Anda di halaman 1dari 64

ASUHAN

KEPERAWATAN PRE
DIABETES DAN
DIABETES MELITUS
By. Ns. Jon Hafan S, M.Kep., Sp.Kep.MB
TUJUAN PEMBELAJARAN

Umum
Setelah mengikuti mata kuliah ini
mahasiswa akan dapat mengelola asuhan
keperawatan pada klien dengan Pre-
diebetes dan diabetes mellitus

2
Tujuan Khusus


Setelah mengikuti mata kuliah ini
mahasiswa akan dapat :
 Memahami konsep diabetes melitus mulai
dari definisi, etiologi, klasifikasi,
patofisiologi, pemeriksaan penunjang,
komplikasi dan penatalaksanaan diabetes
melitus secara keseluruhan
 Mampu mensimulasikan proses asuhan
keperawatan pada klien diabetes mellitus
3
4 of 39
Review case of diabetes
Dimanakah Urutan
Indonesia…?

6 of 39
Pre-Diabetes??
 Kondisi dimana kadar glukosa darah lebih
tinggi dari normal, tetapi belum
dikategorikan sebagai diagnosa diabetes.
 Pre-diabetes tidak memiliki tanda dan
gejala.
 Klien dengan Pre diabetes memiliki resiko
tinggi untuk menjadi DM tipe 2 dan penyakit
sirkulasi cardiovasculer.
 Anda sekarang dapat terdiagnosa Pre
diabetes, tetapi anda tidak menyadarinya.
Diagnosis

•Bagaimana Pre diabetes


didiagnosis?
•Diabetes
– Gula darah puasa dengan
nilai 126 mg/dl atau lebih
tinggi
•Pre-diabetes
– Kadar gula darah puasa 100 -
125 mg/dl
There are two pre-diabetes
conditions
• Impaired glucose tolerance (IGT) is where
blood glucose levels are higher than normal
but not high enough to be classified as
diabetes.

• Impaired fasting glucose (IFG) is where blood


glucose levels are escalated in the fasting
state but not high enough to be classified as
diabetes.
Risk factors
• Being overweight – especially those who have excess
weight around the waistline (ie: more than 94cm for men
and more than 80cm for women).
• Being physically inactive.
• Having high triglycerides and low HDL (good cholesterol)
and/or high total cholesterol.
• Having high blood pressure.
• Having a family history of type 2 diabetes and/or heart
disease.
Definition of Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus is a group of metabolic


diseases characterized by hyperglycemia
resulting from defects in insulin secretion,
insulin action, or both

b-cell Type 2 Insulin


Dysfunction Diabetes Resistance
Peran resistensi insulin dan gangguan sekresi
pada perjalanan alamiah diabetes tipe 2

Pre-diabetes
Insulin resistance

Fasting Blood Glucose

Insulin
secretion

compensation
NGT Diabetes
phase
Patogenesis hiperglykemia pada Diabetes tipe 2
Patogenesis diabetes tipe 2
Efek Resistensi Insulin

Glucose uptake 
Glucose oxidation 

Insulin Hyperinsulinemia
Lipolysis 
Hyperglycemia
resistance Free fatty acid 
Dyslipidemia

Glucose uptake 
Glucose production 
VLDL synthesis  Cardiovascular
disease
Kurva gula darah dalam 24 jam
pada keadaan normal dan diabetes

400 2-j PP 2- j PP 2- j PP
Glukosa (mg/dL)

300 Diabetic

200 2-j PP 2-j PP 2-j PP

140
100 Normal

Makan Makan Makan

0
0600 1000 1400 1800 2200 0200 0600

Jam
Peranan Insulin pd keadaan normal

Insulin Insulin

Insulin Insulin
Insulin

Tenaga

Dibakar

Glukosa darah Pintu masuk sel Transporter glukosa


Peranan Insulin pd Diabetes

Tenaga

Tak ada yang dibakar

Glukosa darah Pintu masuk sel Transporter glukosa


Klasifikasi Diabetes Melitus

DM tipe 1 DM tipe 2 DM tipe lain DM gestasional

Defisiensi insulin Defisiensi insulin 1. Defek genetik : Diabetes yang


absolut, Relatif : MODY1,2,3,4,mutasi timbul
akibat destruksi -gangguan sekresi mitokondria,dll Saat kehamilan
sel ß pankreas ; -resistensi insulin 2. penyakit eksokrin
-Autoimun pankreas
-idiopatik 3. Endokrinopati
4. Akibat obat
5. Infeksi
6. Imunologi
7. Sindrom genetik
Kelompok Berisiko Kena DM

• Usia > 40tahun


• Ada keluarga yang menderita DM
• Kegemukan
• Hipertensi/darah tinggi
• Dislipidemia/ kadar lemak tinggi
• Ada riwayat melahirkan anak > 4 kg
Manifestasi klinis :
Spesifik Tidak spesifik

