Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT IBADAH

ANGGOTA

KELOMPOK 4

1. EFA FORIA PRASTI DIAN HIDAYAT


2. EMMA MAULINA
3. FITRA ALUYA
4. GUNAWAN FEBRIANTO
5. JULIA NINGSIH

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok makalah perawatan
jenazah ini tepat pada waktunya.
Salawat serta salam tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan alam
nabi besar muhammad SAW, seorang nabi yang telah membawa kita dari jaman
kegelapan menuju jaman yang terang benerang seperti yang kita rasakan seperti
saat sekarang ini.
Ucapan terimakasih juga kami haturkan kepada bapak dosen yang telah
ikut serta dalam memberikan tugas megenai “PERAWATAN JENAZAH”.
Makalah ini kami susun berdasarkan beberapa sumber buku yang telah kami
peroleh. Kami berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang sederhana
dan mudah dimengerti.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
memberikan sumbang dan sarannya untuk menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari dalam pembuatan makalah kami ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan, hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan pengetahuan dan
pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini diwaktu yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.

Mataram, 18 Maret 2019


Penyusun

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ . 1
1.3 Tujuan Masalah .................................................................................... . 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dasar promosi kesehatan .................................................... 2
2.2 Tujuan ................................................................................................. 4
2.3 Kegiatan pokok .................................................................................... 4
2.4 Strategi promosinya ............................................................................. 5
2.5 Sanitasi tempat ibadah.......................................................................... 6
2.6 Promosi yang dilaksanakan .................................................................. 7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ...................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Promosi kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan


kesehatan Nasional. Hal ini dapat di lihat bahwa promosi kesehatan merupakan
salah satu pilar dalam pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat melalui
peningkatan kesaaran , kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujid derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya melalui terciptanya
masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang di tandai oleh penduduknya yang
hidup dengan perilaku hidup bersih dan sehat serta dlam lingkungan yang sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata,serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di
seluruh wilayah Republik Indonesia.

Dalam perkembangan pusat promosi kesehatan melihat beberapa hal yang


perlu dilihat kembali sesuai tugas pokok dan fungsi promosi kesehatan dan
kebijakan promosi kesehatan baik di pusat maupun di daerah,serta maslah-
masalah yang menyangkut kesehatan yang sering terjadi pada saat ini yang sering
terkait dengan promosi kesehatan.

A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dasar promosi kesehatan?
2. Apa saja kegiatan pokok yang dilakukan?
3. Bagaimana strategi promosinya?
4. Bagaimana sanitasi tempat ibadah?
5. Bagaimana promosi yang dilaksanakan?

B. Tujuan masalah
1. Uuntuk mengetahui apa pengertian dasar promosi kesehatan
2. Untuk mengetahui apa saja kegiatan pokok yang dilakukan
3. Untuk mengetahui bagaimana strategi promosinya
4. Untuk mengetahui bagaimana sanitasi tempat ibadah
5. Untuk mengetahui bagaimana promosi yang dilaksanakan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dasar Promosi Kesehatan


Menurut teori Blum 1974, faktor perilaku mempunyai peran yang terbesar
kedua dalam mencapai hidup sehat, setelah faktor lingkungan.
Menurut Lawrence Green (1980), perilaku sangat dipengaruhi oleh 3 faktor
utama, yakni faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pemungkin
(enabling factors), dan faktor penguat (reenforcing factors).
1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors):
Faktor-faktor ini mencakup: pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan, sisterm nilai yang dianut masyarakat, tingkat
pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya ikhwal ini dapat dijelakan
sebagai berikut: untuk berpeerilaku kesehatan, misalnya: pemeriksaan
kehamilan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut
tentang manfaat periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya.
Disamping itu, kadang-kadang kepercayaan, tradisi, sistem nilai masyarakat
juga dapat mendorong atau menghambat ibu untuk periksa hamil,
misalnya:orang hamil tidak boleh disuntik (periksa hamil termasuk
memperoleh suntikan anti thetanus), karena suntik bisa menyebabkan anak
cacat. Karena faktor-faktor ini terutama yang positif mempermudah terwujud
nya perilaku, maka sering disebut faktor pemudah.

2. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors)


Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas kesehatan bagi masyrakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan
sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, dan
sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas,
rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan
praktik swasta, dan sebagainya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
untuk berperilaku sehat masyarakat memerlukan sarana dan prasarana

2
mendukung, misalnya: perilaku memeriksa kehamilan tersebut diatas, ibu
hamil yang mau periksa hamil, tidak hanya karena ia tahu dan sadar manfaat
periksa hamil saja. Melainkan ibu tersebut degan mudah harus dapat
memperoleh fasilitas atau tempat periksa hamil, misalnya puskesmas,
polindes, bidan praktek, ataupun rumah sakit. Fasilitas ini pada hakikatnya
mendukung terwujudnya perilaku kesehatan maka faktor-faktor ini disebut
faktor pendukung.
3. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor-faktor ini meliputi faktor sifat dan perilaku tokoh masyarakat
(toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas
kesehatan termasuk juga disini Undang-Undang, peraturan-peraturan baik
dari pusat maupun pemerintah daerah yang terikat dengan kesehatan. Hal ini
dapat dijelaskan sebagai berikut: untuk perilaku sehat, masyarakat kadang-
kadang bukan hanya perlu mengetahui dan sikap positif, dan dukungan
fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh
masyarakat, tokoh agama, para petugas, lebih-lebih para petugas kesehatan.
Disamping itu UU, peraturan-peraturan, dan sebagiannya diperlakukan untuk
memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Seperti contoh perilaku
pemeriksaan hamil tersebut di atas disimpan pengetahuan dan kesadaran
pentingnya periksa hamil, serta kemudahan memperoleh fasilitas periksa
hamil, juga diperlukan perilaku contoh dari tokoh masyarakat setempat.
Demikian juga diperlukan peraturan atau UU yang mengharuskan ibu hamil
periksa hamil.

Untuk merubah perilaku dari yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah


kesehatan menjai hal-hal yag sesuia dengan kaidah-kaidah kesehatan
dilaksanakan melalui program pendidikan kesehatan masyarakat.
Dari pengalaman bertahun-tahun pelaksaan ini, baik di negara maju
maupun negara berkembang mengalami sebagai hambatan dalam rangka
pencapaian tujuannya, yakin mewujudkan perilaku hidup sehat bagi
masyarakat. Hambatan yang paling besar dierasakan adalah faktor
pendukungnya (enabling factors). Dari penelitian-penelitian yang ada
terungkap, meskipun kesadaran dan pengetahuan masyarakat sudah tinggi

3
tentang kesehatan, namun praktik (practice) tentang kesehatan atau perilaku
hidup sehat masih rendah. Setelah dilakukan pengkajian oleh organisasi
kesehatan dunia (WHO), terutama di negara-negara berkembang, ternyata
faktor pendukung atau sarana dan prasarana tidak mendukung untuk
masyarakat berperilaku hidup sehat misalnya: meskipun kesadaran dan
pengetahuan orang atau masyarakat tentang kesehatan (misalnya: santiasis
lingkungan, gizi, imunisasi pelayanan kesehatan, dan sebagainya) sudah
tinggi, tetapi tidak didukung fasilitas: masyarakat tidak mampu membangun
atau mengakses jambatan sehat, air bersih, makanan yag bergizi, fasilitas
imunisasi, pelayanan kesehatan, dan sebagainya, maka mereka sulit untuk
mewujudkan perilaku tersebut.

B. Tujuan
Dengan demikian promosi tersebut bertujuan agar masyarakat mampu
memilihara dan meningkatkan kesehatannya sehingga mereka dapat hidup
sehat, produktif, bahagia dan sejahtera

C. Kegiatan pokok
Untuk mencapai tujuan tersebut program promosi kesehatan mempunyai
kegiatan utama:
a. Advokasi kesehatan kepada para penuntut kebijaksanaan, untuk membuat
kebijaksanaan yang berwawasan kesehatan.
b. Menjembatani, menggalang kemitraan dan membimbing suasana yang
kondusif demi terwujudnya hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat.
c. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan melakukan penyuluhan,
pendidikan, pelatihan, dan memperkuat sumber daya manusia untuk
meningkatkan kesadaran, kemampuan, kemauan masyarakat untuk hidup
bersih dan sehat.

