Anda di halaman 1dari 25

PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

PADA ANAK

OLEH :
Anak Agung Istri Citra Pratika Ningrum
Kp.06.13.005

Akademi Keperawatan Kesdam IX / Udayana


Denpasar
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas anugerahNya dan kerja keras penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun sebagai salah satu laporan program studi D3 keperwatan Akper Kesdam IX/Udayana.
Dalam

pembuatan

makalah

yang

berjudul

PENERAPAN

KOMUNIKASI

TERAPEUTIK PADA ANAK . Penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu demi satu. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan selanjutnya, dan semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Denpasar, Nopember 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Cover
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG 1


1.2. RUMUSAN MASALAH
1.3. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

2. 1 PENGERTIAN TEKNIK KOMUNIKASI PADA ANAK


2. 2 KOMPONEN DALAM KOMUNIKASI
2. 3 SIKAP DALAM KOMUNIKASI

5
6

2. 4 SIKAP KOMUNIKASI TERAPEUTIK

2. 5 KOMUNIKASI DENGAN ANAK BERDASARKAN USIA TUMBUH KEMBANGNYA


9
2. 6 CARA KOMUNIKASI DENGAN ANAK

11

2. 7 CARA KOMUNIKASI DENGAN ORANG TUA ANAK

13

2. 8 TAHAPAN DALAM KOMUNIKASI DENGAN ANAK

15

2. 9 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI DENGAN ANAK


2. 10

IMPLIKASI KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

16

19

BAB III PENUTUP 20


3.1. KESIMPULAN 20
Lampiran

21

1.4. DAFTAR PUSTAKA

22

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Komunikasi adalah pemindahan informasi yang bias dimengerti dari satu

orang atau kelompok ke orang lain atau kelompok lainnya. (Dunham,1984 &
Newstrom 1989). Komunikasi akan berjalan lancar bila antara pengirim pean
dan penerima pesan mengerti apa yang disampaikan.
Komunikasi pada anak merupakan proses pennyampaian dan transfer
informasi yang melibatkan anak, baik sebagai pengirim pesan atau penerima
pesan. Dalam proses ini melbatkan usaha-usaha untuk mengelompokkan ,
memilih dan mengirimkan lambang-lambang sedemikian rupa yang dapat
membantu seorang pendengar atau penerima berita mengamati dan menyusun
kembali dalam pikirannya arti dan makna yang terkandung dalam pikiran
komunikator.
Pada anak , komunikasi yang terjadi mengalami perbedaan bila
dibandingkan dengan yang terjadi pada usia bayi,balita,remajamaupun orang
dewasa. Hal ini disebabkan oleh karakteristik khusus yang dimiliki anak
tersebut sesuai dengan usia perkembangannya. Komunikasi pada anak sangat
penting karena pada proses tersebut mereka dapat saling mengekspresikan
perasaan dan fikiran , sehingga diketahui oleh orang lain. Disamping itu dengan
berkomunikasi dengan anak-anak dapat bersosialisasi dengan lingkungannya.
Pada anak-anak yang dirawat dirumah sakit karena banyaknya masalah yang
dialaminya baik yang berhubungan dengan sakitnya dan maupun karena
ketakutannya dan kecemasannya terhadap situasi maupun prosedur tindakan
seringkali komunikasi menjadi terganggu. Keadaan ini apabila dibiarkan akan
memberi dampak yang buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan disamping
proses penyembuhannya.
1

Perawat yang mempunyai banyak waktu dengan pasien, diharapkan dapat


mulai menciptakan komunikasi yang efektif. Keterlibatan perawat dalam
berkomunikasi

sangat penting karena dengan demikian perawat mendapat

informasi dan dapat membina rasa percaya anak pada perawat serta membantu
anak agar dapat mengekspresikan perasaannya sehingga dapat dicari solusinya.
Sehubungan dengan itu perawat dituntut untuk memiliki kemampuan
komunikasi dalam memberi askep pada anak , menguasai teknikteknik
komunikasiyang cocok bagi anak-anak dan sesuai dengan tahap tumbuh
kembangnya.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapat dari latar belakang diatas adalah
Apasaja yang perlu diketahui perawat dalam menerapkan komunikasi
terapeutik pada anak?.

1.3.

Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diketahui sebagai seorang perawat
dalam menerapkan komunikasi terapeutik pada anak.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian dari teknik komunikasi pada anak.
2. Untuk mengetahui komponen dalam komunikasi.
3. Untuk mengetahui sikap dalam komunikasi
4. Untuk mengetahui sikap komunikasi terapeutik.
5. Untuk mengetahui komunikasi yang digunakan pada anak sesuai dengan
tahap tumbuh kembangnya .
6. Untuk mengetahi cara berkomunikasi dengan anak.
7. Untuk mengetahui cara berkomunikasi dengan orang tua anak.
8. Untuk mengetahui tahapan-tahapan yang dilakukan dalam komunikasi
terapeutik dengan anak.
9. Untuk mengetahui factor-faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi
dengan anak.
10.Untuk mengetahui implikasi komunikasi terapeutik dalam keperawatan.

