun 3 bulan anak dari Ny. A.L ibunya mengeluh anaknya BAB
berlendir. Sebelum dibawa ke RS. Anaknya BAB cair 7 X dan setelah di bawa ke RS
frekwensinya hanya 3X KU : lemah.
2. Diagnosa Keperawatan
Kekurangan volume cairan b/d output yang berlebihan
3. Tujuan Khusus
BAB kembali normal 1-2 X / hari dengan konsistensi padat KU : baik
4. Tindakan Keperawatan
Mengajarkan kepada ibunya untuk memberi anaknya banyak minum.
B. STRATEGI

KOMUNIKASI

DALAM

PELAKSANAAN

TINDAKAN

KEPERAWATAN
1. Orientasi / Pengenalan
a. Dalam terapentik
Assalamu Alaikum Ibu !
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana keadaan anak ibu sekarang !
c. Kontrak
Topik

: sesuai janji saya kemarin bahwa hari ini kita akan membicarakan tentang
bagaimana cara mengatasi masalah kekurangan volume cairan yang anak
ibu alami sekarang.

Waktu

: berapa lama ibu mau bincang bincang dengan saya ? bagaimana kalau
15 menit saja ?

Tempat : ibu mau berbincang bincang dimana? Bagaimana kalau diruangan ini
saja ? supaya anak ibu bisa tetap istirahat.
2. Fase Kerja
Ibu I . m jika anak ibu lemah, itu karena anak ibu kekurangan volume cairan.
Disebabkan anak ibu sudah 7 X berak berak. Jadi supaya dia kembali normal dan tidak
lemah lagi, coba ibu beri banyak minum air.
25

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
S

: bagaiman perasaan ibu setelah kita berbincang bincang tadi tentang anak
ibu? Bisa ibu mengulangi kembali apa yang telah kita bicarakan?

: kontak mata harus tetap ada, sambil tersenyum

b. Tindak Lanjut
Ibu, karena ibu sudah tahu bagaimana caranya mengatasi kekurangan cairan
pada anak ibu, jadi mulai sekarang harap ibu melakukannya.
c. Kontrak yang akan datang
Topik

: saya akan datang 2 jam lagi tepatnya jam 10 untuk mengukur TTV anak
ibu seperti muntah, berak, nadi, dan SB.

Waktu

: saya akan mengukur tanda tanda vital anak ibu seperti muntah, berak,
nadi, dan SB.

Tempat : nantinya ibu mau bincang bincang dimana, bagaimana kalau diruangan
ini saja.

25

FASE TERMINASI
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Hari/Tanggal :
Ruangan

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
An. S.M umur 1 tahun 3 tahun anak dari ibu A. L, ibunya mengeluh anaknya tidak
ada nafsu makan. Porsi 3-4 sendok tidak dihabiskan. KU : lemah.
2. Diagnosa Keperawatan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat
3. Tujuan khusus
Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.
B. STRATEGI

KOMUNIKASI

DALAM

PELAKSANAAN

TINDAKAN

KEPERAWATAN
1. Orientasi / Perkenalan
a. Salam Terapentik
Assalamu alaikum wr. wb
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana keadaan anak ibu sekarang ?
c. Kontrak
Topik

: sesuai janji saya kemarin bahwa hari ini kita akan mengevaluasi ibu.

Waktu

: berapa lama ibu mau bincang bincang dengan saya? Bagaimana kalau
15 menit saja?

Tempat : nantinya mau bincang bincang dimana? bagaimana kalau diruangan ini
saja supaya anak ibu bisa istirahat.
2. Fase Terminasi
a. Evaluasi
S : bagaimana perairan anak setelah kita bincang bincang tentang anak ibu ?
O : sambil tersenyum
b. Tindak Lanjut
Ibu, karena ibu sudah tahu bagaiman cara mengatasi masalah anak ibu. Dan
kebetulan saya dinas terakhir di ruangan ini maka saya mengucapkan terima kasih
atas kesempatannya. Ibu mau bincang bincang dengan saya. Dan saya harap
semua yang saya ajarkan tolong dilaksanakan apabila anak ibu.
25

LAPORAN PENDAHULUAN
GASTROENTERITIS AKUT (GEA)
A. Pengertian
Diare adalah defekasi encer dari tiga kali sehari dengan / tanpa darah dan / atau
lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung
kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.
B. Etiologi
1. Infeksi

: virus (rotavirus, Adenovirus, Norwalk J, bakteri (shigella, salmonella,


E. Coli, vibrio ), parasit (protozoa; E. Histolytica, G. Lamblia,
Balantidium coli, cacing perut, askaris, trikuris, strongiloideus, dan
jamur; kandida).