Memberikan kemamapuan (enable) dan memberikan kemungkinan-


kemungkinan kepada masyarakat agar mereka mmampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri. Hal ini berarti
masyarakat membertikan kemampuan-kemampuan atau ketrampilan-

4
ketrampilan agar mereka mandiri dibidang kesehatan termasuk
memelihara dan meningkataklan kesehatan mereka. Misalnya: pendiikan
dan pelatihan dalam rangka menikatkan keterampilan cara bertani,
berternak,penanaman, obat obatan tradisional, kporasi, dan sebagainya
dalam rangka meningktakan pendaptkan keluarga (nicome generating),
selanjutnya dengan ekonomi keluarga menikat, maka kemampuan dalam
pemiliaraan dan penikatkan kesehatan keluarga juga meningkat.

D. Strategi Promosi
1. Menurut WHO (1984) strategi global promosi kesehatan adalah
a. Advokasi (advocacy)
Adalah kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keputusan (decision
makers) atau penutup kebijakan (policy makers) baik dibidang kesehatan
maupun sektor lain diluar kesehatan, yang mempunyai pengaruh terhadap
kesehatan publik. Tujuannya adalah agar para pembuat keputusan ini
mengeluarkan kebijakan-kebijakan, antara lain dalam bentuk: peraturan-
peraturan, undang-undang, instruksi-instruksi, dan sebagainya yang
menguntungkan kesehatan publik bentuk kegiatan advokasi ini antara lain:
lobbying, pendekatan atau pembicaraan-pembicaan formal atau informal
terhadap para pembuat keputusan, penyajian issu-issu atau masalah-
masalah kesehatan atau yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
setempat, seminar-seminar kesehatan, dan sebagainya.ouput
Kegiatan advokasi adalah undang-undang, peraturan-peraturan daerah,
instruksi-intruksi yang meningkat pada masyarakat instasi-intasi yang
terkait dengan masalah. Oleh sebab itu sasaran advokasi ini adalah para
pejabat eksuetif dan legislatif, para pemimpi pengusaha, dan organisasi
politik, dan organisasi masyarakat, baik tingkat pusat propinsi, kabupaten,
kecamatan samapi desa dan keluharan.
b. Dukungan sosial ( social support)
Adalah kegiatan yang ditujukan kepada para toko masyarakat, baik formal
( guru, lurah, camat, petugas kesehatan, dan sebagainya). Yang
mempunyai pengaruh di masyarakat. Tujuan kegiatan memperoleh
dukungan sosial atau binas sosial adalah agar kegiatan atau program

5
kesehatan tersebut memperoleh dukungan dari para tokoh masyarakat (
toma) dan tokoh agama ( toga). Toma dan toga ini dapat menjebatani
antara pengelola program kesehatan dengan masyarakat. Pada masyarkat
yang masih paternalistik seperti indonesia ini toma dan toga merupakan
panutan perilaku masyrakat yang sangat siknifikan. Oleh sebab itu apabila
toma dan toga sudah mempunyai perilaku sehat akan mudah ditirup oleh
masyarakat lain. Bentuk kegiatan mencari dukungan sosial ini antaran lain
pelatian-pelatian para toma dan toga, seminar, loka karya, penyuluhan dan
sebagainya.

E. Sanitasi Tempat Ibadah


Masjid adalah suatu tempat termaksut pasilitasnya yang di pakai untuk
berkumpul oleh masyarakat umum, pada waktu waktu tertentu guna
melakukan ibadah agama islam. Seperti sanitasi bioskop,pedoman yang di
gunakan dalam pelaksanaan penyehatan lingkungan masjid berdasarkan
keputusan Mentri kesehatan RI Nomor : 288/ Menkes/SK/III/2003 tentang
“Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum Masjid, Langgar dan
Surau” sebagai berikut :
Komponen penenilaian meliputi: 1.) letaknya sesuai dengan rencana tata kota,
2) konstruksi kuat sesuai dengan petujuk Dinas Pekerjaan Umum, dengan
persyaratan antara lain:
1. Bagian luar
a. Halaman bersih, tidak terdapat sampah berserakan dan genangan air.
b. Tersedia tempat sampah yang tertutup rapat, kedap air, dan mudah
dibersihkan, mudah diangkut. Jumlah kapasitasnya sesuai dengan
kebutuhan.
c. Pembuangan air kotor lancar (tidak tersumbat), saluran tersambung
dengan saluran pembuangan air kotor umum yang kedap air.
d. Persyaratan air selalu ada dan selalu memenuhi persyaratan air minum
e. Tersedia jamban atau peturasan minimal satu yang dilengkapi kran
pembersih
f. Ruang tempat mengambil air wudlu harus terpisah dari jamban atau
ruangan masjid

6
2. Bagian Dalam
a. Ruang sholat harus bersih
b. Alat sholat harus bersih dan bebas dari kutu busuk dan serangga.
Sepanjang bagian depan shaf dipasang kain putih yang bersih dengan
lebar 30 cm sebagai tempat sujud.
c. Lantai mudah dibersihkan dan tidak lembab.
d. Ventilasi harus terdapat lubang penghawaan dengan luas minimal
10% dari luas lantai.
e. Pencahayaan minimal 10 fc dan tidak menyilaukan.
f. Tersedia tempat sandal dan sepatu yang khusus

F. Promosi yang dilaksanakan


Dalam hal ini, kami akan mempromosikan tentang langkah-langkah.
Sebagai orang Islam, tentu kita sangat peduli dengan ajarannya. Siapa lagi
yang akan peduli dengan ajaran Islam kalau bukan orang Islam sendri. Islam
sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin (ajaran kasih sayang-Nya untuk
seluruh alam), tentu memiliki juga solusi untuk menjalani hidup sehat. Kalau
Islam tidak memilikinya, berarti Islam tidak sempurna atau sia-sia ajrannya.
Padahal, tidak mungkin Islam itu ajaran yang sia-sia, apalagi tidak
sempurna (sebagaimna telah dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 208).
Kalau ajran kesehatan Islam belum dipahami dan diamalkan umat Islam tentu
yang perlu dikoreksi adalah persepsi atau pola pikir umat Islam sendiri.
Apakah umat Islam selama ini telah mengenal ajaran kesehatan Islam atau
belum? Terkait dengan langkah menuju sehat, berikut ini akan kita kenal
beberapa langkah menuju sehat menurut Islam.
Tujuan pembahsan langkah menuju sehat berikut ini agar kita memiliki
rujukan yang jelas dalam menjalani hidup sehat Islami. Sehingga, kita bisa
semakin kenal dan semakin percaya dalam menjalani hidup sehat Islami di
tengah masyarakat.
1. Langkah ke-1: Tiap penyakit ada obatnya
Prinsip sehat menurut Islam adalah tiap penyakit ada obatnya. Tidak
ada penyakit yang tidak ada obatnya. Karena itu, kita harus optimis dalam
hidup ini, termasuk ketika sedang sakit. Jika kita sehat, gunakan kesehatan

7
untuk berbuat baik, dan jika kita sedang sakit, berobatlah dan janganlah
berputus asa hingga ketemu obatnya, serta jangan lupa gunakan metode
pengobatan sebagaiana yang pernah dicontohkan juga diperintahkan Nabi.
Cukup banyak jenis penyakit modern yang belum ditemukan obatnya
menurut kajian medis modern, seperti: HIV/AIDS, diabetes, demam
berdarah, hepatitis, gagal ginjal, jantung, asma, kanker, tumor, influenza,
dan sebagainya.
Rasulullah Saw. bersabda:
“masing-masing penyakit ada obatnya. Kalau obatnya sudah
mengenai penyakit, maka penyakit itu pasti akan sembuh dnegan izin-
Nya.” (HR. Muslim).
“setiap kali Allah menurunkan penyakit, pasti Allah menurunkan
obatnya” (HR. Bukhari).
Tuhan sendiri yang menjamin kesembuhan setiap hambanya yang
sedang sakit jika berobat, seperti dalm firman-Nya:
“dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkan.” (QS. asy-
Syu’araa’ {26}: 80).
Rasulullah Saw. juga bersabda:
“salah satu di antara sunahku adalah pengobatan.”
a. Menjaga kesehatan dengan makan yang baik-baik
Kita harus yakin bahwa agama merupakan suatu ajaran yang
menuntun manusia k jalan hidup yang benar dan seimbang. Hal ini
membutuhkan proses dan pemahaman yang panjang, disiplin, dan
sabar.
Dalam pandangan islam, orang sehat bisa brbuat baik kepada diri
sendiri maupun epada sesama, hingga menentramkan hatiya, sedangkan
orang sakit dianjurkan berobat dengan harapan bahwa Tuhan akan
memberi kesembuhan. Sungguh hati yang tentram merupakan bekal
utama bagi orang yang sedang menjalani proses kehidupan di dunia ini
yang diakruniakan oleh Allah swt.
Adapun kosep dasar pengobatan islam, antara lain:

8
(1) Orang harus merawat kesehatan dengan mencegah datangnya
penyakit, mengonsumsi makanan bergizi, dan menghindari
makanan beracun dan haram;
(2) Orang harus melakukan pengobatan untuk membuang racun dalam
tubuh (detoksifikasi) agar darah tubuh selalu bersih.