1. 1

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Teknik komunikasi pada anak
Komunikasi pada anak merupakan bagian penting dalam membangun kepercayaan diri
perawat dengan anak. Melalui komunikasi akan terjalin rasa percaya , kasih sayang dan
selanjutnya anak akan merasa memiliki suatu penghargaan pada dirinya. Banyak ahli komunikasi
memberikan pengertian tentang komunikasi seperti komunikasi merupakan pengiriman atau alat
tukar menukar informasi,ide, atau yang lainnya yang dapat memberikan suatu pengetahuan
tentang ide atau informasi yang disampaikan.
Melalui pengertian tersebut terdapat istilah pertukaran informasi yang berarti dalam
komunikasi melibatkan lebih dari satu orang dalam menyampaikan informasi atau ide yang ada.
Kemudian dalam praktik keperawatan istilah komunikasi sering digunakan pada aspek pemberin
terapi pada klien , sehingga istilah komunikasi banyak dikaitkan dengan istilah terapeutik atau
dikenal dengan istilah komunikai terapeutik yang menurut Stuart dan Sundeen tahun 1987
merupakan cara unntuk membina hubungan yyang terapeutik yang diperlukan untuk pertukaran
informasi dan perasaan, yang dapat mempengaruhi prilakuorang lain, mengingat keberhasilan
tindakan keperawatan tergantung pada proses komunikasi.
Sedangkan secara umum komunikasi pada anak merupakan proses pertukaran informasi
yang disampaikan oleh anak kepada orang lain dengan harapan orang yang diajak dalam
pertukaran informasi tersebut mampu memenuhi kebutuhannya. Dalam tinjauan ilmu
keperawatan anak , anak merupakan seseorang yang membutuhkan suatu perhatian dan kasih
sayang, sebagai kebutuhan khusus anak yang dapat dipenuhi dengan cara komunikasi baik verbal
maupun non verbal yang dapat menumbuhkan kepercayaan pada anak , sehingga tujuan
komunikasi dapat tercapai.

2.2 KOMPONEN DALAM KOMUNIKASI


Komunikasi dapat terjalin bila prosesnya berjalan dengan baik. Proses komunikasi yang
dimaksud disini adalah pengirim pesan(informasi) ,penerus pesan, pesan itu sendiri, media dan
umpan balik. Proses tersebut merupakan suatu komponen dalam komunikasi yang satu dengan
yang lain saling berhubungan, diantara komponen dalam komunikasi adalah sebagai berikut:
1. PENGIRIM PESAN
Pengirim pesan disini adalah dapat individu dalam hal ini anak , keluarga atau
kelompok yang melaksanakan komunikasi baik dengan individu (anak) ataupun
kelompok lain. Pengirim pesan dapat juga tempat berasalnya sumber pesan yang
dikomunikasikan. Pengirim pesan disini adalah seseorang atau sumber pesan yang
memberikan informasi atau ide yang disampaikan. Pada praktik keperawatan pengiriman
pesan komunikasi dapat terjadi antara anak dengan perawat, dokter, atau petugas
kesehatan yang lainnya serta orang tuanya.
2. PENERIMA PESAN
Penerima pesan merupakan orang yang menerima berita atau lambang dapat
berupa klien(anak) , keluarga atau masyarakat. Penerima pesan dalam raktik
keperawatan anak adalah anak itu sendiri dan juga bias orang tua, mengingat dalam
keperawatan anak , orang tua itu termasuk kompoonen dalam pemberian asuhan
keperawatan dan terlibat secara langsung.
3. PESAN
Pesan merupakan berita yang dikirim pengirim pesan melalui lambang ,
pembicara, gerakan ataupun sikap. Pesan ini dapat berupa berbagai informasi tentang
masalah kesehatan anak atau informasi informasi yang membantu kepercayaan diri
anak.
4. MEDIA
Merupakan sarana dapat berlakunya lambang saluran yang data meliputi suara
dan lambang itu sendiri. Media dalam komunikai anak ini sangat beragam seperti suara,
atau beberapa hal yang dapat memudahkan dalam penerimaan pesan khususnya pada
anak seperti dapat berupa gambar atau permainan secara kongkret dan mearik bagi anak.
5. UMPAN BALIK
5

Merupakan bagian proses komunikasi yang dapat digunakan sebagai alat


pencapaian pesan / informasi yang telah disampaikan. Komponen ini merupakan
evaluasi tercapainya informasi yang disampaikan pada anak, mengingat dalam
komunikasi dengan anak sering menemukan kesulitan dalam proses umpan balik karena
anak merasa ketakutan atau adanya dampak hospitalisasi.

