NO
1
BATASAN KARAKTERISTIK
1. Nyeri abdomen
2. BAB >3x/hari
3. Kram
4. Bising usus meningkat
5. Adanya dorongan
1.
2.
3.
4.
5.
Kelemahan
Haus
Penurunan turgor kulit
Membran mukosa/kulit kering
Peningkatan denyut nadi, penurunan
tekanan darah, penurunan
volume/tekanan nadi
6. Pengisian vena menurun
7. Perubahan status mental
8. Konsentrasi urine meningkat
9. Temperatur tubuh meningkat
10. Hematokrit abnormal
11. Kehilangan berat badan seketika (kecuali
pada third spacing)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diare (00013) b.d :
1. Psikologis
- Ansietas
- Tingkat stres tinggi
2. Situasional
- Efek samping obat
- Penyalahgunaan
alkohol
- Kontaminan
penyalahgunaa
laktasif
- Toksin
- Radiasi
3. Fisiologis
- Infeksi
- Inflamasi
- Iritasi
- Malabsorbsi
- Parasit
Kekurangan Volume Cairan b.d :
1. Kehilangan volume cairan
secara aktif
2. Kegagalan mekanisme
pengaturan
NOC
1. Keseimbangan Elektrolit Dan
Asam Basa
2. Eliminasi fekal
Indicator :
1. Pola eliminasi dalam rentang yang
diharapkan.
2. Diare tidak ada
3. Kembung tidak ada
4. Terhidrasi dengan baik (membrane
mukosa lembab)
NIC
Penatalaksanaan diare
Aktivitas :
1. Timbang berat badan pasien setiap hari
2. Kaji dan dokumentasikan frekuensi, warna, konsisitensi dan
jumlah feses. Turgor kulit dan kondisi mukosa mulut sebagai
indicator dehidrasi,
3. Evaluasi catatan asupan kandungan nutrisi.
4. Ambil specimen feses untuk kultur dan sensitivitasnya, jika diare
berlanjut.
5. Anjurkan anggota keluarga untuk mencatat warna, volume,
frekuensi dan konsisitensi feses.
6. Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan gejala diare yang
terus menerus.
KeseimbanganCairan
Indikator :
1. Tidakmemilikikonsentrasiurin
yang berlebihan.
2. Memiliki hemoglobin dalambatas
normal untukpasien
3. Memilikihidrasi yang baik
(membranmukosalembab,
mampuberkeringat)
4. Frekuensi dan irama napas dalam
rentang yang diharapkan
5. Memiliki keseimbangan asupan
dan haluan yang seimbang dalam
waktu 24 jam
Pengelolaan cairan
Aktivitas :
1. Pantauwarna, jumlah, danfrekuensikehilangancairan
2. Pantau status hidrasi (misalnyakelembapan membrane mukosa,
keadekuatannadi, dantekanandarah).
3. Timbangberatbadandanpantaukemajuannya.
4. Berikancairansesuaidengankebutuhan
5. Tingkatkan asupan oral
6. Tentukandenganmelakukankolaborasidenganahligizisecaratepa
tjumlahkaloridanjeniszatgizi yang
dibutuhkanuntukmemenuhikebutuhannutrisi
1.
2.
3.
4.
Hipertermia b.d :
1. Penyakit/ trauma
2. Peningkatan metabolisme
3. Aktivitas yang berlebih
4. Pengaruh medikasi/anastesi
5. Ketidakmampuan/penuruna
n kemampuan untuk
berkeringat
6. Terpapar dilingkungan
panas Dehidrasi
7. Pakaian yang tidak tepat.
Ketidakseimbangan Nutrisi
Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d
factor :
1. Biologis
2. Psikologis
3. Ekonomi
PasiendapatmenunjukkanTermoregul
asidalamwaktu 1 x 24 jam.
Indikator :
1. Suhu tubuh dalam rentang yang
diharapkan
2. Tidak mengalami distress
pernapasan, gelisah atau letargi.
Regulasi Suhu
Aktivitas :
1. Cek dan catat TTV
2. Pantau hidrasi (mis,. Turgor, mukosa bibir)
3. Pantau suhu tubuh basal secara terus menerus
4. Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam.