Untuk mencegah datangnya penyakit, antara lain:

Pertama, olah raga secara teratur. Rasulullah saw. bersabda:

“orang mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah daripada orang
mukmin yang lemah.” (H.R. Muslim).

“sungguh tubuhmu memiliki hak yang harus kamu penuhi


(perhatikan)” (H.R. Bukhari-muslim).

Kedua, menjaga kesehatan dan kebersihan. Menjaga kesehatan


lebih baik daripada mengobati. Allah Swt. berfirman:

“hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang


baik-baik yang Kami beerikan kepadamu, dan bersyukurlah kepada
Allah...” (QS. al-Baqarah [2]: 172).

b. Dzikir, meningkatkan daya tahan tubuh


Dalam al-Qur’an, banyak kita jumpai kata do’a dengan pengertian
yang berbeda, seperti dalam ayat-ayat berikut:
“dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi
manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain
Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka
sesungguhnya kamu kamau begitu termasukk orang-orang yang
zhalim.” (QS. Yunus {10}: 106).
Dengan selalu berdzikir dan berdoa, akan memberikan
manfaat jauh dari sikap lalai dan terbuai dari gemerlapnya dunia.
Dengan berdzikir dan berdoa akan membantu kita mengingat
Tuhan dan kembali ke jalan yang lurus.

9
Imam Nawawi dalam karyanya, at-Tibyan, berpendapat
bahwa dzikir yang paling utama adalah membaca al-Qur’an, dan
Tuhan akan menjadikannya termasuk orang yang tidak lalai.
Abu Darka berkata bahwa orang yang berdzikir
(mengingat) kepada Allah tidak akan berbahaya baginya apa pun.
Dan, sungguh aku selalu berdzikir dengan asma-Nya, hingga racun
tidak mampu menyerang diriku setelah aku membaca: bismillahi
ladzi la yadurru ma’as mihi syaiun fil ardhi wa la fis sama’i wa
huwas sami’ul alim. Artinya dengan menyebut nama Allah yang
dengan nama-Nya tidak berbahaya sesuatu pun baik yang ada di
langit dan di bumi.
c. Menggalakkan kedokteran ala Nabi
Kedokteran Nabi atau thibbun nabawi adalah metode
pengobatan untuk merawat kesehatan, mencegah, dan mengobati
penyakit yang berdasarkan pada ajaran wahyu. Umat islam akan
seha dan selamat jika mereka selalu mengkaji ulang ajaran wahyu
dan berusaha memahami, meyakini, dan mengamalkannya dalam
kehidupan.
Tubuh manusia terdiri dari enam unsur. Hal ini perlu kita
kenal dan pahami agar kita bisa merawat dan mengatasinya jika
terjadi gangguan, yaitu:
Pertama, tubuh manusia terdiri dari watak, dimana ada
tempramen yang seimbang dan yang tak seimbang atau tempramen
campuran. Pada dasarnya, manusaia memiliki tempramen yang
seimbang, dan manusia yang tempramennya seimbang adalah para
nabi dan rasul. Sedang hamba Allah yang “paling” seimbang
tempramennya adalah Nabi Muhammad Saw., sebagaiman yang
dijelaskan dalam firman Allah:
“dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti
yang agung.” (QS. al-Qalam {68}: 4).

10
Sedangkan Aisyah ra. mengatakan bahwa priadi Rasulullah
Saw. adalah al-Qur’an. Nabi tidak pernah bersikap tidak pantas,
demikian kata Ibnu Umar ra.
Kedua, tubuh manusia juga terdiri dari darah yang memiliki
sifat panas dan basah.
Ketiga, tubuh manusia juga terdiri dari organ yang utama,
seperti jantung, paru-paru, usus, lambung, hati dan lainnya.
Keempat, tubuh manusia juga terdiri dari sifat baik dan
benar yang ad setiap orang yangberiman dan bertakwa kepadanya-
Nya
Kelima, tubuh manusia juga terdiri dari sifat baik dan benar
yang ada pada setiap orang yang beriman dan bertakwa kepada-
Nya.
Keenam, tubuh manusia memiliki fungsi tubuh yang punya
sifat menerima, menahan, atau menolak.
Kita perlu mengenal, memahami, meyakini, mengamalkan,
dan memasyarakatkan kedokteran Nabi ini, agar umat Islam
semakin kenal dengan ajarannya dan cepat tanggap jika
menemukan adanya tanda-tanda penyakit di dalam tubuh kita.
d. Khusuk dalam sholat
Khusuk dalam sholat nerupakan bagia dari ibadah kepada Allah
swt. manfaat sholat khusuk ada dalam firman Allah swt.
“sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu)
orang-orang yang khusuk dalam sholatnya.” (QS. al-Mu’minuun
{23}: 1-2 ).
Adapun pembahasan ini untuk memotivasi kepada kita agar mau
dan mampu menjalani sholat khusuk secara bertahap. Untuk
khusuk dalam sholat bukan caranya saja yang perlu kita perhatikan,
namun lebih penting dari itu adalah pengetahuannya.kalau sudah
ada pengetahuan tentang khusuk dalam sholat, maka kita tinggal
memilih akan menjalani khusuk dalam sholat atau tidak.
e. Meluruskan pemahaman

11
Kesediaan memperbaiki pemahaman yang kurang tepat
dengan keadaan yangbenar dan baikmerupakan perilaku yang
sehat. Kalau zaman berubah, seharusnya cara merawat kesehatan
tubuh kita juga harus diimbangi dengan ilmu dan caranya yang
sesuai dengan masanya. Karena hampir semua umat Islam yakin
bahwa bimbingan wahyu (al-Qur’an dan hadits) mampu
memberikan solusi bagi persoalan-persoalan umat, betapapun
sulitnya persoalan itu, termasuk dalam persoalan kesehatan umat
Kita harus selalu mengakaji ulang pemahaman kita, apakah
selama ini sudah benar atau belum (khususnya yang terakait
dengan kesehatan). Tolak ukurnya tentu kepada bimbingan wahyu.
Karena jika kita salah dalam memahaminnya, maka akan salah
pula keyakinan kita, dan jika begitu, maka salh pulalah
praktinknya.
2. Langkah ke-2: sehat jasmani dan ruhani
a. Berperilaku hidup sehat
Kesediaan menjalani hidup sehat merupakan perilaku yang sehat.
Orang harus mau menjalani hidup sehat jika orang ingin hidup sehat.
Orang harus mau memahami cara menjalani hidup sehat islami jika
orang ingin hidup sehat islami.
Hal itu dikarenakan pengeatahuan manusia tentan dirinya, pada
umumnya, hingga kini belum seperti yang diharapkan bersama.
Buktinya, hingga kini masih ada orang yang sakit dan ingin sehat,
namun belum bisa ditemukan obatnya. Baru sebagian kecil yang
didapat manusia untuk mengetahui obat bagi manusia yang sedang
sakit.
b. Menjaga kesehatan badan
Pertama, kalau setiap pertengahan bulan Qomariyah itu darah
manusia bergwjolak, maka itulah saat yang tepat untuk mengeluarkan
daarah kotor (darah yang sudah sedikit oksigennya) sesuai dengan
aturang yang ada, dengan cara terapi bekam, yaitu mengeluarkan darah
kotor dengan alat yang mudah digunakan dan steril.