2.3. SIKAP DALAM KOMUNIKASI


Sikap dalam komunikasi merupakan salah satu u sur penting dalam membangun
efektivitas dari proses komunikasi, dengan sikap yang baik proses komunikasi dapat berjalan
sesuai dengan sasaran dan tujuan yang ada. Menurut Egan tahun 1995 dikutip Kozier dan Erb
tahun 1983 menyampaikan sikap komunikasi merupakan sesuatu apa yang harus dilakukan
dalam komunikasi baik secara verbal maupun non verbal yang dapat meliputi :
1. SIKAP BERHADAPAN
Berhadapan mrupakn bentuk sikap dimana seseorang langsung bertatap muka
atau berhadapan langsung dengan anak ( seseorang yang diajak berkomunikasi) , sikap
ini memiliki arti bahwa komunikator siap untuk berkomunikasi.
2. SIKAP MMEMPERTAHANKAN KONTAK
Mempertahankan kontak mata merupakan kegiatan yang bertujuan menghargai
klien dan mengatakan adanya keinginan untuk berkomunikasi dengan cara selalu
memperhatikan apa yang diinformasikan atau disampaikan dengan tidak melakukan
kegiatan yang dapat mengalihkan perhatian dengan lainnya.
3. SIKAP MEMBUNGKUK KE ARAH PASIEN
Sikap ini merupakan bentuk sikap dengan memberikan posisi yang menunjukkan
keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu dengan cara membungkuk sedikit
kearah klien. Cara ini dilakukan menjaga komunikasi berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
4. SIKAP TERBUKA
Sikap ini merupakan bentuk sikap dengan memberikan poosisi kaki tidak dilipat,
tangan menunjukkan sikap keterbukaan untuk berkomunikasi yang dilakukan selama
dalam proses komunikasi, sehingga proses keterbukaan diri dalam komunikasi dapat
dilaksanakan.
5. SIKAP TETAP RILEKS
6

Merupakan sikap yang menunjukkan adanya keseimbangan antara ketegangan


dan relaksasi dalam memberi respon pada klien selama komunikasi. Sikap ini sangat
diperlukan sehingga saling memberikan berbagai

informasi yang diharapkan tanpa

adanya sebuah paksaan.


Selain beberapa sikap yang ada masih ada beberapa sikap nonverbal selama
komunikasi yang juga masuk dalaam kategori sikap , seperti :
1. Gerakan mata, gerakan mata ini digunakan dalam memberikan perhatian. Gerakan
mata merupakan cara interaksi yang tepat , mengingat proses pendidikan dan sosialisasi
anak dapat teerwujud pada kontak mata.
2. ekspresi muka , sikap ini termasuk Bahasa non verbal yang banyak dipengaruhi oleh
budaya. Percaya atau tidak dapat dinilai keadaaan ekspresi muka secara tidak disadari.
3. Sentuhan , merupakan cara berinteraksi yang mendasar karena dengan sentuhan dapat
memperhatikan perasaan menerima dan menghargai. Ikatan kasih sayang ditentukan oleh
pendengaran atau suara. Sentuhan merupakan elemen yang penting dalam pembentukan
ego , perasaan dan kemandirian.
Padaa komunikasi dengan anak sentuhan merupakan alat yang sangat penting
karena sebagai alat komunikasi dalam dalam memperlihatkan kehangatan, kasih sayang
yang pada kemudian hari ( dewasa ) dapat mengembangkannya.

2.4. SIKAP KOMUNIKASI TERAPEUTIK


Sikap komunikasi terapeutik merupakan cara berprilaku seseorang selama dalam
komunikasi yang dapat memberikan dampak terapi psikologis, sehingga masalah masalah
psikologis anak dapat teratasi. Dalam praktik keperawatan sikap komunikasi terapeutik terdiri
dari :
1. SIKAP KESEJATIAN
Merupakan sikap dalam keejatian pesan pada anak menujukkan tentang gambaran diri
perawatsebenarnya, sikap yang dimaksud antara lain menghindari membuka diri yang
terlalu dini sampai dengan klien (anak) menunjukkan kesiapan untuk berespon positif
terhadap keterbukaan , sikap kepercayaan yang digunakan untuk menumbuhkan rasa
percaya perawatdengan anak harus lebih terbuka, sikap menghindari membuka diri
terlalu dini dalam rangka manipulasi , sikap dengan memberikan nasehat atau

