Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

APPENDIKTOMI

DISUSUN OLEH :

1. Eka Septi Nuraini ( 18049 )


2. Muchamad Bagus Saputrawan ( 18061 )
3. Nabilla Lieskhairani M ( 18063 )

AKADEMI KEPERAWATAN SUMBER WARAS

JALAN KYAI TAPA GROGOL JAKARTA BARAT 11440


TEL. 5682011. PES. 146, FAX. 56967453
Website : http://akpersumberwaras.ac.id
E-mail : info@akpersumberwaras.ac.id
LATAR BELAKANG

Pengertian kesehatan menurut WHO dalam Nona (2013), sehat adalah keadaan
sejahtera secara fisik, mental dan social yang merupakan satu kesatuan bukan
hanya terbebas dari penyakit maupun cacat. Sejalan dengan definisi sehat menurut
WHO, menurut UU kesehatan No. 32 tahun 2009 sehat adalah keadaan sejatera
dari badan, jiwa, dan sosial sehingga meningkatkan setiap orang dapat hidup
produktif secara social dan ekonomi. Data dari WHO (World Health
Organization) menyebutkan bahwa insiden apendisitis pada tahun 2014
apendisitis menempati urutan delapan sebagai penyebab utama kematian di dunia
dan di perkiran pada tahun 2020 akan menjadi penyebab kematian kelima di
seluruh dunia. Apendisitis adalah suatu kondisi dimana infeksi terjadi diumbai
cacing apendiks, Dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan. Tetapi
banyak kasus memerlukan laparatomi dengan penyingkiran umbai cacing yang
terinfeksi sebagai penyakit yang paling sering memerlukan tindakan bedah
kedaruratan, dan melekat pada sekum (Kowalak, 2011). Peradangan akibat infeksi
pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks). Usus buntu sebenarnya adalah
sekum (cecum). Infeksi ini biasa menyebabkan peradangan akut sehingga
memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya
berbahaya. (De Jong.,W.2005). 2 Sebagai akibat terlipat atau tersumbat,
kemungkinan oleh fekalit (massa keras dari feses), tumor, atau benda asing.
Proses inflamasi meningkat tekanan intra luminal, menimbulkan nyeri abdomen
atas atau menyebar hebat secara progresif dalam beberapa jam, terlokalisasi di
kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks yang terinflamasi berisi
pus (Efendi 2008). Dampak dan gejala peradangan pada usus buntu yang umum
terjadi adalah timbulnya rasa muntah dan rangsangan pritonium viseral. Dalam
waktu 2-12 jam seiring dengan iritasi peritoneal, nyeri perut akan berpindah
kekuadran kanan bawah yang menetap dan diperberat dengan batuk dan berjalan
nyeri akan semakin progeresif dan dengan pemeriksaan akan menunjukan satu
titik dengan nyeri maksimal sehingga menimbulkan hambatan rasa nyaman
(Saditya, 2014). Menurut Hidayat Aziz, 2008 mengatakan bahwa nyeri sebagai
suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik
maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan di ikuti oleh reaksi fisik,
fisiologis dan emosional, sehingga mennimbukan masalah apendiksitis. Masalah
yang timbul ketika seseorang mengalami apendiksitis atau inflamasi usus adalah
terjadinya obstruksi lumen yang dapat mendukung terjadinya perkembangan
bakteri dan sekresi mukus, dan memunculkan tanda dan gejala lainya, seperti
anoreksia, malaise, demam serta menyebabkakn distensi lumen dan peningkatan
tekanan dinding lumen,dan dapat menimbulkan nyeri pada abdomen. Nyeri pada
abdomen akan semakin progresif dan dengan pemeriksaan akan menunjukan satu
titik dengan nyeri yang maksimal,kemudian dalam waktu 2-12 3 jam seiring
dengan iritasi peritoneal, nyeri tersebut akan berpindah ke kuadran kanan bawah
yang menetap, dan harus memerlukan tindakan asuhan keperawatan secara
intensif dan komprehensif. Tindakan intensif dalam asuhan keperawatan yang
harus dilakukan pada pasien apendiksitis tersebut yaitu dengan menggunakan
terapi relaksasi nafas dalam guna untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pasien.
Data dari WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa insiden
apendiksitis pada tahun 2014 apendiksitis menempati urutan delapan sebagai
penyebab utama kematian di dunia dan di perkirakan pada tahun 2020 akan
menjadi penyebab kematian kelima di seluruh dunia. Menurut perkiraan WHO,
terdapat 20 juta orang menderita apendiksitis derajat sedang sampai dengan berat.
Lebih dari 3 juta orang sakit karena apendiksitis pada tahun 2014, sekitar 5% dari
jumlah semua secara global (Rizal efendi 2011). Di indonesia insiden apendisitis
cukup tinggi, terlihat dengan adanya peningkatan jumlah pasien dari tahun
ketahun data yang diperoleh Depkes (2008). Kelompok usia yang umumnya yang
mengalami apendisitis yaitu pada usia antara 20 sampai 30 tahun (Rahayu 2011).
Berdasarkan survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2011, penyakit
apendisitis menduduki peringkat keempat penyebab sakit di indonesia setelah
sistem sirkulasi, infeksi dan parasit. Hasil survei penyakit di 5 rumah sakit
provinsi di Indonesia pada tahun 2011, menunjukkan apendiksitis menempati
urutan kelima penyumbang angka kesakitan (25%) (Depkes RI,2012).
PELAKSANA SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Topik : Appendiktomi

