Anda di halaman 1dari 7

DIABETES MELLITUS

DEFENISI

Merupakan sindrom metabolik yang ditandai dengan hipoglikemia dan abnormalitas metabolisme
lipid,karbohidrat, protein serta peningkatan resiko komplikasi penyakit pembuluh darah;
mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati.

KLASIFIKASI

1. Pada DM tipe 1,

 Destruksi sel β pankreas yang menyebabkan defisiensi insulin absolut

 Penyakit autoimun sel β pankreas

 Gejala : poliuria, polidipsi, polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah,
iritabilitas dan pruritis

2. Pada DM tipe 2,

 Menurunnya respon jaringan perifer terhadap insulin (resistensi insulin)

 Penurunan massa sel β pankreas

 Gejala :

- Hiperglikemia (poliuria, polidipsia dan polifagia) secara bertahap


- >40 tahun
- Obesitas
- Bila diberi terapi insulin: resnponsif hingga resisten
3. Diabetes Gestasional

 Peningkatan kadar hormon tertentu selama kehamilan yang menyebabkan


terganggunya intoleransi glukosa progresif (kadar gula darah yang lebih tinggi)

4. Diabetes anak muda onset-dewasa (MODY)

 Mutasi gen insulin

 Mutasi gen reseptor insulin

5. Pradiabetes

 Suatu kondisi dimana kadar gula darah terlalu tinggi untuk dianggap normal, tetapi
tidak cukup tinggi untuk dianggap sebagai diabetes

 kadar gula darah puasa : antara 101 mg / dL dan 126 mg / dL

 kadar gula darah mereka 2 jam : antara 140 mg / dL dan 200 mg / dL.

6. DM tipe lain

a) Diabetes akibat penyakit pankreas  Pankreatitis, pankreasitis, trauma,


pankreatektomi, dan carcinoma pankreas

b) Diabetes akibat endokrinopati  Cushing’s syndrome, akromegali, hipertiroid,


glukagonoma, aldosteronoma
c) Infeksi

 Infeksi mikroorganisme seperti bakteri, virus, parasit dsb pada pankreas 


radang pankreas  fungsi pankreas turun  tidak ada sekresi insulin, cth :
infeksi dari Cytomegalovirus, congenital rubella

d) Diabetes akibat gangguan sistem imun

 sistem imun yang menyerang sel beta di pankreas  fungsi pankreas turun
 tidak ada sekresi hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk
insulin

 Umumnya akibat faktor keturunan. Contoh :“Stiff-man syndrome”,

e) Diabetes akibat sindrom genetik : Down’s syndrome, Klinefelter syndrome, Turner


syndrome, Prader-Willi syndrome

f) Diabetes yang diinduksi oleh obat

 Bahan kimia ataupun obat mengiritasi pankreas  radang pankreas  fungsi


pankreas menurun  tidak ada sekresi insulin

 Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat
mengiritasi pankreas.

FAKTOR RESIKO

1) Riwayat diabetes dalam keluarga

2) >45 tahun

3) Obesitas

4) Tekanan darah tinggi

5) Dyslipidaemia (HDL <35 mg/dl dan atau Trigliserida >250 mg/dl)

6) Toleransi glukosa terganggu

7) Kurang aktivitas

8) Riwayat DM pada kehamilan

PENCEGAHAN DM

1. Pencegahan tingkat dasar

 Mencegah terjadinya resiko atau mempertahankan keadaan resiko rendah dalam


masyarakat terhadap penyakit secara umum.

 Memelihara dan mempertahankan perilaku hidup dalam masyarakat yang dapat


mencegah resiko terhadap penyakit dengan melestarikan hidup sehat

 Mencegah timbulnya kebiasaan hidup yang dapat menimbulkan resiko terhadap


beberapa penyakit.

 Sasaran è masyarakat berusia muda dan remaja dengan tidak mengabaikan orang
dewasa dan kelompok manula

2. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)


 Sasaran : orang yang beresiko tinggi mengidap DM

 Mempertahankan perilaku makan sehari-hari yang sehat dan seimbang à


meningkatkan konsumsi sayuran dan buah, membatasi makanan tinggi lemak dan
karbohidrat

 Mempertahankan berat badan normal sesuai dengan umur dan tinggi badan.

 Melakukan kegiatan jasmani yang cukup sesuai dengan umur dan kemampuan.

3. Pencegahan tingkat kedua

 Sasaran : orang yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan menderita
penyakit tertentu

 Pemeriksaan berkala à penyaringan (screening) dan pemeriksaan kesehatan

 Jika dicurigai mengidap diabetes : ditegakkan diagnosis dini diabetes à ditangani


atau dirawat dengan baik

4. Pencegahan tingkat ketiga

 Sasaran : penderita penyakit tertentu untuk mencegah proses penyakit lebih lanjut

 Perawatan dan pengobatan khusus pada penderita DM, tekanan darah tinggi,
gangguan saraf serta mencegah terjadinya cacat maupun kematian dan usaha
rehabilitas

 Deteksi dini penyulit diabetes :

o Mata, pemeriksaan mata secara berkala setiap 6-12 bulan.


