Sectio caesarea merupakan pengeuaran janin mealui insisi dinding abdomen (laparotomi) dan dinding uterus
(histerektomi). Persallinan dengan section caesarea berisiko kemaltialn 25 kali lebih besar dan berisiko infeksi 80
kalli lebih tinggi dibanding persalinan pervaginam (Hijriani et al., 2020). Preekamsia berat merupakan salah satu
penyebab kematian maternal terbesar (Inayah, 2021). Tekanan darah tinggi adalah Silent Killer atau pembunuh
diam-diam penyakit ini tidak menunjukkan gejalanya yang khas. Preeklampsia adalah komplikasi persallinaln
maupun kehamilan yang ditandai dengan meningkatnya TD, proteinuria, dan adanya penumpukan cairan di dalam
jaringan, sehingga kadang membuat seseorang menjadi koma. Perawat juga berperan dalam memberikan
intervensi yang dapat menurunkan tekanan darah pada ibu hami dengan pre eklamsia berat melalui penatalaksaan
nonfarmakologi seperti terapi herball, terapi nutrisi, aroma terapi, pijat refleksi, dan terapi rendalm kalki dengaln air
hangat (Rahim, 2015). Terapi yang diterapkan pada pasien, yaitu terapi nonfarmakologi rendam kaki dengan air
hangat (Salbalttalni, 2016).
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian pada pasien post SC atas indikasi preeklamsia berat di ruang baitunnisa 2 RSI
Sultan Agung Semarang.
2. Menegakkan diagnosis keperawatan pada pasien post SC atas indikasi preeklamsia berat di ruang
baitunnisa 2 RSI Sultan Agung Semarang.
3. Melakukan intervensi keperawatan pada pasien post SC atas indikasi preeklamsia berat di ruang
baitunnisa 2 RSI Sultan Agung Semarang.
4. Melakukan implementasi keperawatan pada pasien post SC atas indikasi preeklamsia berat di ruang
baitunnisa 2 RSI Sultan Agung Semarang.
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien post SC atas indikasi preeklamsia berat di ruang baitunnisa
2 RSI Sultan Agung Semarang.
Laporan Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN
PASIEN 1
Pasien masuk IGD pukul 09.00 tanggal 07 juni 2022 dengan G1P0A0, pasien bernama Ny. S berusia 18 tahun dengan
keluhan kenceng-kenceng dengan PEB dengan TD : 200/110, HR : 102, RR : 24, S:37,2 °C, dengan G1P0A0.
Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 juni 2022 Jam 09.00 WIB diruangan Baitun nisa 2. Pasien dengan keluhan utama
yang dirasakan adalah nyeri pada luka post op menjalar hingga ke pinggang, pasien juga mengatakan nyeri semakin
terasa ketika bergerak. Keluhan saat ini pasien mengatakan pusing, dari hasil pemeriksaan TTV didapatkan hasil TD :
215/114 mmHg, N : 109 x/menit, RR : 24 x/menit, T : 36,5°C, klien mengatakan tekanan darahnya mulai mengalami
peningkatan pada bulan januari 2021 dan klien sudah 2x kontrol ke Puskesmas, pasien mengatakan penglihatan sedikit
kabur, edema pada ekstremitas bawah kiri dan kanan (+),pasien mengatakan frekuensi dengan jumlah sedikit ± 450 ml
dengan selang kateter.
Analisa data Pasien 1
Tgl/Jam Data Fokus Problem Etiologi TTD
8 juni DS : Perfusi jaringan perifer tidak edema lina
2022 - klien mengatakan kepalanya terasa pusing, efektif
(10:00) - klien mengatakan pandangannya sedikit
kabur,
- klien mengatakan tekanan darahnya
meningkat sejak satu bulan yang lalu,
- klien mengatakan sudah 2x kontrol ke
puskesmas untuk cek tekanan darah,
DO : Pasien tampak gelisah
KU: sedang, kesadaran : compos mentis , TD =
215/114, N = 109 x/menit, RR = 24 x/menit, T =
36,5°c, wajah terlihat sedikit pucat, edema pada
ekstremitas bawah kanan dan kiri (+)
Dx Keperawatan
Intervensi
.