Sub Topik : Perawatan Luka Pada Post Operasi Apendiktomi.

Hari/ Tanggal : Jum’at 8 November 2019

Masalah Kesehatan : Perawatan Luka Post Op Apendiksitis

Sasaran : Pasien dan keluarga

Waktu : 45 menit

Tempat : Ruang perawatan Rawat inap perempuan RS Sumber


Waras Jakarta

Penyuluhan atau pembicara : 1. Eka Septi Nuraini

2. M. Bagus Saputrawan

3. Nabilla Lieskhairani M

B. Tujuan Umum :

Setelah mengikuti selama 45 menit, peserta mampu mengetahui cara merawat


luka post op apendikstomi.

C. Tujuan Khusus :

Diharapkan peserta mampu :

1. Menjelaskan pengertian apendiksitis atau usus buntu

2. Menjelaskan penyebab apendiksitis atau usus buntu

3. Menjelaskan tanda dan gejala apendiksitis atau usus buntu

4. Menjelaskan tentang pencegahan apendiksitis atau usus buntu


Materi : Apendiksitis

Metode : Ceramah, tanya jawab

Media : Laptop, LCD, Leaflet


A. Kegiatan Penyuluhan

No Materi Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta


1. Pembukaan 1. Membuka dengan mengucapkan salam 1. Menjawab salam dan
(5 menit) dan memperkenalkan diri kembali mereson terhadap
2. Menjelaskan tujuan umum dan khusus kegiatan yang ada
pertemuan kali ini 2.Mendengarkan
3. Menyampaikan waktu yang akan penjelasan tentang
digunakan dan mendiskusikannya tujuan penyuluhan
dengan pertemuan kali ini.
4. Memberikan sedikit gambaran
informasi yang akan disampaikan
2. Proses 1. Menjelaskan tentang pengertian 1. Mendengarkan
(25 menit) Perawatan Luka. informasi selama
2. Menjelaskan tujuan Perawatan Luka proses penyuluhan
3. Menjelaskan perawatan balutan Luka 2. Bertanya secara
4. Menjelaskan hal-hal yang dapat aktif tentang hal-hal
membuat luka kembali terbuka yang belum
5. Menjelaskan tentang cara membantu dipahami
pemulihan luka
6. Menjelaskan komplikasi
7. Menjelaskan cara perawatan Luka

3. Evaluasi 1. Memberikan kesempatan peserta untuk 1. Mendengarkan


bertanya jawaban pertanyaan
2. Memberikan pertanyaan secara lisan dari penyuluh
kepada peserta secara bergantian 2. Menjawab
pertanyaan dari
penyuluh
4. Penutup 1. Penyuluh mengucapkan terimakasih 1. Mendengarkan
(5 menit) atas segala perhatian peserta kesimpulan dari
2. Penyuluh mengucapkan salam penutup materi penyuluhan
2. Menjawab salam
MATERI

1. Pengertian Perawatan Luka.


Suatu tindakan untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan
mencegah supaya tidak terjadi infeksi. Luka ini bisa diklasifikasikan
berdasarkan struktur anatomis, sifat, proses penyembuhan dan lama
penyembuhan. Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan,
dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang.
Jadi Perawatan Luka adalah suatu tehnik aseptik yang bertujuan
membersihkan luka dari debris untuk mempercepat proses penyembuhan
luka.
2. Tujuan Perawatan Luka.
 Agar terhindar dari infeksi.
 Agar luka tetap bersih
 Mempercepat penyembuhan.
 Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka
 Mencegah terjadinya pencemaran oleh cairan dan kuman yang
berasal dari luka ke daerah sekitarnya
 Mencegah terjadinya infeksi silang
 Mengistirahatkan bagian yang luka atau sakit
 Sebagai penahan pada bagian yang luka atau sakit
 Memberikan rasa aman dan nyaman Komplikasi Perawatan Luka
Tidak Maksimal
3. Perawatan Balutan
Ganti balutan dilakukan sebaiknya sehari sekali atau 3 hari sekali
apabila verban tidak ada rembesan atau pun kotor.
4. Cara Perawatan Luka.
 Cuci tangan dengan sabun atau anti septik sebelum merawat luka.
 Buka balutan dengan hati -hatic.
 Bersihkan luka dengan larutan Natrium Clorida atau Nacl 0,9%
atau menggunakan air matang.
 Lalu keringkan.
 Beri salf atau bethadine sesuai instruksi dokterf.
 Tutup luka dengan kasa steril.
5. Komplikasi yang terjadi bila perawatan tidak baik.
 Terjadinya infeksi
 Luka lama sembuh
 Klien menjadi demam
6. Hal-hal yang harus diperhatikan
Pehatikan kebersihan luka, perhatikan asupan makan dan minum, jangan
mengangkat beban berat selama 6minggu setelah operasi

Evaluasi

1. Apakah Perawatan Luka itu?


2. Apakah tujuan Perawatan Luka itu?
3. Jelaskan perawatan balutan Luka?
4. Jelaskan cara perawatan Luka?
5. Apa saja komplikasi jika perawatan luka tidak dilakukan?
6. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan?
Daftar Pustaka
Lampiran Evaluasi

NO Pertanyaan dan Jawaban Ya Tidak


1 Apakah Klien mengerti pengertian dari Perawatan
Luka?
Jawab : Suatu tindakan untuk mempercepat proses
penyembuhan luka dan mencegah supaya tidak terjadi
infeksi.

2 Apakah Klien memahami tujuan dari perawatan luka?


Jawab : Agar terhindar dari infeksi, agar luka tetap
bersih, mempercepat penyembuhan.

3 Jelaskan apa saja cara merawat balutan luka?


Jawab : Ganti balutan dilakukan sebaiknya sehari sekali
atau 3 hari sekali apabila verban tidak ada rembesan
atau pun kotor.

4 Bagaimana cara perawatan luka?


Jawab: Cuci tangan 6langkah menggunakan antiseptic,
buka balutan dengan hati-hati, bersihkan luka dengan
Nacl dengan memperhatikan kesterilan pada area luka,
keringkan beri salep sesuai program dokter, tutup luka
dengan kasa steril
5 Apa saja komplikasi jika perawatan luka tidak
dilakukan?
Jawab: Terjadinya infeksi luka lama sembuh klien
menjadi demam
6 Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan?
Jawab : Pehatikan kebersihan luka, perhatikan asupan
makan dan minum, jangan mengangkat beban berat
selama 6minggu setelah operasi

Anda mungkin juga menyukai