MAKALAH
MASALAH ETIK
T.A. 2018/2019
i
KATA PENGANTAR
Dengan segalah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena berkat dan
rahmat karuniana serta izinnya kami mampu meneyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Masalah Etik”. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.
Beserta keluarga,para sahabatnya, bahkan umatnya yang masi mengikuti ajaran beliau hingga
akhir zaman.
Maksud pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah “Etika
Keperawatan ”. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masi jauh dari sempuran. Oleh
karena itu,untuk kesempurnaan makalah ini kami sangat mengharapkan saran dan masukan yang
bersifat membangun.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan yang bermutu adalah pelayanan yang dapat memuaskan
setiap pemakai jasa, serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik
profesi yang telah ditetapkan. Upaya untuk memberikan keperawatan bermutu ini dapat
dimulai perawat dari adanya rasa tanggung jawab perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan secara profesional.
Keperawatan merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan langsung baik kepada individu, keluarga dan masyarakat. Sebagai
salah satu tenaga profesional, keperawatan menjalankan dan melaksanakan kegiatan
praktek keperawatan dengan mengunakan ilmu pengetahuan dan teori keperawatan yang
dapat dipertanggung jawabkan. Dimana ciri sebagai profesi adalah mempunyai body of
knowledge yang dapat diuji kebenarannya serta ilmunya dapat diimplementasikan kepada
masyarakat langsung.
Pelayanan kesehatan dan keperawatan yang dimaksud adalah bentuk
implementasi praktek keperawatan yang ditujukan kepada pasien/klien baik kepada
individu, keluarga dan masyarakat dengan tujuan upaya peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan guna mempertahankan dan memelihara kesehatan serta menyembuhkan
dari sakit, dengan kata lain upaya praktek keperawatan berupa promotif, preventif, kuratif
danrehabilitasi.
Dalam melakukan praktek keperawatan, perawat secara langsung berhubungan
dan berinteraksi kepada penerima jasa pelayanan, dan pada saat interaksi inilah sering
timbul beberapa hal yang tidak diinginkan baik disengaja maupun tidak disengaja,
kondisi demikian inilah sering menimbulkan konflik baik pada diri pelaku dan penerima
praktek keperawatan.Oleh karena itu profesi keperawatan harus mempunyai standar
profesi dan aturan lainnya yang didasari oleh ilmu pengetahuan yang dimilikinya, guna
memberi perlindungan kepada masyarakat. Dengan adanya standar praktek profesi
keperawatan inilah dapat dilihat apakah seorang perawat melakukan malpraktek,
1
kelalaian ataupun bentuk pelanggaran praktek keperawatan lainnya baik itu pelanggaran
yang terkait dengan etika ataupun pelanggaran terkait dengan masalah hukum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Dilema etika dari segala bentuk aspek etik?
2. Apa saja permasalahan dasar etika keperawatan ?
3. Apa saja permasalahan etika dalam praktek keperawatan saat ini ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah :
1. Untuk menegetahui apa saja dilema etik dari segalah bentuk aspek etik
2. Untuk mengetahui apa saja permasalah dasar etik keperawatan
3. Untuk mengetahui permasalahan etik dalam praktek keperawatan saat ini
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dilema Etik
Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua (atau lebih) landasan
moral suatutindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan suatu kondisi
dimana setiapalternatif memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema etik ini sukar
untuk menentukanyang benar atau salah dan dapat menimbulkan stress pada perawat
karena dia tahu apa yangharus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk
melakukannya.Nilai-nilai, keyakinan dan filosofi individu memainkan peranan penting
pada pengambilankeputusan etik yang menjadi bagian tugas rutin perawat. Peran perawat
ditantang ketika harusberhadapan dengan masalah dilema etik, untuk memutuskan mana
yang benar dan salah; apayang dilakukannya jika tak ada jawaban benar atau salah; dan
apa yang dilakukan jika semuasolusi tampak salah.Dilema etik dapat bersifat personal
ataupun profesional.