PASIEN 2
PENGKAJIAN
• Pasien masuk IGD pukul 04.00 tanggal 15 juli 2022 dengan keluhan kenceng-kenceng dengan riwayat darah tinggi
riwayat PEB, dengan G1P0A0, pasien bernama Ny. A berusia 25 tahun. dengan keluhan kenceng-kenceng dengan
riwayat darah tinggi riwayat PEB masuk IGD. Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 juli 2022 Jam 13.00 WIB
diruangan Baitun nisa 2. Pasien dengan keluhan utama yang dirasakan adalah nyeri pada luka post op menjalar
hingga ke pinggang, pasien juga mengatakan nyeri semakin terasa ketika bergerak. Keluhan saat ini klien
mengatakan pusing, dari hasil pemeriksaan TTV didapatkan hasil TD : 180/100 mmHg, N : 89 x/menit, RR : 20
x/menit, T : 36,9°C, pasien mengatakan penglihatan sedikit kabur, edema pada ekstremitas bawah kiri dan kanan (+)
• pasien mengatakan tekanan darahnya meningkat sejak kehamilan. Pasien mengatakan dia tidak mempunyai riwayat
alergi obat ataupun makanan.
Analisa data Pasien 2
Tgl/ Data Fokus Problem Etiologi TTD
Jam
16 juli DS : Pasien klien mengatakan mempunyai riwayat Perfusi jaringan edema lina
2022 penyakit hipertensi dan diabetes melitus, klien perifer tidak serebral
(08:00) mengatakan pandangan sedikit kabur, klien efektif
mengatakan kepala terasa pusing
DO : Pasien tampak gelisah
KU: sedang, kesadaran : compos mentis , TD =
180/100, N = 89 x/menit, RR = 20 x/menit, T =
36,9°c, wajah terlihat sedikit pucat, edema pada
ekstremitas bawah kanan dan kiri (+)
Dx Keperawatan
Intervensi
• tanggal 17 juli 2022 pukul 08.00 WIB Respon subjektif klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi, klien mengatakan
pusing, klien mengatakan rileks saat dilakukan terapi murottal surah Ar-Rahman dan kombinasi rendam kaki dengan air hangat. Respon
objektif KU: sedang, kesadaran : compos mentis, TD = 160/100 sebelum dilakukan terapi dan TD = 160/90 setelah dilakukan terapi , N =
90 x/menit, RR = 22 x/menit, T = 36,5°c, wajah terlihat sedikit pucat, edema pada ekstremitas bawah kanan dan kiri (+) , klien tampak
rileks.
• tanggal 18 juli 2022 pukul 08.30 WIB Respon subjektif klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi, klien mengatakan
pusing, klien mengatakan rileks saat dilakukan terapi murottal surah Ar-Rahman dan kombinasi rendam kaki dengan air hangat. Respon
objektif KU: sedang, kesadaran : compos mentis, TD = 160/90 sebelum dilakukan terapi dan TD = 155/80 setelah dilakukan terapi , N =
88 x/menit, RR = 22 x/menit, T = 36,2°c, wajah terlihat sedikit pucat, klien tampak rileks.
Evaluasi dan Respon Pasien
• Evaluasi hari pertama dilakukan pada tanggal 16 Juli 2022 pukul 15:10, evaluasi diagnosa pertama dalam perkembangannya pada data
subjektif klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan diabetes melitus, klien mengatakan kepala terasa pusing, klien
mengatakan rileks saat dilakukan terapi murottal surah Ar-Rahman dan kombinasi rendam kaki dengan air hangat. Respon objektif KU:
sedang, kesadaran : compos mentis, TD sebelum dilakukan terapi murottal surah Ar-Rahman dan kombinasi terapi rendam kaki dengan air
hangat = 180/100 setelah dilakukan TD =170/100, N = 86 x/menit, RR = 20 x/menit, T = 36,7°c, wajah terlihat sedikit pucat, edema pada
ekstremitas bawah kanan dan kiri (+) , klien tampak rileks. Assesment dalam penilaian masalah belum teratasi, Planning dalam perencanaan
lanjutkan intervensi yang sama
• Evaluasi hari ke2 dilakukan pada tanggal 17 Juli 2022 pukul 15.30, evaluasi diagnosa pertama dalam perkembangannya pada data
subjektif, klien mengatakan kepala terasa pusing, klien mengatakan rileks saat dilakukan terapi murottal surah Ar-Rahman yang dibawakan
oleh Ustadz Hanan Attaki kombinasi rendam kaki dengan air hangat. Respon objektif KU: sedang, kesadaran : compos mentis , TD
sebelum dilakukan terapi murottal surah Ar-Rahman dan kombinasi terapi rendam kaki dengan air hangat yaitu 160/100 mmhg dan setelah
dilakukan terapi menjadi 160/90 mmhg, N = 86 x/menit, RR = 20 x/menit, T = 36°c, wajah terlihat sedikit pucat, klien tampak rileks.
