Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

“GANGGUAN ISTIRAHAT DAN TIDUR”


STASE KDP

RANI OKTAVIANI P. (20161660013)

PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
A. Pengertian Istirahat Tidur

Tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan

periode yang lebih lama dari keterjagaan (Potter & Perry, 2005). Tidur adalah

keadaan gangguan kesadaran yang dapat bangun dikarakterisasikan dengan

minimnya aktivitas (Keperawatan Dasar, 2011:203). Tidur adalah suatu keadaan

relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan

urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan

otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto, 2006). Sedangkan Istirahat adalah

relaksasi seluruh tubuh atau mungkin hanya melibatkan istirahat untuk bagian

tubuh tertentu (Keperawatan, Dasar, 2011:203).

Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau

berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola

istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup

yang diinginkannya (Lynda Juall, 2012:522).

B. EPIDEMIOLOGI

Secara fisiologis, jika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup

untuk mempertahankan kesehatan tubuh dapat terjadi efek-efek seperti pelupa,

konfusi dan disorientasi (Asmadi, 2008). Menurut National Sleep Foundation

tahun 2010 sekitar 67% dari 1.508 penduduk di Amerika usia 65 tahun keatas

melaporkan mengalami insomnia dan sebanyak 7,3 % orang dewasa

mengeluhkan gangguan memulai dan mempertahankan tidur atau insomnia.

Kebanyakan orang yang beresiko mengalami insomnia yang disebabkan oleh


berbagai faktor seperti pensiunan, kematian pasangan atau teman dekat,

peningkatan obat-obatan, dan penyakit yang dialami. Di Indonesia kejadian

gangguan tidur insomnia menyerang sekitar 50% orang yang berusia 65 tahun,

setiap tahun diperkirakan sekitar 20%-50% dan adanya laporan yang

mengindikasikan adanya insomnia dan sekitar 17% mengalami insomnia yang

serius.

C. ETIOLOGI

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tidur

a. Penyakit 

Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari

normal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur

atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan

seperti asma, bronkhitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.

b. Lingkungan 

Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,

kemungkinan terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan

menghambat tidurnya.

c. Motivasi 

Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan

untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.

d. Kelelahan 

Dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.

e. Kecemasan 

3
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis

sehingga mengganggu tidurnya.

f. Alkohol 

Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum

alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan cepat marah.

g. Obat-obatan 

Beberapa obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain Diuretik

(menyebabkan insomnia), Anti depresan (supresi REM), Kaffein

(Meningkatkan saraf simpatis), Beta Bloker (Menimbulkan insomnia), dan

Narkotika (Mensupresi REM)

D. Macam-macam Gangguan Tidur

Ganguan tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak diobati, umunya

menyebabkan tidur terganggu yang menghasilkan salah satu dari tiga masalah

insomnia yaitu : gerakan abnormal atau sensasi saat tidur atau ketika terbangun

di malam hari, atau kantuk yang berlebihan di siang hari (Tarwoto dan

Wartonah, 2010)

a. Insomnia

Insomnia adalah gejala yang dialami klien ketika mereka mengalami

kesulitan tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur pendek atau

tidur non retoratif. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara

kualitas maupun kuantitas. Umumnya ditemui pada individu dewasa.

Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti

perasaan gundah dan gelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu Initial insomnia

adalah kesulitan untuk memulai tidur, Intermitten insomnia adalah kesulitan

4
untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga, terminal insomnia adalah bangun

terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.

b. Parasomnia

Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat

seseorang tidur, dan bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa.

Misalnya tidur berjalan, mengigau, teror malam, mimpi buruk, nokturnal,

enuresis (mengompol), badan goyang, dan bruksisme (gigi bergemeretak).

c. Hipersomnia

Adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan terutama

pada siang hari.

d. Narkolepsi

Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba

pada siang hari. Seseorang dengan narkolepsi sering mengalami mimpi seperti

nyata yang terjadi ketika seseorang tertidur. Mimpi-mimpi ini sulit dibedakan

dari kenyataan. Kelumpuhan tidur, perasaan tidak mampu bergerak, atau

berbicara sesaat sebelum bagun atau tidur adalah gejala lainnya (Guilleminault

dan Bassiri, 2005).

e. Apnea saat Tidur dan Mendengkur

Merupakan gangguan yang ditandai oleh kurangnya aliran udara

melalui hidung dan mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat tidur.

Ada tiga jenis tidur apnea yaitu : apnea sentral, obstruktif, dan campuran.

Bentuk yang paling umum adalah apnea obstruktif atau Obstruktif Sleep Apnea

(OSA). OSA mempengaruhi 10-15% dari dewasa menengah. OSA terjadi

ketika otot atau struktur dari rongga mulut atau tenggorakan mengalami

5
relaksasi saat tidur. Saluran napas tersumbat sebagian atau seluruhnya,

mengurangi aliran udara hidung (hiponea) atau menghentikannya (apnea)

selama 30 detik (Guilleminault dan Bassiri, 2005). Seseorang masih mencoba

untuk bernapas karena dada dan perut terus bergerak, sehingga sering

menghasilkan dengkuran keras dan suara mendengus atau mendengkur. Ketika

pernapasan menjadi sebagian atau seluruhnya berkurang, setiap gerakan

diafragma berturut-turut menjadi kuat sampai penyumbatan terbuka.

Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai

apnea maka bisa menjadi masalah.

f. Mengigau

Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur

REM.

E. TANDA DAN GEJALA

1. Dewasa

a. Data Mayor : Kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur

b. Data Minor

1) Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari

2) Perubahan mood

3) Agitasi

4) Mengantuk sepanjang hari

2. Anak

a. Gangguan pada anak sering kali dihubungkan dengan ketakutan,

enuresis, atau respons tidak konsisten dari orang tua terhadap

6
permintaan anak untuk mengubah peraturan dalam tidur seperti

permintaan untuk tidur larut malam.

b. Keengganan untuk istirahat, keinginan untuk tidur bersama orang tua.

Sering bangun saat malam hari

F.PATOFISIOLOGI

Setiap masalah yang terjadi dalam hidup seseorang merupakan sebuah

stressor bagi tubuh. Tubuh akan memberikan respon terhadap stressor tersebut

dengan melakukan mekanisme hipotalamus-pituitari-aksis (HPA). Dalam

mekanisme ini, hipotalamus akan menghasilkan corticotropin releasing

hormone (CRH) yang merangsang hipofisis dan mengahasilkan

adrenocorticotropic hormone (ACTH). ACTH dilepas ke dalam aliran darah

menyebabkan korteks kelenjar adrenal melepas hormon kortisol. Kadar kortisol

yang tinggi menyebabkan melatonin darah menjadi rendah, kemudian

merangsang sistem saraf simpatis sehingga menyebabkan kondisi terus terjaga.

7
G. PATHWAYS/WOC

Latihan
Obat & Stress / Lingkungan
kelelahan
Substansi emosional tidak nyaman
Gaya
hidu

Mengubah Mengurangi
pola tidur Rutinitas & Kecemasan
kenyamanan Sulit tidur
bekerja
tidur
rotasi
Nutrisi & kalori Tegang /
frustasi
Gangguan Kesulitan
Motivasi
pencernaan menyesuaikan
tidur
perubahan
Sering
jadwal tidur
terbangun
Gangguan tidur
Keinginan
menanti tidur
Penyakit infeksi

Gangguan
Gangguan Tidur proses tidur
Lemah & letih

Butuh lebih Tidak dapat tidur Perbaikan pola


banyak tidur dengan kualitas baik tidur

Akibat factor Kesiapan


eksternal meningkatkan
tidur

Gangguan pola
tidur
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Menurut Remelda (2008) untuk mendiagnosis seseorang mengalami


gangguan atau tidak dapat dilakukan pemeriksaan melalui penilaian terhadap :
1. Pola tidur penderita
2. Pemakaian obat-obatan, alkohol atau obat terlarang
3. Tingkatan stres psikis
4. Riwayat medis
5. Aktivitas fisik.
Tidur dapat diukur secara objektif dengan menggunakan alat yang disebut
polisomnografi. Alat ini dapat merekam elektroensefalogram (EEG),
elektromiogram (EMG), dan elektro-okulogram (EOG) sekaligus. Dengan alat
ini kita dapat mengkaji aktivitas klien selama tidur. Aktivitas yang klien lakukan
tanpa sadar tersebut bisa jadi merupakan penyebab seringnya klien terjaga di
malam hari. The Multiple Sleep Latency Test (MSLT) memberikan informasi
yang objektif tentang kantuk dan aspek-aspek tertentu dari struktur tidur dan
mengukur gerakan mata menggunakan EOG, perubahan tonus otot
menggunakan EMG, dan aktivitas listrik otak menggunakan EEG. Klien dapat
memekai Actigraph pada pergelangan tangan untuk mengukur pola tidur selama
jangka waktu tertentu. Data Actigraphy memberika informasi waktu tidur,
efisiensi tidur, jumlah durasi waktu jaga, serta tingkat aktivitas dan istirahat
(Buysse, 2005).

I. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

a. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, alamat, No. RM, dan tanggal MRS.
b) Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama

9
Keluhan yang dirasakan pasien saat ini , kemungkinan ditemukan gangguan
tidur/istirahat , pusing-pusing/sakit kepala.
2) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang merupakan pengalaman klien saat ini yang
membentuk suatu kronologi dari terjadinya etiologi hingga klien mengalami
keluhan yang dirasakan.
3) Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit menahun seperti DM atau penyakit – penyakit
lain. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis,
tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa
digunakan oleh penderita.
a) Alergi
b) Imunisasi
c) Kebiasaan/Pola hidup
d) Obat yang pernah digunakan
4) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga merupakan penyekit yang pernah dialami atau sedang
dialami keluarga, baik penyakit yang sama dengan keluhan klien atau pun
penyakit lain. Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota
keluarga yang menderita penyakit yang sama.
c) Genogram

d) Pengkajian Keperawatan
1) persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
menjelaskan tentang bagaimana pendapat klien maupun keluarga mengenai
apakah kesehatan itu dan bagaimana klien dan keluarga mempertahankan
kesehatannya.
2) pola nutrisi/metabolik terdiri dari antropometri yang dapat dilihat melalui
lingkar lengan atau nilai IMT, biomedical sign merupakan data yang
diperoleh dari hasil laboratorium yang menunjang, clinical sign merupakan
tanda-tanda yang diperoleh dari keadaan fisik klien yang menunjang, diet
pattern merupakan pola diet atau intake makanan dan minuman yang
dikonsumsi.

10
3) pola eliminasi: BAB dan BAK (frekuensi, jumlah, warna, konsistensi, bau,
karakter)
4) Pola aktivitas & latihan: Activity Daily Living, status oksigenasi, fungsi
kardiovaskuler, terapi oksigen. Gejala: lemah, letih, sulit bergerak/berjalan,
kram otot, tonus otot menurun. Tanda : penurunan kekuatan otot, serta
mengenai kurangnya aktivitas dan kurangnya olahraga pada klien.
5) Pola kognitif & perceptual : fungsi kognitif dan memori, fungsi dan keadaan
indera
6) Pola persepsi diri : gambaran diri, identitas diri, harga diri, ideal diri, dan
peran diri
7) Pola seksualitas & reproduksi : pola seksual dan fungsi reproduksi
8) Pola peran & hubungan
9) Pola manajemen & koping stres
10) Sistem nilai dan keyakinan : oleh pasien maupun masyarakat
e) Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum (Kesadaran secara kualitatif maupun kuantitatif), tanda-
tanda vital seperti tekanan darah, pernafasan, nadi dan suhu
2) Pengkajian Fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi):
(a) Kepala
(1) Rambut, rambut berserabut, kusam,kusut,kering, Tipis ,dan kasar,
penampilan, depigmentasi.
(2) Muka/ Wajah  Simetris atau tidak? Apakah ada nyeri tekan?
penampilan berminyak, diskolorasi bersisik, bengkak; Kulit gelap di
pipi Dan di bawah mata; Tidak halus atau Kasar pada kulit Sekitar
hidung dan mulut
(3) Mata, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
(4) Telinga, Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-tanda
adanya infeksi seperti pembengkakan dan nyeri di daerah belakang
telinga, keluar cairan dari telinga, melihat serumen telinga
berkurangnya pendengaran, telinga kadang-kadang berdenging,
adakah gangguan pendengaran

11
(5) Hidung, Apakah ada pernapasan cuping hidung? Adakah nyeri
tekan? Apakah keluar sekret, bagaimana konsistensinya, jumlahnya?
(6) Mulut, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi
mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah
(7) Tenggorokan, Adakah tanda-tanda peradangan tonsil? Adakah tanda-
tanda infeksi faring, cairan eksudat?
(b) Leher  Adakah nyeri tekan, pembesaran kelenjar tiroid? Adakah
pembesaran vena jugularis?
(c) Thorax  Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak
pernapasan, frekuensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi
Intercostale? Pada auskultasi, adakah suara napas tambahan? Adakah
sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
(d) Jantung  Bagaimana keadaan dan frekuensi jantung serta iramanya?
Adakah bunyi tambahan? Adakah bradicardi atau tachycardia?
(e) Abdomen  Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada
abdomen? Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus? Adakah tanda
meteorismus? Adakah pembesaran lien dan hepar?
(f) Kulit  Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun warnanya?
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar stoma, kemerahan pada
kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
(g) Ekstremitas  Apakah terdapat oedema, Penyebaran lemak,
penyebaran masa otot, perubahan tinggi badan, cepat lelah, lemah dan
nyeri, adanya gangren di ekstrimitas?
(h) Genetalia  Adakah kelainan bentuk oedema, tanda-tanda infeksi?
Apakah ada kesulitan untuk berkemih?
2. Data fokus yang perlu dikaji
a. Pola tidur & istirahat : pada pasien degan gangguan kebutuhan istirahat
tidur pengkajian ditekankan pada kualitas dan kuantitas tidur meliputi
durasi, gangguan tidur, keadaan bangun tidur.

