Anda di halaman 1dari 29

Epidemiologi Diabetes Melitus, Riwayat

Alamiah, dan Pencegahannya


Kelompok 4:
Haya Haura 1710713079
Salsa Farah Diba 1710713099
Annisya Lathifah 1710713105
Nabilah Hafizhah 1710713109
Frekuensi Distribusi
Diabetes Melitus
1 Berdasarkan Orang
2 Berdasarkan Tempat
3 Berdasarkan Waktu
Pengertian dan Etiologi
Diabetes Melitus
DIABETES MELITUS
Penyakit gangguan metabolik menahun
akibat pankreas tidak memproduksi
cukup insulin atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang diproduksi
secara efektif. Akibatnya, terjadi
peningkatan konsentrasi glukosa didalam
darah.
(Kemenkes, 2014)
ETIOLOGI
• Diabetes Melitus Tipe 1
Disebabkan oleh penghancuran sel
pulau pankreas. Biasanya mengenai
anak-anak dan remaja sehingga
disebut diabetes usia muda, namun
tidak menutup kemungkinan untuk
terjadi pada orang dewasa. Faktor
penyebab terjadinya DM tipe 1 adalah
paparan infeksi virus dan rusaknya
sistem kekebalan tubuh sehingga
merusak sel-sel penghasil insulin (sel β
pada pankreas).
• Diabetes Melitus Tipe 2
Biasa disebut diabetes life style karena juga didorong
oleh gaya hidup yang tidak sehat, tidak hanya dari
faktor keturunan saja. Disebabkan oleh kombinasi
resistensi insulin dan disfungsi sekresi insulin sel β.
• Diabetes Tipe Khusus
Disebabkan oleh suatu kondisi seperti endokrinopati,
penyakit eksokrin pankreas, sindrom genetik, induksi
obat atau zat kimia, infeksi, dll.
• Diabetes Gestasional
Merupakan diabetes yang hanya muncul pada saat
kehamilan. Biasanya muncul pada bulan keenam dan
menghilang setelah melahirkan.
Patofisiologi
”Makanan memegang peranan dalam peningkatan kadar
gula darah”
Dikonsumsi dan dicerna GLUKOSA

Pankreas akan terdapat kenaikan Gula diserap


memproduksi kadar gula dalam oleh dinding
insulin yang darah. Gula usus dan
bertugas tersebut akan kemudian di
mengedarkan didistribusikan ke dalam aliran
glukosa ke dalam sel tubuh. darah.
sel tubuh.

Ginjal tidak dapat


Kadar paling tinggi
menahan gula yang
Kadar gula di dalam tercapai pada 1 jam
melebihi kadar
darah selalu fluaktif setelah makan.
tersebut dan
bergantung pada normalnya tidak akan
kelebihan gula akan
asupan makanan melebihi 180 mg/dl
keluar bersama urine,
(ambang ginjal)
maka jadilah kencing
manis
Dalam patofisiologi DM tipe 2 terdapat
beberapa keadaan yang berperan yaitu :

1 Resistensi
insulin

2 Disfungsi sel B
pancreas
Resistensi insulin
DM tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi
insulin,tapi karena sel sel sasaran insulin gagal atau tidak
mampu merespon insulin secara normal, disebut sebagai
“resistensi insulin”.

Resistensi insulin banyak terjadi akibat dari obesitas dan


penuaan.

Pada penderita DM tipe 2 dapat juga terjadi produksi glukosa


hepatik yang berlebihan namun tidak terjadi pengrusakan sel-
sel B langerhans secara autoimun.
Defisiensi fungsi insulin pada penderita diabetes melitus tipe
2 hanya bersifat relatif dan tidak absolut.
Disfungsi sel B
pancreas
Pada awal perkembangan DM tipe 2, sel B menunjukan gangguan
pada sekresi insulin fase pertama (sekresi insulin gagal
mengkompensasi resistensi insulin).

Apabila tidak ditangani dengan baik,pada perkembangan


selanjutnya akan terjadi kerusakan sel-sel B pankreas.

Kerusakan sel-sel B pankreas akan terjadi secara progresif seringkali


akan menyebabkan defisiensi insulin,sehingga akhirnya penderita
memerlukan insulin eksogen.

