K
DENGAN SKIZOFRENIA TAK TERINCI DI RUANG ELEKTROMEDIK
RSJD Dr. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA
Disusun Guna Memenuhi Tugas PKK Jiwa
Di RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta
Disusun Oleh :
B. ALASAN MASUK
Pasien mengatakan dirawat di RSJD Surakarta dikarenakan pasien kencanduan
menonton film dewasa (porno) dan pasien juga kecanduan bermain game,
salahsatunya adalah game COC. Pasien mengatakan bahwa ia tidak ingat kapan
tepatnya ia dirawat di RSJD Surakarta namun pasien dapat mengingat bahwa ayah
dan ibunya yang membawa pasien berobat ke RSJD Surakarta, pasien hanya ingat
bahwa ia kurang dari 2 minggu berada di RSJD Surakarta. Saat dikaji pasien
nampak kebingungan dan mengatakan kata-kata yang vulgar, bahkan pasien juga
sering berbicara sendiri dan tertawa sendiri. Selain itu, pasien juga mengatakan
bahwa ia melihat Allah SWT. Pasien nampak sering menyebut huruf abjad. Pasien
nampak tidak tegang, tidak kooperatif saat diajak berbicara dan nampak selalu
tersenyum, tertawa serta pasien nampak memiliki gangguan memori dikarenakan
sulit untuk mengingat dan berkonsentrasi.
C. ALASAN DILAKUKAN TINDAKAN MECTA
Pasien berasal dari ruang Samba di RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta dengan
diagnose medis skizofrenia tak terinci (F20.3) dan diagnosa keperawatan halusinasi.
Pasien telah dirawat di bangsal samba selama 2 minggu dan telah diberikan obat
oleh dokter, namun karena kondisi pasien belum mengalami perubahan sehingga
dokter memberikan advice agar pasien dilakukan tindakan ECT pada tanggal 22
datang ke ruang ECT pada pukul 09.00 WIB pada tanggal 03 Februari 2023. Pasien
mengatakan sudah 2x dilakukan tindakan mecta di ruang ECT karena pasien
terdiagnosa skizofrenia dan memiliki perilaku maladaptive sehingga perlu terapi
ECT untuk memperbaiki perilaku pasien dan menstabilkan hormon dalam tubuh
sehingga
perilaku pasien menjadi adaptif. Saat dikaji pasien mengatakan bahwa ia tidak
mengetahui Tindakan mecta seperti apa, pasien juga mengatakan bahwa ia takut
akan Tindakan yang dilakukan, pasien merasa khawatir Ketika akan dilakukan
Tindakan mecta.
D. TERAPI ANESTESI
Terapi Obat ECT
1. Paracetamol 1 GR : digunakan sebagai obat analgesic (nyeri)
2. Propovol 100 mg : digunakan sebagai obat anestesi untuk
menenangkan, menurunkan kesadaran dan membius pasien selama tindakan
berlangsung
3. Atracurium 7,5 mg : berfungsi untuk menidurkan pasien dan memiliki efek
musculorelaxan sehingga pernafasan pasien rileks, pasien menjadi tidak bernafas
4. Infus RL 100 ml : RL termasuk cairan isotonic selain itu infuse RL digunakan
sebagai resusitasi cairan atau proses penggantian cairan tubuh saat seseorang
berada dalam kondisi kritis dan kehilangan cairan, selain itu digunakan untuk
memberikan obat secara IV kepada pasien.
