Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH DIET PADA PENYAKIT

GANGGUAN METABOLIC
(Diabetes Millitus)

Di susun oleh
cee3ca4862726108baf9bf93d3cbe96.pdf

Kelompok 2 :
Derlina wansaubun
Dila J Rahakbauw
Maria Fatubun
Jelita Lea hungan
Rifda s Alkatiri
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-nya penulis
telah berhasil menyusun makalah tentang diet pada penyakit diabetes millitus. Makalah ini di
buat untuk menunjang proses pembelajaran keperawatan. Sesuai dengan kurikulum terbaru
program DIII keperawatan, yaitu pembelajaran berbasis kompetensi. Maka makalah ini sudah
mengarahkan mahasiswa untuk belajar dengann kurikulum terbaru sehingga lebih
memudahkan mahasiswa untuk mempelajari makalah ini.
Pada penulisan makalah ini kami menggunakan bahasa sederhana dan mudah
dimengerti sehingga dapat dengan mudah dicerna dan di ambil intisari dari materi
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Makalah ini juga di harapkan dapat digunakan oleh mahasiswa DIII keperawatan
karena kami telah berusaha melengkapi materi makalah sesuai dengan kebutuhan materi
pembelajaran yang di sempurnakan.
Demikian kami sangat mengharapkan kritik yang sifatnya membangun demi tercapai
suatu kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan dalam bidang ilmu gizi dan diet.

i
Daftar Isi

Kata pengantar .......................................................................................................... i


Daftar isi..................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan masalah ........................................................................................ 1
Bab II Pembahasan .................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Diabetes Mellitus ................................................................... 2
2.2 Prinsip diet pada penderita diabetes melitus ............................................ 2
2.3 Tujuan dan syarat diet .............................................................................. 3
2.4 Pengaturan diet pada diabetesi secara umum........................................... 4
2.5 Pengaturan diet pada DM TIPE I ............................................................ 9
2.6 Pengaturan diet pada DM TIPE II ........................................................... 9
Bab III Penutup .......................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 10
3.2 Saran ......................................................................................................... 10
Daftar pustaka ............................................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Diabetes mellitus terjadi kalau jumlah insulin yang di hasilkan pangkreas tidak
ukupuntuk proses metabolisme yang normal. Sel-sel beta pada pulau-pulau Langerhans
pangkreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang terlibat dalam pengaturan kadar
gula darah. Pada masa lalu, hal yang paling ditekankan adalah gangguanmetabolisme
hidratarang yang terjadi dalam tubuh penderita diabetes. Hal ini terjadi karena kadar glukosa
dalam urinedan darah mudah di ukur.
Insulin disekresikan sebagai reaksi terhadap peningkatan kadar glukosa dalam darah.
Kemudian, dengan menurunnya kadar glukosa darah, terjadi pula penurunan jumlah insulin
yang diproduksi dan insulin yang disekresikan dalam aliran darah akan dimetabolisir.
Hormon insulin mempunyai tiga lokasi kerja yang utama, yaitu otot, hepar dan jaringan
adiposa.

1.2 Rumusan masalah


1. Jenis penyakit diabetes millitus
2. Kebutuhan zat gizi pada penderita penyakit Diabetes millitus
3. Jenis diet pada penyakit diabetes millitus

1.3 Tujuan masalah


1. Mengetahui apa saja jenis penyakit diabetes millitus
2. Mengerti kebutuhan zat gizi pada penderita dibetes millitus
3. Jenis diet apa saja pada penyakit dibetes millitus

