Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DIET PADA PENYAKIT DIABETES MELITUS


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ilmu Gizi Yang Dibimbing Oleh Ns. Fetty Rahmawaty.,
S.Kep, M.Kep

Oleh :
1. MARGARETHA DWI N.W NIM : PO 62.20.1.19.415
2. MARKUS LEONARDO NIM : PO 62.20.1.19.416
3. MEILINDA SARI NIM : PO 62.20.1.19.419
4. SAFIRA INSAN BRILLIANTY NIM : PO 62.20.1.19.429

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN REGULAR V JURUSAN


KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN PALANGKA RAYA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, yang
telah memberikan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Ilmu Gizi.

           Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pengarang buku maupun
artikel yang telah membantu kami dengan tulisannya, Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen yang telah memberikan kesempatan untuk menyusun makalah ini, serta teman -
teman yang telah memotivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

           Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Terima kasih

                                                                                     
Palangkaraya, 2020

                                                                                                         Penulis           
Daftar Isi
Kata pengantar .......................................................................................................... i
Daftar isi..................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan masalah ........................................................................................ 1

Bab II Pembahasan .................................................................................................... 2


2.1 Pengertian Diabetes Mellitus ................................................................... 2
2.2 Prinsip diet pada penderita diabetes melitus ............................................ 2
2.3 Tujuan dan syarat diet .............................................................................. 3
2.4 Pengaturan diet pada diabetesi secara umum........................................... 4
2.5 Pengaturan diet pada DM TIPE I ............................................................ 9
2.6 Pengaturan diet pada DM TIPE II ........................................................... 9
Bab III Penutup .......................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 10
3.2 Saran ......................................................................................................... 10
Daftar pustaka ............................................................................................................ 11 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Diabetes mellitus terjadi kalau jumlah insulin yang di hasilkan pangkreas tidak
ukupuntuk proses metabolisme yang normal. Sel-sel beta pada pulau-pulau Langerhans
pangkreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang terlibat dalam pengaturan kadar gula
darah. Pada masa lalu, hal yang paling ditekankan adalah gangguanmetabolisme hidratarang
yang terjadi dalam tubuh penderita diabetes. Hal ini terjadi karena kadar glukosa dalam urinedan
darah mudah di ukur.
Insulin disekresikan sebagai reaksi terhadap peningkatan kadar glukosa dalam darah.
Kemudian, dengan menurunnya kadar glukosa darah, terjadi pula penurunan jumlah insulin yang
diproduksi dan insulin yang disekresikan dalam aliran darah akan dimetabolisir. Hormon insulin
mempunyai tiga lokasi kerja yang utama, yaitu otot, hepar dan jaringan adiposa.
1.2 Rumusan masalah
1. Jenis penyakit diabetes millitus
2. Kebutuhan zat gizi pada penderita penyakit Diabetes millitus
3. Jenis diet pada penyakit diabetes millitus
1.3 Tujuan masalah
1. Mengetahui apa saja jenis penyakit diabetes millitus
2. Mengerti kebutuhan zat gizi pada penderita dibetes millitus
3. Jenis diet apa saja pada penyakit dibetes millitus 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian diabetes mellitus
Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price &
Wilson, 2005)
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan kategori yang ditandai oleh
kenaikan keadaan glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, S.C & Bare, B.G,
2002)
Diabetes Mellitus adalah suatu kelainan metabolisme kronik yang terjadi karena
berbagai penyebab, ditandai dengan konsentrasi glukosa darah melebihi normal, disertai
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang diakibatkan oleh
kelainan sekresi hormon insulin, kelainan kerja insulin atau kedua-duanya (Depkes RI,
2005)
Diabetes Mellitus merupakan suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi
yang merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin yang
absolut atau relatif gangguan fungsi insulin (WHO, 2005)
Seseorang dikatakan diabetes sesuai kriteria berdasarkan Standards of Medical Care in
Diabetes 2010 sbb: - A1c > 6,5 %, - Gula Darah Puasa FPG > 126 mg/dL (7 mmol/L),
puasa didefinisikan tidak adanya ambilan kalori sedikitnya selama 8 jam, - 2 jam glukosa
plasma > 200 mg/dL (11,1 mmol/L) selama OGTT dengan asupan glukosa sebanding
dengan 75 glukosa anhydrous yang dilarutkan, - Pasien dengan keluhan klasik
hiperglikemia atau krisis hiperglikemia dengan glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL (11,1
mmol/L).
Pilar utama pengelolaan Diabetes Mellitus meliputi:
a. Edukasi atau Penyuluhan,
b. Terapi Gizi Medis atau Pengaturan makan/diet,
c. Latihan Jasmani, dan
d. Intervensi Farmakologi atau obat yang bersifat hipoglikemik