Dilema etik sulit dipecahkan karena memerlukan pemilihan keputusan tepat
diantara dua atau lebih prinsip etis. Penetapan keputusan terhadap satu pilihan, dan harus
membuang yang lain menjadisulit karena keduanya sama-sama memiliki kebaikan dan
keburukan apalagi jika tak satupunkeputusan memenuhi semua kriteria. Berhadapan
dengan dilema etis bertambah pelik denganadanya dampak emosional seperti rasa marah,
frustrasi, dan takut saat proses pengambilan keputusan rasional. Adapun Kerangka
pemecahan dilema etik adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan data dasar
b. Mengidentifikasi konflik
c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan
danmempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
d. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat
e. Mendefinisikan kewajiban perawat
f. Membuat keputusan
Pada dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat
menimbulkan stress pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi
banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai
3
perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan
dalam mengambil keputusan. Menurut Thompson & Thompson (1981 ) dilema etik
merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau
situasi dimana alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding. Kerangka
pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya
menggunakan kerangka proses keperawatan atau pemecahan masalah secara ilmiah,
antara lain:
4
3. Model Murphy dan Murphy
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan
b. Mengidentifikasi masalah etik
c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Mengidentifikasi peran perawat
e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan
f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif keputusan
g. Memberi keputusan
h. Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga sesuai dengan falsafah
umum untuk perawatan klien
i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan menggunakan
informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan berikutnya.
5
3. Berkata secara jujur melawan berkata bohong
Contoh masalahnya : seorang perawat yang mendapati teman kerjanya
menggunakan narkotika. Dalam posisi ini, perawat tersebut berada pada masalah apakah
ia akan mengatakan hal ini secara terbuka atau diam, karena diancam akan dibuka rahasia
yang dimilikinya bila melaporkan hal tersebut pada orang lain.
6
sejawat, tetapi bila ada teman sejawat yang melakukan pelanggaran atau dilema etik hal
inilah yang perlu diselesaikan dengan bijaksana.
7
4. Berkata Jujur atau Tidak jujur
Didalam memberikan asuhan keperawatan langsung sering kali perawat tidak
merasa bahwa, saat itu perawat berkata tidak jujur. Padahal yang dilakukan perawat
adalah benar (jujur) sesuai kaedah asuhan keperawatan.
Sebagai contoh: sering terjadi pada pasien yang terminal, saat perawat ditanya
oleh pasien berkaitan dengan kondisinya, perawat sering menjawab “tidak apa-apa
ibu/bapak, bapak/ibu akan baik, suntikan ini tidak sakit”. Dengan bermaksud untuk
menyenangkan pasien karena tidak mau pasiennya sedih karena kondisinya dan tidak
mau pasien takut akan suntikan yang diberikan, tetapi didalam kondisi tersebut perawat
telah mengalami dilema etik. Bila perawat berkata jujur akan membuat sedih dan
menurunkan motivasi pasien dan bila berkata tidak jujur, perawat melanggar hak pasien.
Selain itu ada juga permasalahan etik yg terjadi yaitu:
a. Malpraktek
Balck’s law dictionary mendefinisikan malpraktek sebagai ” kesalahan
profesional atau kurangnya keterampilan tidak masuk akal "kegagalan atau
satu layanan render profesional untuk melatih bahwa tingkat keterampilan dan
pembelajaran umum diterapkan dalam semua keadaan masyarakat oleh
anggota terkemuka rata bijaksana profesi dengan hasil dari cedera, kerugian
atau kerusakan kepada penerima layanan tersebut atau mereka yang berhak
untuk bergantung pada mereka ".
Bila dilihat dari definisi diatas maka malpraktek dapat terjadi karena
tindakan yang disengaja (intentional) seperti pada misconduct tertentu,
tindakan kelalaian (negligence), ataupun suatu kekurang-
mahiran/ketidakkompetenan yang tidak beralasan (Sampurno, 2005).
