Anda di halaman 1dari 5

4 Pillar Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus

Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik atau kelainan heterogen dengan
karakteristik kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan karena kelainan sekresi insulin, gangguan kerja
insulin atau keduanya, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf
dan pembuluh darah1.

Menurut kriteria diagnostik Perkeni, seseorang dikatakan menderita diabetes melitus jika
memiliki kadar gula darah puasa > 126 mg/dl dan pada tes gula darah sewaktu > 200 mg/dl 1.
Apabila dibiarkan tak terkendali, penyakit ini akan menimbulkan komplikasi berupa penyakit-
penyakit lain yang berakibat fatal. Termasuk diantaranya penyakit jantung, ginjal, kebutaan dan
amputasi.

Komplikasi diabetes melitus harus dicegah sedini mungkin dengan cara penatalaksanaan yang
tepat. Menurut Perkeni (2011) dalam pengelolaan/tata laksana diabetes melitus tipe 2, terdapat 4
pilar yang harus dilakukan dengan tepat yaitu 1) edukasi; 2) terapi gizi medis (perencanaan
makan); 3) latihan jasmani; dan 4) intervensi farmakologis (pengobatan).

Empat pilar pengelolaan diabetes melitus menurut Perkeni (2011) adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan (Edukasi)
Edukasi yang diberikan kepada pasien diabetes mellitus tipe 2 adalah pemahaman
tentang perjalanan penyakit, pentingnya pengendalian penyakit, komplikasi yang timbul
dan resikonya, pentingnya intervensi obat dan pemantauan glukosa darah, cara mengatasi
hipoglikemia, perlunya latihan fisik yang teratur, dan cara mempergunakan fasilitas
kesehatan. Mendidik pasien bertujuan agar pasien dapat mengontrol gula darah,
mengurangi komplikasi dan meningkatkan kemampuan merawat diri sendiri.
Penyakit DM tipe 2 biasanya terjadi pada saat gaya hidup dan perilaku terbentuk
dengan kuat. Petugas kesehatan bertugas sebagai pendamping pasien dalam memberikan
edukasi yang lengkap dalam upaya untuk peningkatan motivasi dan perubahan perilaku.
Intervensi edukasi telah meningkatkan pengetahuan tentang diabetes melitus dan
pemeliharaan diri penderita diabetes melitus, yang berdampak terhadap jaminan
kesehatan penderita diabetes melitus jangka panjang dalam mempertahankan kadar
glukosa darah dalam batas-batas mendekati normal2.
Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dengan memberikan edukasi antara lain
meliputi penyandang diabetes dapat hidup lebih lama dan dalam kebahagiaan, karena
kualitas hidup sudah merupakan kebutuhan bagi seseorang, membantu penyandang
diabetes agar mereka dapat merawat dirinya sendiri, sehingga komplikasi yang mungkin
timbul dapat dikurangi, selain itu juga jumlah hari sakit dapat ditekan, meningkatkan
progresifitas penyandang diabetes sehingga dapat berfungsi dan berperan sebaik-baiknya
di dalam masyarakat3.
Edukasi secara individual dan pendekatan berdasarkan penyelesaian masalah,
merupakan inti perubahan perilaku yang berhasil. Adapun perilaku yang diinginkan pada
penderita diabetes mellitus antara lain adalah:
1. Mengikuti pola makan sehat
2. Meningkatkan kegiatan jasmani
3. Menggunakan obat diabetes dan obat obat-obat pada keadaan khusus
secara aman dan teratur
4. Melakukan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) dan
memanfaatkan data yang ada
5. Perencanaan Makanan

2. Perencanaan Makan
Perencanaan makan yang baik merupakan bagian penting dari penatalaksanaan
diabetes secara total. Diet seimbang akan mengurangi beban kerja insulin dengan
meniadakan pekerjaan insulin mengubah gula menjadi glikogen. Penatalaksanaan diet ini
meliputi 3 (tiga) hal utama yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh penderita diabetes
melitus, yaitu jumlah makanan, jenis makanan, dan jadwal makan1.
Penatalaksanaan diet pada penderita diabetes melitus tipe 2 berfokus pada
pembatasan jumlah energi, karbohidrat, lemak jenuh dan natrium 4. Makanan dianjurkan
seimbang dengan komposisi energi dari karbohidrat 45 – 65 %, protein 10 – 15 %, dan
lemak 20 – 25 %5. Jumlah kandungan kolesterol disarankan < 300 mg/hari.
a. Jumlah Makanan
Jumlah makanan yang diberikan disesuaikan dengan status gizi penderita diabetes
melitus, bukan berdasarkan tinggi rendahnya gula darah. Penentuan jumlah kalori
pada seorang penderita diabetes melitus yaitu dengan menggunakan berat badan ideal
untuk mengetahui jumlah kalori basal klien.
Jumlah kalori yang dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus dalam sehari
terbagi dalam 3 besar dan 3 kecil, dengan ketentuan sarapan pagi 20% dari jumlah
kalori, cemilan diantara sarapan pagi dan makan siang 10% dari jumlah kalori, makan
siang 25% dari jumlah kalori, cemilan diantara makan siang dan makan malam 10%
dari jumlah kalori, makan malam 25% dari jumlah kalori dan cemilan sebelum tidur
10% dari jumlah kalori6.
Rumus untuk menghitung Berat Badan Ideal :
BB Ideal = (TB dalam cm-100)-10% Kg
b. Jenis Makanan
Makanan yang perlu dihindari adalah makanan yang mengandung banyak
karbohidrat sederhana, makanan yang mengandung banyak kolesterol, lemak trans,
dan lemak jenuh serta tinggi natrium. Makanan yang diperbolehkan adalah sumber
karbohidrat kompleks, makanan tinggi serat larut air, dan makanan yang diolah
dengan sedikit minyak. Penggunaan gula murni diperbolehkan hanya sebatas sebagai
bumbu1.
Berikut jenis – jenis makanan yang dianjurkan, dibatasi dan dilarang untuk
penderita diabetes mellitus.
1) Jenis bahan makanan yang dianjurkan :
(a) Sumber protein hewani : daging kurus, ayam tanpa kulit, ikan dan putih telur.
(b) Sumber protein nabati : tempe, tahu, kacang-kacangan, (kacang ijo, kacang
merah, kacang kedele).
(c) Sayuran yang bebas dikonsumsi (sayuran A) : oyong, ketimun, labu air, lobak,
selada air, jamur kuping dan tomat.
(d) Buah – buahan : jeruk siam, apel, pepaya, melon, jambu air, salak, semangka,
belimbing.
(e) Susu rendah lemak atau susu skim.