B. Prinsip diet pada penderita diabetes mellitus


Prinsip diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur konsumsi
karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah.
Menjadi diabetisi sering segera dikaitkan dengan tidak boleh makan gula. Memang benar
gula
menaikkan gula darah namun perlu diketahui bahwa semua makanan juga menaikkan
gula darah.
Pengaturan makan (diet) merupakan komponen utama keberhasilan pengelolaan
Diabetes Mellitus, akan tetapi mempunyai kendala yang sangat besar yaitu kepatuhan
seseorang untuk menjalaninya. Prinsip pengaturan makan pada penderita diabetes hampir
sama dengan anjuran makan untuk orang sehat masyarakat umum, yaitu makanan yang
beragam bergizi dan berimbang atau lebih dikenal dengan gizi seimbang maksudnya
adalah sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Hal yang
sangat penting ditekankan adalah pola makan yang disiplin dalam hal Jadwal makan,
Jenis dan Jumlah makanan atau terkenal dengan istilah 3 J. Pengaturan porsi makanan
sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari.

C. Tujuan dan syarat diet


Tujuan utama yang diharapkan dari pengaturan diet ini adalah untuk membantu
pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol
metabolik yang lebih baik.
Sedangkan tujuan khusus yang diharapkan dari pengaturan diet pada penderita diabetes
mellitus ini adalah:
1. Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan keseimbangan
asupan makanan dengan insulin (endogen atau eksogen) atau obat hipoglikemik oral
dan tingkat aktifitas.
2. Mencapai kadar serum lipid yang optimal.
3. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan berat badan
yang memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
normal pada anak dan remaja, untuk meningkatkan kebutuhan metabolik selama
kehamilan dan laktasi penyembuhan dari penyakit katabolik. Berat badan memadai
diartikan sebagai berat badan yang dianggap dapat dicapai dan dipertahankan baik
jangka pendek maupun jangka panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri
maupun oleh petugas kesehatan.
4. Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes yang
menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka pendek,
masalah yang berhubungan dengan kelainan jasmani dan komplikasi kronik diabetes
seperti : penyakit ginjal, neuropati automik, hipertensi dan penyakit jantung.
5. Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka diet yang diberikan harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
a) Jumlah energi diberikan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur, jenis
kelamin, tinggi badan, aktivitas fisik, proses pertumbuhan, dan kelainan
metabolik.
b) Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk
menggunakannya, yaitu berkisar 60 – 70% dari total konsumsi.
Makanan/minuman yang mengandung gula dibatasi, dan digunakan jenis
karbohidrat kompleks/makanan yang berserat.
c) Protein berkisar 12 – 20%, dan digunakan protein yang bernilai biologi tinggi
(nilai cernanya tinggi).
d) Lemak berkisar antara 20 – 25%, dan lemak jenuh serta kolestrol tidak
dikonsumsi.
e) Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan kebutuhannya.

Makanan-makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes Mellitus


adalah:
1. Sumber Karbohidrat kompleks

Seperti beras/nasi, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula, hunkue, makaroni, mie,
bihun, roti, dan biskuit.
2. Protein Hewani

Ayam tanpa kulit, daging tanpa lemak, ikan, dan telur maksimal 2x/minggu.
3. Sayuran

Semua sayuran dianjurkan terutama yang berserat tinggi atau berwarna hijau seperti
bayam, kangkung, daun singkong, dll.
4. Buah