2. Malabsorsbsi : karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak atau protein.


3. Makanan

: makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

4. Imunodefisiensi
5. Psykologis

: rasa takut dan cemas

Berdasarkan potofisiologisnya, maka penyebab diare dibagi menjadi :


1) diare sekresi, yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, kuman patogen dan apatogen,
hiperperistaltik usus halus akibat bahan kimia atau makanan, gangguan psikis,
gangguan saraf, hawa dingin, alergi, dan defisiensi imun terutama I g A sekretorik.
2) Diare osmotik, yang dapat disebabkan oleh malabsorbsi makanan, kekurangan kalori
protein (KKP), atau bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
Pada diare akan terjadi kekurangan air (dehidrasi), gangguan keseimbangan asam
basa (asidosis metabolik), yang secara klinis berupa pernapasan kusmaul, (hipoglikemia,
gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi.
C. Manifestasi Klinis
Awalnya anak menjadi cergeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu
makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinta makin cair, mungkin
mengandung darah dan / atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau hijauan karena
bercampur empedu, anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan / atau sesudah diare. Bila telah banyak
kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun. Pada bayi, ubun
ubun besar cekung. Tonus dan turgor kulit berkurang selaput mulut dan bibir kering.

25

D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Tinja : Makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika di duga
ada intoleransi gula (sugar intolerance), biakan kuman untuk mencari kuman
penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten).
2. Pemeriksaan darah : darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit
(terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang di sertai kejang).
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kretinin darah untuk mengetahui faal ginjal
4. Duodenal Intubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan
kualitatif terutama pada diare kronik.
E. Penatalaksanaan
Prinsip :
1. Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiloginya.
Tujuan terapi dehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan & elekrolit secara
cepat (terapi rehidrasi) kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya
berhenti (terepi rumatan).
Jumlah cairan yang diberi harus sama dengan jumlah cairan yang telah hilang
melalui diare dan / atau muntah (previus water losses = PWL), ditambah dengan
banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin, dan pernafasan (normal water
losses = NWL), dan ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui tinja
dan muntah yang masih terus berlangsung (concomitant water losses = CWL),
jumlah ini tergantung pada derajat dehidrasi serta berat badan masing masing anak
atau golongan umur.
-

Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur < 2 tahun (BB 3-10 kg) sesuai
dengan derajat dehidrasi. Misalnya :
Dehidrasi

PWL

NWL

CWL

JUMLAH

Ringan

50

100

25

175

Sedang

75

100

25

200

Berat

125

100

25

250

2. Makanan harus ditemukan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindari


efek buruk pada statis gizi.
3. Antibiotik dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, tidak ada manfaatnya
untuk kebanyakan kasus, termasuk diare berat dan diare dengan panas, kecuali
pada :
-

disentri, bila tidak berespon pikirkan kemungkinan amoebiasis

suspek kolera dengan dehidrasi berat.

Diare persisten
25

4. Obat obat antidiare meliputi antimotilitas (misal loperamid, difenoksilat, kodein,


opium), adsorben (misal norit, kaalin, attapulgit). Anti muntah termasuk prometazin,
dan klopromazin.

25

Patofisiologi
Transfor aktif rangsangan toksin bakteri terhadap elekrolit ke dalam usus halus, sel
dalam mukosa intestinal mengalami iritasi & meningkatkan sekresi cairan & elekrolit,
mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intertinal sehingga menurunkan
area permukaan intertinal. Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi
cairan dan elektrolit. Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk
mengabsorbsi cairan dan elektrolit.
Komplikasi
-

dehidrasi

hipokalemia

hipokelsemia

hiponatremia

syok hipovolemik

Pemeriksaan diagnostik
-

riwayat alergi pada obat obatan dan makanan

kultur tinja

pemeriksaan elekrolit, creatinin, glikosa.

25

DAFTAR PUSTAKA
1. Wong, Dona L. 2003, Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
2. Doengoes, Marilyn, Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran
3. Mansoer, Arif, 2000, Kapita Selecta Kedokteran, Jakarta : Media Aesculapius

25

PENYIMPANGAN KDM

Mikroorganisme Patogen
Respon Anti Bodi
Produksi Pirogen

Infalamasi Usus
P

Sekresi Cairan

Radang Meluas Ke
Center
Gangguan Asam
Basa & Elektrolit
Mual muntah

Stimulus Hipotalamus
Hipertermi

Distensi Abdomen
Stimulus Saraf Perifer
Korteks Selebri
Nyeri

Mobilitas Usus

Ras Teraktivasi
Klien Terjaga
G3an pola tidur
Intake tidak Adekurat

Peristaltik
G3an Pemenuhan nutrisi
Kurang dari kebutuhan

Diare
Defisit Cairan
Dan Elektrolit

Perubahan Statis
Kesehatan
Stress Bagi Keluarga
Koping Individu = efektif
Cemas

25

FASE AWAL
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Hari/Tanggal :
Ruangan

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
2. Dx Keperawatan
3. Tujuan Khusus
Bina Hubungan saling percaya (BHSP)
4. Tindakan Keperawatan
a. Salam terapentik
b. Perkenalan
c. Menjelaskan tujuan
d. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
e. Berikan perhatian dan perhatikan kebutuhan klien
B. STRATEGI

KOMUNIKASI

DALAM

PELAKSANAAN

TINDAKAN

KEPERAWATAN
1. Orientasi
a. Salam terapentik
Selamat pagi Bu! Perkenalkan nama saya Zubair Nanto biasa dipanggil Zuba.
Saya mahasiswa AKPER GORONTALO yang akan bertugas diruangan ini kurang lebih
selama 2 hari. Saat ini saya bertugas dinas dari pukul 08.00 sampai 14.00. Selama dinas
sayalah yang akan membantu atas perawatan anak Ibu. Nama Ibu siapa ? dan anak Ibu
juga namanya siapa? (sambil menjabat tangan dan tersenyum serta mempertahankan
kontak mata).
b. Kontak
Topik

: bagaimana kalau kesempatan kali ini kita bicarakan mengenai keadaan


anak ibu sekarang, semoga dapat mencarikan cara penyelesaiannya.

Waktu

: Kalau ibu mau, berapa lama ibu mau bincang bincang dengan saya?
Bagaimana kalau 15 menit saja.

Tempat : bagaimana kalau kita bincang bincang diruangan ini saja supaya anak
ibu bisa istirahat.
25

c. Validasi
Bagaimana perasaan Ibu melihat anak ibu sekarang ?
2. Fase Kerja
-

Bisa Ibu katakan pada saya apa keluhan atau masalah yang anak ibu rasakan saat ini
?

Sejak kapan anak ibu merasakan hal itu ?

Jika keluhan itu datang, bagaimana perasaan anak ibu?

Pada saat bagaimana keluhan itu datang ?

Apa yang ibu lakukan jika keluhan anak ibu itu datang?

Apa saja yang bisa menjadi pencetus keluhan itu atau yang memperberat keluhan
itu?

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
S

: Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bincang bincang tadi tentang keadaan
anak Ibu?

: Kontak mata tetap ada sambil tersenyum

b. Tindak Lanjut
Selain keluhan anak ibu yang telah ibu katakan tadi, apa masih ada hal lain yang
ingin ibu katakan ?
c. Kontrak yang akan datang
Topik

: saya akan datang 2 jam lagi ke Ibu, tepatnya jam 16.00 nanti.

Waktu

: saya akan mengukur TTV anak ibu seperti muntah, BAB & suhu badan.

Tempat : nantinya ibu mau bincang bincang dimana, bagaimana kalau diruangan
ini saja, supaya ibu bisa istirahat.

25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. F.M


DENGAN GANGGUAN SISTEM GASTROENTEROLOGI
GASTROENTERITIS AKUT (GEA)
DI RUANG ANAK RSK TOTO
Data Demografi
1. Identitas
Nama

: An S.M

Umur

: 1 tahun 3 bulan

Jenis Kelamin

: Laki laki

Tanggal masuk RS

: 21-01-2009

Tanggal dikaji

: 22-01-2009

Identitas Penanggung
a. Identitas ayah
Nama

: Tn. M.M

Umur

: 25 tahun

Pekerjaan

: Nelayan

Alamat

: Mamunggaa

Agama

: Islam

Pendidikan

: SD

b. Identitas ibu
Nama

: Ny. A.L

Umur

: 25 tahun

Pekerjaan

: IRT

Alamat

: Mamunggaa

Agama

: Islam

Pendidikan

: SD

2. Alasan Utama Datang Berkunjung


Anak F.M di bawa oleh orang tuanya ke RS tanggal 21-01-2009 dengan keluhan;
BAB 7 X, muntah - muntah, berak berak berlendir.
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Alasan masuk rumah sakit
An. F.M dibawa oleh orang tuanya ke RS tanggal 21-01-2009 dengan keluhan
muntah lebih dari 3X1, berak berak berlendir dari 7 X sehari, panas hilang timbul.
b) Keluhan utama yaitu berak berak berlendir sudah 7 X
Riwayat kesehatan saat ini
25

a) Pada saat dikaji tanggal 22-01-2009 orang tua klien mengatakan anaknya berak
berak berlendir 7 kali sejak siang
b) Ibunya mengatakan tidak mengetahui penyebabnya. Lebih dari 7 X perhari, panas
hilang timbul.
3. Keluhan saat dikaji

Keluhan Utama
Saat dikaji tanggal 22-01-2009 orang tua klien mengatakan anaknya berak berak
berlendir 7 kali sejak tadi (selesai siang).

Keluhan menyertai
Ibunya mengeluh anaknya muntah 3X/hari. Kelihatannya rewel, anak F.M panas,
makan (-), dan minum (-), mata cekung.

4. Riwayat kehamilan
a) Antematal (prenatal)
Keadaan kesehatan Ibu hamil sehat, Ibu sering memeriksakan kehamilannya di
PUSKESMAS terdekat. Saat mengandung tidak ada tanda tanda Pre Eklampsia /
Eklampsia dan ibu tidak memiliki ketergantungan obat obatan.
b) Natal
Lama ( usia ) kehamilan yaitu 9 bulan dengan BB lahir 2,2 kg & segera menangis.
c) Neonatal (post natal)
Setelah dilahirkan, bayi An. F.M tidak ditemukan tanda & adanya kelainan
kongenital, warna kulit kemerahan, tidak panas, tidak kejang, & tidak ada kesulitan
dalam menelan & mengisap.
5. Basic Need
a) Pola
Sebelum sakit, An. F.M menurut orang tuanya diberi ASI dengan frekuensi
tidak menentu & diberikan susu laktogen 3 X / hari dengan jumlah yang tidak
menentu. Dan diberikan bubur dengan frekuensi makan 3X sehari dengan porsi
yang dihabiskan ( + 9 sendok the).
Saat dikaji, anak mengkonsumsi bubur 3X sehari dengan porsi yang tidak
dihabiskan ( + 3 4 sendok teh).
b) Feeding / nutrition
Kebiasaan minum : menurut orang tua An. F.M, anaknya biasa minum susu
laktogen 3X/hari dengan jumlah yang tidak menentu.

25

Saat dikaji anak F.M minim AL 110 susu formula dengan frekuensi yang tidak
menentu dan jumlah yang tidak menentu. Kadang kadang hanya + 3 sendok teh.
c) Pola tidur
Sebelum sakit, menurut orang tuanya, An. F.M tidur pada malam hari mulai
pukul 20.00 sampai pukul 05.00 pagi dan pada siang hari mulai pukul 10.00 sampai
pukul 14.00 Anak terbangun biasanya karena popok basah atau karena lingkungan
yang ribut.
Saat sakit, waktu tidur anak tidak menentu, anak sering rewel, sebelum tidur
harus dipeluk oleh orang tuanya. Terlebih dahulu. Anak sering terjaga dari tidurnya
karena popoknya basah atau ada tindakan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat.
d) Istirahat dan bermain
Sebelum sakit waktu bermain anak dihabiskan dirumah bersama kakaknya
dan teman yang datang berkunjung atau hanya bermain dengan orang tuanya.
Dengan jenis jenis permainan seperti mobil mobilan dll (menurut orang tua).
e) Hyglene
Sebelum sakit menurut orang tua, anak dimandikan 2 kali sehari (pagi &
sore) dengan menggunakan sabun mandi & sampo bayi. Setelah mandi diberikan
bedak & diolesi minyak telon. Pakaian selalu diganti jika basah dengan kencing.
Saat sakit, menurut orang tuanya, klien hanya di lap dengan handuk basah
dan pakaian selalu diganti jika basah
6. Tumbuh kembang
Cross motor

: berjalan tanpa bantuan, memanjat tangga, berlutu tanpa sokongan,


memilih posisi berdiri tanpa sokongan tidak dapat berjalan sekitar
sudut atau berhenti tiba tiba tanpa kehilangan keseimbangan.

Fine motor

: secara spontan menjatuhkan mainan ke lantai, memegang dua kotak


dalam satu tangan, mencoret coret secara spontan.

Language

: mampu mengatakan empat sampai enam kata termasuk nama nama


meminta objek dengan menunjukkannya, memahami perintah
sederhana mampu berjabat tangan.

7. Imunisasi
Menurut orang tua klien An. F.M sudah lengkap Imunisasinya.
8. Penyakit penyakit yang lampau
Menurut orang tua klien, An. FM pernah di rawat di RS AS saat dia berumur 10
bulan dengan keluhan yang sama selama 4 hari.
25

9. Personal & sosial history


Klien An. FM biasanya hanya bermain di rumah bersama kakaknya dan orang
tuanya. An. F.M sangat dengan orang tuanya.
10. Family history
Menurut orang tuanya, usia perkewinan orang tuanya sudah 7 tahun. Dalam anggota
keluarga tidak terdapat penyakit yang menular. Klien adalah anak ketiga dari 3 bersaudara
menurut orang tuanya, kondisi rumah baik dengan fentilasi yang cukup.
11. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
: Anak
: Klien
: Tinggal serumah

Dalam keluarga klien kakaknya pernah menderita penyakit thypord. Orang tua dari
ayah klien (kakek) meninggal dengan penyakit jantung.
25

12. Pemeriksaan fisik


a. Pengkajian umum
1) TTV : SB : 38 0 C N : 124 /m
2) Tinggi badan : 79 cm
3) Berat badan : 7,2 kg
4) Lingkar kepala : 44 cm
5) Lingkar dada : 48 cm
b. Sistem kardiovaskuler
Nadi teraba jelas dengan frekuensi 110/m. Nadi perifer teraba tidak ada distensi
Vena Juguler
c. Sistem pernafasan
Struktur hidung simetris kiri dan kanan. Tidak ada peradangan, mukosa hidung
merah muda. Tidak ada polip.
Alat bantu bernafas. Tidak terdapat bunyi nafas tambahan.
d. Sistem persarafan
Tingkat kesadaran : compos mentis fungsi pergerakan baik klien belum mampu
bicara dengan jelas karena klien masih berumur 1 tahun 3 bulan.
Apabila dirangsang dengan nyeri An. FM langsung menangis. Apabila dirangsang
dengan bunyi bunyi An. F.M menoleh ke arah bunyi tersebut.
e. Sistem muskuloskeletal
An. WK belum mampu berjalan sendiri tanpa bantuan tidak ada edena dan
kemerahan walaupun sakit An. WK masih bisa melakukan aktivitas mis : bermain
dengan bapaknya. Terpasang IvfD Rl pada exrimitas atas kanan.
f. Sistem gastrointestinal
Mukosa mulut kering, turgor kulit kurang bentuk abdomen simetris kaku, umbilikus
tidak terdapat bintik bintik merah disekitarnya. Tidak terdengar bising usu, tidak
ada distensi abdomen, tidak ada pembesehepar, kebiasaan BAB 7 X, genital, pada
daerah sekitar anus tanpa kemerahan.
g. Refleks
Refleks mengisap, menelan baik, anak belum mau berjalan sendiri karena hanya
ingin di gendong orang tuanya.
13. Pengobatan
-

Ivfd Rl

Cpz tab

Puyer

x /m

25

KLASIFIKASI DATA
A. Data Subjektif (OS)
-

Orang tua mengeluh anaknya berak berak berlendir 7 X

Orang tua mengeluh anaknya panas hilang timbul

Orang tua mengeluh anaknya muntah 3X / hari

Orang tua mengeluh anaknya sering kali menangis

Orang tua mengeluh anaknya sukar sekali di diamkan

Orang tua mengeluh anaknya kurang nafsu makan

Data Objektif (DO)


-

klien BAB cair 7 X sebelum dibawa ke RS

KU lemah

BB sebelum sakit 10 kg. setelah sakit 7,2 kg

Suhu tubuh 38 0 c

Anak rewel

Mata cekung

Turgor kulit tidak baik

Porsi makan 3-4 sendok teh tidak dihabiskan

25

ANALISIS DATA
NO
1

DATA

ETIOLOGI

MASALAH

DS :
-

Orang

tau

klien

Invasi kuman

mengeluh anaknya
sudah lebih dari 3X

Kekurangan
volume cairan

Proses Infeksi

/ hari BAB cair


DO :

Rangsangan Pd

Saluran Cerna (Nx)

KU lemah
-

Peristaltik usus

BB : 7,2 kg

Meningkat

Vital Sign

Output berlebihan

N : 124 x /m

Melalui feses cair

SB : 38 0 C
-

Kekurangan volume

Mata cekung

cairan

Turgor kulit tidak baik

DS :
-

Orang

tau

Invasi kuman

Peningkatan suhu tubuh

mengeluh anaknya
panas hilang timbul
-

Orang

tua

mengeluh anaknya
selalu menangis

Proses Infeksi
Rangsangan Pd
Saluran Cerna (Nx)

DO :
-

Stimulasi ke hipotalamus

SB : 38 0 C
Nampak rewel

Pengaturan suhu
tubuh terganggu

Badan teraba

Peningkatan suhu tubuh

25

NO
3.

