Anda di halaman 1dari 3

ZULVI UBAEDAH NISABATUL ASKA

20902100184

KEBUTUHAN DASAR PATHWAY


AMAN DAN NYAMAN

Kenyamanan atau rasa nyaman adalah


Agen cidera Agen cidera fisik Agen cidera
suatu keadaan terpenuhinya KDM
biologi (infeksi, (abses, kimiawi (metilen
yaitu kebutuhan akan ketentraman,
iskemua, amputasi, luka klodrida dll)
kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi),
neoplasma) bakar, trauma)
dan transenden (keadaan tentang
sesuatu yang melebihi masalah dan
nyeri) (Putri , 2020). Impuls nyeri

Sumber : Nanda 2015-2017


Gangguan rasa nyaman adalah
perasaan kurang senang, lega dan Reseptor nyeri (Nosiseptor)
sempurna dalam dimensi fisik,
psikospiritual, lingkungan dan Kerusakan Jaringan
emosional (SDKI PPNI, 2016).

Merangsang sel-sel mest menghasilkan


ETIOLOGI histamine, bradikini dan prostaglandin

1. Gejala penyakit
2. Kurang pengendalian situasional atau
Nyeri cepat dari Nyeri lambat
lingkungan
serat A dari serat C
3. Ketidakadekuatan sumber daya
4. Kurangnya privasi
5. Gangguan stimulus lingkungan
6. Efek samping terapi (misal medikasi, Medulla spinalis
radiasi dan kemoterapi)

Dihantarkan oleh paleospinotalamikus


KLASIFIKASI

Menurut (Mardella, et.al., 2013) dalam Sistem aktivasi Area griseas


(Maharani, 2019) retikular periakueduktus

1. Nyeri akut
2. Nyeri kronis Hipotalamus Talamus
3. Mual sistem limbik

MANIFESTASI KLINIK Menurut PPNI 2016 dalam


Talamus Korteks sensori somatik
(Maharani, 2019)

1. Gejala dan tanda mayor


a. Subjektif (Mengeluh tidak nyaman, Deforesis, dilatasi Nyeri telah ada lebih
Mengeluh mual, Mengeluh ingin muntah, pupi, focus dari 6 bulan,
menyempit, ekspresi anoreksia, ansietas,
Tidak berminat makan, mengeluh nyeri)
wajah nyeri, dan depresi, imobilitas,
b. Objektif (tidak tersedia)
perubahan frekwensi berfokus pada diri
2. Gejala dan tanda minor sendiri
nafas.
a. subjektif: Merasa asam di mulut, Sensasi
panas/dingin, Sering menelan Data, gelisah,
meringis kesakitan MK : Nyeri akut/ kronis, Gangguan
b. objektif: Saliva meningkat, Pucat, mobilitas fisik, Intoleransi aktivitas
Diaphoresis, Takikardia, Pupil dilatasi
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA AMAN
ZULVI UBAEDAH NISABATUL ASKA
DAN NYAMAN
20902100184
PATOFISIOLOGI NYERI
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Nyeri diawali dengan kerusakan
jaringan (tissue damage), dimana
jaringan tubuh yg cedera melepaskan 1) Identitas
zat kimia inflamatori (excitatory 2) Status kesehatan saat ini
neurotransmitters), (histamine dan 3) Riwayat kes lalu, keluarga & lingkungan.
bradykinin) sebagai vasodilator yg 4) Identitas
kuat → edema, kemerahan dan nyeri 5) Status kesehatan saat ini
dan menstimulasi pelepasan 6) Riwayat kes lalu, keluarga & lingkungan.
prostaglandins (Potter, et.al., 2019).
1) Pola persepsi 6) Pola kognitif
2) Pola eliminasi 7) Pola persepsi diri & konsep
PENATALAKSANAAN 3) Pola aktivitas latihan 8) Pola mekanisme koping
Penatalaksanaan keperawatan 4) Pola istirahat tidur 9) Pola seksualreproduksi
- Monitor tanda-tanda vital 5) Pola nutrisi-metabolik 10) Pola peran dan hub
- Kaji adanya infeksi atau 11) Pola nilai & kepercayaan
peradangan nyeri
- Distraksi dan ajarkan teknik 1) Kesadaran
2) Penampilan 8) Mulut dan tenggorokan
relaksasi 9) Dada
3) Vital sign
- Kompres hangat 10) Abdomen
4) Kepala
Penatalaksanaan Medis 5) Mata 11) Genitalia
- Pemberian obat Analgetik 6) Hidung 12) Ekstremitas atas dan bawah
13) Kulit
Obat pereda nyeri tanpa disertai 7) Telinga
hilangnya perasaan secara total.
Seseorang yang mengonsumsi
analgetik tetap berada dalam 1) Hasil pemeriksaan penunjang
keadaan sadar. 2) Diit yang diperoleh
- Pemberian obat ANS (Anti 3) therapy
inflamasi non steroid) → Aspirin
dan Ibuprofen mengurangi nyeri
dengan cara bekerja di ujung saraf Diagnosa keperawatan
perifer pada daerah luka dan
1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis,
menurunkan tingkat mediator
fisik, kimia.
inflamasi yang dihasilkan luka.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri
(Potter, et.al., 2019).
3. Gangguan mobilitas fisik

