Leni Yulistiani
C.0105.17.021
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1. PENGERTIAN
CAIRAN
Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air.
Cairan tubuh terdiri dari cairan eksternal dan cairan internal. Volume cairan
intrasel tidak dapat diukur secara langsung dengan prinsip difusi oleh karena tidak
ada bahan yang hanya terdapat dalam cairan intrasel. Volume cairan intrasel dapat
diketahui dengan mengurangi jumlah cairan ekternal, terdiri dari cairan tubuh
total.
Fungsi Cairan
Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.
Transport nutrient ke sel
Transport hasil sisa metabolisme
Transport hormone
Pelumas antar organ
Memperthanakan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskuler.
Keseimbangan Cairan
ELEKTROLIT
Elektrolit adalah substansi yanag menyebabkan ion kation (+) dan anion
(-). Ada tiga cairan elektrolit yang paling esensial yaitu :
1. Natrium (sodium)
A. ETIOLOGI
1. Patofisiologis
a) Berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler
dan kehilangan dengan jalan evaferotif karena luka bakar
b) Berhubungan dengan keluaran urin yang berlebihan
c) Diabetes insipidus (ketidak adekuatan hormon diuretik)
d) Diabetes tak terkontrol
e) Berhubungan dengan kehilangan-kehilangan sekunder akibat :
f) Drainase abnormal
g) Luka
h) Demam atau peningkatan laju metabolic
i) Diare
j) Perikonitis
2. Situasional
a) mual muntah
b) makanan melalui selang dengan pelarut tinggi
c) masalah diet
d) kesulitan menelan atau makan sendiri sekunder, akibat nyeri
mulut, keletihan
e) penggunaan zat yang berlebihan
f) menurunnnya motivasi untuk minum cairan sekunder, akibat depresi,
keletihan
g) ketidakcukupan cairan untuk upaya olahraga atau kondisi cuaca
h) kehilangan melalui kateter indwelling atau drein
i) panas sinar matahari yang berlebihan kekeringan
3. Maturasional
a) Lansia
Berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder akibat
penurunan cairan dan penurunan sensasi haus.
b) Bayi/ anak
Berhubungan dengan peningkatan sekunder akibat penurunan
penerimaan cairan dan penurunan kemampuan untuk memekatkan
urin.
1) Ginjal
a) Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170
liter darah untuk disaring setiap hari.
b) Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam
2) Kulit
a) Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang menerima
rangsang aktivitas kelenjar keringat
b) Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot,
temperature lingkungan yang meningkat dan demam.
c) Disebut Insensible Water Loss (IWL) sekitar 15 – 20 ml/24 jam.
3) Paru – paru
a) Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap hari
sekitar 100 – 200 ml.
b) Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10 – 15 cc/kg BB/24 jam,
dengan kenaikan 10 % dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1O C.
d) Prostaglandin
CAIRAN (ML/24
NO UMUR BB (KG)
JAM)
1 3 hari 3,0 250 – 300
2 1 tahun 9,5 1150 – 1300
3 2 tahun 11,8 1350 – 1500
4 6 tahun 20 1800 – 2000
5 10 tahun 28,7 2000 – 2500
6 14 tahun 45 2200 – 2700
7 18 tahun (Adult) 54 2200 - 2700
Catatan : factor tetesan infuse bermacam – macam, dapat dilihat pada label
infuse (10 per menit, 15 per menit, 20 tetes per menit).
b. Anak
Tetesan / menit (mikro) = Jumlah cairan yang masuk
4. Usia
8. Sakit
Gejala : pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa haus, gangguan
mental, konstipasi dan oliguri, penurunan tekanan darah, suhu meningkat, turgor
kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda – tanda
penurunan brat badan akut , mata cekung pengosongan vena jugularis. Pada bayi
dan anak – anak adanya penurunana jumlah air mata.
2) Hipervolemia
Gejala : sesak nafas, peningkatan dan penurunan tekana darah, nadi kuat,
asietes, edema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher dan irama gallop.
1) Asidosis respiratorik
B. BATASAN KARAKTERISTIK
1. Data mayor
e. Edema
f. Kulit menegang/mengilap
2. Data minor
g. Sesak napas
h. Peningkatan berat badan
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipovolemia
2. Risiko hipovolemia
3. Hipervolemia
D. INTERVENSI
No Diagnosa Keperawatan Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
1 Hipovolemia Manajemen hypovolemia
Setelah diberikan intervensi selama 2x24 Observasi
Penyebab : jam maka status cairan membaik, dengan Periksa tanda dan gejala hypovolemia
Kehilangan cairan aktif kriteria hasil : (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi
Kegagalan mekanisme regulasi Kekuatan nadi meningkat terba lemah, tekanan darah menurun,
Peningkatan permiabelitas Turgor kulit meningkat tekanan nadi menyempit, turgor kulit
kapiler Ortopnea menurun menurun, membrane mukosa kering,
Kelebihan berat badan Turgor kulit meningkat tekanan nadi menyempit, turgor kulit
Pemantauan cairan
Observasi
Monitor rekuensi dan kekuatan nadi
Monitor frekuensi napas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan monitor waktu
pengisian kapiler
Monitor turgor kulit
Monitor jumlah, warna dan berat jenis
urine
Monitor kadar albumin dan protein
total
Monitor hasil pemeriksaan urine
Monitor intake dan output cairan
Identifikasi tanda-tanda hypovolemia
Identifikasi factor risiko
ketidakseimbangan cairan
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
3 Hipervolemia Manajemen hypervolemia
Penyebab Setelah diberikan intervensi selama 2x24 Observasi
Gangguan mekanisme regulasi jam maka keseimbangan cairan meningkat, periksa tanda dan gejala hypervolemia
Kelebihan asupan cairan dengan kriteria hasil : identifikasi penyebab hypervolemia
Kelebihan asupan natrium asupan cairan meningkat monitor status hemodinamik
Gangguan aliran balik vena haluaran urine meningkat monitor intake dan output cairan
Efek agen farmakologis kelembaban membrane mukosa monitor tanda hemokonsentrasi
Gejala dan tanda mayor meningkat monitor tanda peningkatan tekanan
Subjektif edema menurun onkotik plasma
Ortopnea dehidrasi menurun monitor kecepatan infus secara ketat
Dyspnea tekanan darah membaik monitor efek samping diuretic
Paroxysmal nocturnal dyspnea denyut nadi membaik Terapeutik
Objektif membrane mukosa membaik timbang berat badan setiap hari pada
Edema anasarka dan/atau edema berat badan membaik waktu yang sama
perifer batasi asupan cairan dan garam
Berat badan meningkat dalam tinggikan keoala tempat tidur 30-40o
waktu sinngkat edukasi
JVP atau CVP anjurkan melapor jika haluaran urine
Reflek hepatojugular positif <0,5 mL/kg/jam dalam 6 jam
Gejala dan Tanda Minor anjurkan melapor jika BB bertambah
Subjektif (tidak tersedia) >1 kg dalam sehari
Objektif ajarkan cara mengukur dan mencatat
Distensi vena jugularis asupan dan haluaran cairan
Terdengar suara nafas tambahan ajarkan cara membatasi cairan
Hepaotomegali Kolaborasi
Kadar Hb/Ht turun kolaborasi pemberian diuretic
Penyakit ginjal
Pemantauan cairan
Hipoalbuminemia
Observasi
GJK
Monitor rekuensi dan kekuatan nadi
Kelainan hormone
Monitor frekuensi napas
Penyakit hati
Monitor tekanan darah
Penyakit vena perifer
Monitor berat badanmonitor waktu
imobilitas
pengisian kapiler
Monitor turgor kulit
Monitor jumlah, warna dan berat jenis
urine
Monitor kadar albumin dan protein
total
Monitor hasil pemeriksaan urine
Monitor intake dan output cairan
Identifikasi tanda-tanda hipervolemia
Identifikasi factor risiko
ketidakseimbangan cairan
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
A. IMPLEMENTASI
Dilakukan berdasarkan interverensi
B. EVALUASI
a. Evaluasi Formatif (Merefleksikan observasi
perawat dan analisi terhadap klien terhadap
responlangsung pada intervensi keperawatan),
b. Evaluasi Sumatif (Merefleksikan rekapitulasi dan sinopsi
observasi dan analisis mengenai statuskesehatan klien
terhadap waktu) (Poer,2012)
DAFTAR PUSTAKA