Anda di halaman 1dari 23

DIABETES MELITUS TIPE 2

Nama Kelompok

1. Ni Komang Ayu Meiantari (2008611015)


2. Ni Putu Monica Rosdiana Dewi Paramitha(2008611016)
3. I Gusti Ayu Putu Sukmarani (2008611017)
Epidemiologi Diabetes Melitus
Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit degenerative
yang prevalensinya di seluruh dunia sangat tinggi dan cenderung mengalami
peningkatan setiap tahun.

Laporan International of Diabetic Federation (IDF) pada


tahun 2017 menempatkan Indonesia sebagai Negara peringkat
ke 6 dalam jumlah penderita DM sebanyak 10,3 juta orang.

2017
2045

10,3 Juta pen-


derita DM 16,7 Juta Pen-
derita
Epidemiologi Diabetes Melitus

1,9%
DIPERKOTAAN
1,0%
DIPEDESAAN

Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukan bahwa penderita DM


di Indonesia lebih banyak yang berada di perkotaan (1,9%) dibandingkan
dengan di perdesaan (1,0%).

Secara umum, hampir 80% prevalensi diabetes melitus adalah


DM tipe 2 yang ditandai dengan adanya resistensi insulin dan
defisiensi insulin
Etiologi Diabetes Melitus
Diabetes melitus dapat disebabkan oleh berbagai
faktor diantaranya faktor genetik, faktor lingkungan,
dan resistensi insulin.

FAKTOR GENETIK

FAKTOR LINGKUNGAN
Perubahan gaya hidup seseorang dan
kurangnya berolahraga teratur

RESISTENSI INSULIN
Insulin tidak dapat bekerja secara optimal di sel otot,
lemak, dan hati sehingga memaksa pankreas
mengkompensasi untuk memproduksi insulin lebih
banyak.
Gejala dan Tanda DM

Poliuria
Penglihatan Rabun
(sering buang air kecil)

Polidipsia Luka atau memar Sulit


(sering haus) sembuh
• Kesemutan,
• Rasa kebas di kulit,
Polifagia • Kelelahan dan mudah mengantuk
(banyak makan atau • Pandangan mulai kabur
mudah lapar) • Gigi mudah goyah dan mudah lepas
• Kemampuan seksual menurun bahkan
pada pria bisa terjadi impotensi
Data Laboratorium
a. Kadar Glukosa
Diagnosis Glukosa Plasma Puasa Glukosa plasma 2 jam
(mg/dL) setelah TTGO (mg/dL) Tabel 1. Kadar Gula Darah
Diabetes  ≥ 126  ≥ 200 untuk Diagnosis Diabetes
dan Pradiabetes
Prediabetes 100-125 140-199
Normal < 100 < 140

Bukan Belum Pasti DM


DM DM
Kadar Glukosa Darah Plasma Vena <100 100-190 ≥200 Tabel 2. Konsentrasi
Sewaktu (GDS) Darah Kapiler <90 90-199 ≥200 glukosa darah sewaktu
(mg/dL) dan puasa sebagai
patokan penyaring dan
Kadar Glukosa Darah Plasma Vena <100 90-99 ≥100 diagnosis DM (mg/dL)
Puasa (GDP) Darah Kapiler <90 90-99 ≥100
(mg/dL)
Data Laboratorium

b. Kadar HbA1c (Hemoglobin glikosilat)


Tabel 3. Kadar tes laboratorium HbA1c untuk diagnosis diabetes dan prediabetes
Diagnosis HbA1c (%)
Diabetes ≥ 6,5
Prediabetes 5,7-6,4
Normal < 5,7
Stage/Jenis Diabetes Melitus

Diabetes Melitus Tipe 1 Diabetes Melitus Tipe 2


gangguan metabolik yang ditandai gangguan metabolik yang ditandai
dengan kenaikan kadar gula darah oleh kenaikan kadar gula darah akibat
karena kerusakan atau destruksi penurunan sekresi insulin oleh
sel beta pankreas beta pankreas atau fungsi insulin
(resistensi insulin)
Stage/Jenis Diabetes Melitus

Diabetes Melitus Gestasional Diabetes tipe lain

gangguan metabolik karena defek genetik


gangguan metabolik yang ditandai dengan fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin,
kenaikan kadar gula darah yang terjadi pada penyakit eksokrin pankreas, penyait
masa kehamilan, biasanya terjadi pada usia metabolik endokrinlain, iatrogenik, infeksi
24 minggu masa kehamilan. virus, penyakit autoimun dan kelainan
genetik
Panduan Terapi
Terapi Non Farmakologi

Edukasi
Materi yang perlu diedukasi Terapi Nutrisi Medis
adalah pengetahuan tentang Terapi pengaturan makan pada
cara pemantauan glukosa penyandang DM sesuai dengan
darah mandiri, tanda dan ge- kebutuhan kalori.
jala hipoglikemia serta cara
mengatasinya
Latihan Fisik
Kegiatan latihan fisik dilakukan se-
cara secara teratur sebanyak 3-5
kali perminggu selama sekitar 30-45
menit dengan total 150 menit per
minggu
Panduan Terapi

Obat hipoglikemik oral


Terapi
Farmakologi
Obat Antihiperglikemia Suntik
1.Obat hipoglikemik oral

1. Pemicu Sekresi Insulin (Insulin Secretagogue)


a. Sulfonilurea
• Mekanisme kerjanya dengan meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas
• Contoh : Gliburida/Glibenklamida, Glipizida, Glikazida, Glimepirida, Glikuidon

b. Glinid
• Mekanisme kerjanya yang sama dengan sulfonilurea, yaitu dengan penekanan pada
peningkatan sekresi insulin fase pertama.
• Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaitu Repaglinid (derivat asam benzoat) dan
Nateglinid (derivat fenilalanin)
1.Obat hipoglikemik oral