Semua buah dianjurkan terutama yang berserat tinggi menurut jumlah yang sudah
ditentukan.
Makanan-makanan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes
Mellitus adalah:
a) Makanan dan minuman yang mengandung gula murni seperti gula pasir/gula merah,
susu kental manis, dodol, cake, selai, sirup, kue tart, jelly, dll.
b) Makanan yang digoreng dan menggunakan santan kental (mengandung lemak jenuh).
c) Makanan yang mengandung banyak garam seperti ikan asin, telur asin, makanan yang
diawetkan seperti saus, kecap, abon, sarden kaleng, buah kalengan, dll.
Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang
hari. Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10 kg) sudah terbukti dapat meningkatkan
kontrol diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai. Penurunan berat badan dapat
diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan asupan energi yang moderat dan peningkatan
pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal lebih rendah dari
asupan rata-rata sehari.
Komposisi makanan yang dianjurkan meliputi:
1. Karbohidrat
Rekomendasi ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total karbohidrat
daripada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal. Buah dan susu sudah
terbukti mempunyai respon glikemik yang lebih rendah dari pada sebagian besar tepung-
tepungan. Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai respon glikemik yang
berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi
daripada sumber karbohidrat.
Anjuran konsumsi karbohidrat untuk diabetesi di Indonesia:
a) 45-65% total asupan energi.
b) Pembatasan karbohidrat tidak dianjurkan < 130 g/hari.
c) Makanan harus mengandung lebih banyak karbohidrat terutama berserat tinggi.
d) Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% sehari ( 3-4 sdm).
e) Makan 3 kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari.

Penggunaan pemanis alternatif pada diabetesi, aman digunakan asal tidak melebihi batas
aman (Accepted Dialy Intake).
a) Fruktosa < 50 gr/hr, jika berlebih menyebabkan diare
b) Sorbitol < 30 gr, jika berlebih menyebabkan kembung, diare
c) Manitol < 20 gr/hr
d) Aspartam 0 mg/ kg BB?hr
e) Sakarin 1 gr/hr
f) Acesulfame K 15 mg/kg BB/hr
g) Siklamat 11 mg/kg BB/hr
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan
makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan diabetes tipe 1
dan 2. Sukrosa dari makanan harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat
makanan lain dan tidak hanya dengan menambahkannya pada perencanaan makan.
Dalam 6
melakukan subtitusi ini kandungan zat gizi dari makanan-makanan manis yang pekat dan
kandugan zat gizi lain dari makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan,
seperti lemak yang sering ada bersama sukrosa dalam makanan.
Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil daripada sukrosa dan kebanyakan
karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan keuntungan
sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun pengaruhnya dalam jumlah besar (20%
energi) potensial merugikan pada kolesterol dan LDL. Penderita disiplemia hendaknya
menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar, namun tidak ada alasan untuk
menghindari makanan seperti buah-buahan dan sayuran yang mengandung fruktosa alami
maupun konsumsi sejumlah sedang makanan yang mengandung pemanis fruktosa.
Sorbitol, manitol, dan xylitol adalah gula alkohol biasa mengandung 7 kalori/gram
menghasilkan respon glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan karbohidrat lain.
Penggunaan pemanis tersebut secara berlebihan dapat mempunyai pengaruh laksatif.
Sakarin, aspartame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai pemanis pada
semua penderita DM.

2. Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang yang
tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari berbagai
sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 gr/1000 kalori/ hari
dengan mengutamakan serat larut air.

3. Protein
Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006 kebutuhan protein
untuk diabetisi 15%-20% energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg berat
badan perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang
dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologic tinggi.
Sumber protein yang baik adalah ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit,
produk susu rendah lemak, kacang-kacangan dan tahu-tempe.

4. Total lemak
Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energi. lemak jenuh < 7% kebutuhan
energi dan lemak tidak jenuh ganda <10 300="" asupan="" dari="" dibatasi="" 7
energi="" hendaknya="" jenuh="" kebutuhan="" kolesterol="" lebih="" lemak=""
makanan="" mg="" perhari.="" sedangkan="" selebihnya="" span="" tidak=""
tunggal.="">
Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet disiplin
diet dislipidemia. Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol
adalah untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

5. Garam
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak
lebih dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt) garam dapur, sedangkan bagi yang
menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium perhari atau
sama dengan 6 gr/hari garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur,
vetsin dan soda.

6. Alkohol
Anjuran penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan masyarakat
umum. Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh oleh penggunaan
alkohol dalam jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan baik. Alkohol dapat
meningkatkan resiko hipoglikemia pada mereka yang menggunakan insulin atau
sulfonylurea. Karena itu sebaiknya hanya diminum pada saat makan. Bagi orang dengan
diabetes yang mempunyai masalah kesehatan lain seperti pancreatitis, dislipidemia, atau
neuropati mungkin perlu anjuran untuk mengurangi atau menghindari alkohol. Asupan
kalori dari alkohol diperhitungkan sebagai bagian dari asupan kalori total dan sebagai
penukar lemak (1 minuman alcohol sama dengan 2 penukar lemak).
7. Kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal.
Komposisi energy adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari protein dan 20-25% dari
lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang
dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal
yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada
beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, kehamilan/laktasi, adanya
komplikasi dan berat badan.
Perhitungan berat badan ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi:
· BBI = 90% x (TB dalam cm-100) x 1 kg 8
· Bagi pria dengan TB di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm , rumus modifikasi
menjadi: BBI = (TB dalam cm – 100) x 1 kg
· BB Normal : bila BB ideal ± 10%
· Kurus : < BBI - 10%
· Gemuk : > BBI + 10%
Faktor-faktor penentu kebutuhan energi yaitu:
a. Jenis kelamin
Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kkal/kg BB ideal dan pria 30 kkal/kg BB ideal
b. Umur
Pasien usia > 40 tahun , kebutuhan kalori :
· 40-59 tahun dikurangi 5% dari energi basal
· 60-69 tahun dikurangi 10 % dari energi basal
· > 70 tahun dikurangi 20% dari energi basal
Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi daripada orang
dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kal/kg BB.
Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada anak-anak
lebih daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap tahunnya.
c. Aktifitas fisik atau pekerjaan
Kebutuhan kalori ditambah sesuai dengan intensitas aktifitas fisik
Penambahan kalori dari aktifitas fisik:
1) Keadaan istirahat : ditambah 10% dari kebutuhan basal
2) Keadaan aktifitas ringan: ditambahkan 20% dari kebutuhan basal
3) Keadaan aktifitas sedang: ditambahkan 30% dari kebutuhan basal
4) Keadaan aktifitas berat dan sangat berat: ditambahkan 40 & 50% dari kebutuhan basal

Jenis aktifitas dikelompokkan sebagai berikut :


 Keadaan istirahat : berbaring di tempat tidur.
 Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga dan lain-
lain
 Sedang : pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak perang, .
 Berat : petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit.
 Sangat berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi.

d. Berat badan
 Bila gemuk: dikurangi 20-30% tergantung dari tingkat kegemukan.
 Bila kurus: ditambah 20-30% tergantung dari tingkat kekurusan untuk menambah
berat badan.
 Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling sedikit 1000-
1200 kalori perhari untuk wanita dan 1200-1600 kalori perhari untuk pria.

Pembagian makanan sejumlah kalori terhitung dibagi dalam 3 porsi besar makan pagi
(20%), siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi makanan ringan (10 -15 % ). Untuk
meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan secara bertahap
dan harus disesuaikan dengan kebiasaan makan.

E. Pengaturan makanan pada DM TIPE I

Waktu pemberian makanan untuk penderita yang medapat insulin jenis intermediate
atau long acting harus disesuaikan dengan waktu saat insulin bekerja. Bila makanan
terlambat diberikan, maka saat insulin bekerja, tidak ada makanan atau makanan kurang
dari seharusnya, sehingga terjadi hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari
normal).Gejala-gejala hipoglikemia antara lain gemetar, berkeringat, lelah, lapar,
gampang tersinggung, bingung, detak jantung cepat sekali, pandangan kabur, nyeri
kepala, tubuh kebas, atau kesemutan di sekitar mulut dan bibir, bahkan bisa kejang-
kejang atau pingsan. Sebaliknya bila makanan terlalu banyak, tidak sesuai dengan jumlah
insulin yang diberikan, maka akan terjadi hiperglikemia (kadar gula darah lebih dari
normal). Seringkali, menu makanan yang tepat dan waktu makan yang teratur dapat
mencegah problem-problem tersebut.

F. Pengaturan makanan pada DM tipe II

Pada penderita DM tipe II, pengaturan makanan merupakan hal yang sangat penting.
Bila hasil pengaturan makanan tidak sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan obat-
obat hipoglikemia OAD (oral anti-diabetic) atau insulin.
Mayoritas penderita DM tipe II mengalami obesitas, oleh karena itu tujuan utama dari
pengaturan makanan adalah menurunkan berat badan ke berat badan ideal. Untuk itu
penderita diberi diet rendah kalori atau rendah energi. Dengan diet rendah kalori, pada
umumnya keadaaan hiperglikemia dapat diperbaiki. Pada beberapa penderita,
pengurangan jumlah total energi waktu puasa dapat menormalkan kadar glukosa
Penderita DM tipe II yang kurus tidak memerlukan pembatasan jumlah energi yang ketat.
Akan tetapi, semua penderita diabetes tipe II harus mengurangi lemak dan kolesterol
serta meningkatkan rasio asam lemak tak jenuh dengan asam lemak jenuh. 10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DM tipe 1/ IDDM (Insulin Dependent Diabetes)


Jika Insulin tidak bekerja aktif glukosa tidak dapat masuk ke sel dengan akibat glikosa
akan tetap berada di dalam pembuluh darah yang artinya kadar glukosa darah meningkat .
DM tipe 2/ NIDDM/ (non insulin dependent diabetes melitus)
Jumlah insulin normal malah meningkat lebih banyak tapi jumlah reseptor Insulin yang di
permukaan sel yang berkurang.
Untuk mengurangi resiko terjadinya kardiovaskuler, makanan untuk semua penderita
diabetes harus mempunyai kandungan lemak yang rendah. Kandungan lemak tidak boleh
lebih dari 30% dari total energi dengan perbandingan antara asam lemak jenuh dan tak
jenuh 1:1, dan kandungan kolesterol kurang dari 350 mg per hari.
Penderita DM dianjurkan untuk mengkonsumsi serat dalam jumlah yang cukup. Serat
dalam jumlah cukup akan menurunkan kecepatan absorpsi karbohidrat serta menurunkan
kadar lipid dalam serum, sehingga dapat menekan kenaikan kadar gula darah setelah
makan. Selain itu juga dapat menekan kenaikan kadar kolesterol yang diekskresikan ke
dalam usus dari empedu.
3.2 Saran
Bagi perawat haruslah penting menjaga kebutuhan gizi pasien dan harus memperhatikan
diet apa saja yang harus di berikan kepada pasien. Jagalah kesehatan anda sejak dini
sebelum tumbul gejala penyakit yang kita takuti. Mulailah memilah-milah makanan yang
baik untuk kesehatan kita dan hindari stress yang dapat memperparah penyakit yang
diderita.
Bukan hanya perawat saja yang perlu menjaga kesehatan, tetapi kita mnasyarakat luas
juga perlu memperhatikan kesehatan, dengan pola hidup sehat dan olah raga yang teratur
serta 11
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Pentingnya Pengaturan Diet bagi Penderita DiabetesMellitus. http://4-
healthyfood.blogspot.com/2008/03/pentingnya-pengaturan-diet-bagi.html. Diakses pada tanggal
30 Desember 2012.
Anonim. 2010. Pengaturan Makan bagi Diabetisi.http://indodiabetes.com/pengaturan-makan-
bagi-diabetisi.html. Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.
Bimantaro, Yoga. 2011. Penatalaksanaan Gizi pada
DiabetesMellitus.http://www.morphostlab.com/artikel/penatalaksanaan-gizi-pada-pasien-
diabetes-mellitus.html. Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.
Mariyani, Lisa. 2008. Pengaturan Makan pada Penyandang Diabetes Mellitus – Bag.
1.http://kulinersehat.wordpress.com/2008/10/29/pengaturan-makan-pada-penyandang-diabetes-
mellitus-bag-1/. Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.

Anda mungkin juga menyukai