mempengaruhi klien (anak) untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan perawatdalam
komunikasi.
2. SIKAP EMPATI
Merupakan bentuk sikap dengan cara menempatkan diri perawatpada posisi anak dan
orang tua. Sikap empati dapat ditunjukkan dengan mendengarkan apa yang disampaikan
oleh komunikan dengan maksud dimengerti , mengatakan pada diri komunikan bahwaa
perawatingin mendengar apa darinya , menyampaikan respon empati seperti keakuratan ,
kejelasan, kehangatan , dan menunjukkan empati secara verbal.
3. SIKAP HORMAT
Merupakan bentuk sikap yang menunjukkan adanya suatu kepedulian / perhatian, rasa
suka dan menghargai klien. Sikap hormat dalam komunikasi ini dapat di tunjukkan
dengan

melihat kearah klien saat berkomunikasi, memberikan perhatian yang tidak

terbagi dalam komunikasi, memelihara kontak mata dalam komunikasi, senyum pada saat
yang tepat, bergerak kearah klien saat berkomunikasi, menentukan sapaan saat
berkomunikasi, melakukan jabat tangan atau sentuhan yang lembut

dengan izin

komunikan.
4. SIKAP KONKRET
Merupakan bentuk sikap yang menggunakan terminology yang spesifik dan bukan
abstrak pada saat komunikasi dengan klien. Sikap konkret dapat ditunjukkan dengan
menggunakan seuatu yang nyata seperti menunjukkan pada hal yang nyata , melalui
orang ketiga dalam hal ini orang tua dan dapat menggunakan alat bantu sperti gambar ,
mainan , dan lain- lain.

2.5. KOMUNIKASI DENGAN ANAK BERDASARKAN USIA TUMBUH


KEMBANG
1. USIA BAYI (0-1 TAHUN)
Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengn melalui gerakan
gerakan bayi , gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif disamping itu
komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal. Perkembangan komunikasi
pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi untuk melihat sesuatu yang menarik ,
ketika bayi digerakkan maka bayi akan berespon untuk membuat suara-suara yang
dikeluarkan oleh bayi. Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut dapat dimulai pada
usia minggu ke delapan dimana bayi sudah mampu untuk melihat objek atau cahaya,
kemudian pada minggu ke duabelas bayi sudah mulai melakukan tersenyum. Pada usia
ke enam belas bayi sudah mulai menolehkan kepala pada suara asing bagi dirinya. Pada
pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal seperti ba-ba,
da-da, dan lain-lain dan pada bulan kesepuluh bayi sudah mulai bereaksi terhadap
panggilan terhadap namanya , mampu melihat beberapa gambaran yang terdapat dalam
buku , pada akhir tahun pertama sudah mampu melakukan kata-kata yang spesifik antara
dua atau tiga kata.
Selain melakukan komunikasi seperti diatas , terdapat cara berkomunikasi yang
efektif pada bayi yakni dengan cara menggunakan komunikasi non verbal dengan teknik
sentuhan , mengusap , menggendong, memangku dan lain-lain.
2. USIA TODLER (1-2,5 TAHUN, 2,5-5 TAHUN)
Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan perkembangan
Bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu memahami kurang lebih sepuluh
kata , pada tahun kedua sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengar kata-kata
ulangan.
Pada usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai Sembilan
ratus kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti mengapa, apa, kapan, dan
sebagainya. Komunikasi pada usia tersebut sifatnya sangat egosentris, rasa ingin tahunya
sangat tinggi,inisiatifnya tinggi, kemampuan Bahasa mulai meningkat, mudah merasa
kecewa, dan rasa bersalah karena tuntutan tinggi, setiap komunikasi harus berpusat pada
dirinya , takut terhadap ketidaktahuan dan perlu diingat bahwa usia ini anak belum fasih
dalam bebbicara(Behrman,1996)
9

Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat digunakan adalah dengan memberi
tahu apa yang terjadi pada dirinya , memberi keempatan pada mereka untuk menyentuh
alat peeriksaan yang akan digunakan, menggunakan nada suara , bicara lambat, jka tidak
dijawab harus diulangi lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana, hindarkan sikap
mendesak untuk dijawab seperti kata-kata jawab dong , mengalhkan aktivitas saat
omunikasi, memberikan mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudah diajak
komunikasi, mengatur jarak interaksi dimana perawatdalam berkomunikasi