Malpraktek dapat dilakukan oleh profesi apa saja, tidak hanya dokter,
perawat. Profesional perbankan dan akutansi adalah beberapa profesi yang
dapat melakukan malpraktek.
b. Neglience (Kelalaian)
Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk dalam
arti malpraktik, artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada unsur
kelalaian. kelalaian adalah melakukan sesuatu yang harusnya dilakukan pada
8
tingkatan keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau melakukan tindakan
dibawah standar yang telah ditentukan. Kelalaian praktek keperawatan adalah
seorang perawat tidak mempergunakan tingkat ketrampilan dan ilmu
pengetahuan keperawatan yang lazim dipergunakan dalam merawat pasien
atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama.
c. Jenis-jenis kelalaian
1. Malfeasance : yaitu melakukan tindakan yang menlanggar hukum atau
tidak tepat/layak.
Misal: melakukan tindakan keperawatan tanpa indikasi yang
memadai/tepat
2. Misfeasance : yaitu melakukan pilihan tindakan keperawatan yang tepat
tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat.
Misal: melakukan tindakan keperawatan dengan menyalahi prosedur
3. Nonfeasance : Adalah tidak melakukan tindakan keperawatan yang
merupakan kewajibannya.
Misal: Pasien seharusnya dipasang pengaman tempat tidur tapi tidak
dilakukan.
d. Dampak Kelalaian
Kelalaian yang dilakukan oleh perawat akan memberikan dampak yang
luas, tidak saja kepada pasien dan keluarganya, juga kepada pihak Rumah
Sakit, Individu perawat pelaku kelalaian dan terhadap profesi. Selain gugatan
pidana, juga dapat berupa gugatan perdata dalam bentuk ganti rugi.
Bila dilihat dari segi etika praktek keperawatan, bahwa kelalaian
merupakan bentuk dari pelanggaran dasar moral praktek keperawatan baik
bersifat pelanggaran autonomy, justice, nonmalefence, dan lainnya. (Kozier,
1991) dan penyelesainnya dengan menggunakan dilema etik. Sedangkan dari
segi hukum pelanggaran ini dapat ditujukan bagi pelaku baik secara individu
dan profesi dan juga institusi penyelenggara pelayanan praktek keperawatan,
dan bila ini terjadi kelalaian dapat digolongan perbuatan pidana dan perdata
(pasal 339, 360 dan 361 KUHP).
9
e. Strategi Penyelesaian Masalah Etik
Dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan etis, antara perawat dan
dokter tidak menutup kemungkinan terjadi perbedaan pendapat. Bila ini
berlanjut dapat menyebabkan masalah komunikasi dan kerjasama, sehingga
menghambat perawatan pada pasien dan kenyamanan kerja. (Mac Phail,
1988)Salah satu cara menyelesaikan permasalahan etis adalah dengan
melakukan rounde ( Bioetics Rounds ) yang melibatkan perawat dengan
dokter. Rounde ini tidak difokuskan untuk menyelesaikan masalah etis tetapi
untuk melakukan diskusi secara terbuka tentang kemungkinan terdapat
permasalahan etis.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang melibatkan
interaksi antara klien dan perawat. Permasalahan bisa menyangkut penentuan antara
mempertahankan hidup dengan kebebasan dalam menentukan kematian, upaya menjaga
keselamatan klien yang bertentangan dengan kebebasan menentukan nasibnya, dan
penerapan terapi yang tidak ilmiah dalam mengatasi permasalah klien. Dalam membuat
keputusan terhadap masalah etik, perawat dituntut dapat mengambil keputusan yang
menguntungkan pasien dan diri perawat dan tidak bertentang dengan nilai-nilai yang
diyakini klien. Pengambilan keputusan yang tepat diharapkan tidak ada pihak yang
dirugikan sehingga semua merasa nyaman dan mutu asuhan keperawatan dapat
dipertahankan.
B. Saran
Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama bidang
keperawatan harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya
mereka bisa lebih memahami tentang etika keperawatan sehingga akan berbuat atau
bertindak sesuai kode etiknya (kode etik keperawatan).
11
DAFTAR PUSTAKA
Amir & Hanafiah, (1999). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, edisi ketiga: Jakarta: EGC.
Carol T,Carol L, Priscilla LM. 1997. Fundamental Of Nursing Care, Third Edition, by Lippicot
Philadelpia, New York.
12