20902100184
1. Gejala penyakit
2. Kurang pengendalian situasional atau
Nyeri cepat dari Nyeri lambat
lingkungan
serat A dari serat C
3. Ketidakadekuatan sumber daya
4. Kurangnya privasi
5. Gangguan stimulus lingkungan
6. Efek samping terapi (misal medikasi, Medulla spinalis
radiasi dan kemoterapi)
1. Nyeri akut
2. Nyeri kronis Hipotalamus Talamus
3. Mual sistem limbik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis, fisik, kimia.
Manajemen Nyeri
- Pemeriksaan dengan skala nyeri
a. Observasi
- Pemeriksaan USG untuk data - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
penunjang apabila ada nyeri kualitas, intensitas nyeri
tekan di abdomen’ - Identifikasi skala nyeri
- Rontgen untuk mengetahui - Identifikasi nyeri non verbal
tukang dalam yang abnormal - Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
- Pemeriksaan laboratorium nyeri
sebagai data penunjang b. Terapeutik
pemeriksaan fisik lainnya - Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
- CT-Scan mengetahui adanya nyeri
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
pembuluh darah yang peah
- Fasilitasi istirahat dan tidur
diotak - Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilian
- EKG strategi meredakan nyeri
- MRI Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan monitor nyeri sevara mandiri
- Anjurkan menggunakan anagetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
ZULVI UBAEDAH NISABATUL ASKA
nyeri
20902100184 d. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian alagetik, jika perlu
SDKI SDKI
MK: Intoleransi Aktivitas (D.0056) MK : Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054)
SLKI SLKI
LU: Toleransi Aktivitas Meningkat (L.05047) LU : Mobilitas Fisik meningkat (L.05042)
SIKI SIKI
IU: Manajemen Energi (I. 05178) IU : Dukungan Ambulasi (1.06171)
Observasi: Observasi:
- Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan - Identifikasi adanya nyeri atau
kelelahan keluhan fisik lainnya
- Monitor kelelahan fisik dan emosional - Identifikasi toleransi fisik melakukan
- Monitor pola dan jam tidur ambulasi
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama - Monitor frekuensi jantung dan
melakukan aktivitas tekanan darah sebelum memulai
Terapeutik ambulasi
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. - Monitor kondisi umum selama
cahaya, suara, kunjungan) melakukan ambulasi
- Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif Terapeutik
- Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan - Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan
- Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat alat bantu (mis. tongkat, kruk)
berpindah atau berjalan - Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik,
Edukasi jika perlu
- Anjurkan tirah baring - Libatkan keluarga untuk membantu
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap pasien dalam meningkatkan ambulasi
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala Edukasi
kelelahan tidak berkurang - Jelaskan tujuan dan prosedur
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan ambulasi
Kolaborasi - Anjurkan melakukan ambulasi dini
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan - Ajarkan ambulasi sederhana yang
asupan makanan harus dilakukan (mis. berjalan dari
tempat tidur ke kursi roda, berjalan
Sumber: tim pokja SDKI, SLKI, SIKI PPNI (2018) dari tempat tidur ke kamar mandi,
berjalan sesuai toleransi)
DAFTAR PUSTAKA
Intan Santika Putri (2020). Pemenuhan Kebutuhan Gangguan Rasa Aman dan Nyaman
dengan Imobilisasi Fisik. Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal),
2(2). https://doi.org/10.32807/jkt.v2i2.84
Maharani, Rahayu. 2019. “Asuhan Keperawatan Dengan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Rasa
Aman Dan Nyaman.” Poltekes Padang 110265: 110493.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Tindakan
Keperawatan. 1st ed. Jakarta: DPP PPNI.