o Paru, pemeriksaan berkala foto dada setiap 1-2 tahun atau kalau ada keluhan
batuk kronik.
o Ginjal, pemeriksaan berkala urin untuk mendeteksi adanya protein dalam
urin.
o Kaki, pemeriksaan kaki secara berkala dan penyuluhan mengenai cara
perawatan kaki
PENATALAKSANAAN DM
Tujuan :
Menurunkan morbiditas dan mortalitas DM dengan :
 Menjaga agar kadar glukosa plasma dalam kisaran normal
 mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi DM
Terapi Nonfarmakologi
 Pengaturan gaya hidup
 Pengaturan diet : : jumlah kalori, jenis makanan (asupan makanan berserat penting untuk
pasien DM)
 Penurunan BB
 Olahraga
Diagnosa :

Gula darah terkontrol Prediabetes Diabetes Melitus


GDP (Glukosa <100 mg/dL 100 – 125 mg/dL ≥126 mg/dL
darah puasa)
GD2PP (setelah 75 g <140 mg/dL 140 – 199 mg/dL ≥200 mg/dL
TTGO)
GDS (glukosa darah ≥200 mg/dL
sewaktu)
Hemoglobin A1c <5.7% 5.7-6.4% ≥6.5%
Keterangan
GD2PP : Glukosa Darah 2 jam setelah makan

TTGO : Tes toleransi gula oral

PENANGANAN DM

Peran Apoteker

 Melakukan monitoring dan mengevaluasi keberhasilan terapi.

 Memberikan rekomendasi terapi, memberikan pendidikan dan konseling (modifikasi gaya


hidup untuk mengendalikan perilaku pasien sehingga dapat mencapai kualitas hidup yang
lebih baik)

 Bekerja sama erat dengan pasien dalam penatalaksanaan diabetes sehari-hari.

Terapi Insulin

 Semua penderita DM Tipe 1 memerlukan insulin eksogen

 Penderita DM Tipe 2 tertentu mungkin membutuhkan terapi insulin jika terapi lain tidak dapat
mengendalikan kadar glukosa darah

 DM Gestasional membutuhkan terapi insulin jika diet saja tidak dapat mengendalikan kadar
glukosa darah

 Ketoasidosis diabetic

 Penderita DM yang mendapat nutrisi parenteral untuk memenuhi kebutuhan energi yang
meningkat, secara bertahap memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar
glukosa darah mendekati normal

 Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

 Kontraindikasi atau alergi terhadap OHO

 Jenis insulin :

- Insulin masa kerja singkat (Short-acting/Insulin), disebut juga insulin regular

- Insulin masa kerja sedang (Intermediate-acting)

- Insulin masa kerja panjang (Long-acting insulin)

Terapi obat hipoglikemik oral (OHO)

 Untuk penanganan pasien DM Tipe II

 Pemilihan dan penentuan rejimen harus mempertimbangkan tingkat keparahan diabetes,


kondisi kesehatan pasien, penyakit lain dan komplikasi yang ada

 Hal yang perlu diperhatikan saat dalam penggunaan OHO:

o Dimulai dengan dosis rendah kemudian dinaikkan bertahap

o diketahui bagaimana cara kerja, lama kerja dan efek samping obat tersebut

o Hindari interaksi obat


o Jika terapi gagal, gunakan obat oral golongan lain, bila gagal lagi, pertimbangkan
insulin

o Hindari Hipoglikemia pada penderita lanjut usia, maka hindari OHO yang bekerja
jangka panjang

o Usahakan agar harga obat terjangkau oleh penderita

Konseling Obat Hipoglikemik Oral (OHO)