Pada penderita diabetes melitus tipe 2 memang umumnya


ditemukan kedua faktor tersebut, yaitu resistensi insulin dan
defisiensi insulin.
Faktor Risiko
1 Dapat
dimodifikasi

2 Tidak dapat
dimodifikasi
Dapat
1. Berat Badan Lebih, Dimodifikasi
2. Obesitas Abdominal /Sentral,
3. Kurangnya Aktivitas Fisik,
4. Hipertensi,
5. Dislipidemia,
6. Diet Tidak Sehat/Tidak Seimbang,
7. Riwayat Toleransi Glukosa
Terganggu (TGT) Atau Gula Darah
Puasa Terganggu (GDP
Terganggu), Dan
8. Merokok
Tidak Dapat
Dimodifikasi 1 Ras & etnik
2 Umur
3 jenis kelamin,
4 riwayat keluarga dengan
diabetes melitus
5 riwayat melahirkan bayi dengan
berat badan lebih dari 4000
gram
6 riwayat lahir dengan berat
badan lahir rendah (kurang dari
2500 gram).
Proporsi penduduk dgn faktor risiko
Pencegahan
dan
Pengendalian
Pencegahan
▰ Pencegahan Premordial
Pencegahan premodial adalah upaya untuk memberikan kondisi pada
masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan
dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor risiko lainnya. Prakondisi ini
harus diciptakan dengan multimitra. Pencegahan premodial pada
penyakit DM misalnya adalah menciptakan prakondisi sehingga
masyarakat merasa bahwa konsumsi makan kebarat-baratan adalah
suatu pola makan yang kurang baik, pola hidup santai atau kurang
aktivitas, dan obesitas adalah kurang baik bagi kesehatan.

22
▰ Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada orang-orang yang termasuk
kelompok risiko tinggi, yaitu mereka yang belum menderita DM, tetapi berpotensi untuk
menderita DM diantaranya :
a. Kelompok usia tua (>45tahun)
b. Kegemukan (BB(kg)>120% BB idaman atau IMT>27 (kglm2))
c. Tekanan darah tinggi (>140i90mmHg)
d. Riwayat keluarga DM
e. Riwayat kehamilan dengan BB bayi lahir > 4000 gr.
f. Disiipidemia (HvL<35mg/dl dan atau Trigliserida>250mg/dl).
g. Pernah TGT atau glukosa darah puasa tergangu (GDPT)
Untuk pencegahan primer harus dikenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
timbulnya DM dan upaya untuk menghilangkan faktor-faktor tersebut. Oleh karena sangat
penting dalam pencegahan ini. Sejak dini hendaknya telah ditanamkan pengertian tentang
pentingnya kegiatan jasmani teratur, pola dan jenis makanan yang sehat menjaga badan
agar tidak terlalu gemuk:, dan risiko merokok bagi kesehatan.
23
▰ Pencegahan Sekunder ▰ Pencegahan Tersier
Pencegahan sekunder adalah upaya Pencegahan tersier adalah upaya
mencegah atau menghambat timbulnya mencegah terjadinya kecacatan lebih
penyulit dengan tindakan deteksi dini lanjut dan merehabilitasi pasien sedini
dan memberikan pengobatan sejak awal mungkin, sebelum kecacatan tersebut
penyakit. Dalam pengelolaan pasien menetap. Pelayanan kesehatan yang
DM, sejak awal sudah harus diwaspadai holistik dan terintegrasi antar disiplin
dan sedapat mungkin dicegah terkait sangat diperlukan, terutama
kemungkinan terjadinya penyulit dirumah sakit rujukan, misalnya para ahli
menahun. Pilar utama pengelolaan DM sesama disiplin ilmu seperti ahli penyakit
meliputi: jantung, mata, rehabilitasi medis, gizi
a. penyuluhan dan lain-lain.
b. perencanaan makanan
c. latihan jasmani
d. obat berkhasiat hipoglikemik.
24
25
Pengendalian

26
2

27
Program PATUH, yaitu:
○ P : Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran
dokter
○ A : Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat
dan teratur
○ T : Tetap diet sehat dengan gizi seimbang CERDIK dan
○ U : Upayakan beraktivitas fisik dengan aman PATUH di
○ H : Hindari rokok, alkohol, dan zat karsinogenik
lainnya
3 Posbindu
PTM dan
Program CERDIK, pesan peningkatan gaya hidup sehat Balai Gaya
yang disampaikan di lingkungan sekolah, yaitu: Hidup Sehat
○ C : Cek kondisi kesehatan secara berkala
○ E : Enyahkan asap rokok
○ R : Rajin aktifitas fisik
○ D : Diet sehat dengan kalori seimbang
○ I : Istirahat yang cukup
28
○ K : Kendalikan stress
Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai