YANKESTRATKOM
I. PENDAHULUAN
Undang-undang No 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
panjang Nasional tahun 2005-2055 menyatkan bahwa pembangunan kesehatan diarahkan
untuk meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, maka pembangunan kesehatan dilaksanakan
secara sistematis dan berkesinambungan, baik yang diselengarakan oleh pemerintah
maupun masyarakat.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Mampu memahami Tata laksana penyelengaraan pelayanan akupresur di
puskesmas.
B. Tujuan Khusus
- Mengetahui dan memahami alur pelayanan akupresur di puskesmas
- Mengetahui dan memahami tata hubungan kerja sama antar unit pelayanan
akupresur
- Memahami dan melaksanakan pencatatan dan pelaporan pelayanan
akupresur
PASIEN
DATANG
VI. SASARAN
Sasaran pada akupresur yaitu klien yang memerlukan pelayanan kesehatan
tradisional akupresur dengan cara melakukan pendaftaran untuk mendata identitas
klien di buku pendaftaran. Adapun klien yang memerlukan pelayanan akupresur
diseleksi layak atau tidak untuk dilakukan tindakan akupresur, maka klien harus
diidentifikasi keluhannya. Klien yang tidak boleh dilayani:
1. Anak usia dibawah 2 tahun
2. Klien sedang berobat dengan obat pengencer darah
3. Klien diketahui menderita kelainan pembekuan darah
4. Luka bakar pada lokasi akupresur
5. Penyakit infeksi pada kulit, koreng pada lokasi akupresur
6. Penyakit infeksi menular: HIV-AIDS, hepatitis, Typlus dll
7. Kondisi umum klien yang sangat lemah dan penyakit berat lainnya
8. Untuk ibu hamil, pelayanan akupresur hanya dapat dilakukan untuk perawatan
payudara dan mengurangi mual muntah
Klien yang tidak dapat dilayani dengan akupresur berdasarkan seleksi klien, dianjurkan
memeriksakan diri ke puskesmas atau dokter terdekat.
Klien yang akan ditangani dilakukan pencatatan dan data umum yang meliputi: nama,
umur, jenis kelamin, alamat dan keluhan.
2. Pelaporan
Mekanisme pelaporan dilakukan secara berjenjang dimuali praktik
mandiri pengobat tradisional dari griya kesehatan tradisional ke
puskesmas. Puskesmas kepada dinas kesehatan Kabupaten/kota.
Selanjutnya dinas kesehatan provinsi ke kementrian kesehatan RI yang
dilakukan berkala.
3. Evaluasi
Kegiatan monitoring dilakukan melalui pencatatan dan pelaporan dan
berlaku atau melalui pengamatan langsung untuk melihat apakah
pelaksanaan sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan keberhasilan
kegiatan, disamping melihat hambatan/masalah yang timbul serta kinerja
oleh petugas puskesmas upaya ini dilakukan juga agar terjadi
kesinambungan kegiatan dan peningktannya.
Instrumen monitoring dan evaluasi yang dipergunakan adalah kegiatan
dalam puskesmas serta umpan balik laporan dari Kabupaten/Kota.