Assesment dalam penilaian masalah teratasi sebagian, Planning dalam perencanaan lanjutkan intervensi yang sama
• Evaluasi hari ke3 dilakukan pada tanggal 18 Juli 2022 pukul 14:30, evaluasi diagnosa pertama dalam perkembangannya pada data subjektif
klien mengatakan rileks saat dilakukan terapi murottal surah Ar-Rahman dan kombinasi rendam kaki dengan air hangat. Respon objektif
KU: sedang, kesadaran : compos mentis , TD sebelum dilakukan terapi murottal surah Ar-Rahman dan kombinasi terapi rendam kaki
dengan air hangat yaitu 160/90 mmhg dan setelah dilakukan terapi yaitu 155/80 mmhg, N = 84 x/menit, RR = 20 x/menit, T = 36,0°c, wajah
terlihat sedikit pucat, klien tampak rileks. Assesment dalam penilaian masalah teratasi sebagian, Planning dalam perencanaan lanjutkan
intervensi yang sama
Pembahasan
• Dari data pengkajian didapatkan pasien 1 Ny. S dan pasien II Ny. A dengan diagnose post SC atas indikasi pre ekamsia berat didapatkan tiga
diagnosa keperawatan yang sesuai dengan keadaan yang sedang dirasakan pasien saai ini yaitu perfusi jaringan perifer tidak efektif
berhubungan dengan edema.
• Diagnosa yang diangkat Dari data yang didapat diatas, Menurut SDKI DPP PPNI (2017), penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang
dapat mengganggu metabolism tubuh. Diagnosa perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan edema ditegakan karena batasan
karakteristik diagnosa ini sesuai dengan kondisi yang dialami pasien.
• Intervensi yang sudah direncanakan oleh penulis sudah sesuai dengan standar asuhan keperawatan secara generalis dimana penulis menerapkan
observasi : periksa sirkulasi perifer (misal nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna, suhu), identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi
(misal diabetes, perokok, orang tua, hipertensi, dan kadar kolesterol tinggi), monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ektremitals,
identifikasi pemberian terapi rendam kaki dengan alir hangat selama 15-20 menit. Teraupetik : hindari pemasangan infus atau pengambilan
darah di area keterbatasan perfusi, hindari pengukuran tekanan darah pada ektremitas dengan keterbatasan perfusi, hindari penekalnaln daln
pemasangan tourniquet pada area yang cidera, lakukan pencegahan infeksi, lakukan perawatan kaki dan kuku, berikan terapi rendam kaki
dengan air hangat selama 15-20 menit. Edukasi : anjurkan berhenti merokok, anjurkan berolahraga rutin, anjurkan menggunakan obalt
penurunan tekanan darah, antikoagulan, dan penurunan kolesterol, jika perlu, anjurkan minum obat penurun tekanan darah secara teratur,
informasikan tanda dan gejala
• Evaluasi yang dilakukan selama 3 hari kepada kedua pasien dengan asasessment masalah teratasi sebagian
Kesimpulan dan Saran
Saran
Kesimpulan
1. Institusi pendidikan
Bagi departemen keperawatan maternitas agar bisa menambah referensi untuk
pemberian terapi rendam kaki dengan air lebih memperdalam lagi ilmu tentang mengurangi nyeri post operasi Sectio
Caesarea atas indikasi pre eklamsia berat dengan terapi murottall surah Ar-
hangat yang dikombinasikan dengan murotal Rahman yang dibawakan oleh Ustadz Hanan Attaki kombinasi terapi rendam
kaki dengan air hangat.
surah Ar-Rahman dan kombinasi terapi
2. Instansi kesehatan
rendam kalki dengan air hangat selama 15-20 Bagi instansi kesehatan perlu meningkatkan mutu ketrampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan nyeri post operasi Sectio Caesarea
menit sebanyak 2 x/hari pagi dan malam sesuai khususnya atas indikasi pre eklamsia berat
3. Masyarakat / Pasien
dengan yang direncanakan dan sudah Masyarakat/Pasien perlu menambah pengetahuan tentang post operasi Sectio
Caesarea atas indikasi pre ekamsia berat sehingga masyarakat dapat
memberikan terapi secara teratur. melakukan pencegahan komplikasi yang ditimbulkan dari post operasi Sectio
Caesarea baik keluarga maupun diri sendiri.
TERIMAKASIH