f) Terapi, pemeriksaan penunjang & laboratorium

12
Untuk mendiagnosis seseorang mengalami gangguan atau tidak dapat dilakukan
pemeriksaan melalui penilaian terhadap :
1. Pola tidur penderita
2. Pemakaian obat-obatan, alkohol atau obat
terlarang
3. Tingkatan stres psikis
4. Riwayat medis
5. Aktivitas fisik.

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL

1. Gangguan pola tidur : gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur


akibat faktor eksternal.
Penyebab :
- Hambatan lingkungan (mis. Kelembapan lingkungan sekitar, suhu
lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
- Kurang kontrol tidur
- Kurang privasi
- Restrain fisik
- Ketiadaan teman tidur
- Tidak familiar dengan peralatan tidur
Gejala dan Tanda Mayor:
Subyektif
- Mengeluh sulit tidur
- Mengeluh sering terjaga
- Mengeluh tidak puas tidur
- Mengeluh pola tidur berubah
- Mengeluh istirahat tidak cukup

Obyektif

(tidak tersedia)

13
Gejala dan Tanda Minor :
Subyektif
- Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun

Obyektif

(tidak tersedia)

Keadaan klinis terkait:

- Nyeri/kolik
- Hipertiroidisme
- Kecemasan
- Penyakit paru obstruktif kronis
- Kehamilan
- Periode pasca partum
- Kondisi pasca operasi

2. Kesiapan peningkatkan tidur : Pola penurunan kesadaran alamiah


dan periodik yang memungkinkan istirahat adekuat,
mempertahankan gaya hidup yang diinginkan dan dapat
ditingkatkan.
Gejala dan Tanda Mayor :
Subyektif
- Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan tidur
- Mengekspresikan perasaan cukup istirahat setelah tidur

Obyektif

- Jumlah waktu tidur sesuai dengan pertumbuhan perkembangan

Gejala dan Tanda Minor :

Subyektif

- Tidak menggunakan obat tidur

14
Obyektif

- Menerapkan rutinitas tidur yang meningkatkan kebiasaan tidur

Kondisi klinis terkait:

- Pemulihan pasca operasi


- Nyeri kronis
- Kehamilan
- Sleep apnea

15
K. Rencana Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional


1. Ganggua Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x 24 jam Intervensi Keperawatan
n Pola diharapkan px tidak terganggu saat tidur dengan kriteria Yang Disarankan Untuk Intervensi Keperawatan
Tidur hasil: Menyelesaikan Masalah : Yang Disarankan Untuk
(D.0055) Pola Tidur (L.05045) Dukungan tidur (I.01019) Menyelesaikan Masalah :
No Indikator Awal Tujuan O: Identifikasi faktor Dukungan tidur (I.01019)
1 2 3 4 5 Dengan diketahuinya faktor
pengganggu tidur (fisik
1 Keluhan sulit tidur pengganggu maka bisa
2 Keluhan sering terjaga dan/atau psikologis)
3 Keluhan tidak puas tidur menerapan intervensi yang
4 Keluhan pola tidur selanjutnya akan digunakan
berubah T: Fasilitasi menghilangkan
5 Keluhan istirahat tidak Emosi yang tertahan akan
stress sebelum tidur
cukup menghambat proses tidur
Keterangan:
1. Menurun sehingga menyebabkan sulit
2. Cukup menurun tidur
3. Sedang E: Ajarkan faktor-faktor yang
4. Cukup meningkat Edukasi mengenai faktor
berkontribusi terhadap
5. Meningkat yang berpengaruh sehingga
gangguan pola tidur (mis.
pasien mampu mengatasi
Psikologis, gaya hidup,dll)
gangguan tidur

2
9
Terapi Relaksasi (I.09326)
O: Identifikasi penurunan
tingkat energi,
ketidakmampuan Kualitas tidur yang baik tidak
berkonsentrasi, atau gejala luput dari faktor kognitif
lain yang menganggu yang dirasakan.
kemampuan kognitif.
T: - Berikan deskripsi detail
terkait intervensi
relaksasi yang dipilih Melakukan koordinasi output
- Ciptakan lingkungan yang diinginkan tercapai
yang tenang tanpa
distraksi dengan lampu Peningatan rasa nyaman yang
yang redup dan suhu mempercepat proses tidur.
ruangan yang nyaman.
- Dorong klien untuk
mengambil posisi yang
nyamana dengan Pakaian longgar
pakaian yang naman mempermudah pasien untuk
dan longgar bermobilisasi saat tidur.
E: anjurkan mengambil posisi
yang nyaman
K: - Mempercepat dan
meningkatkan kualitas tidur