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis, fisik, kimia.
Manajemen Nyeri
- Pemeriksaan dengan skala nyeri
a. Observasi
- Pemeriksaan USG untuk data - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
penunjang apabila ada nyeri kualitas, intensitas nyeri
tekan di abdomen’ - Identifikasi skala nyeri
- Rontgen untuk mengetahui - Identifikasi nyeri non verbal
tukang dalam yang abnormal - Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
- Pemeriksaan laboratorium nyeri
sebagai data penunjang b. Terapeutik
pemeriksaan fisik lainnya - Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
- CT-Scan mengetahui adanya nyeri
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
pembuluh darah yang peah
- Fasilitasi istirahat dan tidur
diotak - Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilian
- EKG strategi meredakan nyeri
- MRI Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan monitor nyeri sevara mandiri
- Anjurkan menggunakan anagetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
ZULVI UBAEDAH NISABATUL ASKA
nyeri
20902100184 d. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian alagetik, jika perlu

SDKI SDKI
MK: Intoleransi Aktivitas (D.0056) MK : Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054)
SLKI SLKI
LU: Toleransi Aktivitas Meningkat (L.05047) LU : Mobilitas Fisik meningkat (L.05042)
SIKI SIKI
IU: Manajemen Energi (I. 05178) IU : Dukungan Ambulasi (1.06171)
Observasi: Observasi:
- Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan - Identifikasi adanya nyeri atau
kelelahan keluhan fisik lainnya
- Monitor kelelahan fisik dan emosional - Identifikasi toleransi fisik melakukan
- Monitor pola dan jam tidur ambulasi
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama - Monitor frekuensi jantung dan
melakukan aktivitas tekanan darah sebelum memulai
Terapeutik ambulasi
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. - Monitor kondisi umum selama
cahaya, suara, kunjungan) melakukan ambulasi
- Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif Terapeutik
- Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan - Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan
- Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat alat bantu (mis. tongkat, kruk)
berpindah atau berjalan - Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik,
Edukasi jika perlu
- Anjurkan tirah baring - Libatkan keluarga untuk membantu
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap pasien dalam meningkatkan ambulasi
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala Edukasi
kelelahan tidak berkurang - Jelaskan tujuan dan prosedur
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan ambulasi
Kolaborasi - Anjurkan melakukan ambulasi dini
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan - Ajarkan ambulasi sederhana yang
asupan makanan harus dilakukan (mis. berjalan dari
tempat tidur ke kursi roda, berjalan
Sumber: tim pokja SDKI, SLKI, SIKI PPNI (2018) dari tempat tidur ke kamar mandi,
berjalan sesuai toleransi)

DAFTAR PUSTAKA

Intan Santika Putri (2020). Pemenuhan Kebutuhan Gangguan Rasa Aman dan Nyaman
dengan Imobilisasi Fisik. Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal),
2(2). https://doi.org/10.32807/jkt.v2i2.84

Maharani, Rahayu. 2019. “Asuhan Keperawatan Dengan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Rasa
Aman Dan Nyaman.” Poltekes Padang 110265: 110493.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Tindakan
Keperawatan. 1st ed. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. S. D. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Indikator


Diagnostik. 1st ed. Jakarta: DPP PPNI.

Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2019.Fundamental Keperawatan,


Edisi 7 Buku 3 Jakarta Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai