Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tangguh Hari Saputra (19031105003)

Prodi : Teknologi Pangan

Definisi dan Mekanisme Terjadinya Kekurangan Kalori Protein (KKP) / Kurang Energi
Protein (KEP)

Kekurangan kalori Protein(KKP)/ Kurang Energi Protein (KEP) adalah defisiensi gizi
yang terjadi pada anak – anak yang kurang mendapat masukan makanan yang cukup bergizi
atau asupan kalori dalam waktu yang cukup lama. Atau dapat dikatakan KKP/KEP merupakan
penyakit gangguan gizi akibat dari defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang
bervariasi. KKP/KEP umumnya ditemukan pada anak -anak berusia 6 Bulan- 5 tahun.
Mengapa demikian? Karena kebutuhan kalori protein pada anak – anak sangat tinggi.
KKP/KEP umumnya terjadi di negara berkembang

Penyebab utama Kekurangan Kalori Protein:

1. Kekurangan makanan dalam jangka waktu yang lama (Kelaparan)


2. Kebiasaan atau Pola makan yang salah
3. Riwayat penyakit infeksi atau bawaan lahir (Diare, dll)

KKP/KEP dibedakan menjadi tiga, yakni: Marasmus(kekurangan kalori), Kwashiorkor(kurang


protein), dan marasmus-kwashiorkor (Mixed Type)

Kwashiorkor

kwashiorkor adalah penyakit yang ditandai dengan malnutrisi atau kekurangan protein yang
sangat parah. Kondisi ini biasanya menyerang bayi dan anak-anak dan paling sering terjadi di
usia anak 2-5 tahun ketika ia sudah disapih. Kwashiorkor dikenal sebagai edematous
malnutrition. Kwashiorkor adalah kondisi ketika anak terlihat gemuk, karena penumpukan
cairan tubuh, terutama di area mata kaki dan perut. Padahal, bagian tubuh lainnya sangat kurus
dan sangat kekurangan asupan gizi. Secara fisik, masalah kesehatan ini berbeda dengan
marasmus yang kondisi anaknya sangat kurus.

Ciri – ciri anak dengan Kwashiorkor :

• Gagal tumbuh (tidak tambah tinggi dan berat)


• Perubahan warna rambut dan tekstur menjadi kuning kemerahan (warna karat) serta
kering, rapuh atau rontok

• Perubahan pigmen kulit, terlihat ruam (dermatitis)

• Lemas dan pucat

• Hilangnya massa otot

• Diare

• Edema (bengkak) pada pergelangan kaki, kaki, dan perut

• Sistem kekebalan tubuh yang rusak, yang dapat menyebabkan infeksi yang lebih sering
dan parah

• Mudah marah

• Shock

• Perlemakan hati

Marasmus

Jika kwashiorkor adalah malnutrisi karena kekurangan protein meski asupan energinya cukup,
maka marasmus adalah kekurangan asupan energi atau kalori dari semua bentuk makronutrien,
mencakup karbohidrat, lemak, dan protein. Kondisi ini paling banyak ditemukan pada anak
berusia di bawah 2 tahun.

Ciri-ciri fisik penderita marasmus:

• Kekurangan berat badan.

• Kehilangan banyak massa otot dan jaringan lemak.

• Pertumbuhan terhambat.

• Kulit kering dan rambut rapuh.

• Terlihat lebih tua dari usianya.

• Tidak berenergi dan tampak tidak bersemangat atau lesu.

• Wajah menjadi bulat seperti orang tua.


• Diare kronis.

Selain itu, penderita marasmus rentan mengalami infeksi akut seperti infeksi saluran
pernapasan dan gastroenteritis, serta infeksi kronis seperti tuberkulosis.

Marasmus-kwashiorkor

Selain kwashiorkor dan marasmus, terdapat jenis ketiga keadaan malnutrisi energi
protein berat, yaitu campuran marasmus-kwashiorkor. Keadaan ini mempunyai gejala
campuran dari kedua kondisi tersebut. Bisa digambarkan anak yang mengalami kondisi
marasmus-kwashiorkor memiliki berat badan kurang dari 60 persen berat badan yang sesuai
dengan usianya, kemudian disertai dengan pembengkakan yang tidak mencolok. Dampak
kondisi ini bagi anak adalah penurunan tingkat kecerdasan, rabun senja, dan anak lebih rentan
terkena penyakit infeksi.

Akibat dan Pencegahan Kekurangan Kalori Protein

Selain meningkatkan risiko terjadinya berbagai macam penyakit, keadaan malnutrisi


energi protein berat juga dapat mengancam nyawa. Meski telah ditangani, namun anak-anak
yang pernah mengalami kwashiorkor dan marasmus mungkin masih akan mengalami masalah
kesehatan dalam jangka panjang. Sebagian anak akan tetap mengalami gangguan fisik dan
mental akibat kwashiorkor seumur hidupnya. Karena itu, penting untuk mencukupi kebutuhan
nutrisi anak untuk mencegah kwashiorkor dan marasmus.

Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan makanan yang bergizi berupa


sayur mayur, buah-buahan, makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi,
kentang, dan jagung serta makanan yang mengandung protein seperti telur, ikan , dan
daging. Pemberian air susu ibu (ASI) bagi anak sampai usia 2 tahun juga bisa membantu
mencegah terjadinya Marasmik-kwashiorkor.
Lampiran :

Anda mungkin juga menyukai