1
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian diabetes mellitus


Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price &
Wilson, 2005)
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan kategori yang ditandai oleh
kenaikan keadaan glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, S.C & Bare, B.G,
2002)
Diabetes Mellitus adalah suatu kelainan metabolisme kronik yang terjadi karena
berbagai penyebab, ditandai dengan konsentrasi glukosa darah melebihi normal, disertai
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang diakibatkan oleh
kelainan sekresi hormon insulin, kelainan kerja insulin atau kedua-duanya (Depkes RI, 2005)
Diabetes Mellitus merupakan suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang
merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin yang absolut atau
relatif gangguan fungsi insulin (WHO, 2005)
Seseorang dikatakan diabetes sesuai kriteria berdasarkan Standards of Medical Care
in Diabetes 2010 sbb: - A1c > 6,5 %, - Gula Darah Puasa FPG > 126 mg/dL (7 mmol/L),
puasa didefinisikan tidak adanya ambilan kalori sedikitnya selama 8 jam, - 2 jam glukosa
plasma > 200 mg/dL (11,1 mmol/L) selama OGTT dengan asupan glukosa sebanding dengan
75 glukosa anhydrous yang dilarutkan, - Pasien dengan keluhan klasik hiperglikemia atau
krisis hiperglikemia dengan glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/L).
Pilar utama pengelolaan Diabetes Mellitus meliputi:
a. Edukasi atau Penyuluhan,
b. Terapi Gizi Medis atau Pengaturan makan/diet,
c. Latihan Jasmani, dan
d. Intervensi Farmakologi atau obat yang bersifat hipoglikemik

B. Prinsip diet pada penderita diabetes mellitus


Prinsip diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur konsumsi
karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Menjadi
diabetisi sering segera dikaitkan dengan tidak boleh makan gula. Memang benar gula

2
menaikkan gula darah namun perlu diketahui bahwa semua makanan juga menaikkan gula
darah.
Pengaturan makan (diet) merupakan komponen utama keberhasilan pengelolaan
Diabetes Mellitus, akan tetapi mempunyai kendala yang sangat besar yaitu kepatuhan
seseorang untuk menjalaninya. Prinsip pengaturan makan pada penderita diabetes hampir
sama dengan anjuran makan untuk orang sehat masyarakat umum, yaitu makanan yang
beragam bergizi dan berimbang atau lebih dikenal dengan gizi seimbang maksudnya adalah
sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Hal yang sangat penting
ditekankan adalah pola makan yang disiplin dalam hal Jadwal makan, Jenis dan Jumlah
makanan atau terkenal dengan istilah 3 J. Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa
sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari.

C. Tujuan dan syarat diet


Tujuan utama yang diharapkan dari pengaturan diet ini adalah untuk membantu
pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik
yang lebih baik.
Sedangkan tujuan khusus yang diharapkan dari pengaturan diet pada penderita diabetes
mellitus ini adalah:
a. Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan keseimbangan
asupan makanan dengan insulin (endogen atau eksogen) atau obat hipoglikemik oral
dan tingkat aktifitas.
b. Mencapai kadar serum lipid yang optimal.
c. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan berat badan
yang memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
normal pada anak dan remaja, untuk meningkatkan kebutuhan metabolik selama
kehamilan dan laktasi penyembuhan dari penyakit katabolik. Berat badan memadai
diartikan sebagai berat badan yang dianggap dapat dicapai dan dipertahankan baik
jangka pendek maupun jangka panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri
maupun oleh petugas kesehatan.
d. Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes yang
menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka pendek,
masalah yang berhubungan dengan kelainan jasmani dan komplikasi kronik diabetes
seperti : penyakit ginjal, neuropati automik, hipertensi dan penyakit jantung.
e. Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.
3
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka diet yang diberikan harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
 Jumlah energi diberikan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur, jenis kelamin,
tinggi badan, aktivitas fisik, proses pertumbuhan, dan kelainan metabolik.
 Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya,
yaitu berkisar 60 – 70% dari total konsumsi. Makanan/minuman yang mengandung
gula dibatasi, dan digunakan jenis karbohidrat kompleks/makanan yang berserat.
 Protein berkisar 12 – 20%, dan digunakan protein yang bernilai biologi tinggi (nilai
cernanya tinggi).
 Lemak berkisar antara 20 – 25%, dan lemak jenuh serta kolestrol tidak dikonsumsi.
 Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan kebutuhannya.
Makanan-makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes Mellitus
adalah:
1. Sumber Karbohidrat kompleks
Seperti beras/nasi, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula, hunkue, makaroni, mie,
bihun, roti, dan biskuit.
2. Protein Hewani
Ayam tanpa kulit, daging tanpa lemak, ikan, dan telur maksimal 2x/minggu.
3. Sayuran
Semua sayuran dianjurkan terutama yang berserat tinggi atau berwarna hijau seperti
bayam, kangkung, daun singkong, dll.
4. Buah
Semua buah dianjurkan terutama yang berserat tinggi menurut jumlah yang sudah
ditentukan.
Makanan-makanan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes Mellitus
adalah:
a. Makanan dan minuman yang mengandung gula murni seperti gula pasir/gula merah,
susu kental manis, dodol, cake, selai, sirup, kue tart, jelly, dll.
b. Makanan yang digoreng dan menggunakan santan kental (mengandung lemak jenuh).
c. Makanan yang mengandung banyak garam seperti ikan asin, telur asin, makanan yang
diawetkan seperti saus, kecap, abon, sarden kaleng, buah kalengan, dll.

D. Pengaturan diet pada diabetesi secara umum

4
Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar
sepanjang hari. Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10 kg) sudah terbukti dapat
meningkatkan kontrol diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai. Penurunan berat
badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan asupan energi yang moderat
dan peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500
kkal lebih rendah dari asupan rata-rata sehari.
Komposisi makanan yang dianjurkan meliputi:
1) Karbohidrat
Rekomendasi ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total karbohidrat
daripada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal. Buah dan susu sudah terbukti
mempunyai respon glikemik yang lebih rendah dari pada sebagian besar tepung-tepungan.
Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas
hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi daripada sumber
karbohidrat.
Anjuran konsumsi karbohidrat untuk diabetesi di Indonesia:
a. 45-65% total asupan energi.
b. Pembatasan karbohidrat tidak dianjurkan < 130 g/hari.
c. Makanan harus mengandung lebih banyak karbohidrat terutama berserat tinggi.
d. Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% sehari ( 3-4 sdm).
e. Makan 3 kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari.
Penggunaan pemanis alternatif pada diabetesi, aman digunakan asal tidak melebihi batas
aman (Accepted Dialy Intake).
a. Fruktosa < 50 gr/hr, jika berlebih menyebabkan diare
b. Sorbitol < 30 gr, jika berlebih menyebabkan kembung, diare
c. Manitol < 20 gr/hr
d. Aspartam 0 mg/ kg BB?hr
e. Sakarin 1 gr/hr
f. Acesulfame K 15 mg/kg BB/hr
g. Siklamat 11 mg/kg BB/hr

Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari


perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan diabetes
tipe 1 dan 2. Sukrosa dari makanan harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat
makanan lain dan tidak hanya dengan menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam
5
melakukan subtitusi ini kandungan zat gizi dari makanan-makanan manis yang pekat dan
kandugan zat gizi lain dari makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan,
seperti lemak yang sering ada bersama sukrosa dalam makanan.
Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil daripada sukrosa dan kebanyakan
karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan keuntungan
sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun pengaruhnya dalam jumlah besar (20%
energi) potensial merugikan pada kolesterol dan LDL. Penderita disiplemia hendaknya
menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar, namun tidak ada alasan untuk
menghindari makanan seperti buah-buahan dan sayuran yang mengandung fruktosa alami
maupun konsumsi sejumlah sedang makanan yang mengandung pemanis fruktosa.
Sorbitol, manitol, dan xylitol adalah gula alkohol biasa mengandung 7 kalori/gram
menghasilkan respon glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan karbohidrat lain.
Penggunaan pemanis tersebut secara berlebihan dapat mempunyai pengaruh laksatif. Sakarin,
aspartame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai pemanis pada semua
penderita DM.

2) Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang
yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari berbagai
sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 gr/1000 kalori/ hari
dengan mengutamakan serat larut air.

3) Protein
Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006 kebutuhan protein
untuk diabetisi 15%-20% energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg berat
badan perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa
dan 65% hendaknya bernilai biologic tinggi.
Sumber protein yang baik adalah ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit,
produk susu rendah lemak, kacang-kacangan dan tahu-tempe.

4) Total lemak
Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energi. lemak jenuh < 7%
kebutuhan energi dan lemak tidak jenuh ganda <10 300="" asupan="" dari="" dibatasi=""

6
energi="" hendaknya="" jenuh="" kebutuhan="" kolesterol="" lebih="" lemak=""
makanan="" mg="" perhari.="" sedangkan="" selebihnya="" span="" tidak="" tunggal.="">
Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet
disiplin diet dislipidemia. Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol
adalah untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

5) Garam
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak
lebih dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt) garam dapur, sedangkan bagi yang
menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium perhari atau sama
dengan 6 gr/hari garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin dan
soda.