5. Cevoflurane 2 Vol% : digunakan untuk induksi inhalasi dan pemeliharaan
anestesi
Do:
- Pasien nampak khawarit gelisah ketika akan dilakukan tindakan
mecta
- Pasien tampak tidak kooperatif saat diajak berbicara
- Hasil pengkajian TTV pre-mecta diperoleh:
TD : 140/80 mmHg
N : 107 x/ menit
SpO2 : 100 %
BB : 75 Kg
TB : 165 cm
RR : 20x/menit
2. Intra Mecta
Ds :
- (Saat dilakukan tindakan mecta pasien tidak mengatakan apapun
dikarena pasien tertidur dalam karena anestasi yang diberikan)
Do:
- Pola nafas abnormal (RR menurun)
- Pasien tampak apnea
- Pasien terlihat kejang saat dilakukan stimulasi
- Hasil pengkajian TTV intra mecta:
TD : 147/87 mmHg
N : 107 x/ menit
SpO2 : 100 %
RR : 20x/menit (dibantu menggunakan ventilasi mekanik)
3. Post Mecta
Ds :
- Pasien mengatakan tangan kanannya sakit
- Pasien mengatakan bahwa ia takut meninggal
- Pasien mengatakan bahwa ia bingung
Do:
- Pasien terlihat lemas dan berkeringat
- Pasien belum sadar penuh
- Tangan kanan pasien nampak tremor
- Pasien nampak lemas
- Pasien dapat mengangkat kaki sedikit demi sedikit
- Pasien nampak belum bisa duduk
- Pasien nampak menyeringai
- Pasien nampak menangis
- Hasil pengkajian TTV :
TD : 146/93 mmHg
N : 135 x/menit
S : 36,0°C
SpO2 : 100%
RR : 20x/menit
G. ANALISA DATA
No. Waktu Analisa Data Etiologi Problem
1. 08.45 Pre Mecta Krisis Ansietas
WIB Ds: situasio
- Pasien mengatakan bahwa ia nal
tidak mengetahui Tindakan
mecta seperti apa
- Pasien juga mengatakan bahwa
ia takut akan Tindakan yang
dilakukan dan pasien tidak
mengetahui efek samping
Tindakan mecta
- Pasien merasa khawatir Ketika
akan dilakukan Tindakan mecta.
Do:
- Pasien nampak khawarit
gelisah ketika akan dilakukan
tindakan mecta
- Pasien tampak tidak
kooperatif saat diajak
berbicara
- Hasil pengkajian TTV pre-
mecta diperoleh:
TD : 140/80 mmHg
N : 107 x/ menit
SpO2 : 100 %
BB : 75 Kg
TB : 165 cm
RR : 20x/menit
2. 09.45 Intra Mecta Efek agen Pola
WIB Ds : farmakologis: nafas
(Saat dilakukan tindakan mecta anestesi tidak
pasien tidak mengatakan apapun efektif
dikarena pasien tidak sadar karena
anestasi yang diberikan)
Do:
- Pola nafas abnormal (RR
menurun)
- Pasien tampak apnea
- Pasien terlihat kejang saat
dilakukan stimulasi
- Hasil pengkajian TTV intra
mecta:
TD : 147/87 mmHg
N : 107 x/ menit
SpO2 : 100 %
RR : 20x/menit
Terapeutik : DS:-
10.20 WIB Menggunakan bag- DO:
valve mask - Pasien terpasang
bag-valve mask
- Pasien terpasang
OPA dan dilakukan
jaw thrust
10.25 WIB Edukasi : DS :
Mengajarkan melakukan DO :
relaksasi nafas dalam - Pasien tampak
mengerti dan
mempraktikkan nafas
dalam
Post Mecta: Jumat, 3 Observasi DS:
Ressiko Jatuh b.d
Februari - Memonitor kondisi - Pasien mengatakan
Kekuatan otot
menurun 2023 umum selama kakinya sulit
(D.0143)
10.30 WIB melakukan bergerak
mobilisasi DO:
- Pasien tampak
menyeringai dan
menangis
Terapeutik DS:
- Pasien mengatakan
- memfasilitasi
kakinya lemas
aktivitas mobilisasi
10.35 WIB DO:
dengan alat bantu
- Pasien nampak
(mis: pkursi roda)
menyeringai
Edukasi DS: Pasien mengatakan
10.40 WIB badannya lemas dan
- Mengajarkan
nyeri
mobilisasi sederhana
DO:
yang harus dilakukan
- Pasien tampak
(mis: duduk di tempat
sesekali menangis
tidur, duduk di sisi
tempat tidur, pindah
dari tempat tidur ke
kursi roda)
( )