dengan

anaka sebaiknya mengatur jarak , adanya keadaran diri dimana perawatharus


menghindari konfrontasi langsung , duduk yang terlalu dekat dan berhadapan. Secara
non verbal perawatselalu memberi dorongan penerimaan dan persetujuan jika
diperlukan, jangan sentuh anak tanpa disetujui oleh anak , salaman dengan anak
merupakn salah satu cara untuk menghilangkan rasa cemas, menggambar, menulis atau
bercerita dalam menggali perasaan dan pikiran anak saat melakukan komunikasi.
3. USIA SEKOLAH (5-11 TAHUN )
Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan
anak mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yng besar atau apa yang
dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak dan kemampuan anak membaca
disini sudah dapat dimulai , pada usia kedelapan , anak sudah mampu membaca dan
sudah mulai berpikir tentang kehidupan.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih
memperhatikan tingkat kemampuan Bahasa anak yaitu gunakan kata-kata yang
seederhana yang spesifik , jelskan sesuatu yang menyebabkan ketidak jelasan pada anak
atau sesuatu yang tidak diketahui , pada usia ini keingintahan pada aspek fungsional
anprosedural dari objek tertentu sangat tinggi maka jelaskan arti fungsi dan prosedurnya,
maksud dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti atau
mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
4. USIA REMAJA (11-18 TAHUN)
Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan dengan kemampuan
berdiskusi atau berdebat dan sudah muali berpikir secara konseptual. Sudah mulai
menunjukkan perasaan malu, pada anak usia ini sering kali merenung kehidupan tentang
masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi. Pada usia ini pola piker sudah

10

menunjukkan kearah yang lebih poositif, terjadi konseptualisasi mengingat masa ini
adalah masa peralihan anak menjadi dewasa.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau curah
pendapat pada teman sebaya, hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa
malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya kepercayaan
anak dan merupakan masatransisi dalam bersikap dewasa.

2.6. CARA KOMUNIKASI DENGAN ANAK


Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan dengan
anak melalui komuni kasi ini pula peraawat memudahkan dapat mengambil berbagai data yang
terdapat pada diri anak yang selanjtnya digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau
tindakan keperawatan. Beberapa cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan anak ,
antara lain :
1. MELALUI ORANG LAIN ATAU PIHAK KETIGA
Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan kepercayaan
diri anak, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi, dengan melibatkan orang
tua secara langsung yang sedang berada di samping. Selain itu dapat digunakan dengan
mengomtari tentang mainan, bajuyang sedang dipakainya serta lainnya, dengan catatan
tidak langsung pada pokok pembicaraan.
2. BERCERITA
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat dengan mudah
diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tapi cerita yang disampaikan
setidaknya seuai dengan pesan yang akan disampaikan , yang dapat diekspresikan melalui
tulisan ataugambar.

11

3. MEMFASILITASI
Memfasilitasi anak adalah bagian cara berkomunikasi ,melaluii ini ekspresi anak atau
respon anak terhadap pesan dapat diterima. Dalam memfasilitasi perawatharus mampu
mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan , tetapi anak harus diberikan respon
terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan
jangan merefleksikan ungkapan negatif yang menunjukkan kesan yang jelek pada anak.
4. BIBLIOTERAPI
Melalui pemberian buku atau majalah dapat digunakan untu mengekspresikan perasaan
dengan menceritakan isi buku atau majalah

yang sesuai dengan pesan yang akan

disampaikan kepada anak.


5. MEMINTA UTUK MENYEBUTKAN KEINGINAN
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak , dengan meminta anak untuk
menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang didapatkan dan
keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran saat itu.
6. PILIHAN PRO DAN KONTRA
Penggunaaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menetukan atau mengetahui
perasaan dan pikiran anak , dengan mengajukan pada situasi yang menunjukkan pilihan
yang positif dan negative sesuai dengan pendapat anak
7. PENGGUNAAN SKALA
Penggunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit
pada anak seperti penggunaan perasaan nyeri,cemas , sedih dan lain-lain dengan
menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.
8. MENULIS
Menulis ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih ,marah
atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel ,marah dan diam.
Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis.
9. MENGGAMBAR
Seperti halnya menulis menggambarpun juga dapat digunakan untuk mengungkapkan
ekspreasinya, perasaan jengkel marah , biasanya dapat diungkapkan melalui gambar dan
anak akan mengungkapkannya

apabila gambar yang ditulisnya ditanya tentang

maksudnya.

12

10. BERMAIN
Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi , melalui ini hubungan
interpersonal antara anak , perawat dan orang disekitarnya dapat terjalin , pesan-pesan
dapat disampaikan.

2.7.CARA KOMUNIKASI DENGAN ORANG TUA ANAK


Komunikasi dengan orag tua adalah salah satu hal penting dalam perawatan anak,
mengingat pemberian asuhan keperawatan pada anak selalu melibatkan peran orang tua yang
memiliki peran pentng dalam mempertahankan komunikasi dengan anak.
Untuk mendapatkn informasi tentang anak sering perawatmengobservasi secara langsung
atau berkomunikasi dengan orang tua. Ada beberapa hal yang harus perawatperhatikan dalam
komunikasi dengan orang tua diantaranya :
1. ANJURKAN ORANG TUA UNTUK BERBICARA
Perawatdalam melakukan komunikasi dengan orang tua, jangan hanya peran
perawatsebagai pemberi informasi saja akan tetapi bagaimana perawatmerespon atau
mengajak agar orang tua yang perawatajak berkomunikasi mampu untuk memberikan
suatu pesan atau informasi yang dimiliki , kemampuan innilah yang seharusnya
perawatkembangkan sehingga komunikasi agar berjalan terus dan efektif serta tujuan
yang perawatinginkan dalam komunikasi dapat tercapai.
2. ARAHKAN KE FOKUS
Dalam komunikasi dengan orang tua anak arahkan pokok pembicaraan perawatke focus
sambil memberi kesempatan pada orang tua untuk mengekspresikan perasaan secara
bebas sehingga tujuan komunikasi dapat mencapai sasaran. Mengarahkan ke focus itu
adalah salah satu bagian dalam mencapai komunikasi yang efektif.
3. MENDENGARKAN
Mendengarkan adalah kunci untuk mencapai komunikasi yang efektif , kemampuan
mendengarkan

dapat

ditunjukkan

dengan

ekspresiyang

sungguh-sungguh

saat

berkomunikasi dengan tujuan untuk mengerti klien. Selain itu dengan mendengarkan
klien perawatakan mendapatkan seluruh informasi yang didapat sehingga tidak ada yang
hilang atau tertinggal informasi yang akan disampaikan.
4. DIAM

13

Diam adalah cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan diam sebentar
dapat memberikan kesempatan kepada seseorang yang perawatajak berkomunikasi untuk
memberikan

kebebasan

dalam

mengekspresikan

perasaannya

dan

memberikan

kesempatan berpikir terhadap sesuatu yang hendak disampaikan.


5. EMPATI
Cara ini dilakukan dengan mencoba merasakan apa yang dirasakan oleh orang tua anak,
dengan demikian orang tua anak akan merasa aman dan diperhatikan. Cara komunikasi
ini juga sangat terkait dengan sikap saat berkomunikasi.
6. MEYAKINKAN KEMBALI
Meyakinkan kembali merupakan cara yang yang dapat diberikan agar proses dan hasil
komunikasi dapa diterima pada klien dalam hal ini adalah orang tua. Pada dasarnya
semua orang tua ingin menjadi orang tua terbaik , tetapi pada saat anak sakit dapat terjadi
kecemasan tentang peran dan fungsinya, maka yakinkan kembali akan peran dan
fungsinya sebagai orang tua.
7. MERUMUSKAN KEMBALI
Dalam mencapai tujuan pemecahan masalah perawatdan orangg tua anak harus sepakat
terhadap masalah yang muncul kadang-kadang pada orang tua, dengan merumuskan
kembali beberapa permasalahan dan cara pemecahan bersama akan memberikan dampak
dalam mengurangi kecemasan dan kekhawatiran.

8. MEMBERI PETUNJUK KEMUNGKINAN APA YANG TERJADI


Melalui komunikasi beberapa petunjuk tentang kemungkinan masalah apa yang terjadi
dapat di informasikan terlebih dahulu untuk mengantisipasi tentang kemungkinan hal
yang terjadi sehingga orang tua tahu dan siap bila masalah itu muncul.
9. MENGHINDARI HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI
Menghindari hambatan dalam komunikasi seperti melakukan komunikasi secara asertif
dengan orang tua merupakan salah satu cara efektif dalam komunikasi, karena hambatan
dalam komunikasi akan memberikan dampak tidak berjalannya suatu proses komunikasi
seperti terlalu banyak memberi saran, cepet mengambil keputusan, mengubah pokok
pembicaraan ,membatai pertanyaan dan terlalu banyak memberikan pertanyaan tertutup
dan menyela pembicaraan sebelum pembicaraan selesai.

