Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2016,
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis dimana organ pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak efektif dalam menggunakannya.Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price dan Wilson, 2006). Secara Klinis
Diabetes Mellitus tipe 1 Diabetes Mellitus tipe 2
Diabetes tipe spesifik lain Gestational Diabetes
Klasifikasi diabetes mellitus sesuai dengan penyebab atau etiologi
• Tipe 1 Kerusakan sel beta pankreas, umumnya mengarah ke defisiensi
insulin absolut, biasanya disebabkan oleh autoimun dan idiopatik. • Tipe 2 Bervariasi, bisa disebabkan oleh resistensi insulin yang disertai insulin relatif sampai dengan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin. • Tipe lain Bisa disebabkan oleh defek genetik fungsi beta, defek genetik kerja insulin, penyakit endokrin pankreas, oleh karena obat-obatan, infeksi, ataupun penyakit genetik lainnya. Diagnosis Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah.
Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126mg/dl. Puasa adalah kondisi
tidak ada asupan kalori minimal 8 jam atau pemeriksaan glukosa plasma ≥200mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban 75 gram atau pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200mg/dl dengan keluhan klasik atau pemeriksaan GbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) Diagnosis DM dapat dilakukan dengan melihat manifestasi berupa gejala DM kadar glukosa darah sewaktu >200 mg/dL, atau kadar glukosa darah puasa >126 mg/dL atau kadar glukosa darah 2 jam setelah dilakukan test toleransi glukosa oral (75 gram glukosa yang dilarutkan) makan > 200 mg/dL. Pemeriksaan dilakukan minimal 2 kali dengan cara yang sama. Komplikasi Diabetes Mellitus Komplikasi Akut Hiperglikemia
Diabetik Ketoasidosis (DKA)
Hiperglikemik Hiperosmolar (HHS)
Komplikasi Kronik
Perubahan pada Sistem Kardiovaskular
Makrosirkulasi (pembuluh darah besar) Penyakit Arteri Koroner
“The Best Prescription is
Knowledge" Genetik atau Faktor Keturunan Usia, Jenis kelamin, Pola Makan dan Host Kegemukan (Obesitas), Kurang Gerak Badan, Infeksi,
, Pola atau kebiasaan buruk Determinan Agent individu, Gangguan pankreas maupun resistiensi insulin,
invironment Kondisi sosial ekonomi yang
baik usaha memelihara dan mempertahankan kebiasaan atau perilaku hidup yang sudah ada dalam masyarakat yang dapat mencegah resiko terhadap penyakit dengan Primordial melestarikan perilaku atau kebutuhan hidup sehat yang prevention dapat mencegah atau mengurangi tingkat resiko terhadap suatu penyakit tertentu atau terhadap berbagai penyakit secara umum
Mempertahankan perilaku makan sehari-hari yang sehat
dan seimbang dengan meningkatkan konsumsi sayuran dan buah, membatasi makanan tinggi lemak dan Primary prevention karbohidrat sederhana. Mempertahankan berat badan normal sesuai dengan umur dan tinggi badan. Melakukan kegiatan jasmani yang cukup sesuai dengan umur dan kemampuan.
dimulai dengan mendeteksi dini pengidap diabetes.
Secondary Karena itu dianjurkan untuk pada setiap kesempatan, prevention terutama untuk mereka yang beresiko tinggi agar dilakukan pemeriksaan penyaringan glukosa darah
perawatan dan pengobatan khusus pada penderita
diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, gangguan Tertiary prevention saraf serta mencegah terjadinya cacat maupun kematian karena penyebab tertentu, serta usaha rehabilitas Efektivitas Obat Tradisional
Banyak tumbuhan di Indonesia yang terbukti digunakan sebagai salah satu
sumber bahan baku antidiabetes melitus, karena tumbuhan tersebut mempunyai senyawa-senyawa yang berkhasiat menurunkan gula darah : • Buah Buncis telah digunakan sebagai fitoterapi oleh sebagian masyarakat untuk menurunkan kadargula darah penderita diabetes mellitus. Buncis mengandung guava polyphenol yang bersifat anti oksidan. • Buah pare (Momordica fructus) mempunyai sifat hipoglikemik yang berpotensi mengatasi diabetes melitus. Kandungan buah pare yang menurunkan kadar gula darah antara lain steroidal saponin yang dikenal sebagai charantin, insulin-like peptides dan alkaloid