3 Dislipidemia
Dislipidemia disebabkan oleh terganggunya metabolisme lipid akibat interaksi faktor
genetik dan faktor lingkungan, walaupun terdapat hubungan antara kolesterol total dengan
kejadian kardiovaskular, ini dapat menyebabkan kesalahan interpretasi tingkat individu
seperti pada wanita yang sering mempunyai konsentrasi kolesterol HDL yang tinggi. Hal
tersebut ditemukan juga pada penderita DM atau sindrom metabolik dimana konsentrasi
kolesterol HDL sering ditemukan rendah. Pada penderita DM, dislipidemia ditandai dengan
peningkatan trigliserida puasa dan setelah makan, menurunnya kadar HDL dan peningkatan
kolesterol LDL yang didominasi oleh partikel small dense LDL. 1
2.3.1 Pencegahan
Bukti penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular yang berhubungan dengan
intervensi gaya hidup tidak sekuat bukti yang berhubungan dengan intervensi farmakologis.
Pentingnya konseling intervensi gaya hidup terutama berhubungan dengan perubahan positif
terhadap perilaku untuk mengontrol profil lipid. Tujuan intervensi gaya hidup adalah untuk
mengurangi kolesterol LDL, mengurangi konsentrasi TG, dan meningkatkan kolesterol HDL.
Usaha yang dapat dilakukan antara lain mengurangi asupan asam lemak jenuh, meningkatkan
asupan serat, mengurangi asupan karbohidrat dan alkohol, meningkatkan aktivitas fisik
sehari-hari, mengurangi berat badan berlebih, dan menghentikan kebiasaan merokok.2
Tabel 1. Pengaruh perubahan gaya hidup pada konsentrasi lipid.
2.4 Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan sebuah kondisi pembuluh darah yang
mengalami kenaikan tekanan secara persisten. Menurut JNC VII, hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. ipertensi merupakan salah satu penyebab
kerusakan berbagai organ baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-
organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah hipertropi ventrikel kiri,
angina atau infark miokard, gagal jantung, stroke, penyakit ginjal kronis, penyakit arteri
perifer dan retinopati.3
2.4.1 Pencegahan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia melalui P2PTM menawarkan suatu
langkah perubahan gaya hidup melalui gerakan “CERDIK” dalam rangka mencegah
hipertensi. Diadaptasi dari gerakan yang dibuat oleh P2PTM Kemenkes RI tersebut, penulis
menawarkan hal serupa yang disingkat dengan “KARDIO”. Berikut ini adalah
penjelasannya:
Untuk menjaga kesehatan, Kurangi makanan dan minuman yang mengandung gula
tersembunyi seperti maltosa, glukosa, sukrosa, laktosa, dekstrosa, fruktosa dan sirup.
Batasi konsumsi garam minimal 1 sendok teh (2 gram) perhari. Batasi makanan dengan
kandungan garam tinggi seperti keju, buah kering, makanan kemasan, kacang asin dan
keripik kentang. Kurangi pula konsumsi lemak dengan memilih makanan sumber protein
seperti daging tanpa lemak,kacang kering, unggas, ikan, dan kacang polong. Kurangi
konsumsi daging merah dan buang lemak di daging sebelum dimasak. Bila ingin minum
susu, pilih susu rendah lemak dan hindari jeroan serta kurangi makan telur.
2.5.1 Pencegahan
Menurut (Perkeni, 2021) pencegahan Diabetes Melitus dibagi menjadi pencegahan primer,
sekunder dan tersier.
A. Pencegahan Primer
Pencegahan primer ditujukan kepada kelompok yang memiliki faktor risiko, yakni
mereka yang belum terkena, tetapi berpotensi untuk mendapat DM dan kelompok intoleransi
glukosa. Faktor risiko diabetes melitus sama dengan faktor risiko untuk intoleransi glukosa,
yaitu :
1. Diet sehat
4. Komposisi diet sehat mengandung sedikit lemak jenuh dan tinggi serat larut.
b. Pencegahan Sekunder
3. Abbasi A, Corpeleijn E, Gansevoort RT, Gans ROB, Hillege HL, Stolk RP, et
al. Role of HDL cholesterol and estimates of HDL particle composition in future
development of type 2 Diabetes in the general population: the PREVEND study. J
Clin Endocrinol Metab. 2013;98(8).
4. P2PTM Kemenkes RI. (2018). “Ketahui Tekanan Darahmu, Cegah Hipertensi (The
Silent Killer)”