2. Peningkat Sensitivitas Terhadap Insulin


a. Biguanide
• Mempunyai efek utama yaitu mengurangi produksi glukosa hati (glukoneogenesis) dan
memperbaiki ambilan glukosa perifer.
• Contoh : Metformin

b. Tiazolidindion
• Mempunyai efek menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah protein
pengangkut glukosa sehingga meningkatkan pengambilan glukosa di perifer.
• Contoh : Pioglitazone
1.Obat hipoglikemik oral

3.Penghambat Glukosidase Alfa


• Bekerja dengan menghambat kerja enzim alfa glukosidase di saluran perncernaan se-
hingga menghambat absopsi glukosa dalam usus halus
• Contoh : Acarbose

4.DPP-IV Inhibitor (Dipeptidyl Peptidase-IV)


• Bekerja dengan menghambat kerja enzim DPP-IV sehingga GLP-1 (Glucose Like Peptide-
1) tetap dalam konsentrasi yang tinggi dalam bentuk aktif. Aktivitas GLP-1 untuk
meningkatkan sekresi insulin dan menekan sekresi glukagon bergantung kadar glukosa
darah (glucose dependent).
• Contoh : Sitagliptin dan Linagliptin
1.Obat hipoglikemik oral

5.Penghambat SGLT-2 (Sodium Glucose Cotransporter 2)


• Bekerja dengan cara menghambat reabsorbsi glukosa di tubulus proksimal dan
meningkatkan ekskresi glukosa melalui urin.
• Contoh : Canagliflozin, Empagliflozin, Dapagliflozin, Ipragliflozin
2. Obat Antihiperglikemia Suntik

Insulin
• Insulin adalah hormon yang dihasilkan dari sel β pankreas dalam merespon
glukosa. Insulin mempunyai peran yang sangat penting dan luas dalam pen-
gendalian metabolisme glukosa. Efek kerja insulin adalah membantu transport
glukosa dari darah ke dalam sel.
Agonis GLP-1/Incretin Mimetic
• Inkretin adalah hormon peptida yang disekresi gastrointestinal setelah
makanan dicerna yang mempunyai potensi untuk meningkatkan sekresi insulin
melalui stimulasi glukosa. Agonis GLP-1 dapat bekerja pada sel-beta sehingga
terjadi peningkatan pelepasan insulin, mempunyai efek menurunkan berat
badan, menghambat pelepasan glukagon, dan mengurangi nafsu makan.
Terapi Kombinasi
Diabetes Mellitus
Tipe 2
Algoritma
Pengelolaan
DM Tipe 2
Luaran Terapi

Secara spesifik 2 target utama dalam


terapi diabetes melitus, yaitu

1. Menjaga agar kadar glukosa plasma


berada dalam kisaran normal
2. Mencegah atau meminimalkan kemu-
ngkinan terjadinya komplikasi diabetes
seperti retinopati, neuropati, nefropati,
penyakit vascular periferal, foot ulcers
dan penyakit jantung koroner.
Luaran Terapi
Parameter Sasaran Umur Gula Darah HbA1c (%)

IMT (kg/m2­ ) 18,5-<22,9 (mg/dL)

Tekanan darah sistolik (mmHg) <140


0-6 tahun 100 - 200 7,5 – 8,5
Tekanan darah diastolik (mmHg) <90
Gula darah prepandial (mg/dL) 80-130 6-12 tahun 90-180 <8
Gula Darah 2 jam PP (mg/dL) <180
13-19 tahun 90-150 <7,5
HbA1C (%) <7
Dewasa 80-150 <7
Kolesterol LDL (mg/dL) <100
Target 5. Gula Darah dan Nilai HbA1C Berdasarkan
Pria>40
Kolesterol HDL (mg/dL) Umur (ADA, 2010)
Wanita >50

Trigliserida (mg/dL) <150


Tabel 4. Parameter Terget Terapi Pengendalian Dia-
betes Melitus (PERKENI, 2015)
Perhatian Khusus
Dislipidemia Pada Hipertensi Pada Di- Gangguan Koaglukosasi
Diabetes Melitus abetes Melitus Pada Diabetes Melitus

Penyandang DM dengan dislipi- Hipertensi pada penyandang DM dengan Terapi aspirin 75-162 mg/hari digu-
demia lebih meningkatkan risiko pasien tekanan darah sistolik >140/90 nakan sebagai strategi pencegahan
timbulnya penyakit kardiovasku- mmHg harus diberikan terapi farmakologi primer pada penyandang DM dengan
lar. secara langsung. faktor risiko kardiovaskular. Termasuk
pada laki-laki usia >50 tahun atau
Pada pasien dengan tekanan darah perempuan usia >60 tahun yang
Sasaran terapi utamanya adalah
>120/80 mmHg diharuskan melakukan memiliki tambahan paling sedikit satu
penurunan LDL. Pada penyandang
perubahan gaya hidup. faktor risiko mayor
diabetes tanpa disertai penyakit
kardiovaskular, target LDL <100 Pada wanita hamil dengan diabetes dan Aspirin dianjurkan tidak diberikan
mg/dl. Pasien DM >40 tahun dan sebelumnya menderita hipertensi dan su- pada pasien dengan usia dibawah 21
memiliki satu atau lebih faktor dah mendapat terapi antihipertensi maka tahun, seiring dengan peningkatan ke-
risiko penyakit kardiovaskular di- target tekanan darah 120-160/80-105 jadian sindrom Reye
anjurkan diberi terapi statin. mmHg
Thank you for
you attention

Anda mungkin juga menyukai