DATA

ETIOLOGI

MASALAH

Invasi kuman

Perubahan nutrisi kurang

DS :
-

Orang

tau

mengeluh anaknya
kurang

dari kebutuhan

nafsu

Proses Infeksi

tua

Rangsangan Pd

mengeluh

porsi

Saluran Cerna

makan

tidak

makan
-

Orang

dihabiskan ( + 3-4

Stimulasi ke hipotalamus

sendok teh)
DO :
-

Peningkatan aktivitas
saluran cerna

KU lemah
-

Anoreksia

Porsi tidak dihabiskan


-

Intake tidak adekuat

BB : 7,2 kg
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan

25

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan b/d output yang berlebihan
2. peningkatan suhu tubuh b/d adanya invasi kuman
3. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat
PRIORITAS MASALAH
1. Kekurangan volume cairan b/d output yang berlebihan
2. Peningkatan suhu tubuh b/d adanya invasi kuman
3. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak akurat

25

NO
1.

HARI /

TANGGAL
Rabu,
Kekurangan volume cairan b/d output

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
Kebutuhan cairan terpenuhi
1)
K 1) a. Output yang berlebihan

21-01-2009

yang berlebihan ditandai dengan :

dengan kriteria :

DS :

DIAGNOSA KEPERAWATAN

orang tua

aji turgor kulit & membran


BAB

mukosa

kurangnya

kembali normal yaitu 1-2

cairan dalam

mengeluh anaknya BAB berlendir +

x / hari dengan

tubuh

3x / hari

konsistensi padat

sehingga

DO :

Vital

KU : lemah

sign dalam batas normal

BB : 7,2 kg

SB : 3

Vital sign : N :
124 x/m,

b. akibat

muntah : 3x/hari
Mata cekung

2)

turgor kulit

bs. Vital sign

jelek &
membran

KU

mukosa

baik

kering
3)

K 2)
aji masukan & halaman

Denyut nadi
lemah dan mudah hilang dapat
menyebabkan hipovolem sehingga
dapat memperberat proses

4)

J
elaskan pada orang tua

penyakit
3)

Output

25

pentingnya cairan & akibat

berlebihan dapat berakibat

kurangnya cairan tubuh

terjadinya dehidrasi berat,

5)

B
eri larutan rehidrasi oral

6)

menyebabkan hipovolemi
4)

Pendidikan
kesehatan penting diterapkan

anti LRO dengan cairan

untuk memperkuat proses

rendah natrium seperti air,

perawatan & pengobatan

asi & formula BL


7)

5)
P

dehidrasi dan penggantian

enatalaksanaan pemberian
anti diare

Untuk
kekeringan melalui feses.

6)

Untuk
mempertahankan terapi cairan

7)

Dapat
mengurangi frekuensi BAB

2.

Rabu,

Peningkatan suhu tubuh b/d adanya

Suhu tubuh dalam batas

21-01-2009

invasi kuman. Ditandai dengan

normal, dengan kriteria :

DS :

orang tua

1)
TTV

kembali normal

O 1)
bs TTV

Peningk
atan suhu tubuh terjadi karena
adanya infeksi yang
mengakibatkan kejang

25

mengeluh anaknya panas


-

orang tua

Ana

2)

k tenang

B 2)
eri kompres air hangat

Untuk
rangsangan ke hipotalamus sebagai

mengeluh anaknya selalu menangis

pusat pengatur suhu tubuh

(rewel)

sehingga suhu tubuh dapat


dikendalikan

DO :

3)

A 3)

Peningk

suhu tubuh

njurkan orang tua untuk

atan suhu tubuh dapat

rewel

memberi banyak minum

mengakibatkan peningkatan
absorbsi cairan intrasel

4)

A 4)

Menghin

njurkan orang tua untuk

dari penguapan berlebihan &

memakaikan pakaian tipis

ekskresi berlebihan

pada anak
5)

K 5)

Menuru

olaborasi dengan dokter

nkan panas dan untuk

dalam pemberian

mempercepat proses penyembuhan

antipiretik
3.

Rabu,

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan Kebutuhan nutrisi terpenuhi

21-01-2009

b/d intake yang tidak adekuat ditandai

dengan kriteria :

1)

K 1)
aji pola makan klien

untuk mengetahui
status nutrisi & memudahkan

25

dengan :

DS :
-

nafs
u makan baik

orang tua

6 sendok makan

makan

dihabiskan
orang tua

mengeluh porsi makan tidak

3)

DO :

A
memberikan anaknya

KU : lemah

Porsi

pencernaan pada umumnya


3)

Karbohidrat dan protein


dalam memenuhi kebutuhan energi

E 4)
valuasi status nutrisi

motilitas usu dan sistem

makanan TKTP
4)

Untuk memaksimalkan
masukan nutrisi dan mengurangi

njurkan orang tua untuk

BB
meningkat

2)

dalam PKTS
KU :

dalam pemberian intervensi


selanjutnya.

untuk memberi makan

baik

dihabiskan

A
njurkan pada orang tua

porsi

mengeluh anaknya kurang nafsu


-

2)

Memberikan informasi
tentang kebutuhan diet, keefektifan
terapi

tidak

dihabiskan
-

BB : 7,2 kg

25

25

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Nama Pasien

Tgl MRS

Umur

Tgl Dikaji

HARI / TGL
Rabu,

NO.
DX
1.