Terapi Contoh Sediaan Bahan Konseling
 Glibenclamide  Gejala hipoglikemia dan penanganannya
 Abenon  Minumlah glipizide kira-kira 30 menit
 Clamega sebelum makan untuk meningkatkan
Sulfonilurea
 Daonil efektivitas
 Merangsang sekresi insulin
 Diacella  Hindari alkohol, dapat menyebabkan
di kelenjar pancreas, hipoglikemia dan menginduksi reaksi flushing
sehingga hanya efektif pada  Glimel
 Efek samping: gangguan saluran cerna,
penderita yang sel-sel β  Semi Euglucon
gangguan SSP, hipersekresi asam
pankreasnya masih berfungsi  Prodiabet
 dll lambung, sakit kepala, dll
dengan baik
 Hindari penggunaan insulin, fenformin,
sulfonamide, kloramfenikol, dll
 Cenderung meningkatkan BB
 Prandin  Gejala hipoglikemia dan penanganannya
 Starlix  Minumlah dengan segera, hingga 30 menit
 GlucoNorm sebelum setiap kali makan
Meglitinida
 dll  Lewatkan satu dosis bila tidak makan
 Merangsang sekresi insulin
 Tambahkan satu dosis setiap kali makan
di kelenjar pancreas
tambahan
 Efek samping: keluhan saliran cerna,
ISPA, dll
 Metformin  Minumlah bersama makanan untuk
 Diabex menghindari gangguan pada perut
 Formell (gastrointestinal upset)
 Glumin  Mungkin mengalami diare ringan dan kembung
(bloatedness)
 Glucophage
 Apabila diminum bersamaan dengan
 Neodipar
sulfonylurea atau insulin, penderita perlu
 Bestab
diingatkan kemungkinan terjadinya
Biguanida  Dll hipoglikemia
 Bekerja langsung pada hati  Jelaskan bahwa gangguan ginjal dapat
(hepar), menurunkan mengarah pada asidosis laktat dan
produksi glukosa hati. Tidak mintalah untuk memantau fungsi ginjal
merangsang sekresi insulin dan hati secara teratur
oleh kelenjar pancreas  Laporkan gejala asidosis laktat misalnya
kejang atau nyeri otot, hiperventilasi,
kelelahan yang tidak wajar dan kelemahan,
dsb
 Hindari alkohol
 Laporkan masalah medis yang bersamaan
dan prosedur diagnostik mendatang
 Efek samping: mual, muntah, diare, dll
Tiazolindinedion  Avandia  Minumlah dengan makanan
 Meningkatkan kepekaan  Actos  Apabila diminum dengan sulfonylurea atau
tubuh terhadap insulin. insulin, penderita perlu diingatkan
Berikatan dengan PPARγ kemungkinan terjadinya hipoglikemia
(peroxisome proliferator  Laporkan tanda-tanda toksisitas hati
activated receptor-gamma) misalnya mual, muntah, nyeri perut,
di otot, jaringan lemak, dan kelelahan yang tidak wajar, tidak bernafsu
hati untuk menurunkan makan (anoreksia), urin berwarna gelap,
resistensi insulin dsb.
 Glucobay  Minumlah bersama sendok pertama setiap
 Precose makan
 Glycet  Lewati satu dosis bila tidak makan
 Apabila diminum/diberikan bersamaan
Penghambat α-glukosidase
dengan sulfonylurea atau insulin, atasi
 Menghambat kerja enzim-
reaksi hipoglikemia dengan sumber
enzim pencenaan yang
glukosa yang sudah tersedia misalnya
mencerna karbohidrat,
dekstrosa, gula pasir tidak efektif karena
sehingga memperlambat
pengaruh acarbose.
absorpsi glukosa ke dalam
 Peringatkan kemungkinan terjadinya diare,
darah
sendawa, nyeri perut, khususnya pada
pengobatan awal.
 Laporkan gejala gangguan pencernaan
yang terus menerus

Terapi kombinasi

 kombinasi : beberapa OHO (sulfonilurea dengan biguanida) atau OHO-insulin.

 Terapi kombinasi awal baik untuk pasien dengan HbA1C>9% -10%.

 terapi pilihan pertama pada pasien yg gagal dengan dua obat à glyburideb-metformin
(Glucovance), + rosiglitazone/pioglitazone (blm disetujui FDA), alternatif lain + insulin
intermediet atau kerja panjang sewaktu tidur

 Insulin sensitizers umum digunakan dengan insulin karena kebanyakan pasien resisten
insulin.

Penanganan efek samping

 Hipoglikemia (glukosa plasma 60-80mg/dL)  berkeringat, rasa lapar, palpitasi, tremor dan
rasa cemas, kesulitan berkonsentrasi, lemah , mengantuk.

Penanganan

› Pemberian awal glukosa 10 – 20 g secara oral baik dalam bentuk larutan atau gula
pasir

› edukasi

 Edema  akibat retensi garam dan air yang akut.

Penanganan

› Penurunan dosis

› Obat Diuretik

 Efek Samping Gastrointestinal  rasa tidak nyaman di perut, sakit perut, perut kembung, dan
atau diare. Anoreksia dan rasa penuh di perut kemungkinan menjadi alasan hilangnya berat
badan akibat metformin. Efek samping gastrointestinal akibat metformin bersifat sementara &
berkurang selama beberapa minggu.

Penanganan

› Pemberian dosis awal yang rendah kemudian dititrasi secara bertahap

 Peningkatan Kadar Enzim Hati (Alanine Aminotransferase/ALT)

Penanganan

› Uji ALT setiap 2 bulan

› Nilai ALT >3 ----------> pemakaian dihentikan

 Alergi dan Resistensi Insulin

Penanganan

› Desensitisasi

› Obat Anti Histamin dan Glukokortikoid

› Resistensi insulin disebabkan oleh pembentukan antibodi terhadap insulin, biasanya


ditangani dengan meningkatkan dosis insulin

 Lipoartrofi  hilangnya jaringan lemak pada tempat penyuntikan. Pada penggunaan insulin
yng sangat murni, lipoatrofi jarang terjadi.

Lipohipertrofi  pertumbuhan jaringan lemak yang berlebihan akibat pengaruh lipogenik dan
growth-promoting dari kadar insulin yang tinggi di tempat penyuntikan (pada pasien yang
menjalani beberapa kali penyuntikan dalam sehari dan tidak melakukan rotasi tempat
penyuntikan)

Penanganan

› pemilihan tempat injeksi lain yang menghindari daerah hipertrofi atau melakukan
rotasi tempat injeksi.

Anda mungkin juga menyukai