12
Kedua, kalau seorang lelaki itu setiap hari memproduksi sperma
atau mani dan memerlukan pengeluaran jika sudah penuh dalam
tempatnya, maka harus segera dikeluarkan dengan cara: berhubungan
suami istri jika sudah menikah. Jika belum menikah, maka dia harus
rajin berpuasa.
Ketiga, kalau tempat air seni dalam tubuh kita sudah penuh, makakita
harus segera membuangnya.
Keempat, kalau tempat feses atau kotoran manusia sudah terlalu
penuh, maka kita perlu mengeluarkannya dengan cara buang air besar
atau berak.
Kelima, kalau tempat angin kita sudah penuh, maka kita harus segera
mengeluarkannya (kentut).
Keenam, kalau kita ingin bersin, maka ita harus segera bersin. Denagn
bersin, msnusia bisa melepaskan uap, dan uap yang keluar ituj
menyebabkan manusia lega atau segar kembali.
Ketujuh, kalau kita mengantuk, maka kita harus segera tidur, karena
tubuh kita memiliki hak, dan hak itu yang harus kita perhatikan.
Kedelapan, kalau kita lapar, maka kita harus segera maakn.
Kesembilan, kalau kita haus, maka kita harus segera minum.
Kesepuluh, kalau kita mual dan akan muntah, maka kita harus
memuntahkannya. jangan menahan kotoran dalam tubuh kita.
Dengan selalu ingat dan dekat kepada Tuhan, maka jasmani dan
ruhani kita juga akan sehat. Tuhan memerintahkan umatnya agar selalu
makan makanana yang halal dan baik. Artinya, makanan yang sesuai
perintah Tuhan dan Rasul-Nya. Oleh karena itu, istilah empat sehat
lima sempurna perlu kita tambah dengan enam paripurna, yaitu
makanan itu harus halal dan baik, baik menurut penelitian para ahli
makanan dan gizi maupun menurut para ahli ilmu kejiwaan, serta jelas
halal sumbernya, bukan hasil mencuri, korupsi atau manipulasi. Inilah
cara menjaga kesehatan tubuh yang alami.
c. Menghentikan perbuatan dosa

13
Kemauan untuk berhenti berbuat dosa merupakan modal utama
untuk menjalani hidup sehat. Hentikan perbuatan dosa sekarang juga.
Untuk menjalani hidup sehat alami, kita bisa memulai dengan “diet”
dari berbuat dosa sekecil apa pun juga. Karena, hidup itu bermakna
ketika kita bisa menghargai setiap usaha baik kita, dan menolak semua
perbuatan buruk kita. Berbuat baik dan benar harus dipandang penting,
berharga, dan diyakini bahwa itu benar.
Kalau kehidupan manusia didasari sebagai sebagai sebuah prose
yaitu, hidup menuju ke arah yang lebih baik, ke arah Tuhan, hingga
kematian datang menjemputnya, maka orang seperti itu diharapkan
bisa meraih hidup sehat dan bahagia. Apapun keadaannya, orang yang
sehat selalu menuju ke arah yang baik.
Kalau setiap orang menyadari proses kejadiannya hingga hadir di
muka bumi ini, maka setiap orang pasti berakhlak baik dan menjauhi
akhlak buruk. Kalau manusia tahu bahwa ruh manusia ditiupkan
setelah berumur 120 hari dalam kandungan seorang ibu, kemudian
berkembanglah janin itu dalam waktu kurang lebih 9 bulan, dan
akhirnya lahir sebagai manusia hidup di muka bumi ini, maka manusia
pasti akan sayang kepada Tuhannya, ibunya, bapaknya, dirinya sendiri,
dan orang yang ada di sekitarnya. Kalau manusia sadar bahwa
hidupnya memerlukan oksigenyang tanpa warna, rasa, dan bau, yang
berada di udara dan sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup,
maka manusia akan selalu menjaga udara sekitarnya tetap bersih.
Selain itu, jika manusia sadar bahwa hidupnya selalu memerlukan air
dan makanan, baik hewani maupun nabati, maka manusia akan
menghargai kehidupannya yang sebentar ini.
d. Menegenal cara sehat walafiat
Menurut pakar islam, kesehatn sebagai wujud ketahanan jasmani,
ruhani, dan sosial yang dimiliki manusia, sebagai karunia-Nya yang
wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntunan-Nya yang wajib
disyukuri dengan mengamalkan tuntunan-Nya, memeliharanya, dan
mengembangkannya.

14
Menurut pandangan Islam, taubat akan mengahasilkan kesehatan
mental, dan kebersihan menghasilkan kesehatan fisik. Firman Allah
swt. yang lain mengtakan:
“dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa
tinggalkanlah.”(QS. al-Mudatsir {74}: 4-5).
Menurut pakar agama dan para ilmuwan, jenis makanan dapat
mempengaruhi perkembangan mental manusia (budi pekerti yang
buruk atau mental yang bobrok). Konon, tokoh al-Harali yang wafat
1232 M, menyimpulakan hal itu setelah membaca al-Qur’an.
Lebih lanjut, perlu dipahami juga bahwa obat dan usaha menuju
sehat itu hanyalah sebab, sedangkan penyebab sesungguhnya di balik
sebab dan usaha itu adalah Allah swt. Islam sangat mendorong agar
manusia memiliki hati yang sehat dan jauh dari segala macam penyakit
hati, yaitu dengan jalan bertaubat dan mendekatkan diri kepada-Nya.
e. Cara sehat jasmani dan ruhani
Kejiwaan akan sehat jika dirawat dengan baik. Dengan cara,
kendalikan stres, kembangkan emosi yang halus, dan pelihara hobi
serta kerja yang menyenangkan, sehingga timbul perasaan bahagia
dalam diri. Sosial sehat jika orang bergaul dan hidup dalam suatu
masyarakat dengan sehat. Dengan cara, ciptakan suasana akrab dengan
teman, kontak sosial dengan kegiatan masyarakat, peka kepada
kesehatan lingkingan, dan hubungan dengan sesama anggota keluarga.
Jasmani sehat juga termasuk indikasi hidup sehat almi. Dengan
ciri-ciri, persoalan biologis dan fisiknya sehat. Biologis sehat jika
jasmaninya sehat, pola makan dan kebiasaannya untuk mendukung
kelangsungan hidupnya (bukan hidup untuk makan), manajemen tidur
dan istirahatnya untuk mengembalikan tenaga, pembuanagn kotoran
dari tubuh, dan menjaga berat badan agar ideal.
Secara global, kalau intelektual seseorang ingin sehat, maka pola
pikirnya harus sehat dan memiliki kesadaran hidup sehat. Kalau
psikologis seseorang ingin sehat, maka orang harus menjauhkan diri
dari stres, cemas, khawatir, was-was, gelisah, hinga depresi dan putus

15
asa. Kalau sosial seseorang ingin sehat, maka orang harus akrab
dengan keluaragnya, tetangganya, masyarakatnya, rekan kerjanya, dan
alam sekitarnya. Kalau biologis seseorang ingin sehat, maka orang
harus memilii pola makan sehat, kebiasaan hidup sehat, manjemen
tidur sehat, dan berat badannya ideal. Kalau fisik seseorang ingin
sehat, maka orang harus memiliki pernafasan yang baik, jantung
sehat, otot lentur dengan gerak, dan tulang yang kuat dengan olah raga.
3. Langkah ke-3: sehat berawal dari pola pikir yang positif
Kalau hidup ini kita bisa memiliki pola pikir positif, maka kita kan
memandang segala hal yang membuat kita senang atau tidak akan
memberi hikmah atau pelajaran epada kita.
a. Pola pikir positif
Membiasakan diri berpikir positif merupakan sikap dari seseorang
yang berperilaku sehat. Kebiasaan berpikir positif akan membangun
kecerdasan pribadi seseorang. Orang yang suka berpikir positif atau
berbuat baik akan mengundang simpatik dan empati dari orang lain.
Kalau kita berpikir sehat, maka kita pun akan menjadi sehat. Kalau
kita berpikir negatif, maka kita pun akan merasakan sesuatu yang
negatif juga. Jika kita berpikir sakit, maka kita akan merasakan sakit.
Kalau kita berpikir gagal, maka kita akan merasa gagal, dan
sebagainya. “hendaklah Anda cerdik seperti ular, tapi tulus seperti
burung merpati”
Setiap hati kita berpikir sehat, setiap hari kita juga akn hidup sehat.
Impian atu cita-cita menjalani hidup sehat harus diyakini dan dijalani.
Berfikirlah sebelum bertindak. Berpikirlah adalah proses kerja akal
yang hany dapatdilakukan oleh makhluk Allah Swt. yang bernama
manusia.
Menurut Prof. Hembing. Ada beberapa prinsip dasar yang perlu
diperhatikan dalam berpikir positif yang selalu menjadi bahan
pertimbangan orang dalam menjalani hidup sehat alami, yaitu: (1)
prinsip ketuhanan; (2) prinsip kemanusiaan; (3) prinsip persatuan; (4)
prinsip kerakyatan; (5) prinsip keadilan; (6) prinsip moral, nilai

16
spiritual, tahu malu, ilmu, dan budaya; (7) prinsip mawas diri, tahu
diri, dan perbaiki diri; (8) prinsip rasa cinta kepada sesama; (9) prinsip
kepemimpinan; dan (10) prinsip rasional, konstruktif, dan solidaritas.
b. Membiasakan puasa
Kebiasaan berpuasa juga merupakan sikap perilaku sehat.
Disamping itu, ibadah puasa juga dapat memberikan banyak manfaat,
baik di dunia maupun di akhirat, baik jasmani maupun ruhani. Dunia
kedokteran menjelaskan bebrapa manfaat puasa bagi orang muslim,
diantaranya:
Pertama, meringankan beban kerja alat-alat tubuh, terutama pada
masa berpuasa. Kedua, membuat nyaman pada persendian dan saluran
kencing karena sedikitnya sisa-sisa sari makanan yang terbuang lewat
saluran kencing tersebut. Ketiga, terhindar dari kegemukan badan
(obesitas) yang bisa menyebebkan berbagai penyakit. Keempat,
trerhindar dari sifat buruk, seperti sombong. Kelima, menjernihkan
pikiran. Keenam, menguatkan motivasi dalam diri dan melatih jiwa
untuk sabar, serta terbiasa untuk makan dan minum dengan sedikit.
Ketujuh, membangikitkan rasa kebersamaan di antara sesamanya.
Kedelapan, puasa dapat mengobati berbagai macam penyakit,
diantaranya adalah kelebihan lemak dalam badan, kecing manis,
mengurangi ketegangan urat, mengurangi sakit sendi yang diakibatkan
terlalu banyak unsur sodium/natrium, mengurangi pembengkakan pada
lambung, kencing batu, dan penyakit kulit.
Beberapa petunjuk bagi orang yang berpuasa agar selalu sehat dan
prima dalam kehidupan sehari-hari, diantanya adalah: Pertama,
menjaga sunnah Rasulullah dengan mengakhiri makan sahur, karena
dia kan membuat kuat pada diri kita dan giat mengerjakan tugas
sehari-hari. Kedua, tidak langsung tidur setelah makan sahur, karena
akan mengganggu alat pencernaan. Ketiga, menjaga kesunnahan agar
segera berbuka dengan mendahulukan makan yang manis-manis.
c. Menjaga kebersihan diri

17
Menjaga kebersihan merupakan sikap perilaku yang sehat. Karen
ajaran islam sangat memperhatikan umatnya agar selalu menjaga
thaharah (kesucian).
Islam juga mengajak orang-orang mukmin untuk menjaga kesucian
diri dari barang najis, baik yang tampak (najis zhahir) ataupun yang
samar (najis bathin). Kebersihan yang dimaksud (secara lahiriah)
adalah menyucikan tubuh dan membersihkannya dari hadast dan
barang yang kotor. Yang dimaksud dengan barang yang kotor adalah
kotoran yang nempel pada manusia, pakaian, atau tempat shalatnya.
Maka, untuk menghilangkan kotoran ini adalah disucikan dengan air.
Oleh karena itu, jika warna atau pun bau masih tetap melekat pada
barang tersebut, berarti kotoran itu belum hilang an masih dianggap
belum suci.
Wudhu dalam islam, disamping meupaka perintah dalam ibadah,
juga merupakan sarana terbaik dalam menjaga kebersihan. Dalam
mandi dan wudhu terdapat arti menjaga kebersihan tubuh dari kotoran-
kotoran, baik berupa debu, lumpur keringat, maupun kotoran yang
muncul pada bagian anggota yang terbuka dan berbau tak sedap.
Selain mandi dan berwudhu, diantara upaya menjaga kebersihan dalam
islam adalah bersiwak ketika hendak wudhu.
Telah diujicobakan dalam dunia kedokteran bahwa mandi dengan
menggunakan air dan kemudian bersiwak akan dapt membersihkan
kotoran yang berada di mulut dan menjaga kesehtaan gigi.
Ada lima perkara yang sudah dikenal dalam kehidupan tentang
upaya menjaga kebersihan tubuh dalam islam, sebagaimana yang
disebutkan dalam sabda Rasulullah Saw.:
“lima perkara temasuk dari fitrah (kesucian) yaitu: khitan,
membersihkan bulu kemaluan,mencabut bulu ketiak, memotong kuku,
dan memotong jenggot.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, an-Nasa’i,
Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, dan Imam Malik).
d. Menjaga kesucian diri

18
Mandi dan wudhu merupakan sikap perilaku yang sehat. Air
merupakan salah satu kebutuhan dasar hidup sehat manusia. Para
ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan bersuci di sini
adalah bersuci menggunakan air dari hadats, dan bukan menggunakan
arti majasi (kiasan) yang berarti meninggalkan dosa.
Mandi dari hadats besar dan wudhu dari hadats kecil untuk
melaksanakan shalat adalah merupakan salah satu kewajiban dalam
agama. Beberapa jenis mandi wajib yang harus dilakukan yakni: mandi
dari junub,mandi dari haid (menstruasi), dan mandi dari nifas. Di luar
itu, soal membasuh kedua tangan ketika hendak maka, dan setelah
makan pun dianjurkan.
Dalam ilmu kedokteran bahwa tangan merupakan bagian anggota
tubuh manusia yang mudah terkena kotoran yang dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit. Para dokter juga menetapkan akan
keutamaan berkumur, karena dalam mulut mengandung kuman-kuman
penyebab penyakit. Sedangkan membasuh hidung dengan air akan
menghilangkan kotoran yang melekat dalam hidung, sehingga akan
terhindar dari pembengkakan rongga dalam hidung. Dan untuk
menghindari penyakit mata, maka seseorang dianjurkan untuk
membasuh wajah dan kedua mata ketika wudhu. Di samping itu fungsi
dari membasuh bagian dari kepala adalah agar seseorang terhindar dari
kerontokan pada rambut dan botak bagian depan kepala. Dokter juga
menguatkan bahwa mengusap telinga dan bagian luarnya akan
menghilangkan kotoran yang menempel pada telinga, sehingga
seseorang terhindar dari penyakit kurang pendengaran. Sedangkan
membasuh kaki akan menghilangkna kotoran dan kuman yang melekat
pada kaki tersebut. Oleh karena itu, membasuh anggota-anggota
wudhu dalam lima kali sehari sudah merupakan kecukupan untuk
menjaga seseorang dari penyakit.
e. Pengobatan islami: alami dan rabbani
Diantara keistimewaan pengobatan dalam islam adaalh ia
menggabungkan antara pengobatan pengobatan secara umum dan

19
pengobatan menurut petunjuk Allah Swt. dan Rasul-Nya. (secara
medis dan ketuhanan). Dia natar ontoh pengobatan yang dilakukan
secara alami adalh hadits riwayat Ibnu Umar dari Rasulullah Saw.
dalam mengobati penyakit panas.:
“sesungguhnya panas itu dari panasnya Jahannam, maka
dinginkanlah dengan air.” (HR. Al-Bukhari).
Hal ini juga diterapkan oleh dunia kedokteran bahwa menggunakan
air dingin dapat mengobati penyakit panas yang tinggi. Begitu pula
dala hal mengobati sakit perut atau mencret dengan madu, karena
madu itu merupakan zat yang lunak, salah seorang dokter yang
berpegang teguh pada sebuah hadits mengatakan “sesunguhnya saya
memilih madu yang termasuk di antara zat yang lunak, di dalamnya
terkandung zat yang suci yang dapat membunuh kuman dan dapat
menghambat kuman-kuman penyakit.”
Di antara contoh pengobatan yang dilakukan secara alami dan
rabbani adalah sebgaimana hadits dari Ali r.a., bahwa dia berkata:
“kalajengking telah menyengat Rasulullah saw. beliau sedang
shalat, ketika beliau slesai dari shalatnya, beliau bersabda: ‘semoga
Allah swt. melaknat kalajengking yang tidak meninggalkan orang yang
shalat dan lainnya.’ Setelah iu, Rasululah Saw. meminta air dan
garam yang kemudian ia usapkan dia ats sengatan itu dnegannya dan
beliau membaca: ‘Qul yaabayyuhal kaafiruun.’ Dan membaca; ‘Qul
a’udzu bi rabbin naas.’” (HR. Tirmidzi).
f. Menaga kesehatan jiwa
Ulama membagi penyakit jiwa menjadi dua, yaitu penyakit ragu-
ragu (syubhat) dan penyakit nafsu syahwat. Allah swt. erfirman:
“dalam hati mereka ada penyakit, lalau ditambah Allah penyakitnya;
dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka bedusta.” (QS.
al-Baqarah [2]: 10).
Hal inilah yang diseut penyakit jiwa atau penyakit hati.
Ibnu al-Qayyim menyebutkan tentang obat bagi penyakit hati: “jika
keimanan, ketakwaan, dan ketaatan adapada seseorang, maka hati akan

20
menjadi baik. Sebaliknya jika semua itu tidak ada padanya, maka hati
menjadi rusak. ” beliau jga menambahkan lagi bahwa “hati diciptakan
untuk bermakrifat kepada dzat yang menciptakannya, cinta kepada-
Nya, mengesakan-Nya, bahagia dengan-Nya, ridha dari-Nya, twakkal
atas-Nya, cinta dan benci karena-Nya, mengasihi dan memusuhi
karena-Nya, dan selalu menyebut-Nya.”
Adapun cara menjaga kesehatan jiwa atau hati agar terhindar dari
gangguan penyakit yang mengganggu hati, yakni beriman kepada
Allah dan berpegang teguh dengan akidah yang benar, iman dengan
adanya qadha dan qadar (ketetapan Allah) serta hari akhir, menjaga
diri dari munculnya penyakit jiwa, membaca al-Qur’an, tawakkal dan
tidak lemah kebali kepada Allah dengan melakukan shalat dan berdo’a,
dan menghilangkan beberapa penyakit yang dapat merusak akidah
(percaya takhayul, mistik, dan lain sebagainya).
4. Langkah ke-4: sehat dengan hati yang sehat
Kalau hati sehat, maka otomatis hati tidak dalam keadaan sakit. Dalam
pengobatan islami, untuk memiliki hati sehat orang harus melakukan hal-
hal sebagai berikut.
a. Bertauhid yang benar
Tauhid adalah mengesakan Allah swt. dengan berbagai macam
aktivitas ibadah. Dalm mengesakan Tuhan kita perlu juga memahami
“tauhid uluhiyah” dan “tauhid rububiyah”, dalam arti bagaimana
seorang hamba menyembah kepada-Nya dan mengikuti hukum-
hukum-Nya.
“Tauhid rububiyyah” adalah keyakinan yang pasti bahwa Tuhan
adalah pencipta dan penguasa atas segala sesuatu. “Tauhid uluhiyah”
adalah tauhid dalam beribadah. Ibadah yang dilakukan manusia
hanyalah untuk Tuhan.
Tauhid menuntuk orang untuk berpegang teguh pada sunnatullah
atau hukum alam atau hukum kausalitas. Wahyu, akal, dan
pengalaman telah menunjukkan manusia untuk hidup sehat jasmani

21
dan ruhani. Dan jika terjadi sakit atau gangguan, maka ketiganya juga
menunjukkan bagaimana orang harus berbuat dengan benar.
b. Berobat jika sakit
Ajaran islam sangat memperhatikan kepadanya umatnya termasuk
dalam menjaga kesehatan, yaitu apabila sakit, umat islam sangat
dianjurkan untuk segera berobat ke dokter agar mengetahui jenis
penyakitnya dan segera dapat diobati dengan obat yang sesuai.
Rasulullah saw. juga pernah berobat, sebagaimana disebutkan
dalam hadits dari Ibnu Abbas:
“bahwa Rasulullah saw. berbekam di kepala dan beliau dalam
keadaan ihram karena pusing yang menimpanya.” (HR. Bukhari).
Islam menganjurkan berobat dengan menggunakan cara yang benar
dan menafikkan pemikiran-pemikiran yang mengatakan bahwa
penyakit itu muncul dari setan, binatang, atau roh-roh jahat. Isalam
juga melarang setiap praktik yang berangkat dari keyakinan-keyakinan
yang salah, seperti jimat dengan berbagai macam bentuknya, rajah,
susuk, pergi ke dukun, tukang tenung (ahli nujum), atau ke kuburan
untuk menolak bahaya dan minta sesuatu yang bermanfaat baginya.
Semua itu dianggap sebagai perbuatan setan dan termasuk syirik yang
menafikan keimanan.
c. Peduli terhadap orang sakit
Islam memberi perhatian dan harapan kepada orang yang sedang
sakit agar tetap memiliki semangat hidup. Salah satu diantaranya
adalah diajarkannya doa-doa dalam seluruh akivitas keseharian kepada
semua umat islam tanpa terkecuali. Sehingga sangat wajar jika sedang
sakit pun umat islam masih tegar dan semangat. Ada beberapa contoh
betapa islam begitu peduli terhadap orang yang sdang sakit.
Pertama, gugurnya sebagian tuntutan syara’ karena menjaga
kondisi orang yang sakit sampai ia sembuh. Seperti dibolehkannya
berbuka puasa di bulan Ramadhan. Allah Swt. berfirman:
“...maka barang siapa di anatara kamu ada yang sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa)

22
sebanyak hari ang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain....” (QS.
al-Baqarah [2]: 184).
Kedua, dianjurkan bagi orang yang sakit supaya berobat.
Sebgaiamana firman Allah Swt. dalam QS. Yunus [10]: 57 dan QS.
asy-Syu’araa’ [26]: 80.
Ketiga, menjaga hak orang yang sakit atas saudaranya, diantaranya
adalah dengan menjenguknya. Betapa senangnya orang sakit ketika
dikunjungi dan didoakan kesembuhannya.
d. Sehat: nikmat nikmat terpenting setelah iman
Nikmat sehat dalam kehidupan ini merupakan salah satu anugerah
terbesar dari Allah Swt. terhadap hambanya. Seorang muslim memiliki
tanggung jawab dan kewajiban yang penuh di waktu siang dan malam,
seperti beribadah, berdakwah, dan berjihad. Maka, sesunguhnya
tanggung jawab dan kewajiban tersebut tidak akan terlaksana dengan
baik kecuali bagi yang berbadan sehat.
Islam juga mengingatkan kepada kita agar tidak lalai dalam
memanfaatkan waktu sehat kita. Selain itu islam juga sangat
memperhatikan umatnya supaya menjaga kesehatan sebelum sampai
pada masanya (meninggal) atau tertimpa penyakit.
Perhatian islam dalam upaya menjaga kesehatan ini merata bagi
semua kalangan, baik orang tua, dewasa, remaja, dan anak, baik laki-
laki maupun perempuan. Ibadah shalat dan sesuatu yang menyertainya,
seperti keharusan untuk bersuci, tempat yang suci, dan pakaian yang
suci, mengandung arti pentingnya menjaga kesehatan. Selain shalat,
puasa juga merupakan ibadah untuk mencari ridha Allah, di sana pula
mengandung arti kesehatan. Oleh karena itu, sebagai orang yang
beriman, seharusya kita selalu meminta kesehatan kepada Allah Swt.
e. Menjadi dokter bagi diri sendiri
Untuk menjalani hidup yang sehat alami, kita harus menjadikan
setiap anggota keluarga mampu menjadi dokter bagi dirinya sendiri.
Hidup mandiri dan percaya diri pelu dilatih sejak dini. Mungkin kita
tidak sempat belajar ilmu kedokteran, namun kita masih bisa belajar

23
ilmu pengobatan tradisonal. Sebagai salah seorang yang memegang
etika keprofesiannya, seorang dokter yang muslim tentu harus
berpegang kepada beberapa etika dan petunjuk yang digariskan oleh
ajaran Islam. Di antara karakteritik yang harus dimiliki oleh seorang
dokter muslim atau tabib, yang dapat kita contoh dalam praaktik
pengobatan sendiri, terhadap penyakit yang diderita pasien yang kita
mampu mengobatinya, antara lain:
Pertama, niat yang benar dan ikhlas membantu pasien karena ingin
menunjukkan mereka kepada keadaan lebih baik tahu sehat. Kedua,
bersungguh-sunguh untukk menghilangkan kesusahan yang menimpa
pasien dan melaksanakan tugasnya di waktu siang atau malam sesuai
kemampuannya. Ketiga, lemah lembut, belas kasih terhadap pasien,
dan bijaksana dalam memberi jawaban terhadapnya, untuk menjaga
keadan psikologis pasien. Keempat, pandai memberi pengertian
kepada pasien tentang penyakit yang diderita dan mempunyai strategi
atau cara menenangkan dan menghilangkan kegelisahan pada pasien.
Kelima, menjauhkan diri dari sifat mengumpat, karena hal ini dilarang
dalam Islam. Keenam, mendoakan pasien, termasuk pula
menghiburnya. Ketujuh, menjadi teladan yang baik menjaga kesehatan,
kebersihan, dan melaksanakan hak tubuhnya yang harus dipenuhi,
sehingga tidak jatuh kepada perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt.
Kedelapan,keetika memeriksa pasien, hendaknya dimulai dengan
membaca basmalah, karena ia merupakan kunci setiap kebaikan.
Kesembilan, tika membuka aurat pasien, kecualipada bagian yang
perlu untuk diperiksa. Kesepuluh, tidak boleh melarang kelangsungan
hidup seorang pasien yang dipastikan tidak akan sembuh dari
penyakitnya atau seseorang yang merasa tersiksa dengan penyakitnya.
Kesebelas, berusaha untuk menambah pengetahuan dan mengikuti
perkembangan atau kemajuan ilmu kedokteran. Kedua belas,
mengetahui ilmu pengobatan dan cara menghadapi pasien dengan
berbagai karakter.
f. Mencegah munculnya penyakit.

24
Mencegah munculnya penyakit dapat i\kita lakukan dengan cara:
mrnguras bak mandi secara teratur, mentup setiap air, dan mengubur
barang yang tidak dipakai. Menurut hukum alam, setiap makhluk
berpotensi terkena penyakit. Karena, hal demikian merupakan salah
satu ciri kehidupan manusia yang fana.
Penyakit merupakan sunnatullah. Islam memerintahkan kepada
kita untuk menghindari penyebab berbagai macam penyakit yang
banyak muncul, diantaranya: pertama, menjauhi segala hal yang
dilarang dalam Islam, karena setelah dikaji dalm dunia kedokteran
modern, ternyata kebenaran ayat-ayat al-Qur’an telah terbukti, bahwa
sesuatu yang dilarang oleh syariat Islam itu di dalmanya terdapat
berbagai macam penyakit. Kedua, menjauhi penyakit saluran
pencernaan, lepra, penyakit pes atau sampar, dan lain sebagainya, kita
juga diperintah untuk menjaga jarak (hati-hati) dengan penderita
penyakit tersebut agar penyakitnya tidak menular. Ketiga,
membersihkan tempat yang kotor atau menjauhinya, karena tempat
seperti itu banyak serangganya dan membahayakan, seperti adanya
lalat, nyamuk, tikus, kecoak, dan sebagainya. Keempat,menjauhkan
diri dari minuman keras, narkoba, sex bebas, dan lain-lain. \
5. Langkah ke-5: sehat dengna pola “gerak” yang sehat
a. Menjaga kesehatan diri
Ternyata, praktik menjaga kesehatan dalam Islam melalui jalan
ibadah itu lebih baik dan menjadi kebutuhan bagi manusia. Ilmu
kedokteran modern mengakui akan keunggulan ibadah ritual dalam
ajaran Islam. Adapun konsep dasar hidup sehat alami menurut ajaran
Islam antara lain:
Pertama, sesungguhnya aspek kesehatan di dalm Islam itu
berkaitan erat dengan masalah ajaran ibadah ritual, hukum, dan
pendidikan. Kedua, keistimewaan tentang kesehatan dalam Islam itu
mencakup secara luas dan bisa diamalkan oleh semua kalangan,baik
bagi orang tua, dewasa, muda, maupun anak-anak. Ketiga,metode
kesehatan dalam Islam berdiri atas dasar yang tetap dan benar. Ia tidak

25
pernah berubah denagn berlalunya waktu. Keempat, aturan kesehatan
dalm Islam itu mudah dan tidak sulit. Sebab syariat Islam berdiri atas
dasar kemaslahatan manusia, sehingga isesuaikan dengan kekuatan,
kemampuan, dan keadaan umatnya.
b. Mengenalli sumber penyakit
Adapaun penyebab datangnya penyakit dan harus dijauhi adalah:
Pertama, melakukan kejelekan dan kemaksiatan, seperti berzina atau
prostitusi dan lain sebagainya. Kedua, membiarkan kotoran berserakan
dan tidak menjaga kebersihan. Ketiga, meninggalkan sesuatu yang
baik dan dihalalkan oleh Allah kepada hambanya karena ia mengaku
zuhud dan mendekat kepada Allah Swt. Keempat, menggunakan segala
hal yang dianggap najis oleh ajaran Islam.
c. Rajin beribadah
Beribadah adalah salah satu terapi penyakit jiwa yang paling baik.
Menurut Dr. H. Sumedi bahwa al-Qur’an sebagai obat tertera dalam
firman Allah Swt. berikut:
“dan kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman....” (QS. al-Israa’
[17]: 82).
Syarat utama agar bisa memanfaatkan al-Qur’an sebagai obat
adalah iman. Penyebab penyakit dibagi dalam tiga macam, yaitu:
(1)fskogen, penyebab yang nyata seperti kuman, virus, dan cuaca; (2)
psikogen, penyebab karena tipisnya imanatau tidak adanya iman; (3)
metafisik, yang disebabkan oleh perbuatan salah yang dinilain sebagai
doasa.
Penyebab nyata yang bisa dilihat oleh dokter dan dapat langsung
dismbuhkan secara ilmu kedokteran. Sebab-sebab psikispun sudah
mulai bisa disembuhkan secara ilmu kedokteran. Penyebab karena
tipisnya iman atu tidak adanya iman, dengan manifestasi rasa takut,
sedih, kecewa, dengki, dan sebagainya. Penyebab karena perbuatan
salah yang dinilai sebagai dosa, sifatnya metafisik.

26
Terapi pencegahan ditujukan kepada manusia yang sehat agar tidak
sakit. Pencegahan penyakit yang sifatnya psikis misalnya dengan cara
shalat, puasa, zakat, dan sebagainya. Orang yang suka melakukannya
akan terlatih dalam pengendalian dirinya, sehingga tidak mudah emosi
dan tamak. Pencegahan penyakit yang bersifat metafisik adalah
dengan jalan menghindari perbuatan yang dilarang oleh agama. Dan
salah satu amalan yang paling mujarab adalah berdzikir. Terapi yang
dilakukan agar sakit yang diderita segera pulih kembali kesehatannya.
Ada 4 hal yang bisa membatalkan amal ibadah seseorang, maka
orang harus menjauhinya, yakni: (1) syirik; (2) riya’; (3) takabur atau
sombong; (4) melakukan hal yang mubadzir atau sia-sia. Selanjutnya
salah satu bentuk ibadah yang lebih baik dari bentuk ibadaha manapun
juga adalh shalat. Manfaat shalat salah satunya dapat menyehatkan
jantung. Sebenarnya penyakit jantung bisa diterapi dengan pendekatan
keagamaan, seperti shalat dan haji.
d. Selalu bertaubat
Selain rajin beribadah, orang harus selalu bertaubat. Karena
bertaubat merupakan salah satu cara menjaga kesehatan maupun
mengobati penyakit. Apabila orang mendapat sakit karena dosa-dosa
yang diperbuatnya, maka ia harus bertaubat. Itulah salah satu bentuk
pengobatan Allah Swt. bagi mereka yang sakit secara psikis dan
metafisik.
Ada tiga golongan taubat, yaitu: (1) Taubat awam, taubat dari
dosa-dosa yang tampak, seperti mencuri, membunuh, dan lainnya yang
dikerjakan oleh jasmani.; (2) taubat khawash, taubat dari dosa-dosa
yang tidak tampak atau batiniyah sifatnya, seperti dendam, takabur,
benci, pebuatan syirik, munafik, kufur, dan murtad; (3) taubat
khawashul khawash, taubat dari dosa-dosa karena sering lalai kepada
Allah Swt. atau melupakan-Nya. Taubat memiliki dasar hukum yang
Qur’ani dan sifatnya wajib, sangat individual, juga tidak bisa
dibebankan kepada orang lain.

27
Hikmah orang yang bertaubat adalah, dicintai oleh Allah Swt.,
mufhih, artinya mendapat keberuntungan, dan juga masuk syurga.
e. Berolah raga teratur
Olah raga merupakan cara yang paling mudah, murah, dan menarik
untuk menjalani hidup sehat. Dalam islam, unsur olah raga dapat
diperoleh melalui dua jalan, yaitu: pertama, ditengah-tengah
pelaksanaan ibadah yang harus dilaksanakan, seperti shalat lima
waktu, puasa, haji, dan jihad; dam kedua, melalui latihan-latihan tubuh
secara langsung, seperti latihan menunggang kuda, lari cepat, latihan
berburu, memanah, dan berenang.
Pertama, shalat, sebagai salah satu perintah Allah Swt. kepada
umat-Nya. Disamping merupakan ibadah, di dalamnya juga
menagndung faedah-faedah penting bagi kesehatan tubuh, seperti
menggerakkan semua otot-otot dalam tubuh dan menggiatkan fungsi
dan peredaran darah dalam tubuh. Kedua, haji, dalam pelaksanaannya,
haji juga mengandung arti olah raga, seperti dalam ritual sa’i, thawaf,
dan wukuf di Arafah. Ketiga, latihan memanah dan menunggang kuda,
sebagai olahraga yang sangat membantu membentuk kekuatan,
ketahanan, serta kelenturan bagi tubuh. Keempat, jalan kaki, salah satu
keutamaannya adalah mempercepat gerak pada jantung atau napas,
menambah darah yang datang pada betis atau anggota tubuh. Kelima,
berenang, yang dapat menguatkan otot-otot tubuh. Keenam, berburu,
yang sangat berharga bagi keselarasan selruh anggota tubuh dan
melatih daya kecermatan indra, terutama pada penglihatan serta
menguatkan otot-otot urat syaraf.
Adapun olahraga yang dianjurkan oleh islam adalah: menunggang
kuda, memanah, renang, dan joging. Dokter menganjurkan supaya
melakukan joging pada waktu pagi hari atau setelah terbenamnya
matahari. Dan olah raga ini baik dilakukan empat kali dalam
seminggu.
6. Langkah ke-6: hindari penyakit dengan pola makan sehat
a. Mengenal adab makan

28
Contoh yang paling utama ketika makan dan minum adalah etika
yang pernah dilakaukan oleh Rasulullah Saw. yakni: memperkecil
suapan dan mengunyah makanan sehingga menjadi halus, kemudian
dilanjutkan dengan kunyahan berikutnya; duduk secara terhormat,
tidak bersandar atau berlagak sok mulia. Makanlah dengan posisi yang
wajar dan rendah hati; tidak mencela makanan. Jika ia suka dengan
makanan tersebut maka ia makan, dan jika tidak maka ditinggakannya;
tidak memperbanyak minum di tengah-tangah makan, kecuali jika ia
tersedak; tidak memakan hidangan yang masih atau terlalu panas.
Karena akan membuat reaksi yang kurang baik pada bagian penting
rongga mulut; tidak meniup-niup makanan yang masih panas.
Tunggulah makanan hingga dingin baru dimakan atau diminum;
Rasulullah Saw. memerintahkan supaya menjauhi makanan sebangsa
cuka dan minya, jika keduanya diinapkan di bawah tempat tembaga;
menyikat gigi/bersiwak setelah makan; tidak tidur sedangkan di jari-
jarinya terdapat bekas kotoran makanan; makan dengan jari tangan;
tidak makan kecuali jika lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.
Dismping itu terdapat beberapa aturan dalam makan yang
bersandar pada anjuran Rasulullah Saw. tentang kesehatan yakni:
menetapkan waktu-waktu tertentu untuk makan; menetapkan ukuran
atau porsi makan agar terhindar dari sifat berlebihan; menghindari
makanan yang terlalu mewah, atas nama gengsi; memilih makanan
yang bersih dan higienis, karen terdapat banyk manfaat darinya.
b. Makan makanan bergizi
Makanan sehat pokok adalah sumber energi atau sumber
karbohidrat yang biasa terdapat pada nasi, roti, jagung, singkong,
kentang, dan ubi. Sedangkan makanan sehat tambahan yang berupa
lauk pauk sebagai sumber protein terdapat pada daging, ikan, udang,
tempe, tahu, telur ayam, petai, kacang-kacangan, dan lainnya.
Makanan sehat tambahan yang berupa sayur-mayur dan buah-buahan
sebagai sumber vitamin dan garam-garaman terdapat pada bayam,
kangkung, sawi, kubis, wortel, dan lainnya.

29
Karbohidrat berfungsi sebagai pengahsil energi, lemak sebagai
sumber energi, protein sebagai pengganti dan pertumbuhan sel,
vitamin untuk melancarkan metabolisme tubuh, mineral diperlukan
agar organ tubuh berfungsi dengan baik. Selanjutnya air, bagi tubuh
berfungsi melarutkan zat makanan, mempercepat reaksi tubuh,
membentuk cairan tubuh, mengatur panas tubuh, dan mengangkut zat
sisa ke alat pembangunan.
Selain itu kita juga perlu memperhatikan bagaimana esensi Nabi
Saw. terkaot dengan etika mengonsumsi makanan, antara lain:
membiasakan makan bersama, hal itu merupakan salah satu dari
petunjuk Rasulullah Saw. agar mendapat kenerkahan.
Dalam hal minuman, suatu saat Rasulullah Saw. pernah memberi
petunjuk kepada kita supaya berkumur setelah minum susu, karena di
sana terdapat lemak. Hal ini dilakukan agar terhindar dari penyakit
jantung sebagaimana dalam ilmu kedokteran. Rasulullah Saw.
melarang seseorang untuk minum dari bekas minum orang lain, tidak
bersendawa, dan tidak bernapas saat minum. Beliau minum dengan
tiga kali tegukan dalam satu tarikan napas, dan setelah itu beliau
memanjatkan rasa syukur kepada Allah Swt. atas nikmat minum
tersebut.
c. Tidak makan berlebihan
Aturan makan dalam ajaran islam diantaranya: (1) makan tidak
berlebihan; (2) makan sederhana; (3) makan tidak memeperhatikan
bentuk atau rupa, yang penting halal dan baik; (4) tidak makan kecuali
sudah merasa lapar; (5) makan makanan alamiah dan berserat agar
mudah dalam proses pencernaan; (6) menghindari penggunaan bahan-
bahan tambahan makanan dari unsur kimia; (7) menjauhkan diri dari
sifat tamak atau rakus.
Berlebihan dalam mengonsumsi makanan berlemak akan
berbahaya bagi kesehatan badan, mempercepat berat badan,
mengeraskan urat darah, hatinya berlemak, dan menyebabkan
pencernaan buruk. Berlebihan dalam memakan makanan yang

30
mengandung zat hewani dan tidak diimbangi dengan buah dan sayur,
akan menyebabkan mengumpulnya zat asam dalam tubuh, sehingga
menimbulkan rasa sakit pada persendian, menyempitnya pembuluh
darah, dan mengerasnya urat darah. Namun jika seseorang kurang
dalam mengonsumsi zat nabati, maka akan menyebabakan rendahnya
tekanan darah dan kekurangan zat warna darah (hemoglobin) yang bsa
disebut anemia.
Berikut petunjuk kesehatan modern yang menguatkan etika makan
bagi orang-orang Islam: mengartur waktu makan dan mengkhususkan
waktu yang cukup untuk makan dengan tenang; tidak memenuhi perut
sebelum berolah raga atau mengerjakan pekerjaan yang berat;
menghindari makan malam sebelum tidur; memeilih sayur-mayur yang
baru setiap hari; diutamakan minum air sebelum makan atau
setelahnya dengan masa yang agak lama; menyiapkan menu yang tidak
monoton; tiak menggunakan bahan tambahan makanan yang
mengandung unsur kimia.
d. Makan makanan sehat
e. Menu sehat ala nabi

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

31
Dasar promosi kesehatan. Menurut teori Blum 1974, faktor perilaku
mempunyai peran yang terbesar kedua dalam mencapai hidup sehat, setelah faktor
lingkungan. Menurut Lawrence Green (1980), perilaku sangat dipengaruhi oleh 3
faktor utama, yakni faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pemungkin
(enabling factors), dan faktor penguat (reenforcing factors).

Promosi tersebut bertujuan agar masyarakat mampu memilihara dan


meningkatkan kesehatannya sehingga mereka dapat hidup sehat, produktif,
bahagia dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut program promosi
kesehatan mempunyai kegiatan utama: Advokasi, menjembatani, menggalang,
meningkatkan. Strategi promosi terdiri dari advokasi dan dukungan sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Setiawati,S & Dermawan, A.C. 2008. Proses Pembelajaran Dalam


PENDIDIKAN KESEHATAN. Jakarta: Trans Info Media

32
Santoso Imam. 2015. Inspeksi Sanitasi Tempat-Tempat Umum. Yogyakarta:
Gosyen Publishing

Ali Zaidin. 2010. Dasar-Dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat Dan Promosi


Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media

33

Anda mungkin juga menyukai