IMPLEMENTASI
1.

21-01-2009

EVALUASI

Pukul
09.00

Pukul 10.00
S : - orang tua mengeluh

Mengkaji turgor kulit &

anaknya BAB berlendir

membran mukosa dengan hasil

3X

turgor kulit kurang baik dan

- orang tua mengeluh

mukosa mulut kering.

anaknya hanya minum Al

Terpasang Ivfd Rl

110 3-4 sendok teh.

2.

Pukul

O : - KU : lemah

09.05

- Mukosa kering

Mengobservasi vital sign


dengan hasil N : 124 x,

A:

SB : 38 0 C
3.

Masalah kekurangan
volume cairan belum

Pukul
09.10

teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Mengkaji masukan & haluaran

5)

dengan hasil anak mau minum


susu Al. 110 (4 sendok) dan

turgor kulit
6)

makan bubur (4 sendok teh)


4.

Pukul

Kaji
Obs.
Vital sign

7)

09.15

Kaji
masukan &haluan

Menjelaskan pada orang tua


pentingnya cairan akibat dari

8)

Beri
larutan rehidrasi oral

kekurangan volume cairan


dengan hasil : orang tuanya
mau mengerti dan mau
melakukannya
2.

5.

Pukul
09.20
Memberi larutan rehidrasi oral
dengan hasil : An F.M minum
air mineral 250 cc

1)

S : - Orang tua mengeluh


anaknya kurang nafsu

Puku

makan
25

l 09.00

- Orang tua mengeluh porsi

Mengkaji pola makan klien

tidak dihabiskan ( + 3-4

dengan hasil klien kurang

sendok teh)

nafsu makan dan porsi makan

O : - KU : lemah

tidak dihabiskan ( + 3 - 4

- Bibir kering

sendok teh)

- Porsi tidak habis ( + 3-4

2)

Puku
l 09.05

sendok teh)
- BB 7,2 kg

Menganjurkan pada orang tua


untuk memberi makan dalam
PKTS dan hasil keluarga

A : masalah perubahan nutrisi


belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

mengerti dan mau

1)

melakukannya. Seperti makan


bubur

Kaji pola makan


2)

3)

Puku

Anjurkan orang tua

l 09.10

untuk makan PKTS

Mengajurkan orang tua untuk


3.

3)

makan TKTP dengan hasil

Anjurkan orang tua

keluarga mengerti dan mau

untuk makan TKTP

melakukannya

4)

4)

Puku

Evaluasi status nutrisi

l 09.15
Mengevaluasi status nutrisi
dengan hasil :
Orang tua mengatakan

Pukul : 10.00

anaknya makan bubur 3 4

S : Orang tua mengatakan

sendok the.
1)

panas anaknya sudah turun


Pukul

09.00

P : Pertahankan intervensi

Mengobservasi TTV dengan

1) Obs. TTV

hasil : N : 124 x/m SB : 38 0 C

2) Anjurkan orang tua

2)

Pukul

kompres air hangat

Menganjurkan orang tua untuk

( jika panas)

3)
210109

untuk memberi

09.05
memberi kompres air hangat
Rabu,

O : SB : 37 0 C

Pukul
09.10

3) Anjurkan orang tua


untuk memakaikan
pakaian yang tipis

Menganjurkan orang tua untuk


25

memberi banyak minum air


pada anaknya dengan hasil
orang tua klien mengerti dan
mau melakukannya
4)

Pukul 10.00
Pukul

S : Ibu klien mengatakan

09.15

anaknya sudah minum

Menganjurkan orang tua untuk

Al 110 dengan jumlah 4

memberi pakaian tipis dengan

sendok teh.

hasil : orang tua klien mengerti O : & mau melakukannya.

KU baik

Mukosa muluit merah


muda

A :
1.

Pukul 09.00

Masalah defisit volume


cairan teratasi

Mengkaji turgor kulit dan

P : Pertahankan intervensi

mukosa dengan hasil : turgor


kulit: baik, mukosa mulut
merah
2.

Pukul 09.10
Mengobservasi TTV dengan
hasil N : SB: 37OC

3.

Pukul 09.15
Megkaji masukan dan haluan
dengan

hasil

anak

tetap

minuim Al 1110 (4 sendok


teh)
4.