14

2.8.TAHAPAN DALAM KOMUNIKASI DENGAN ANAK


Dalam melakukan komunikas dengan anak terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan
sebelum mengadakan komunikasi secara langsung, ttahapan ini dapat meliputi tahap awal (preinteraksi), tahap perkenalan(orientasi), tahap kerja dan tahap akhir taitu tahap termnasi.
1. TAHAP PRE INTERAKSI
Pada tahap ini yang haru dilakukan adalah mengumpulkan data tentang klien dengan
mempelajari status atau bertanya kepada orang tua tentang masalah atau latar belakang
yang ada, mengeksplorasi perasaan ,proses in akan mengurangi kekurangan saat
komunikasi dengan cara mengeksplorasi perasaan apa yang ada pada dirinya , membuat
rencana pertemuan dengan klien , proses ini ditunjukkan dengan kapan komunikasi akan
dilakukan, dimana dan rencana apa yang dikomunikasikan serta taerget dan sasaran yang
ada.
2. TAHAP ORIENTASI
Yang dilakukan pada tahap ini adalah memberikan salam dan senyum pada klien
melakukan validasi (kognitif , psikomotor, afektif) mencari kebenaran data yang ada
dengan

wawancara,

observasi,

dan

pemeriksaan

lain,

memperkenalkan

nama

perawatdengan tujuan agar selalu ada yang memperhatikan terhadap kebutuhannya,


menanyakan nama panggilan kesukaan klien karena akan mempermudah dalm
berkomunikasi dan lebih dekat. Menjelaskan tanggung jawb perawat dan klien,
menjelaskan peran perawatdan klien, menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan ,
menjelaskan tujuan, menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan dan
menjelaskan kerahasiaan.
3. TAHAP KERJA
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah memberi kesempatan klien untuk
bertanya, karena memberi tahu tentang hal-hal yang krang dimengerti dalam komunikasi
menanyakan keluhan utama , memulai kegiatan dengan cara yang baik dan melakukan
kegiatan sesuai dengan rencana.
4. TAHAP TERMINASI
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menyimpulkan hasil wawancara meliputi
evaluasi proses dan hasil , memberikan reinforcement positif , merencanakan tindak

15

lanjut dengan klien , melakukan kontrak (waktu, tempat , ttopik) dan mengakhiri
wawancara dengan cara yang baik.

2.9.FAKTOR-FAKTOR

YANG

MEMPENGARUHI

KOMUNIKASI

DENGAN ANAK
Dalam proses komunikasi kemungkinan ada hambatan selama komunikasi karena selama
komunikasi melibatkan beberapa komponen dalam komunikasi dan dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaranya:
1. PENDIDIKAN
Pendidikan merupakn penentu manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya yang
dapat digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup. Sebagimana umumnya semakin tinggi tingkaat pendidikan seseorang makin
mudah menerima informasi dan makin bags pengetahuan yang dimiliki sehingga
penggunaan komunikasi secara efektif akan dapat dilakukannya. Dalam komunikasi
dengan anak dan orang tuanya juga perlu diperhatikan tingkat pendidikan khususnya
orang tua karena berbagai informasi akan mudah diterima jika Bahasa yang disampaikan
sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya.
2. PENGETAHUAN
Merupakan proses belajar dengan panca indra yang dilakukan seseorang thd objek
tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan. Menurut Bloom dan
Kartwakl(1996) yang dikutip oleh Wimar Tinambunan (1988), membagi pengetahuan
dalam 6 tingkatan diantaranya :
-

Tahu
Memahami
Aplikasi

Analisis
Sintetis
Evaluasi

Factor pengetahuan tersebut dalam proses komunikasi dapat mempengaruhi ,hal

ini dapat diperlihatkan apabila pengetahuan seseorang cukup maka informasi yang
disampaikan akan jelas dan mudah diterima oleh penerima. Akan tetapi apabila
pengetahuan kurang maka menghasilkan inforasi yang kurang.
3. SIKAP
16

Sikap dalam komunikasi dapat mempengaruhi proses komunikasi berjalan efektif


atau tidak, hal ini dapat ditunjukkan seseorang yang memiliki sikap kurang baik akan
menyebabkan

pendengar

kurang

percaya

terhadap

komunikator.

Demikian

sebaliknya. Sikap yang diharapkan dalam komunikasi tersebut seperti terbuka,


percaya, empati, menghargai dan lain-lain.
4. TUMBUH KEMBANG
- Factor usia dapat mempengaruhi proseskomunikasi, hal ini dapat ditunjukkan dengan
semakin tinggi usia perkembangan anak ,kemampuan dalam komunikasi semakin
kompleks dan sempurna dapat dilihat dari perkembangan anak.
-

17

5. STATUS KESEHATAN ANAK


6.