• Poliuria • Keputihan
• Polidipsia • Semutan
• Polifagia • Gatal-gatal
• Berat badan • Gangguan
menurun fungsi ereksi
• Mata kabur
Kriteria Diagnostik
Normal IFG or IGT Diabetes
( mg/dl ) ( pre-diabetes ) ( mg/dl )
mg/dl
GD puasa < 100 100 - < 126 ≥ 126

2 jam post < 140 140 - < 200 ≥ 200


TTGO

GD sewaktu ≥ 200

IFG : Impaired Fasting Glucose = gula darah puasa terganggu


IGT : Impaired Glucose Tolerance = gangguan tolernsi glukosa
American Diabetes Association: Position statement. Screening for type 2
diabetes. Diabetes Care 2007
Management of Diabetes
Aim

Short term : Longer term :


Eliminate symptoms Prevent complications
Maintain general well being Reduce morbidity and mortality

Strategy :
Normalizing glucose,
lipid, and blood pressure,
BMI,

Activities :
Management with holistic
approach and self care
principles
Alur Pengobatan
Diabetes Melitus tipe 2
Tujuan Diet, olah raga, edukasi + metformin

Obat anti diabetik oral


kombinasi Glucosidase Inhibitors
Glitinides
Thiazolidinediones
Kombinasi ADO dan atau insulin

Insulin intensif

Diabetes terkontrol
Kesimpulan
• Diabetes Melitus merupakan penyakit akibat
gangguan pada hormon insulin
• DM merupakan penyakit kronis yang dapat
menimbulkan berbagai komplikasi
• Komplikasi kronis dapat dicegah atau ditunda
munculnya dengan mengontrol kadar glukosa
senormal mungkin
Penatalaksanaan
Diabetes Melitus
Penatalaksanaan

Managemen
Aktivitas fisik
nutrisi

Edukasi

Obat Anti
Monitoring
Diabetik
Managemen nutrisi
Pengaturan Makan (Sekarang)

Anjuran makan seimbang =


makanan semua orang
• Tidak ada makanan yang
dilarang, dibatasi sesuai
kebutuhan kalori
• Menu sama dengan menu
keluarga
• Gula dalam bumbu tidak
dilarang
• Tujuan berat badan ideal
Pengaturan Makan

• Usahakan porsi tersebar dalam sehari


 kadar gula darah tidak terlalu
berfluktuasi
• Porsi terbagi 3 besar dan 3 kecil
• Makan sebelum lapar
• Teratur dalam jumlah, jenis dan
jadual ( 3 J )
2. Aktivitas fisik
Manfaat aktivitas fisik
• Sensitivitas • Energi
insulin  expenditure 

Koagulas
Tekanan
i
darah 
membaik

Profil lipid Resistensi


membaik insulin

• Kapasitas • Rasa
kerja  nyaman 
Prinsip olah raga bagi diabetisi
• Frekuensi : 3-4 kali perminggu
• Intensitas : sedang, target 60-70 %
• Lama : 30-40 menit
• Jenis : endurance, aerobik
• Waktu : bertahap,
tergantung situasi dan kondisi
Perhatian sebelum olah raga

• Kadar GD < 250 mg/dl


• Olah raga teratur untuk mencegah hipo
• GD < 100 mg/ dl : beri karbohidrat 25 gram
sebelum olah raga
• GD 150 – 180 berikan karbohidrat 15 -20
gram
• Olah raga lebih lama tambahkan glukosa 15
gram/ 30 menit
• Kenakan sepatu yang sesuai
3. Monitoring
self monitoring Blood Glucose

Medical monitoring : smoking, Body


Weigh, Blood Pressure, review
symptom, A1c,

Complication : acute and chronic,

Annual review : goal of management ,


specialist referral
Problem Pengobatan
• Hipoglikemia, weigth gain, GIT
ADO symptoms, alergy

• Insulin not substitute diet and activity


• Weight gain, hipoglycemia, poor
Insulin
treatment control
Obat anti diabetik

1. Anti Diabetik Oral ( ADO )


2. Insulin
4.1 Oral Hypoglycemic Drugs available in Indonesia
Initial dose Maximal dose Frequency of administra
- (mg/day) (mg/day) tion /day
Insulin sekretagoge
Sulphonylurea
Glibenclamide 2,5 15-20 1-2 X
Gliclazide 80 240 1-2 X
Glipizide : 5 20 2-3 X
Glipizide GITS 5 20 1-2 X
Gliquidone 30 120 1X
Chlorpropamide 50 500 1X
Glimepiride 0,5 6 1X

Meglitinide :
Nateglinide - 360 3X
Ripaglinide 0,5 6 3X

Insulin sensitisizer
metformin 500 3000 1-3 X
thiazolidinedion :
-pioglitazone 15 30 1X
-rosiglitazone 4 8 1X
Glukosidase inhibitor
Acarbose 50 300 3X
Mekanisme kerja Anti Diabetik Oral

Site of action Cara kerja Agents


Sulphonylureas
Insulin
Other insulin
secretion
secretagogues

Glucose Biguanides
production  Thiazolidinediones

Slow carbohydrate -glucosidase


-
digestion inhibitors

Peripheral insulin Thiazolidinediones


sensitivity (biguanides)

DeFronzo. Ann Intern Med 1999;131:281-303


Tempat kerja obat
INTESTINE

Acarbose

LIVER MUSCLE

Glucose
Biguanides TZD
TZD Biguanides
ADIPOSE
S.U TISSUE
Meglitinides

PANCREAS
Modified: Ann Intern Med 1999;131:281
Perkeni 2011

Baik Sedang Buruk

Gula darah puasa ( mg/dl) 80-109 110-125 ≥126


Gula darah 2 jam (mg/dl) 80-144 145-179 ≥180

A1c (%) <6,5 6,5-8 >8

Kolesterol total (mg/dl) <200 200-239 ≥240


Kolesterol LDL ( mg/dl) <100 100-129 ≥130
Kolesterol HDL (mg/dl) >45
Trigliserida( mg/dl) <150 150-199 ≥200

IMT ( kg/m2) 18,5-22,9 23-25 >25

Tekanan darah (mmHg) <130/80 130-140/80-90 >140/90


LESSONS FROM UKPDS:
BETTER CONTROL MEANS FEWER COMPLICATIONS
EVERY 1% REDUCED
reduction in A1C RISK*

Deaths from diabetes

Heart attacks

Microvascular complications
1%
Peripheral vascular disorders

UKPDS 35. BMJ 2000; 321: 405-12.


*p<0.0001
Penyebab kegagalan terapi

Disease process

Therapeutic regimen

Patient compliance
Pengelolaan Bertahap DM Tipe 2
Jenis-jenis insulin
Berdasarkan cara kerjanya, insulin dibedakan :
1. Kerja cepat : Insulin lispro, aspart (Novorapid,
humalog ), glulisine
2. Kerja pendek : Actrapid, Humulin R
3. Kerja sedang : Insulatard, Monotard, Humulin N
4. Kerja campuran : Mixtard 30/70, Humulin 30/70
5. Kerja panjang : Lantus ( glargine )
Short acting
• Actrapid HM
• Humulin R

NPH insulin suspension–


Intermediate acting
• Insulatard HM
• Humulin N

ZN insulin suspension – intermediate


acting
• Monotard® HM

Premix insulin 30/70 –


biphasic
• Mixtard HM
• Humulin 30/70

Insulin Lantus
Komplikasi Diabetes

Jangka pendek Jangka panjang

Pembuluh darah kecil Pembuluh darah besar

 Hipoglikemia Retina mata Jantung Koroner


 Ketoasidosis Ginjal Stroke
 HONK Syaraf Kaki Diabetik
Kesimpulan
• Penatalaksanaan diabetes harus bersifat holistik
• Terdapat 5 aspek yang harus diperhatikan pada
penatalaksanaan diabetes : managemen nutrisi,
aktivitas fisik, pemberian obat antidiabetik oral dan
atau insulin, monitoring
• Pengendalian gula darah dapat menurunkan
berbagai resiko komplikasi kronis
• Diabetes tidak dapat disembuhkan tetapi dapat
dikendalikan
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Riwayat Penyakit
2. Riwayat pengobatan
3. Anamnesis keluhan dan gejala hiperglikemia dan atau
gejala komplikasi
4. Pemeriksaan fisik lengkap
 Head to toe
 TB, BB, TD, rabaan nadi kaki
 Tanda neuropati dicari
 Pemeriksaan keadaan kaki, kulit,kuku
 Pemeriksaan visus, koordinasi motorik, neurologis

50
Pengkajian (lanjutan)

5. Identifikasi faktor – faktor sosial


• Penurunan kemampuan membaca
• Finansial
• Dukungan keluarga
• Jadwal harian

6. Kaji status emosional klien

51
Pengkajian (lanjutan)
7. Pemeriksaan penunjang
• Hb, leukosit, LED, hitung jenis leukosit
• Glukosa darah puasa dan sesudah makan
• Urin rutin
• Albumin serum
• EKG
• Kretainin
• SGPT
• Lipid : kolesterol total, HDL, Trigliserida
• Albumin urin kuantitatif 24 jam/mikroalbuminuria
• HbA1c

52
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


berhubungan dengan gangguan keseimbangan insulin,
makanan dan aktivitas jasmani
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan
dengan penurunan sirkulasi darah ke perifer, proses
penyakit (DM)
3. Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan
dengan poliuria
4. Fatigue berhubungan dengan penurunan kondisi fisik
5. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan
dengan pemantauan glukosa darah tidak tepat, kurang
kepatuhan pada rencana manajemen diabetik, status
kesehatan fisik, stress.

53
Diagnosa keperawatan: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan gangguan keseimbangan insulin,
makanan dan aktivitas jasmani

NOC
a.Nutritional status: food and fluid
b.Nutritional status: nutrient Intake
c.Weight control
Kriteria Hasil
Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan berat badan
ideal sesuai dengan tinggi badan
Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda malnutrisi
Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan
Diagnosa keperawatan: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan gangguan keseimbangan insulin,
makanan dan aktivitas jasmani
NIC
• Nutrition Management
o Kaji adanya alergi makanan
o Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
o Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
o Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
o Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
• Nutrition Monitoring
 BB pasien dalam batas normal
 Monitor adanya penurunan berat badan
 Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
 Monitor lingkungan selama makan
 Monitor turgor kulit, kekeringan pada mulut, mual, muntah, rambut
kusam
 Monitor kalori intake dan intake nutrisi
Diagnosa keperawatan: Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah ke perifer, proses
penyakit (DM)

NOC
a.Tissue Perfusion: peripheral
Kriteria Hasil
•Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang
diharapkan
•berkomunikasi dengan jelas dan sesuai yag diharapkan
•Menunjukkan fungsi sensori motori yang utuh: tingkat
kesadaran membaik, tidak ada gerakan-gerakan involunter
Diagnosa keperawatan: Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah ke perifer, proses
penyakit (DM)

NIC
• Manajemen sensai perifer
 Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
 Monitor kemampuan BAB
 Monitor adanya tromboplebitis
 Batasi gerakan pada kepala, leher, punggung
 Instruksikan keluargauntuk mengobservasi kulit jika
ada isi
 Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya
Diagnosa keperawatan: Resiko ketidakseimbangan
elektrolit berhubungan dengan poliuria

NOC
• Fluid balance
• Hydration
• Nutritional status: food and fluid intake
Kriteria Hasil
• Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan
BB
• TTV dalam rentang normal
• Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Diagnosa keperawatan: Fatigue berhubungan dengan
kondisi fisik

NOC
• Fatigue level
• Fatigue: disruptive effect
Kriteria Hasil
• Memverbalisasikan peningkatan energy dan merasa lebih baik
• Menjelaskan penggunaan energy untuk mengatasi kelelahan
• Glukosa darah adekuat
• istirahat cukup
Diagnosa keperawatan: Fatigue berhubungan dengan
kondisi fisik

NIC
• Energy Management
 Observasi adanya pembatasan klien dalam
melakukan aktivitas
 Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
 Monitor nutrisi dan sumberenergi yang adekuat
 Monitor respon kardiovaskular terhadap aktivitas
 Monitor pola tidur dan lamanya tidur pasien
 Bantu aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan
Diagnosa keperawatan: Resiko ketidakseimbangan
elektrolit berhubungan dengan poliuria

NOC
• Fluid balance
• Hydration
• Nutritional status: food and fluid intake
Kriteria Hasil
• Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan
BB
• TTV dalam rentang normal
• Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Diagnosa keperawatan: Resiko ketidakseimbangan
elektrolit berhubungan dengan poliuria

NIC
• Fluid Management
 Monitor status hidrasi (kelembapan membrane
mukosa, nadi adekuat)
 Monitor TTV
 Monitor masukan makan/cairan dan hitung intake
kalori harian
 Monitor status nutrisi
 Kolaborasi pemberian cairan IV
Daftar Pustaka
Black, J. M., Hawks, J. H. & Keene, A. M. (2010). Medical surgical nursing: Clinical
management for positive outcome (6th ed.). Philadelphia: WB Saunders
Company.

Gloria M, Bulecheck; et al (2008). Nursing Interventions Classification (NIC). 5th


rev.ed. St. Louis, MO: Elsevier.

Lewis, S. M., Heikemper, M. M.. & Dirksen, S.R. (2014). Medical surgical nursing:
Assessment and management of clinical problems (6th Ed). Missouri: Mosby Inc.

NANDA International, (2015). Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015 –


2017, Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta.

White, L., Duncan, G., & Baumle, W. (2013). Medical-Surgical Nursing: An Integrated
Approach. Third Edition. Delmar, Cengage Learning: USA

https://www.niddk.nih.gov/health-information/diabetes/diagnosis-diabetes-prediabetes
T hank Y ou!

Anda mungkin juga menyukai