Pukul 09.20
Menjelaskan pada orang tua
pentingnya cairan akibat dari
kekurangan cairan

2.
5.

Pukul 09.25
Menganjurkan orang tua untuk
memberikan

cairan

rendah

natrium seperti air dan formula


dengna hasil klien mengatakan
anaknya minum susu AL 110
sebanyak 3-4 sendok teh
6.

Pukul 09.30
Memberikan obat antidiare

Pukul : 09.00
S: - Klien mengatakan anaknya
makan bubur 3-4 sendok
teh
O : Masalah nutrisi kurang dari
25

sesuai indikasi dengan hasil

kebutuhan tubuh teratasi.

orang tua memberikan obat

P : Pertahankan intervensi

puyer
1.

Pukul 09.00
Mengkaji pola makan klien
dengan

hasil:

klien

masih

kurang nafsu makan, dengan


porsi makan bubur +

3-4

sendok teh.
2.

Pukul 09.10
Mengajurkan pada orang tua
memberi makan dalam PKTS
dengan hasil :
Keluarga mengerti dan mau
melakukannya.

3.

Pukul 09.15
Mengevaluasi

status

gizi

nutrisi dengan hasil : Keluarga


mengerti

dan

mau

melakukannya
4.

Pukul 09.20
Mengevaluasi status gizi
dengan hasil : Orang tua
mengatakan anaknya makan 56 sendok teh dan dihabiskan

25

CATATAN PERKEMBANGAN
HARI / TGL
Kamis,

NO.
DX
1.

IMPLEMENTASI
1.

22-01-2009

Pukul 09.00
Mengkaji turgor kulit &

2.

EVALUASI
Pukul 10.00
S : Ibu klien mengatakan

membran mukosa dengan hasil

anaknya sudah minum AL

turgor kulit : baik, mukosa

110 dengan jumlah 4

mulut merah muda.

sendok the.

Pukul 09.05
Mengobservasi TTU dengan

O : - KU : baik

hasil

- Mukosa mulut merah

N : SB : 37 0 C
3.

muda

Pukul 09.10
Mengkaji masukan & haluaran
dengan hasil anak tetap minum

A:

Masalah devisit volume


cairan beratasi.

Al. 110 (4 sendok teh)


4.

Pukul 09.15

P : Pertahankan intervensi

Menjelaskan pada orang tua


pentingnya cairan akibat dari
kekurangan cairan
5.

Pukul 09.20
Menganjurkan orang tua untuk
memberikan cairan rendah
natrium seperti air dan formula
dengan hasil : orang tua klien
mengatakan anaknya minum
susu AL 110 sebanyak 3-4
25

sendok teh.
6.

Pukul 09.25
Memberikan obat anti diare
sesuai indikasi dengan hasil :
orang tua memberikan obat
puyer.

2.

1.

Puku Pukul : 10.00


l 09.30

S : - Ibu klien mengatakan

Mengkaji pola makan klien

anaknya makan bubur 3-4

dengan hasil : klien masih

sendok teh.

kurang nafsu makan dengan


porsi makan bubur + 3-4

O : - KU : baik

sendok teh.
2.

Puku A : masalah nutrisi kurang dari


l 09.35

kebutuhan tubuh teratasi.

Menganjurkan pada orang tua


untuk memberi makan dalam

P : Pertahankan intervensi

PKTS dengan hasil keluarga


mengerti dan mau
melakukannya.
3.

Puku
l 09.40
Mengajurkan orang tua untuk
makan TKTP dengan hasil
keluarga mengerti dan mau
melakukannya

4.

Puku
l 09.45
Mengevaluasi status nutrisi

1.

dengan hasil :

Pukul : 10.00

Orang tua mengatakan

S : - orang tua klien

anaknya makan bubur 5-6

mengatakan suhu badan

sendok teh dan dihabiskan

anaknya sudah turun.

Pukul 09.00

O : - SB : 36,5oC

Mengobservasi TTF dengan


hasil SB : 36,5oC N:

A : masalah peningkatan suhu


25

124x/menit
2.

tubuh teratasi

Pukul 09.05
Menganjurkan orang tua klien

P : Pertahankan intervensi

untuk memberikan kompres air


hangat, dengan hasil : orang
tua melakukannya.
3.

Pukul 09.10
Menganjurkan orang tua klien
untuk memberikan banyak
minum pada anaknya dengan
hasil : orang tua klien mengerti
dan melakukannyal.

4.

Pukul 09.15
Menganjurkan orang tua klien
untuk memberikan pakaian
yang tipis dengan hasil
mengerti dan mau
melakukannya.

25

Anda mungkin juga menyukai