Status kesehatan sakit dapat berpengaruh dalam komunikasi, hal ini dapat

diperlihatkan ketika anak sakit atau mengalami gangguan psikologis maka cenderung
anak kurang komunikatif , dengan demikian dalam komunikasi membutuhkan kesiapan
ecara fisik dan psikologis untuk mencapai komunikasi yang efektif.
7. SISTEM SOSIAL
8. System social yang dimaksud disini adalah budaya yang ada di masyarakat. Hal tersebut
dapat juga mempengaruhi prose komunikasi. Ketika berkomunikasi dengan Bahasa
komunikasi yang berbeda dan sama-sama tidak mengerti dengan Bahasa daerah yang
digunakan maka akan merasa kesulitan untuk mencapai tujuan dan komunikasi.
9. SALURAN
10. Saluran ini erupakan factor luar yang berpengaruh dalam proses komunikasi seperti
intonasi suara , sikap tubuh dan sebagainya.
11.
12. LINGKUNGAN
13. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar area, lingkungan dalam
komunikasi yang dimaksud disini dapat berupa situasi atupun lokasi yang ada.
Lingkungan yang baik atau tenang akan memberi dampak berhasilnya tujuan komunikasi
sedangkan lingkungan yang kurang baik akan memberikan dampak kurang.

14.2.10. IMPLIKASI KOMUNIKASI KEPERAWATAN


15. Implikasi komunikasi keperawatan sanagt penting bagi perawat mengingat berbagai
pengkajian dilakukan melalui komunikasi diantaranya implikasi yang dapat dilakukan
adalah :
1. Ajak anak berbicara lebih dahulu dengan orangtuanya sebelum berkomunikasi
dengan anak atau mengkaji anak dengan menjalin hubungan dalam tindakan
keperawatan.
2. Lakukan kontak dengan anak dengan mengawali bercerita atau teknik lain agar anak
mau berkomunikasi.
3. Berikan mainan sebelum ke pembicaraan inti.
4. Berikan kesempatan pada anak untuk memilih tempat pemeriksaan yang diinginkan
sambil duduk , berdiri atau tidur.
5. Lakukan pemeriksaan yang sederhana ke kompleks , pemeriksaan yang berdampak
trauma dilakukan paling akhir.
6. Hindarkan pemeriksaan yang menimbulkan ketakutan pada anak dan beri kesempatan
untuk memegang alat periksa.
16.
17.

18. BAB III


19. PENUTUP
3. 1

KESIMPULAN
20. Komunikasi terapeutik adalah suatu cara unntuk membina hubungan terapeutik
yang diperlukan untuk pertukaran informasi dan perasaan, yang dapat mempengaruhi
prilaku orang lain, mengingat keberhasilan tindakan keperawatan tergantung pada proses
komunikasi yang didalamnya terdapat komponen dalam komunikasi yaitu pengirim
pesan,penerima pesan , pesan , media dan umpan balik. Sikap dalam komunikasi seperti
berhadapan ,mempertahankan kontak ,membungkuk , terbuka,dan rileks diharapkan juga
dapat diterapkan dalam komunikasi terapeutik selain sikap dalam komunikasi terapeutik
itu sendiri (sikap kesejatian, empati, hormat,dan konkret). Selain sikap perawat juga
harus mampu menggunakan cara berkomunikasi dengan anak sesuai dengan tahap
tumbuh kembangnya. Komunikasi dengan orang tua juga perlu dijalin karena dalam
pemberian asuhan keperawatan pada anak tidak terlepas dari peran orang tua. Dalam
melaksanakan komunikasi terapeutik perawat melakukan empat tahapan yakni tahap
prainteraksi,tahap orientasi,tahap kerja, tahap terminasi. Dalam melakukan komunikasi
terapeutik juga perlu diperhatikan factor-faktor dan implikasi daripada komunikasi ini
yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam komunikasi.
21.

22. LAMPIRAN
23. SASARAN
24. NAMA PASIEN

: ANAK AGUNG ISTRI AGUNG CAHAYA PRAMADEWI

25. UMUR

: 2 TAHUN

26. NAMA IBU

:ANAK AGUNG ISTRI OKA KURNIAWATI

27. TEMPAT PELAKSANAAN : DI RUMAH PASIEN


28. WAKTU PELAKSANAAN : MINGGU , 23 NOPEMBER 2014
29.

JAM 04.00
30.

31.

32.
33.

DAFTAR PUSTAKA

A.AZIZ ALIMUL HIDAYAT (2003), Hubungan Pengtahuan dan Sikap Perawat Dalam
Komunikasi Terapeutik pada Anak Usia Prasekolah, Medikes Jurnal keperawatan dan
Kesehatan Hal 40-45

34.

Whaley & Wongs,(1995), Essensials of Pediatric Nursing Fourth Edition, Mosby


Company, St. Louis Missouri.
35. Yupi Supartini (2004), Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, ECG Jakarta.

36.

A.AZIZ ALIMUL HIDAYAT (2005),Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1, Salemba


Medika Jakarta.
37.
38.
39.

Anda mungkin juga menyukai