5. Pantau warna kulit dan suhu
6. Kolaborasi pemberian antipiretik , sesuai kebutuhan.
7. Gunakan waslap dingin (atau kantong es yang dibalut dengan
pakaian) pada aksila, kening, leher dan lipat paha.
8. Anjurkan asupan cairan oral
PasiendapatmenunjukkanStatus Gizi
dalamwaktu 1 x 24 jam.
Indikator :
1. Mempertahankan berat badan
dalam batas normal
Pengelolaan Diet
Aktivitas:
1. Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan
2. Ketahui makanan kesukaan pasien.
3. Berikan informasi kepada keluarga tentang kebutuhan nutrisi
dan bagaimanan memenuhinya.
4. Tentukan dengan melakukan kolaborasi bersama ahli gizi secara
tepat.
(rontok)
20. Suara usus hiperaktif
21. Kurangnya informasi
1. Tidak ada batuk
2. Suara napas tambahan
3. Perubahan rekuensi napas
4. Perubahan irama napas
5. Sianosis
6. Penurunan bunyi napas
7. Dispnea
8. Sputum dalam jumlah berlebih
9. Batuk tidak efektif
10. Gelisah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi
Penurunan pertukaran udara per
menit
Menggunakan otot pernafasan
tambahan
Dyspnea Orthopnea
Nafas cepat dan dangkal
Peningkatan diameter anteriorposterior
Airway Management
1. Buka jalan nafas.
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan.
4. Lakukan fisioterapi dada jika perlu.
5. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction.
6. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan.
7. Berikan bronkodilator bila perlu.
8. Monitor respirasi dan status O2.
Airway Management :
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
buatan
3. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
Lakukan suction pada mayo
4. Monitor respirasi dan status O2
Terapi Oksigen :
1. Monitor aliran oksigen
2. Pertahankan posisi pasien
3. Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Gangguan penglihatan
Penurunan CO2
Takikardi
Hiperkapnia
Keletihan
Somnolen
Iritabilitas
Hypoxia
Kebingungan
Dyspnoe
Nasal faring
AGD Normal
Sianosis
Warna kulit abnormal (pucat,
kehitaman)
15. Hipoksemia
16. Sakit kepala ketika bangun
17. Frekuensi dan kedalaman nafas
abnormal
Kelelahan otot
pernafasan
Hipoventilasi sindrom
Nyeri
Kecemasan Disfungsi
Neuromuskuler
Kerusakan
persepsi/kognitif
Perlukaan pada jaringan
syaraf tulang belakang
Imaturitas Neurologis
3.
Airway Management :
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
buatan.
3. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
4. Berikan bronkodilator bial perlu
5. Barikan pelembab udara
6. Monitor respirasi dan status O2
Respiratory Monitoring
1. Monitor rata rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi
2. Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot
tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostal
3. Monitor suara nafas, seperti dengkur Monitor pola nafas :
bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes
4. Catat lokasi trakea Monitor kelelahan otot diagfragma
(gerakan paradoksis)
5. Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya
ventilasi dan suara tambahan
Resiko Infeksi
Faktor risiko :
1. Prosedur Infasif
2. Ketidakcukupan
pengetahuan untuk
menghindari paparan
patogen
Immune Status
Knowledge : Infection control
Risk control
Indikator :
1. Klien bebas dari tanda dan
gejala infeksi
2. Menunjukkan kemampuan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
10
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Trauma
Kerusakan jaringan dan
peningkatan paparan
lingkungan
Ruptur membran amnion
Agen farmasi
(imunosupresan)
Malnutrisi
Peningkatan paparan
lingkungan patogen
Imonusupresi
Ketidakadekuatan imum
buatan
Tidak adekuat
pertahanan sekunder
(penurunan Hb,
Leukopenia, penekanan
respon inflamasi)
Tidak adekuat
pertahanan tubuh primer
(kulit tidak utuh, trauma
jaringan, penurunan kerja
silia, cairan tubuh statis,
perubahan sekresi pH,
perubahan peristaltik)
Penyakit kronik
3.
4.
Pain Level
Pain control
Comfort level
Indikator :
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu
penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari
bantuan)
6.
7.
8.
9.
Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
6. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
8.
9.
10.
11.
12.
13.
11
12
2.
3.
4.
5.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Resiko
trauma
b/d
kejang
Perkembangan anak
Indikator :
Asuhan perkembangan
Aktivitas :
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.