2) Jenis bahan makanan yang diperbolehkan tetapi dibatasi, yaitu :


(a) Sumber karbohidrat kompleks : padi-padian (beras, jagung, gandum), umbi-
umbian (singkong, ubi jalar, kentang), dan sagu.
(b) Sayuran tinggi karbohidrat : buncis, kacang panjang, wortel, kacang kapri,
daun singkong, bit, bayam, daun katuk, daun pepaya, melinjo, nangka muda
dan tauge.
(c) Buah – buahan tinggi kalori : nanas, anggur, mangga, sirsak, pisang, alpukat,
sawo.

3) Jenis bahan makanan yang harus dihindari :


(a) Sumber karbohidrat sederhana : gula pasir, gula jawa, gula batu, madu, sirup,
cake, permen, minuman ringan, selai, dan lain-lain.
(b) Makanan mengandung asam lemak jenuh : mentega, santan, kelapa, keju krim,
minyak kelapa dan minyak kelapa sawit.
(c) Makanan mengandung lemak trans : margarin.
(d) Makanan mengandung kolesterol tinggi : kuning telur, jeroan, lemak daging,
otak, durian, susu full cream.
(e) Makanan mengandung natrium tinggi: makanan berpengawet, ikan asin, telur
asin, abon, kecap.
c. Jadwal Makan
Pada penderita diabetes melitus, pengaturan jadwal makan juga penting karena
berkaitan dengan kadar glukosa darah6. Penderita diabetes melitus makan sesuai
jadwal, yaitu 3 kali makan utama, 3 kali makan selingan dengan interval waktu 3 jam.

3. Latihan Jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari yang dilakukan secara teratur (3-4 kali seminggu
selama kurang lebih 30 menit) merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan diabetes
tipe 2. Latihan jasmani dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitifitas
terhadap insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah6.
Latihan jasmani yang disarankan untuk penderita diabetes mellitus tipe 2 jalan,
antara lain jalan, bersepeda santai, jogging dan berenang. Hal ini dikarenakan olahraga
tersebut dapat menurunkan dan maintenance berat badan. Latihan jasmani sebaiknya
disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Perlu dibatasi atau jangan terlalu
lama melakukan kegiatan yang kurang gerak (menonton televisi)6.

4. Intervensi Farmakologis (Pengobatan)


Kadangkala diet dan aktivitas jasmani belum cukup mengendalikan kadar glukosa darah.
Oleh sebab itu, dokter biasanya meresepkan sejumlah obat tertentu untuk menurunkan
kadar glukosa agar normal. Patuhi jadwal dan tata cara minum obat. Apabila mendapat
suntikan insulin, pasien diabetes mellitus juga wajib mematuhinya. Penderita diabetes
memerlukan suntikan insulin pada kondisi tertentu, atau bahkan kombinasi suntikan
insulin dan tablet1.

Daftar Pustaka

1. PERKENI. 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di


Indonesia. Jakarta: PERKENI.
2. Hariono, Agus. 2008. Pendidikan Kesehatan dalam Meningkatkan Pengetahuan,Sikap
dan Perilaku Pasien DM Tipe 2 di RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang. UGM :
Yogyakarta.
3. Sucipto, Adi, and Elsye, Maria Rosa (2014). "Efektivitas Konseling Dm Dalam
Meningkatkan Kepatuhan Diet Dm Pada Diabetes Melitus Tipe 2. Medika Respati 9.4
4. American Diabetes Association (ADA). 2011.Diagnosis and Classification of Diabetes
Mellitus. Diakses pada 12 September 2020 dari:
www.care.diabetesjournals.org/content/34/Supplement_1/S62.full
5. Departemen kesehatan RI. 2008. Riset Kesehatan Dasar 2007. Litbangkes departemen
kesehatan RI : Jakarta.
6. American Diabetes Association (ADA).2010. Standard of Medical Care in Diabetic.
Diakses pada 12 September 2020 dari:
https://care.diabetesjournals.org/content/diacare/33/Supplement_1/S11.full.pdf
7.

Anda mungkin juga menyukai