6) Alkohol
Anjuran penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan masyarakat
umum. Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh oleh penggunaan
alkohol dalam jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan baik. Alkohol dapat
meningkatkan resiko hipoglikemia pada mereka yang menggunakan insulin atau
sulfonylurea. Karena itu sebaiknya hanya diminum pada saat makan. Bagi orang dengan
diabetes yang mempunyai masalah kesehatan lain seperti pancreatitis, dislipidemia, atau
neuropati mungkin perlu anjuran untuk mengurangi atau menghindari alkohol. Asupan kalori
dari alkohol diperhitungkan sebagai bagian dari asupan kalori total dan sebagai penukar
lemak (1 minuman alcohol sama dengan 2 penukar lemak).

7) Kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal.
Komposisi energy adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari protein dan 20-25% dari
lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan
diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang
besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa faktor
yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan.
Perhitungan berat badan ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi:
· BBI = 90% x (TB dalam cm-100) x 1 kg

7
· Bagi pria dengan TB di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm , rumus modifikasi
menjadi: BBI = (TB dalam cm – 100) x 1 kg
· BB Normal : bila BB ideal ± 10%
· Kurus : < BBI - 10%
· Gemuk : > BBI + 10%
Faktor-faktor penentu kebutuhan energi yaitu:
a. Jenis kelamin
Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kkal/kg BB ideal dan pria 30 kkal/kg BB ideal
b. Umur
Pasien usia > 40 tahun , kebutuhan kalori :
· 40-59 tahun dikurangi 5% dari energi basal
· 60-69 tahun dikurangi 10 % dari energi basal
· > 70 tahun dikurangi 20% dari energi basal
Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi daripada orang dewasa,
dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kal/kg BB.
Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada anak-anak lebih
daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap tahunnya.
c. Aktifitas fisik atau pekerjaan
Kebutuhan kalori ditambah sesuai dengan intensitas aktifitas fisik
Penambahan kalori dari aktifitas fisik:
1) Keadaan istirahat : ditambah 10% dari kebutuhan basal
2) Keadaan aktifitas ringan: ditambahkan 20% dari kebutuhan basal
3) Keadaan aktifitas sedang: ditambahkan 30% dari kebutuhan basal
4) Keadaan aktifitas berat dan sangat berat: ditambahkan 40 & 50% dari kebutuhan basal
Jenis aktifitas dikelompokkan sebagai berikut :
 Keadaan istirahat : berbaring di tempat tidur.
 Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga dan lain-
lain
 Sedang : pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak perang, .
 Berat : petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit.
 Sangat berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi.
d. Berat badan
 Bila gemuk: dikurangi 20-30% tergantung dari tingkat kegemukan.

8
 Bila kurus: ditambah 20-30% tergantung dari tingkat kekurusan untuk menambah
berat badan.
 Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling sedikit
1000-1200 kalori perhari untuk wanita dan 1200-1600 kalori perhari untuk pria.
Pembagian makanan sejumlah kalori terhitung dibagi dalam 3 porsi besar makan pagi
(20%), siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi makanan ringan (10 -15 % ). Untuk
meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan secara bertahap dan
harus disesuaikan dengan kebiasaan makan.

E. Pengaturan makanan pada DM TIPE I


Waktu pemberian makanan untuk penderita yang medapat insulin
jenis intermediate atau long acting harus disesuaikan dengan waktu saat insulin bekerja. Bila
makanan terlambat diberikan, maka saat insulin bekerja, tidak ada makanan atau makanan
kurang dari seharusnya, sehingga terjadi hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari
normal).Gejala-gejala hipoglikemia antara lain gemetar, berkeringat, lelah, lapar, gampang
tersinggung, bingung, detak jantung cepat sekali, pandangan kabur, nyeri kepala, tubuh
kebas, atau kesemutan di sekitar mulut dan bibir, bahkan bisa kejang-kejang atau pingsan.
Sebaliknya bila makanan terlalu banyak, tidak sesuai dengan jumlah insulin yang diberikan,
maka akan terjadi hiperglikemia (kadar gula darah lebih dari normal). Seringkali, menu
makanan yang tepat dan waktu makan yang teratur dapat mencegah problem-problem
tersebut.

F. Pengaturan makanan pada DM tipe II


Pada penderita DM tipe II, pengaturan makanan merupakan hal yang sangat penting. Bila
hasil pengaturan makanan tidak sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan obat-obat
hipoglikemia OAD (oral anti-diabetic) atau insulin.
Mayoritas penderita DM tipe II mengalami obesitas, oleh karena itu tujuan utama dari
pengaturan makanan adalah menurunkan berat badan ke berat badan ideal. Untuk itu
penderita diberi diet rendah kalori atau rendah energi. Dengan diet rendah kalori, pada
umumnya keadaaan hiperglikemia dapat diperbaiki. Pada beberapa penderita, pengurangan
jumlah total energi waktu puasa dapat menormalkan kadar glukosa
Penderita DM tipe II yang kurus tidak memerlukan pembatasan jumlah energi yang
ketat. Akan tetapi, semua penderita diabetes tipe II harus mengurangi lemak dan kolesterol
serta meningkatkan rasio asam lemak tak jenuh dengan asam lemak jenuh.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DM tipe 1/ IDDM (Insulin Dependent Diabetes)
Jika Insulin tidak bekerja aktif glukosa tidak dapat masuk ke sel dengan akibat glikosa akan
tetap berada di dalam pembuluh darah yang artinya kadar glukosa darah meningkat .
DM tipe 2/ NIDDM/ (non insulin dependent diabetes melitus)
Jumlah insulin normal malah meningkat lebih banyak tapi jumlah reseptor Insulin yang di
permukaan sel yang berkurang.
Untuk mengurangi resiko terjadinya kardiovaskuler, makanan untuk semua penderita
diabetes harus mempunyai kandungan lemak yang rendah. Kandungan lemak tidak boleh
lebih dari 30% dari total energi dengan perbandingan antara asam lemak jenuh dan tak jenuh
1:1, dan kandungan kolesterol kurang dari 350 mg per hari.
Penderita DM dianjurkan untuk mengkonsumsi serat dalam jumlah yang cukup. Serat
dalam jumlah cukup akan menurunkan kecepatan absorpsi karbohidrat serta menurunkan
kadar lipid dalam serum, sehingga dapat menekan kenaikan kadar gula darah setelah makan.
Selain itu juga dapat menekan kenaikan kadar kolesterol yang diekskresikan ke dalam usus
dari empedu.

3.2 Saran
Bagi perawat haruslah penting menjaga kebutuhan gizi pasien dan harus memperhatikan diet
apa saja yang harus di berikan kepada pasien. Jagalah kesehatan anda sejak dini sebelum
tumbul gejala penyakit yang kita takuti. Mulailah memilah-milah makanan yang baik untuk
kesehatan kita dan hindari stress yang dapat memperparah penyakit yang diderita.
Bukan hanya perawat saja yang perlu menjaga kesehatan, tetapi kita mnasyarakat luas juga
perlu memperhatikan kesehatan, dengan pola hidup sehat dan olah raga yang teratur serta

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Pentingnya Pengaturan Diet bagi Penderita DiabetesMellitus. http://4-


healthyfood.blogspot.com/2008/03/pentingnya-pengaturan-diet-bagi.html. Diakses pada
tanggal 30 Desember 2012.
Anonim. 2010. Pengaturan Makan bagi Diabetisi.http://indodiabetes.com/pengaturan-
makan-bagi-diabetisi.html. Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.
Bimantaro, Yoga. 2011. Penatalaksanaan Gizi pada
DiabetesMellitus.http://www.morphostlab.com/artikel/penatalaksanaan-gizi-pada-pasien-
diabetes-mellitus.html. Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.
Mariyani, Lisa. 2008. Pengaturan Makan pada Penyandang Diabetes Mellitus – Bag.
1.http://kulinersehat.wordpress.com/2008/10/29/pengaturan-makan-pada-penyandang-
diabetes-mellitus-bag-1/. Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.

11

Anda mungkin juga menyukai