2. Kesiapan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x 24 jam Intervensi Keperawatan


Meningka diharapkan pasien dapat meningkatkan tidur dengan Yang Disarankan Untuk
tkan kriteria hasil Pasien akan : Menyelesaikan Masalah :
Tidur Manajemen Lingkungan

3
0
(D.0058) Pola Tidur (L.05045) (I.14514)
No Indikator Awal Tujuan O: Identifikas keamanan dan
1 2 3 4 5 kenyamanan lingkungan Mengurangi resiko terjadinya
1 Keluhan sulit tidur T: - Sediakan lingkungan cidera saat tidur
2 Keluhan sering terjaga yang aman dan bersih Memberikan perlindungan
3 Keluhan tidak puas tidur dan kenyaman agar proses
4 Keluhan pola tidur outcome yang diinginkan bisa
berubah - Sesuaikan suhu ruangan tercapai
5 Keluhan istirahat tidak yang paling nyaman Peningatan rasa nyaman yang
cukup untuk individu mempercepat proses tidur.
Keterangan: - Berikan atau singkirkan
6. Menurun selimut untuk Mendukung penyesuaian
7. Cukup menurun meningkatkan suhu lingkungan.
8. Sedang kenyamanan terhadap
9. Cukup meningkat suhu
10. Meningkat
E: jelaskan cara membuat
lingkungan rumah yang Memberikan perlindungan
aman dan nyaman dan kenyaman agar proses
outcome yang diinginkan bisa
K: - tercapai

3
1
DAFTAR PUSTAKA

Aminoff.M, Neurology and General Medicine 4th edition, 2008,Churchill Livingstone,


USA,P;605-609.

Aquilino, Mary Lober, Et al. 2008. Nursing Outcomes Classification. Fifth Edition. United
State of America: Mosby Elsevier.

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika

Blumenfeld.H , Neuroanatomy through Clinical Cases,2002, Sinauer Associates INC,


Massachusets P;588-597
Carney.P, Clinical Sleep Disorder, 2005,Lippincott Williams &Wilkins , Philadelphia; P 21-
58

Dochterman, Janne McCloskey dan Bulcchek, Gloria M. 2008. Nursing Interventions


Clarifications. Fifth Edition.united State of America: Mosby Elsevier.

Guillemunault C. Bassiri A (2005). Clicinal Features and evaluation of obstructive sleep


apnea-hypoapnea syndrome and the upper airway resistance syndrome, in : MH
kryger, TH Roth, WC Dement (Eds.). Pronciples and Practice of sleep Medicine. $th
edn. WB Saunders, Philadelphia.

Huda,Amin.,Kusuma,Hardhi.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis & NANDA NIC-NOC.Yogyakarta: MediAction

Herdman, T. Heather. 2015. NANDA Internasional Inc. diagnosa keperawatan: definisi &
klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC
3
Lee-Chiong.T,
2 Sleep Medicine Essentials And Review, 2008, Oxford University Press,
PUSA, P;9-15

Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2009.Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 3.Jakarta:
Salemba Medika

Potter, Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan Praktik, Edisi
4.Jakarta: EGC.

Posner.J, Plum And Posner Diagnosis Of Stupor And Coma 4th Edition, 2007,Oxford
University Press, New York P;11-25
Shneerson.J, Sleep Medicine 2nd Edition,2005, Blackwell,Massachusets,Usa,P;22-51
Smith.H, Sleep Medicine , 2008, Cambridge University Press , New York ,P;61-67
Sumirta, I Nengah. 2014. Faktor Yang Menyebabkan Gangguan Tidur ( Insomnia ) Pada
Lansia. Jurnal keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar.
http://www.poltekkesdenpasar.ac.id/files/JURNAL%20GEMA
%20KEPERAWATAN/JUNI%202015/I%20Nengah%20Sumirta.pdf. [diakses pada
tanggal 3 Sepertember 2018 ].

Remelda, (2008). Insomnia dan gangguan tidur lainnya. Jakarta : Elex media
komputindo

Tarwoto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:Medika Salemba.

Vaughans, Bennita W. 2011. Keperawatan Dasar. Yogyakarta : Rapha Publishing.

3
3

Anda mungkin juga menyukai